orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu gurupengajar, konselor, pekerja sosial, guide, dan
bartender. 4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah data dengan aturan ertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller, filing, serta
akuntan. 5. Tipe usahaenterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan, dan
mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur atau
aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia mengekspresikan diri.
Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman, dekorator, penari, dan penulis. II.4. Teori tentang Kinerja
II.4.1. Pengertian Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dikemukakan pengertian kinerja menurut Mangkunegara 2000 yaitu: “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Mathis dan Jackson 2006 menyatakan bahwa, “Kinerja performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja
karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut: 1 kuantitas dari hasil, 2 kualitas dari hasil, 3 ketepatan waktu dari hasil, 4
kehadiran, dan 5 kemampuan bekerja sama.”. Sedangkan menurut Hasibuan 2002: “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Menurut Simanjuntak 2005, “Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai
tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu”.
Menurut Foster dan Seeker 2001 mengutarakan bahwa, “Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan”. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika Suyadi, 2002.
Dari definisi-definisi tersebut diketahui bahwa kinerja adalah gabungan dari tiga faktor penting yakni kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan
penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor kemampuan, maka semakin besarlah kinerja
karyawan yang bersangkutan. Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber
daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki
semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.
Menurut Chusway 1996, kinerja diartikan dengan manajemen kinerja adalah suatu proses manajemaen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan
organisasi dan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun tujuan korporasi dapat bertemu. Proses manajemaen kinerja yang beroperasi
secara efektif akan menghasilkan sebagai berikut :
1 Tujuan yang jelas bagi organisasi dalam proses yang benar untuk mengidentifikasi, mengembangkan, mengukur dan membahas tujuan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2 Integritas antara tujuan secara luas yang dibuat oleh manajemen senior dengan tujuan masing-masing.
3 Kejelasan yang lebih baik tentang aspirasi dan tujuan organisasi. 4 Pengembangan budaya kinerja dimana prioritas utama terletak pada hasil
dari aspek fungsi organisasi, seperti penyesuaian terhadap prosedur standar.
5 Pelaksanaan dialog berkelanjutan antara manajemen dengan pekerja dan dengan sendirinya penekananya lebih besar pada kebutuhan individu.
6 Pengembangan lingkungan yang lebih terbuka dan terpelajar dimana ide dan kesimpulan diletakkan digaris depan dan didiskusikan dalam
situasi yang tidak menghakimi dengan konsekuensi pengembangan dalam budaya belajar.
7 Suatu organisasi yang dapat membuat sesuatu terjadi dan mencapai hasil. 8 Mendorong pengembangan pribadi.
II.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja