Macam-macam Perjanjian Berakhirnya Perjanjian

33 Mengenai itikad baik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu itikad baik subyektif dan itikad baik obyektif. Itikad baik subyektif dapat diartikan sebagai kejujuran seseorang dalam melakukan perbuatan hukum yaitu apa yang terletak dalam sikap batin seseorang pada saat melakukan perbuatan hukum. Sedangkan itikad baik obyektif merupakan pelaksanaan suatu perjanjian harus didasarkan pada norma kepatuhan atau apa yang dirasakan sesuai dengan kebiasaan dalam masyarakat. 47 c. Perjanjian tidak dibatalkan sepihak Diatur dalam pasal 1338 KUHPerdata ayat 2. Pasal ini merupakan suatu akibat dari kalimat janji itu mengikat. Para pihak tidak dapat menarik diri dari akibat- akibat perjanjian yang dibuatnya secara sepihak. Akan tetapi harus dengan persetujuan kedua belah pihak.

3. Macam-macam Perjanjian

Perjanjian dapat dibedakan menurut berbagai cara sehingga muncul bermacam-macam perjanjian, yaitu : 48 a. Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang dibuat dengan meletakkan hak dan kewajiban kepada kedua pihak yang membuat perjanjian. b. Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang dibuat dengan meletakkan kewajiban pada salah satu pihak saja, seperti hibah, penitipan dengan cuma- cuma, pinjam pakai, dan lain-lain. 47 A. Qirom Syamsudin Meliala, Op.Cit, hal. 19. 48 Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Jakarta, 2003, hal. 82-83. Universitas Sumatera Utara 34 Menurut pasal 1245 KUH Perdata risiko dalam perjanjian sepihak ditanggung oleh kreditur atau dengan kata lain debitur tidak wajib memenuhi prestasinya. c. Perjanjian dengan percuma adalah perjanjian menurut hukum terjadi keuntungan pada salah satu pihak saja d. Perjanjian konsensuil, riil, dan formil Perjanjian konsensuil adalah perjanjian dianggap sah jika telah terjadi konsensus atau sepakat antara para pihak yang membuat perjanjian. Perjanjian riil adalah perjanjian yang memerlukan kata sepakat tetapi barangnya pun harus diserahkan. Perjanjian formil adalah perjanjian yang memerlukan kata sepakat tetapi undang-undang mengharuskan perjanjian tersebut harus dibuat dengan bentuk tertentu secara tertulis dengan akta yang dibuat oleh pejabat umum Notaris atau PPAT. e. Perjanjian bernama atau khusus dan perjanjian tak bernama. Perjanjian bernama atau khusus adalah perjanjian yang telah diatur dengan ketentuan khusus dalam KUHPerdata Bab V sampai dengan Bab XVII. Misalnya perjanjian jual beli, sewa menyewa, hibah dan lain-lain. Perjanjian tak bernama adalah perjanjian yang tidak diatur secara khusus dalam undang-undang. Universitas Sumatera Utara 35

4. Berakhirnya Perjanjian

Suatu perjanjian dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut : 1 Ditentukan oleh para pihak dalam perjanjian 2 Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu perjanjian. 3 Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya suatu peristiwa tertentu maka perjanjian akan berakhir 4 Adanya pernyataan untuk menghentikan perjanjian 5 Adanya putusan hakim 6 Tujuan perjanjian telah tercapai 7 Adanya persetujuan para pihak.

B. Tentang Kantor Jasa Penilai Publik

Di Indonesia, peraturan pertama yang mengatur tentang jasa penilai adalah Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 161KPVI1977 tentang Ketentuan Perjanjian Usaha Penilaian di Indonesia. Kemudian menyusul Keputusan Menteri Keuangan RI No. 57KMK.0171996 tentang Jasa Penilai, Keputusan Presiden No. 35 tahun 1992 yang diantaranya berisi pembentukan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan yang salah satu bagiannya adalah Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai, terakhir pengaturan tentang Perusahaan Jasa Penilaian di atur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 125Pmk.012008 Tentang Jasa Penilai Publik. Universitas Sumatera Utara 36 Sementara Peraturan-Peraturan umum yang mengatur Perusahaan Jasa Penilai tersebut antara lain: a. Undang-Undang Dana Pensiun UU No. 11 Tahun 1992, setiap penyertaan yayasan dana pensiun pada suatu unit usaha wajib dilakukan penilaian aset dan sahamnya disamping aset sendiri. b. Undang-Undang Pajak Bumi dan Bangunan UU No. 12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas UU No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan, untuk penetapan Nilai Jual Obyek Pajak NJOP, harus melalui penilaian oleh penilai yang diakui Pemerintah. c. Undang-Undang Pasar Modal UU No. 8 Tahun 1995, dalam Pasal 64 menyebutkan bahwa salah satu dari profesi penunjang pasar modal adalah penilai yaitu pihak yang telah memberikan penilaian atas aset perusahaan dan terdaftar dalam Bapepam. Hal ini memberikan peluang kepada jasa penilai, karena setiap perusahaan yang akan menjual saham di Pasar Modal Intial Public Offering go public wajib melakukan penilaian terhadap aset harta kekayaan bahkan bisa juga penilaian atas nilai sahamnya. d. Undang-Undang Perbankan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka 22 huruf c menyebutkan bahwa pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain penilai. Dalam Surat Keputusan Bank Indonesia, disebutkan setiap perbankan wajib melakukan penilaian aset pihak debitur yang masuk dana cadangan sebagai bagian dari Universitas Sumatera Utara 37 penetapan rasio kecukupan modal. Untuk pinjaman diatas Rp 2 milyar wajib dilakukan penilaian jaminan oleh penilai independen memberikan peran dan peluang bagi jasa penilai untuk menilai aset sebagai barang jaminan kolateral. e. Undang-Undang Perseroan Terbatas UU No. 40 Tahun 2007 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain bukan dalam bentuk uang, penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan perseroan untuk pendirian PT yang modal disetor berupa aset wajib terlebih dahulu dilakukan penilaian oleh penilai independen untuk penetapan nilainya. Nilai wajar setoran modal saham ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Jika nilai pasar tidak tersedia, nilai wajar ditentukan berdasarkan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik setoran, berdasarkan informasi yang relevan dan terbaik. f. Peraturan Menteri Keuangan No. 118PMK.072005 tentang Balai Lelang. Dalam Pasal 4 ayat 2 huruf k, menyebutkan bahwa setiap pendirian Balai Lelang harus mempunyai tenaga penilai yang memadai. Kegiatan perusahaan jasa penilai tidak saja meliputi kegiatan keperdataan seperti mengadakan perjanjian penilaian tetapi juga kegiatan administrasi yang harus dipenuhi untuk keabsahan kegiatan penilaian. Selain peraturan-peraturan di atas, Perusahaan Penilai dalam melakukan kegiatan penilaiannya wajib berpedoman pada Standar Penilaian Indonesia SPI dan Universitas Sumatera Utara 38 Kode Etik Penilai Indonesia KEPI serta ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Selain wajib mematuhi Standar Penilaian Indonesia SPI dan Kode Etik Penilaian KEPI, dalam setiap bidang penugasan penilaian harus disesuaikan juga dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan jasa yang diberikan. SPI adalah pedoman dasar pelaksanaan tugas penilaian secara profesional yang sangat penting artinya bagi seorang penilai untuk menghasilkan kajian berupa analisis, pendapat, dan saran-saran dengan menyajikannya dalam bentuk laporan penilaian, sehingga tidak akan terjadi salah tafsir bagi pemakai jasa dan masyarakat pada umumnya. 49 Kode Etik Penilai Indonesia, yang ditetapkan asosiasi merupakan pedoman moral bagi penilai dalam melakukan penilaian. Kode etik adalah aturan tingkah laku yang baik dan bermoral yang dibuat dan dilaksanakan oleh sekelompok orang yang berkeahlian tertentu untuk menjunjung profesi demi tanggung jawab terhadap profesi, masyarakat dan Tuhan Yang Maha Esa. Kode Etik Penilai Indonesia KEPI adalah dasar moral yang melandasi pengoperasian SPI agar seluruh hasil pekerjaan penilaian dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan melalui cara yang jujur, obyektif dan 49 Joni Emirzon, Kode Etik dan Permasalahan Hukum Jasa Penilai dalam Kegitan Bisnis di Indonesia. Jurnal Manajemen Bisnis Sriwijaya, 2005, hal. 4. Universitas Sumatera Utara 39 kompeten secara profesional sehingga menghasilkan laporan penilaian yang jelas, tidak menyesatkan dan terbuka terhadap semua hal penting. 50 Bahwasannya sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien, diperlukan Penilai Publik dan Kantor Jasa Penilai Publik yang profesional dan independen bahwa sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka melindungi kepentingan umum perlu pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan berkesinambungan terhadap Jasa Penilai Publik bahwa untuk mendukung tujuan tersebut maka telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57KMK.0171996 tentang Jasa Penilai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106PMK.012006 perlu disempurnakan untuk mendukung tujuan tersebut, sehingga dipandang perlu untuk diatur kembali dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100PMK.012008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, pembinaan dan pengawasan Penilai Publik termasuk dalam tugas dan fungsi Menteri Keuangan. Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini pemeriksaan terhadap Penilai, UJP usaha jasa penilai, danatau Cabang Usaha Jasa Penilai yang sedang berlangsung tetap dapat diteruskan dan selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan. pengenaan sanksi terhadap Penilai, UJP, danatau 50 Ibid. Universitas Sumatera Utara 40 Cabang UJP yang didasarkan atas hasil pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57KMK.0171996 tentang Jasa Penilai tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan semua sanksi terhadap Penilai, UJP, danatau Cabang UJP yang telah dikenakan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 57KMK.0171996 tentang Jasa Penilai dinyatakan tetap berlaku, dan selanjutnya tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini. Selanjutnya yang disebut dengan penilai adalah seseorang yang dengan keahliannya menjalankan kegiatan Penilaian. Penilai Publik adalah Penilai yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan di bidang kekayaan negara dan lelang. Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia. Dengan membuat Laporan Penilaian yaitu dokumen tertulis hasil Penilaian yang ditandatangani oleh Penilai Publik. Kantor Jasa Penilai Publik yang selanjutnya disebut KJPP, yang merupakan badan usaha yang telah mendapat izin usaha dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Penilai Publik dalam memberikan jasanya dan Cabang Kantor Jasa Penilai Publik yang selanjutnya disebut Cabang KJPP dimana kantor yang dibuka oleh KJPP untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kegiatan usaha KJPP yang dipimpin oleh salah seorang Rekan KJPP yang bersangkutan. Serta Kantor Perwakilan Kantor Jasa Universitas Sumatera Utara 41 Penilai Publik yang selanjutnya disebut Kantor Perwakilan KJPP, juga merupakan unit atau bagian dari KJPP yang diberikan kewenangan oleh KJPP untuk melakukan fungsi pemasaran. Selanjutnya ada juga Kantor Jasa Penilai Publik Asing yang disebut KJPPA, adalah yaitu usaha jasa profesi Penilai di luar negeri yang telah memiliki izin dari otoritas di negara yang bersangkutan. KJPP ini juga mempunyai Asosiasi Profesi Penilai yang disebut Asosiasi Profesi, adalah organisasi profesi yang bersifat nasional sebagai wadah berhimpun Penilai termasuk Penilai Publik. Sebagaimana diketahui dalam menjalankan profesinya KJPP melakukan standar Penilaian Indonesia yang disebut SPI, sebagai pedoman dasar yang wajib dipatuhi oleh Penilai Publik dalam melakukan Penilaian. Managemen KJPP yang bertindak secara professional tidak mempunyai catatan negatif yang diperoleh dari publikasi dan sumber lainnya. Anggota KJPP penilai publik telah berpengalaman 3 tiga tahun, minimum 600 enam ratus jam sebagai penilai dan diantaranya 200 dua ratus jam sebagai ketua tim, termasuk telah berpengalaman melakukan penilaian pada lembaga keuangan. KJPP memiliki kantor yang representatif dan dapat melakukan penyimpanan dan pengadministrasian dokumen hasil penilaian dengan baik dan rapi. Serta KJPP telah berdiri minimum 3 tiga tahun, menyerahkan annual report secara berkala tahunan KJPP yang menguntungkan dalam 2 dua tahun terakhir, KJPP dapat Universitas Sumatera Utara 42 menempatkan dana di Bank Rate yang ditawarkan cukup kompetitip dan sanggup memenuhi standar level agreement SLA yang telah ditetapkan oleh Bank. Penilaian terhadap objek jaminan yang akan dijadikan jaminan Bank dan atau objek lain yang berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit dilakukan oleh kantor jasa penilai publik KJPP yang sudah kerjasama dengan Bank, penggunaan usulan jasa penambahan KJPP yang ditunjuk sebagai rekan Bank approved independend appraisal di usulkan oleh unit yang terkait dengan perkreditan seperti Business Unit atau support unit lainnya melalui credit administration untuk mendapatkan persetujuan komite KJPP. Komite KJPP terdiri dari head of credit administration, head of business dan head of credit operation policy procedure. Group yang membagi credit administration wajib melakukan peninjauan atas kerja KJPP yang kerjasama secara berkala minimum 1 satu tahun sekali atau waktu yang lebih cepat apabila terdapat informasi yang salah. Peninjauan dilakukan berdasarkan pada pemenuhan dokumen dan informasi tambahan dari business unit secara berkala. 51 Pihak yang terkait dengan perkreditan seperti business group atau group yang membidangi peninjauan kredit wajib melaporkan kepada group yang membidangi credit administration apabila terdapat laporan hasil penilaian yang tidak wajar. Berdasarkan hasil evaluasipeninjauan wajib melaporkan kepada group yang membidangi credit administration dapat merekomendasikan kepada komite KJPP. 51 Data sekunder yang diperoleh dari KJPP Sudiono, cabang Medan, JL. Brigjen Katamso, No. 112. Universitas Sumatera Utara 43 Penghentian kerjasama sementara dengan KJPP yang kerjasama di CIMB Niaga minimal 6 enam bulan. Kerjasama akan dapat kembali di jalankan apabila KJPP telah memenuhi syarat dan mendapat persetujuan dari komite KJPP. penghentian kerjasamadihapuskan dari daftar KJPP yang kerjasama, KJPP yang kerjasama yang memenuhi kriteria dilakukan perpanjangan kerjasama. 52 Selanjutnya dalam wawancara tersebut disampaikan juga bahwa setiap penggunaan independent appraisal selain KJPP yang di tunjuk Bank, maka dapat disetujui secara kasus per kasus sesuai oleh komite kredit sesui limit kewenangannya maksimal credit comitte sepanjang memenuhi kriteria KJPP. Setiap pemberian tugas KJPP dilakukan oleh bank group yang membagi credit administration danatau business unit. Perjanjian ini termasuk dalam hukum privat yang mana pengertiannya adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih Pasal 1313 BW. Pengertian perjanjian mengandung unsur : a. Perbuatan Penggunaan kata “Perbuatan” pada perumusan tentang Perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum atau tindakan hukum karena perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang memperjanjikan. 52 Hasil wawancara dengan Bapak Abraham Siagian, Credit Support Officer pada PT.Bank CIMB Niaga, Tbk., Cabang Bukit Barisan, Medan, pada tanggal 15 Desember 2012. Universitas Sumatera Utara 44 b. Satu orang atau atau lebih terhadap apa satu orang atau lebih Untuk adanya suatu perjanjian paling sedikit paling sedikit harus ada pihak yang saling berhadap-hadapan dan saling memberikan pernyataan yang sesuai satu sama lain. Pihak tersebut adalah orang atau badan hukum. c. Mengikatkan dirinya Di dalam perjanjian terdapat unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri. 53

C. Perjanjian Kerjasama Antara PT. BANK CIMB NIAGA Tbk Dengan Kantor Jasa Penilai Publik KJPP

Sebagaimana diketahui bahwasannya Bank yang merupakan badan hukum yang bergerak dibidang perbankan yang salah satu kegiatannya memberikan fasilitas kredit kepada debitur perorangan individu sedangkan KJPP merupakan badan usahapersekutuan perdata yang bergerak dibidang jasa penilaian terhadap antara lain namun tidak terbatas pada asset, kelayakan usaha, proyek maupun jaminan calon debitur yang mengajukan fasilitas kredit pada pihak Bank. Prosedur standar Kredit Pemilikan Rumah Reguler merupakan prosedur resmiyang berlaku di Bank CIMB Niaga. Prosedur ini digunakan sebagai pedoman dalam proses pemberian Kredit Pemilikan Rumah, prosedur standar ini memuat pembagian tugas dan tanggung jawab antar bagian serta hal lainnya yang terkait 53 http:wartawan.gunadarma.acid201104perjanjian, diakses pada hari Jumat, tanggal 7 Maret 2013, pukul 15.00 WIB Universitas Sumatera Utara 45 dalam pemberian proses pemberian KPR. Prosedur KPR ini disusun agar semua pihakunit terkait dan pejabat yang menangani proses kapasitas KPR memiliki pengertian yang sama mengenai proses pemberian KPR. Fungsi dari prosedur proses pemberian KPR ini adalah memberikan pedoman standar mengenai alur kerja proses pemberian KPR sesuai dengan target market dan risk acceptance kriteria yang berlaku dan sebagai dokumen yang wajib dibaca, dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh unit terkait proses pemberian KPR yaitu diantaranya sales, credit investigation and appraisal support CIAS, pemegang limit, credit administration compliance unit, legal sigining, loan doc safe keeping, mortgage product development, customer care, internal audit group, retail loan workout group. Hal-hal yang tidak diatur dalam prosedur ini mengacu pada kebijakan KPR yang berlaku. 54 Selanjutnya disampaikan juga bahwasannya pengajuan usulan fasilitas KPR harus diproses melalui SPEKTA, kecuali untuk usulan yang belum dapat diakomodasi oleh SPEKTA diantaranya CIMB Work Company Benefit Program, produkprogram marketing yang belum dapat diakomodasi oleh SPEKTA, jumlah fasilitas yang diajukan termasuk konsolidasi fasilitas pinjaman yang telah disetujui lebih dari 2 dua fasilitas, pinjaman dengan jaminan cross collateral penyimpangan proses pemberian KPR tidak diperkenankan. Mortgage Product Development wajib 54 Hasil wawancara dengan Bapak Wira Yudi, SH, Credit Support Manager pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk., Cabang Bukit Barisan, Medan, pada tanggal 20 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara 46 melakukan sosialisasi produk-produk pinjaman KPR kepada seluruh unit kredit terkait dengan proses pemberian KPR termasuk informasi kerjasama dengan pihak ketiga antara lain Developer, Asuransi, dan Broker. Bahwasannya banyak sekali pertimbangan dalam menentukan apakah suatu KJPP yang melakukan kerja sama dengan Bank CIMB Niaga dalam pemberian KPR dapat diajak bekerja sama dengan bank atau tidak. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan hal tersebut antara lain status badan hukum KJPP, dan harus memenuhi standar penilaian Bank CIMB Niaga dalam melakukan penilaian dan harus menginformasikan setiap adanya penyimpangan dari standar penilaian dan dituangkan dalam laporan appraisal. 55 Bentuk kerjasama yang kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian kerjasama dalam hal ini erat keterkaitannya, dari adanya aturan-aturan tersebut maka hak dan kewajiban dari KJPP dan bank yang mengembangkan sistem ini akan lebih terakomodir kepastian hukumnya. Namun dengan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama tersebut, masih saja ditemukan resiko-resiko, antara lain dalam hal tanggung jawab KJPP penilaian yang dilakukan tidak sesuai dengan pasar, apakah spesifikasi bangunan telah sesuai dengan dinilai, dan bagaimana tanggung jawab KJPP dan bank apabila pada saat eksekusi 55 Hasil wawancara dengan Bapak Abraham Siagian, Credit Support Officer pada PT. Bank CIMB Niaga, Tbk., Cabang Bukit Barisan Medan, tanggal 30 Oktober 2012. Universitas Sumatera Utara 47 tanah dan bangunan yang dinilai berdasarkan Laporan Penilaian Appraisal Selanjutnya disebut LPA yang tidak sesuai dengan pasar. 56 Adapun yang pernah terjadi bahwasanya KJPP memberikan penilaian laporan yang melebihi dari pasar, sehingga Bank memberikan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah kepada Debitur dengan nilai yang melebihi harga jaminan tersebut yang akan merugikan Bank pada saat Debitur wanprestasi dengan tidak melakukan kewajibannya untuk membayar kreditnya. Kejadian yang sering terjadi juga, bahwa calon debitur tidak memenuhi syarat sesuai dari ketentuan Bank untuk mendapatkan Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah, walaupun jaminannya sudah di nilai oleh KJPP. Selanjutnya dalam rangka menjalankan prinsip kehati-hatian dalam pemberian fasilitas kredit kepada nasabah maka pihak Bank mensyaratkan adanya agunan kredit. oleh karena itu dalam rangka mengadakan kerja sama meningkatkan pelayanan dengan mempercepat proses pemberian fasilitas kredit oleh pihak Bank yang ditujukan bagi calon debitur dari pihak bank. Maka berdasarkan hal tersebut, pihak Bank dan KJPP setuju untuk membuat, menandatangani dan memberlakukan perjanjian dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut: 56 Hasil wawancara dengan Bapak Wira Yudi, SH, Credit Support Manager pada PT.Bank CIMB Niaga, Tbk.,Cabang Bukit Barisan, Medan, tanggal 15Desember 2012. Universitas Sumatera Utara 48

1. Penunjukan dan Ruang Lingkup

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan

4 84 114

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Perjanjian Kredit Tanpa Agunan Dalam Praktek Standard Chartered Bank Di Medan

0 23 98

Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan

5 48 76

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 14 87

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 0 6

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 0 1

BAB II PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BANK CIMB NIAGA DENGAN KJPP (KANTOR JASA PENILAI PUBLIK) DALAM PEMBERIAN FASILITAS KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) A. Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian - Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Pe

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

0 1 28

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

0 0 18