PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 19
diharapkan akan menggeser petani sagu atau usaha individu menjadi unit usaha terintegrasi atau kelompok usaha bersama.
III. Sinergitas Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Daerah
Teknopark sagu akan menjadi sarana baru dalam upaya penelitian dan pengembangan komoditas sagu ditengah minimnya
perhatian terhadap tanaman berpotensi ini. Pemerintah Kota Palopo disadari
perlu mengambil peran sebagai “leader” dalam usaha pengembangan sagu di Sulawesi Selatan. Belum ada pemerintah
daerah di Indonesia yang benar-benar membentuk kelompok kajian sagu dan ini penting mengingat Palopo sebagai bagian dari Tana
Luwu yang menjadi produsen penting komoditas sagu di kawasan Indonesia Timur. Oleh karena itu Teknopark Sagu ini hadir dalam
menjawab tantangan pengembangan sagu di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan.
Kota Palopo juga memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai, baik terkait sumber daya manusia maupun lembaga
penelitian di 17 perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Palopo. Selain itu, mengingat potensi pengembangan tanaman ini di
masa mendatang, terkait sumber pangan maupun sumber energi alternatif, maka pengkajian dan penelitian serta pendampingan
secara langsung pada masyarakat lokal serta sinergitas dengan kalangan bisnis dan akademisi akan membantu pengembangan sagu
khususnya di Tana Luwu yang memiliki potensi terbesar di wilayah Sulawesi.
3.2 Model Pengembangan
Kehadiran Kawasan Sagu Technopark di Kota Palopo diharapkan mampu mendorong berkembangnya sektor pendidikan dan penelitian
untuk pengembangan dan pemanfaatan sagu. Selain sektor pendidikan dan penelitian, keberadaan Kawasan SaguTechnopark
juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan produk berbahan baku sagu yang dapat dikelola oleh
usaha mikro, kecil dan menengah UMKM.
Kawasan Sagu Technopark akan mendorong kerjasama dan kemitraan usaha dengan para pelaku UMKM. Para pelaku UMKM
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 20
dapat bermitra dengan pengelola Kawasan Sagu Technopark misalnya dalam hal pemasaran produk
–produk pangan berbahan sagu yang dikembangkannya. Pola kerjasama tersebut dapat pula
dikembangkan dengan memasukkan para pelaku UMKM kejejaring kerjasama dengan pelaku usaha nasional bahkan internasional, yang
diharapkan dapat diinisiasi oleh Pengelola Kawasan Sagu Technopark.
Model pengembangan tanaman sagu di Teknopark Sagu merupakan disain kerja para aktor yang terlibat di dalamnya. Model ini
dikembangkan dengan melihat peran masing-masing stakeholder yang memiliki kepentingan terhadap pengembangan tanaman sagu.
Model ini didasarkan pada petani sagu sebagai fondasi utama dalam keberlanjutan produksi sagu. Para petani sagu adalah ujung tombak
dari kelestarian tanaman ini. Mereka selain memiliki kepentingan sebagai sumber bahan makanan pokok, tanaman sagu juga menjadi
komoditas yang bernilai jual.
Bagian teratas dari model pengembangan teknopark sagu adalah kerjasama antara pemerintah, bisnis dan akademisi. Tiga matra ini
adalah aktor utama dalam teknopark sagu yang secara terstruktur mengembangkan pola-pola pengembangan tanaman sagu secara
efektif dan terpadu. Sebagai bagian tertinggi dari model ini, empat aktor ini harus berperan aktif menjamin terlaksananya konsep
pengembangan dan keberlanjutan usaha tani sagu yang ada di tingkat masyarakat.
Tabel 3
Model Kolaborasi Stakeholder Pengembangan Teknopark Sagu
Si n
e rg
ita s
In o
v a
s i
B u
d id
a y
a Pemerintah
Bisnis Akademisi
Petani Sagu Komunitas
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 21
3.3
Visi dan Misi
Pengembangan Kawasan Sagu Teknopark Palopo akan memperkuat posisi Kota Palopo sebagai kota pendidikan, jasa, niaga
dan agroindustri. Selain itu, keberadaan kawasan ini akan mendukung tumbuhnya salah satu cabang ekonomi kreatif di Kota Palopo, yaitu
penelitian dan pengembangan research and development. Aktifitas ekonomi kreatif diberbagai daerah telah mampu memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Harapan akan adanya dampak positif dari keberadaan Kawasan Sagu Teknopark Palopo tersebut, maka visi yang ingin diwujudkan
adalah
“Sumber inovasi
teknologi pengelolaan
sagu berkelanjutan”. Jika rangkaian kalimat visi tersebut diberikan makna,
maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan sebagai wadah yang
menjadi sumber inovasi teknologiantara lain dalam hal budidaya tanaman, pemanenan, pemasaran hasil dan pemanfaatan
lainnya.
2. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan pula sebagai wadah yang menjadisumber inovasi teknologi berupa penganekaragaman
produk tanaman sagu untuk berbagai kebutuhan seperti pangan, farmasi, souvenir, bahkan sampai pada kebutuhan jasa
konstruksi.
3. Kawasan Sagu Teknopark diharapkan sebagai wadah yang menjadicontoh dalam pola pengelolaan lahan dan produk
tanaman sagu yang berkelanjutan. 4. Pengelolaan yang berkelanjutan dapat dimaknai bahwa
pengelolaan yang memperhatikan prinsip – prinsip kelestarian
lingkungan sekaligus menjamin kelestarian hasil tanaman sagu yang dapat dinikmati terus menerus. Kawasan ini juga
diharapkan menjadi laboratrium alam dan menjadi destinasi wisata pendidikan edutourism bagi masyarakat.
Berdasarkan visi diatas maka dirumuskan misi yang akan dijalankan oleh Kawasan Sagu Teknopark Palopo dalam rangka
mewujudkan visi tersebut yaitu : 1. Mendorong percepatan pembangunan kawasan dan kelengkapan
infrastrukturnya.
PEMERINTAH KOTA PALOPO SAGU TEKNOPARK PALOPO
2017-2021
| 22
2. Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola kawasan dan kompetensi sumberdaya manusianya.
3. Menciptakan jejaring kerja dan kemitraan dengan kelompok tani, pelaku usaha dan pelaku industri yang berbasis sagu.
4. Mendorong realisasi kerjasama dengan lembaga – lembaga
penelitian dan pengembangan yang terkait. 5. Meningkatkan pengelolaan kelembagaan yang dinamis dan
berdaya saing. Perwujudan visi dengan menjalankan misi yang ada dapat
berjalan dengan baik jika semua komponen yang terlibat dalam pengelolaan kawasan ini dalam kondisi yang ideal dan responsif
terhadap perubahan lingkungan baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal kelembagaan.
3.4 Tujuan dan Sasaran