Force Majeure Penyelesaian Sengketa

66

8. Force Majeure

Para pihak dibebaskan dari kewajiban untuk melaksanakan isi perjanjian, baik sebahagian maupun keseluruhan apabila kegagalan atau keterlambatan melaksanakan kewajiban tersebut disebabkan karena force majeure. Yang dimaksud dengan force majeure dalam perjanjian ini adalah kejadian- kejadian yang terjadi diluar kemauan dan kekuasaan para pihak sehingga mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini yaitu termasuk tapi tidak terbatas pada gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran dan bencana alam lainnya, perang, hura-hura, epidemik, terorisme, sabotase, embargo, dan pemogokan massal, termasuk juga kebijakan pemerintah dibidang moneter, politik, militer, peperangan atau jaringan yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya perjanjian. Dalam hal terjadi force majeure maka pihak yang mengalami keadaan force majeure berkewajiban untuk memberitahukan kepada pihak lainnya selambat- lambatnya dua hari kerja terhitung sejak terjadinya force majeure tersebut untuk diselesaikan secara musyawarah. Apabila pihak yang mengalami keadaan force majeure tersebut lalai untuk memberitahukan pada pihak lainnya dalam kurun waktu dua hari kerja maka force majeure dianggap tidak pernah terjadi sehingga seluruh kerugian, resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak yang mengalami force majeure tersebut. Setelah berakhir atau dapat Universitas Sumatera Utara 67 diatasinya keadaan force majeure pihak yang mengalami force majeure wajib segera melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertunda. 68

9. Penyelesaian Sengketa

Segala perselisihan dan atau sengketa yang mungkin timbul berdasarkan perjanjian akan diselesaikan berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. apabila musyawarah dan mufakat dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari kerja tidak tercapai maka kedua belah pihak akan menyerahkan perselisihan dan atau sengketa tersebut ke pengadilan. Namun penelitian dilapangan menunjukkan bahwasannya sesuai dengan wawancara yang dilakukan dengan Wira Yudi, Sarjana Hukum Credit Support Manager bahwasannya Bank CIMB Niaga dan pihak KJPP ANA beserta rekan-rekannya selama ini belum ada perselisihan atau sengketa yang penyelesaiannya melalui pengadilan, dapat dikatakan bahwasannya selama ini masih berjalan sesuai dengan prosedur dan masing-masing pihak memenuhi hak dan kewajiban mereka sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam perjanjian. 69

10. Addendum

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Tabungan Negara Cabang Medan

4 84 114

Perjanjian Kerjasama Antara Developer Dengan Bank Dalam Pemberian Fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian di PT Bank CIMB Niaga Tbk Cabang Medan Bukit Barisan)

22 304 137

Perjanjian Kredit Tanpa Agunan Dalam Praktek Standard Chartered Bank Di Medan

0 23 98

Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah Cabang Medan

5 48 76

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 14 87

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 0 6

Perjanjian Penyelesaian Kredit Antara PT.BANK CIMB Niaga Tbk Dengan PT.Mestika Sawit Intijaya

0 0 1

BAB II PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BANK CIMB NIAGA DENGAN KJPP (KANTOR JASA PENILAI PUBLIK) DALAM PEMBERIAN FASILITAS KPR (KREDIT PEMILIKAN RUMAH) A. Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian - Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Pe

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

0 1 28

Perjanjian Kerjasama Antara Bank Dengan Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) Dalam Hal Penilaian Agunan Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Penelitian Di PT. Bank Cimb Niaga TBK, Cabang Medan Bukit Barisan)

0 0 18