Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Prov Jawa Tengah terlihat
Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
E. DAFTAR ISTILAH
1.
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin P0 P0, yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis
Kemiskinan. Headcount Index penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan
jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode
1976‐1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS
secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember
1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru yang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Prov Jawa Tengah terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 1. 2 Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015 – 2018
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin P0 Headcount Index
yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis Headcount Index secara sederhana mengukur proporsi
penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984.
ada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode 1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk
kin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data
jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember 1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru
ang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar
I-10
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Provinsi
Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
Headcount Index HCI – yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis
secara sederhana mengukur proporsi penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan
jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. ada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode
1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS
secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk kin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember
1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru
ang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
I-11
sebelumnya tahun 1996 adalah pada perluasan cakupan komoditi yang diperhitungkan dalam kebutuhan dasar.
2. Indeks
Kedalaman Kemiskinan P1,
yaitu merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan. 3.
Indeks Keparahan Kemiskinan P2, yaitu memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
4.
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT, yaitu Persentase penduduk yang mencari pekerjaan, yang mempersiapkan usaha, yang tidak
mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja dari sejumlah angkatan kerja yang ada.
5.
Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja, yaitu Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja adalah rata-rata laju pertumbuhan Produk
Domestik Bruto PDB per kapita tenaga kerja dalam periode waktu tertentu. PDB yang dipergunakan adalah PDB atas dasar harga konstan,
sedangkan data tenaga kerja yang diperlukan adalah jumlah orang yang bekerja.
6.
Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, yaitu Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas
penduduk usia kerja adalah perbandingan kesempatan kerja penduduk terhadap total penduduk usia kerja penduduk 15 tahun ke
atas. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung kesempatan kerja adalah jumlah penduduk yang bekerja supply side. Dengan asumsi
bahwa jumlah penduduk yang bekerja sama dengan jumlah kesempatan kerja yang tersedia. Kelebihan dari sisi supply dikurangi dengan
demmand adalah penganggur.
7.
Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhdap total kesempatan kerja, yaitu Proporsi tenaga kerja
yang berusaha sendiri, pekerja bebas dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja adalah proporsi penduduk usia 15+ yang bekerja
yang berstatus berusaha sendiri,pekerja bebas dan pekerja keluarga terhadap total penduduk 15+ yang bekerja, dinyatakan dalam
persentase.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
I-12
8.
Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non
pertanian KPPNP, yaitu
KPPNP adalah perbandingan antara pekerja upahan perempuan di sektor non pertanian terhadap total pekerja
upahan di sektor tersebut, dan dinyatakan dalam persentase. Sektor non pertanian adalah semua sektor kegiatan ekonomi di luar pertanian
sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI. Sektor non pertanian yaitu pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan, listrik dan gas, konstruksi bangunan, perdagangan, hotel dan rumah makan, transportasi dan pergudangan, informasi dan
komunikasi, keuangan dan asuransi, jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan, pemerintahan dan perorangan, dan lainnya real
estat, penyedia air, dll.
9.
Angka Kematian Bayi AKB, yaitu Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Nilai normatif AKB adalah sebagai berikut: 70 Sangat tinggi, 40 – 70 Tinggi, 20-39 sedang
dan 20 rendah.
10. Angka Kematian Balita AKBA, yaitu AKBA adalah jumlah anak yang
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Nilai
normatif Akaba adalah sebagai berikut: 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 tinggi, 20-70 sedang dan 20 rendah.
11.
Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI, yaitu AKI adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penanganannya tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas 42 hari setelah melahirkan tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI memperhitungkan juga
kematian ibu pada jangka waktu 6 minggu hingga setahun setelah melahirkan
12. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi BKG, yaitu BKG adalah
perbandingan antara balita berstatus kurang gizi dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat
badan, umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi ditentukan dengan