Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
I-8
14. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
15. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2015-2019;
16. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;
17. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan KabupatenKota;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2005-2025; 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018;
21. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pemanfaatan Data Kemiskinan di Jawa Tengah;
22. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 29 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016; 23. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 20 tahun 2011 tentang
Rencana Aksi Daerah Percepatan pencapaian Target Millenium Development Goals MDGs Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 – 2015;
24. Keputusan Gubernur Nomor : 414.21312010, tanggal 31 Agustus 2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah.
D. METODE DAN TAHAPAN PENYUSUNAN SPKD
Metode yang dipakai dalam menyusun dokumen SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 adalah mengacu dan mendasarkan pada RPJMD
Provinsi Jawa Tengah 2013-2018, Petunjuk Teknis Penyusunan SPKD dan Buku Panduan Penanggulangan Kemiskinan yang diterbitkan oleh Tim
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
I-9
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K, dan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah LP2KD Provinsi Jawa
Tengah serta dokumenkertas hasil diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Tahapan Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Evaluasi dan analisa data sekunder yang berkaitan dengan kemiskinan;
2. Telaah terhadap dokumen SPKD sebelumnya dengan didukung dokumen lain yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan
secara partisipatif; 3. Konsultasi Ahli akademisi perguruan tinggi;
4. FGD Stakeholders, yaitu diskusi antara tim ahli akademisi perguruan
tinggi dengan SKPDInstansi pelaku program dengan melibatkan berbagai unsur Penerima Program, Dunia Usaha, Birokrasi, NGO dan
Asosiasi;
5. Konsultasi Publik perwakilan stakeholders; 6. Perbaikan draft dokumen SPKD berdasarkan masukan-masukan hasil
FGD stakeholders maupun hasil konsultasi publik. 7. Diskusi pemantapan draft dokumen SPKD internal TKPKD Provinsi
Jawa Tengah; 8. Rapat koordinasi TKPKD seluruh KabupatenKota se Jawa Tengah;
Rapat Koordinasi TKPKD ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan dokumen SPKD Provinsi kepada TKPKD KabupatenKota untuk
mendapatkan masukan dan legitimasi dari KabupatenKota.
9. Review tahap akhir dan finalisasi dokumen SPKD; Berdasarkan masukan-masukan yang disampaikan dalam rapat
koordinasi dilakukan penyempurnaanfinalisasi dokumen SPKD. 10. Legalisasi dokumen SPKD Provinsi Jawa Tengah.
Agar dokumen SPKD ini bisa menjadi pengikat dan acuan bagi seluruh pelaku penanggulangan kemiskinan maka perlu adanya Peraturan
Gubernur.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Prov Jawa Tengah terlihat
Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
E. DAFTAR ISTILAH
1.
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin P0 P0, yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis
Kemiskinan. Headcount Index penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan
jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. Pada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode
1976‐1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS
secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember
1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru yang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Prov Jawa Tengah terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 1. 2 Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2015 – 2018
Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin P0 Headcount Index
yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis Headcount Index secara sederhana mengukur proporsi
penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984.
ada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode 1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional
Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk
kin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data
jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember 1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru
ang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar
I-10
Selanjutnya untuk mengetahui bagan alur penyusunan SPKD Provinsi
Bagan Alur Penyusunan SPKD Provinsi Jawa Tengah
Headcount Index HCI – yaitu persentase penduduk miskin yang berada di bawah Garis
secara sederhana mengukur proporsi penduduk yang dikategorikan miskin. BPS melakukan penghitungan
jumlah dan persentase penduduk miskin pertama kali pada tahun 1984. ada saat itu, penghitungan penduduk miskin mencakup periode
1981 dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS
secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk kin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan.
Kemudian mulai tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun1. Sejak Desember
1998, penghitungan penduduk miskin telah menggunakan standar baru
ang lebih dinamis. Perbedaan standar baru ini dengan standar