PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 16
BAB III KEBIJAKAN STRATEGIS
3.1 Konsep Pengembangan
Sampai saat ini, tepung sagu biasa berupa sagu basah tumang yang dibungkus dengan daun sagu. Model kemasan ini sama persis
dengan yang
telah ditemukan
berpuluh-puluh tahun
yang lalu.Pemanfaatan sagu sebagai tepung instan, bahan baku pembuatan
so’un, atau bahkan pembuatan gula cair yang lebih sehat dibandingkan gula tebu sesungguhnya terbuka lebar. Namun
disayangkan karena fenomena pengelolaan yang tradisional dengan potensi pemanfaatan yang sangat luas tampak berjalan tidak seiring.
Dengan fenomena demikian, diperlukan intervensi inovatif agar pengelolaan dan pemanfaatan sagu lebih optimal sesuai dengan
potensi yang dimiliknya. Intervensi tersebut perlu dilakukan secara komprehensif, mulai dari manajemen penanganan bahan baku
budidaya,
manajemen dan
teknologi produksi,
manajemen kelembagaan, sampai pada manajemen dan teknologi pengelolaan
usaha. Bahkan jika memungkinkan dapat dikembangkan pada pemanfaatan sagu yang belum dikenal secara luas selama ini. Untuk
itulah, program khusus yang dimaksud di atas diwujudkan melalui inisiatif pengembangan atau pembangunan taman tekno atau sagu
technopark.
Pengembangan Kawasan Sagu Technopark memiliki arti penting dan menjadi bagian dari proses pembangunan di Kota Palopo.
Kawasan Sagu Technopark akan memperkuat beberapa citra Kota Palopo yang 3 diantaranya adalah sebagai kota tujuan pendidikan,
kota jasa dan perdagangan serta sebagai pusat kegiatan wilayah. Kawasansagu teknopark adalah sarana yang diharapkan dapat
menjalankan fungsi sebagai inkubator bisnis teknologi pengembangan dan
pemanfaatan sagu
dari hulu
hingga hilir.
Teknologi pengembangan dan pemanfaatan sagu dari hulu hingga hilir dimaksud
meliputi: 1. Menghasilkan benih unggul yang bersertifikasi:
- Identifikasi varietas sagu di Tana Luwu
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 17
- Rekayasa bibit melalui pemuliaan tanaman sagu - Memenuhi permintaan pasar terhadap bibit unggul sagu
2. Budidaya tanaman sagu: - Pengolahan lahan
- Pembibitan - Pesemaian
3. Teknologi panen 4. Pengolahan pasca panen
5. Pengolahan tepung sagu menjadi produk setengah jadi, bahan
makanan dan produk lainnya. 6. Pengemasanpenyimpanan
7. Pemasaran
` Diharapkan juga dapat menjadi atau melaksanakan kegiatan
berupa museum dan Pusat Informasi Sagu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan serta Pendampingan.
Dari konsep dasar mengenai pengembangan tanaman sagu dari hulu ke hilir ini, maka disusun konsep mengenai sagu teknopark ini,
yang dibagi atas tiga konsep utama, yakni:
I. Penerapan Teknologi Budidaya dan Pengolahan
Teknopark Sagu diarahkan untuk melakukan penerapan teknologi budidaya tanaman sagu, yang merupakan solusi untuk keberlanjutan
produksi sagu.
Penerapan teknologi
ini dimulai
dengan memberlakukan teknik silvikultur intensif serta membangun unit-unit
lahan sagu yang ditata berdasarkan kelas umur. Dengan demikian kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas produksi sagu lebih terjamin.
Melalui Teknopark Sagu, peningkatan kemampuan teknik budidaya petani sagu dapat melalui serangkaian kegiatan seperti berikut:
a. Pengembangan tanaman sagu komersial memerlukan bahan tanam unggul dalam jumlah besar. Selain secara vegetatif dan generatif,
salah satu alternatif penyediaan bibit unggul sagu adalah dengan teknik kultur jaringan kultur in vitro.
b. Menata lahan sagu petani melalui penerapan sistem silvikultur intensif dengan menjadikan lahan petani dengan unit-unit
manajemen sesuai potensi dan karaktersitik fisik lahan.
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 18
c. Mengembangkan manajemen sagu tradisional dengan menerapkan teknologi budidaya sagu intensif untuk meningkatkan produktivitas
dan nilai produksi sagu. Kegiatan ini diawali dengan menyeleksi bibit yang berkualitas baik; mengatur populasi tanaman sesuai dengan
kualitas tempat tumbuhnya dengan cara mengatur jumlah rumpun dalam setiap unit manajemen yang dikelola clump managed dan
mengatur jumlah batang dalam rumpun single stem managed.
d. Pengaturan penebangan sagu yang menjamin kualitas, produktifitas dan keberlanjutan produksi yang tinggi serta kelestarian tegakan
sagu. Pohon yang ditebang adalah pohon yang masak tebang dan diharapkan setelah satu periode tebang pohon dari tegakan tinggal
akan tumbuh dan tersusun dengan volume produksi sebelumnya. Produktivitas pati sagu sangat tergantung pada umur tanaman,
apabila tanaman sagu sudah melewati umur panen atau lewat masak tebang maka produkstivitas pati sagu akan rendahsangat
rendah. Pengolahan sagu secara semi mekanis dan mekanis sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat dimulai dari proses
penebangan, pemotongan dan pengupasan kulit, penghancuran empulur, ekstraksi pati, pengendapan, pengeringan. Keuntungan
pengolahan secara mekanis adalah efisiensi waktu pengolahan dan tenaga kerja.
II. Inovasi Usaha Individu menjadi Unit Usaha Terintegrasi
Teknopark Sagu akan diarahkan merubah pola pengelolaan usaha produksi sagu dan produk-produk turunannya yang selama ini
dilakukan secara individu-individu oleh masyarakat lokal. Hal ini didasari atas kesadaran bahwa usaha produksi sagu yang dilakukan
secara tradisional oleh masyarakat menyebabkan posisi tawar petani untuk mengakses pasar sangat lemah,dan berdampak kepada
rendahnya nilai tambah usahatani sagu. Oleh karena itu, pengembangan lembaga usaha adalah salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat lokal khususnya petani sagu. Pengembangan lembaga usaha di Teknopark
Sagu mencakup kegiatan-kegiatan: membentuk kelompok usaha bersama, pembuatan business plan, perbaikan kemasan packaging
dengan mengemas tepung sagu pada berbagai ukuran serta pengembangan pasar bisnis sagu. Dengan usaha integrasi ini
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 19
diharapkan akan menggeser petani sagu atau usaha individu menjadi unit usaha terintegrasi atau kelompok usaha bersama.
III. Sinergitas Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Daerah
Teknopark sagu akan menjadi sarana baru dalam upaya penelitian dan pengembangan komoditas sagu ditengah minimnya
perhatian terhadap tanaman berpotensi ini. Pemerintah Kota Palopo disadari
perlu mengambil peran sebagai “leader” dalam usaha pengembangan sagu di Sulawesi Selatan. Belum ada pemerintah
daerah di Indonesia yang benar-benar membentuk kelompok kajian sagu dan ini penting mengingat Palopo sebagai bagian dari Tana
Luwu yang menjadi produsen penting komoditas sagu di kawasan Indonesia Timur. Oleh karena itu Teknopark Sagu ini hadir dalam
menjawab tantangan pengembangan sagu di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
Kota Palopo juga memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai, baik terkait sumber daya manusia maupun lembaga
penelitian di 17 perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Palopo. Selain itu, mengingat potensi pengembangan tanaman ini di
masa mendatang, terkait sumber pangan maupun sumber energi alternatif, maka pengkajian dan penelitian serta pendampingan
secara langsung pada masyarakat lokal serta sinergitas dengan kalangan bisnis dan akademisi akan membantu pengembangan sagu
khususnya di Tana Luwu yang memiliki potensi terbesar di wilayah Sulawesi.
3.2 Model Pengembangan