1. Penurunan Margin Distribusi Faktor Risiko:
Prinsipal dengan alasan tertentu dapat meminta penurunan margin distribusi. Penurunan margin
distribusi akan otomatis menurunkan margin Laba Kotor Perseroan dan dengan dengan sendirinya akan
mengurangi perolehan Laba Bersih Perseroan.
Antisipasi Risiko:
Perseroan secara terus menerus berusaha meningkatkan layanan yang diberikan sehingga selalu
dapat memberikan nilai tambah kepada prinsipal dalam bentuk perluasan jaringan distribusi, penetrasi
pasar, trade marketing, merchandising dan sistem informasi yang berguna untuk merancang strategi
dan mengambil keputusan dibidang pemasaran. Pada saat yang bersamaan Perseroan juga senantiasa
berusaha meningkatkan eisiensi pengeluaran biaya- biaya operasional melalui upaya pengelolaan biaya
cost management dengan alat bantu Activity Based Cost Management ABCM dan upaya perbaikan proses
bisnis maupun proses support.
2. Pembatalan Perjanjian Distribusi Faktor Risiko:
Pembatalan perjanjian distribusi dengan alasan apapun akan serta merta menurunkan volum dan
nilai Pendapatan Penjualan Perseroan dan akan berpengaruh terhadap pencapaian Laba Bersih
Perseroan.
Antisipasi Risiko: •
Meningkatkan jenis dan kualitas layanan sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan
prinsipal secara memuaskan. • Terus menerus melakukan upaya eisiensi biaya di
setiap aktivitas yang dilakukan sehingga Perseroan menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan
perusahaan distribusi lain atau bahkan jika seandainya prinsipal melakukan distribusi sendiri.
• Meningkatkan upaya mencari prinsipal baru yang
jenis produknya sesuai dengan kompetensi dan infrastruktur yang telah dimiliki Perseroan.
1. Distribution Margin Reduction Risk Factor:
With certain reasons, principal may demand for a decrease in the distribution margin. The reduction of
distribution margin will automatically decrease Gross Proit margin of The Company, and in turn will decrease
Net Proit of The Company.
Risks Anticipation:
The Company has put eforts to continuously improve services provided to the principal so that the principal
will always get added value from The Company through: distribution network expansion, market
penetration, trade marketing services, merchandising, and information system that suit the need of principal
for strategy design and decision making in marketing. Parallel with that, The Company also put extra eforts in
increasing eiciency in operational costs through cost management by using Activity Based Cost Management
system, and continuously improving business as well as support processes.
2. Cancellation of Distribution Agreement Risk Factor:
The cancellation of distribution agreement, for whatever reason, will automatically reduce volume and
value of The Company’s Sales Revenue thus afecting The Company’s Net Proit achievement.
Risk Anticipation: • Increasing type and quality of services provided to
principals so that they can satisfy the needs and requirements of the principals.
• Continuously seek for costs eiciency in every activity we are doing so that The Company can be
more competitive as compared to other distribution companies or even if the principals do the distribution
themselves.
• Increasing eforts in promoting The Company and acquiring new principals with products suitable to The
Company’s distribution infrastructures.
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
PT TIGARAKSA SATRIA TBK LAPORAN TAHUNAN 2016
104
RISIKO OPERASIONAL
Pada ruang lingkup aktivitas operasional, Perseroan telah merancang skema Pengelolaan Risiko Perusahaan ERM
yang diwujudkan dalam bentuk: sistem prosedur yang memadai, pengujian sistim kontrol internal dan rencana
serta pelaksanaan audit secara terjadwal oleh Bagian Internal Audit IA.
Berikut adalah status penerapan Pengelolaan Risiko Perusahaan di Perseroan pada tataran operasional yang
telah berjalan sampai dengan akhir tahun 2016:
A. Tujuan
Memberikan jaminan yang wajar atas risiko bisnis sesuai dengan strategi PT. Tigaraksa Satria Tbk. melalui
lingkungan pengendalian control environment dan identiikasi assessment risiko serta pencegahan atas
aktiitas-aktiitas yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
B. Lingkungan Pengendalian Telah ada struktur organisasi vertikal maupun
horisontal yang mapan beserta peran, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Sistim Manajemen Kinerja
telah dipersiapkan dengan baik dan dilaksanakan sejak tahap penentuan Key Performance Indicators
KPI dan target, memonitor eksekusinya, melakukan pengukuran dan perbaikan, hingga ke tahap penilaian
kinerja secara keseluruhan.
Panduan integritas dan nilai etika karyawan telah dirangkum dalam sebuah Standar Perilaku Bisnis SPB
dan telah dipraktekkan dalam aktiitas sehari-hari.
C. Identiikasi Aktiitas
Identiikasi aktiitas dari proses bisnis maupun proses penunjang telah dibuat dan didokumentasikan dalam
bentuk format SIPOC Supplier Input Process Output Customer per proses dan sub-proses. Dengan
demikian menjadi jelas bagi setiap pelaku proses tentang:
• Siapa
customer-nya • Output apa yang diharapkan oleh Customer
darinya, • Input apa yang diperlukan olehnya, dan dari
Supplier mana diperolehnya agar dia bisa menjalankan Proses untuk menghasilkan
Output.
OPERATIONAL RISKS
Within the scope of operational activity, The Company has already had a scheme of Enterprise Risks Management
ERM which has been translated into: adequate system procedures, internal control system assessment,
and regular audit plan execution by Internal Audit IA Department.
The following is the status of Enterprise Risk Manangement implementation at level of operational that has been
conducted until end of 2016:
A. Objective
To ensure adequate protection on business risks in conformity with the strategy of PT Tigaraksa Satria Tbk
through control environment and risks assesment as well as preventive actions needed on potential risks
of activities which could cause negative impacts on targets achievement of The Company.
B. Control Environment
Vertical as well as horizontal structure of arganizations have been well established with a clear authority and
responsibility. Performance Management System has been well prepared and properly implemented since
determinating Key Performance Indicator KPI phase, monitoring the execution, measuring and improving,
up to performance evaluation phase.
Guidance on employees integrity and ethical values has been documented into a Code of Business Conduct
CBC, and has become in practice for quite sometime in daily activity.
C. Identiication of Activities
Identiication of activities in the business processes as well as supporting processes has been prepared and
documented in the format of SIPOC Supplier Input Process Output Customer per each process and
sub-processes. Therefore every process owner and executor knows exactly about:
•
Who is his customer •
What output is his Customer expected from him, • What sort of Input is required, and from whose
Supplier can he get it, so that he can execute Process to transform Input to become an Output
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
2016 ANNUAL REPORT PT TIGARAKSA SATRIA TBK
105
D. PENILAIAN RISIKO
E. TANGGAP RISIKO F. KONTROL AKTIVITAS
G. MONITORING
Risiko pemberian kredit kepada
Subdsitributor dan Outlet
Telah dibuat Standard Operating Procedure SOP utk pemberian
kredit kepada Sudist dan Outlet yang harus dipatuhi oleh semua pelaku
proses yang terlibat dalam rangkaian proses tsb
Melakukan Order Veriication, yaitu veriikasi atas order dari outlet sesuai
limit kredit yang telah ditetapkan dan faktur outlet yang masih terhutang.
Pembuatan Laporan Monitoring Batas Kredit
CPMS
Telah dilakukan penetapan limit kredit per outlet secara sistem
sesuai SOP. Pembuatan Laporan
Analisa Faktur Oustanding. Ketentuan Bank Garansi bagi
Subdist sebagai jaminan Piutang Dagang.
Risiko penggelapan oleh karyawan
perusahaan
Telah dibuat kebijakan penanganan pengaduan whistle blower
Melakukan konirmasi faktur dan pengiriman barang ke outlet
Laporan hasil konirmasi faktur dan pengiriman ke
outlet Mutasi karyawan lapangan setiap 6
bulan sekali. Melakukan opname faktur, opname
stock, opname kas, opname aktiva tetap. Laporan hasil opname
faktur, opname stock, opname kas
Pemisahan tanggung-jawab antara beberapa fungsi untuk mengurangi
risiko penggelapan dan tindakan penipuan.
Melakukan rekonsiliasi bank dan rekonsiliasi aktiva tetap.
Laporan rekonsiliasi bank.
Risiko karyawan yang tidak kompeten
Telah dilakukan Training bagi semua karyawan.
Telah dibuat check list pekerjaan per karyawan
Telah dilakukan monitoring atas hasil kerja semua
karyawan Telah dilakukan Sertiikasi bagi
semua karyawan.
Risiko kerugian akibat proses internal
yang tidak memadai
Telah dibuat SOP atas semua proses bisnis dan proses support
Telah dibuat check list kontrol pekerjaan.
Laporan hasil kunjungan Regional Controller
Telah dilakukan test kepatuhan dan review atas proses.
Telah dibuat audit program untuk melakukan review atas
proses. Laporan hasil audit oleh
Internal Process Control Laporan Stock dan usulan
Penghapusan Barang Laporan Klaim ke Prinsipal
Risiko kerugian akibat gagal atau
tidak berjalannya sistem
Telah dibuat tanggap darurat contigency plan jika sistem aplikasi
termasuk database gagal atau tidak berjalan dengan semestinya.
Telah dibuat check list kontrol server Laporan penggunaanlog
server tiap hari
Telah dibuat tanggap darurat jika jaringan network gagal atau tidak
berjalan. Telah dibuat check list kontrol network
Laporan penggunaanlog server tiap hari
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
PT TIGARAKSA SATRIA TBK LAPORAN TAHUNAN 2016
106
D. PENILAIAN RISIKO
E. TANGGAP RISIKO F. KONTROL AKTIVITAS
G. MONITORING
Telah dibuat tanggap darurat jika terjadi banjir.
Telah dibuat check list kontrol ruang server
Laporan penggunaanlog network tiap hari
Telah dibuat tanggap darurat jika terjadi listrik padam.
Laporan monitoring ruang server
Telah dibuat tanggap darurat jika terjadi Server atau Hardware lainnya
tidak berfungsi. Laporan monitoring
backup power genset
D. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Atas aktiitas kontrol dan pengawasan telah dilakukan proses informasi dan komunikasi dengan:
1. Melakukan rapat koordinasi bulanan di setiap cabang antara team sales dengan team support.
2. Melakukan meeting bulanan Regional Controller dan Head of OTC.
3. Melakukan rapat koordinasi antara team sales operation di Kantor Pusat dengan
team inance setiap bulan.
4. Melaporkan setiap ada kejadian yang berdampak negatif pada pencapaian tujuan perusahaan.
2. AKSES INFORMASI
Perseroan memperhatikan kebutuhan informasi semua pemangku kepentingan. Penyediaan informasi ditangani
oleh beberapa unit kerja tersendiri, sesuai dengan pemangku kepentingan yang di hadapinya. Akses informasi
kepada pemegang saham diberikan sesuai dengan peraturan pasar modal yang berlaku untuk perusahaan
terbuka dan berdasarkan prinsip keseimbangan diantara para pemegang saham.
3. PERKARA PENTING