Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 pada tabel di bawah ini
Provinsi Jawa Tengah Tahun
Sektor 2010
Pendapatan Asli Daerah
4.417.869.229,53 Dana
Perimbangan 1.811.657.949,15
Pendapatan Lainnya
Total 6.229.527.178,68
2. Belanja Daerah
Anggaran Belanja Rp.12,724 triliun dengan komposisi
porsinya mencapai 27,50 atau sebesar Hasil Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar
16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau 16,84; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau
14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung mencapai Rp.1,741 triliun atau 13,69
grafik 5.4.
Komposisi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013
Belanja Pegawai 1,741,665,387.42
13.69 Belanja Barang dan
Jasa 2,143,166,750.75
16.84 Belanja Modal
994,740,520.11 7.82
Belanja Tak Terduga
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
hun Anggaran 2010 – 2013, secara ri pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. 1 Komposisi Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 – 2013
2010 2011
2012
4.417.869.229,53 5.088.713.212,54
6.629.136.044,11 1.811.657.949,15
1.950.195.524,63 2.318.806.099,22
- -
2.746.365.589,59 6.229.527.178,68
7.038.908.737,17 11.694.307.732,92
Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai Rp.12,724 triliun dengan komposisi 5 besar yaitu Belanja Hibah
porsinya mencapai 27,50 atau sebesar Rp.3,499 triliun; Belanja Bagi
Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar 16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau
; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau 14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung
Rp.1,741 triliun atau 13,69, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 5. 4 Komposisi Anggaran Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 Ribu Rupiah
Belanja Hibah 3,499,864,176.51
27.50
Belanja Bantuan Keuangan
1,825,598,247.24 14.35
Belanja Tak Terduga 2,188,234.68
0.02
V-5
2013, secara rinci dapat dilihat
2013 Ribu Rupiah
2013
6.629.136.044,11 8.212.800.640,89
2.318.806.099,22 2.467.814.628,97
2.746.365.589,59 2.662.743.057,72
11.694.307.732,92 13.343.358.327,58
aerah Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai besar yaitu Belanja Hibah
Rp.3,499 triliun; Belanja Bagi Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar
16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau ; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau
14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung , secara rinci dapat dilihat pada
Ribu Rupiah
Belanja Hibah 3,499,864,176.51
27.50 Belanja Bantuan
Sosial 14,362,375.00
0.11 Belanja Bagi Hasil
Kepada Kab.Kota 2,503,166,398.28
19.67
Belanja Bantuan Keuangan
1,825,598,247.24 14.35
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Dari grafik 5.5 dapat kita amati porsi tiap jenis tahun dan trend ken
Perkembangan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010
Pada gambar 5.5 tahun 2013 menduduki proporsi terbesar dalam
Bila dicermati Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil
Kepada KabupatenKo meningkat dari tahun 20
Keuangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012
secara rinci dapat diliha
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
Sektor
Belanja Pegawai Tidak Langsung
1.279.353.080,00 Langsung
Belanja Barang dan Jasa
1.542.074.983,00 Belanja Modal
419.476.324,00 -
1,000,000,000.00 2,000,000,000.00
3,000,000,000.00 4,000,000,000.00
Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota
Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
dapat kita amati porsi tiap jenis Belanja Daerah setiap tahun dan trend kenaikanpenurunannya antar tahun.
Gambar 5. 5 Perkembangan Komposisi Anggaran Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 – 2013 Ribu Rupiah
.5 ditunjukkan Belanja Hibah dari tahun 2012 hingga menduduki proporsi terbesar dalam total Belanja Daerah.
Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil
Kepada KabupatenKota Provinsi Jawa Tengah meningkat dari tahun 2012 hingga 2013, sedangkan Belanja Bantuan
euangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012
secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5. 2 Komposisi Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013 Ribu Rupiah
2010 2011
2012
na na
1.559.634.616,55 1.279.353.080,00 1.231.734.589,00
1.241.600.971,68 na
na 318.033.644,87
1.542.074.983,00 1.888.334.812,00 1.977.523.313,26
419.476.324,00 516.329.782,00
611.274.310,15 -
1,000,000,000.00 2,000,000,000.00
2012 2013
2012 2013
1,559,634,616.55 1,741,665,387.42
1,977,523,313.26 2,143,166,750.75
611,274,310.15 994,740,520.11
3,123,911,500.05 3,499,864,176.51
7,548,325.00 14,362,375.00
Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota 2,253,337,259.09
2,503,166,398.28 1,908,190,237.80
1,825,598,247.24 5,424,543.23
2,188,234.68
V-6
Belanja Daerah setiap aikanpenurunannya antar tahun.
Komposisi Anggaran Pendapatan Daerah Ribu Rupiah
Belanja Hibah dari tahun 2012 hingga total Belanja Daerah.
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil
cenderung terus sedangkan Belanja Bantuan
euangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun. Komposisi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012 – 2013,
Ribu Rupiah
2013
1.559.634.616,55 1.741.665.387,42
1.241.600.971,68 1.368.517.191,27
318.033.644,87 373.148.196,15
1.977.523.313,26 2.143.166.750,75
611.274.310,15 994.740.520,11
2013 1,741,665,387.42
2,143,166,750.75 994,740,520.11
3,499,864,176.51 14,362,375.00
2,503,166,398.28 1,825,598,247.24
2,188,234.68
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
V-7
Sektor 2010
2011 2012
2013
Belanja Hibah 68.261.172,00
107.264.491,00 3.123.911.500,05
3.499.864.176,51 Belanja Bantuan
Sosial 344.916.345,00
396.838.004,00 7.548.325,00
14.362.375,00 Belanja Bagi Hasil
Kepada Kab.Kota 1.182.878.412,00 1.696.013.691,00
2.253.337.259,09 2.503.166.398,28
Belanja Bantuan Keuangan
- -
1.908.190.237,80 1.825.598.247,24
Belanja Tak Terduga 15.065.275,00
10.000.000 5.424.543,23
2.188.234,68 Jumlah
na na
11.446.844.105,13 12.724.752.089,99
3. Pembiayaan Daerah
Surplus pada APBD Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai Rp618,6 miliar. Total Pembiayaan Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp.1,019
triliun dengan penerimaan pembiayaan mencapai Rp.1,255 triliun serta pengeluaran pembiayaan dianggarkan sebesar Rp.235,7 miliar, secara
rinci dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5. 3 Komposisi Pembiayaan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013 Ribu Rupiah
Sektor 2010
2011 2012
2013
Pembiayaan netto na
na 507.735.960,46 1.019.580.555,00
Penerimaan Pembiayaan
na na
707.735.960,46 1.255.371.555,00 Pengeluaran
Pembiayaan na
na 200.000.000,00
235.791.000,00
B. Analisis Pendapatan Daerah 1. Rasio Pajak Tax Ratio
Rasio pajak tax ratio di tingkat daerah merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak daerah dengan PDRB. Rasio pajak
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak, mengukur kinerja perpajakan, dan melihat
potensi pajak yang dimiliki. PDRB sangat erat kaitannya dengan potensi pajak daerah karena dapat menggambarkan kegiatan ekonomi
masyarakat. Jika pertumbuhan ekonomi daerah baik tentunya akan menjadi potensi penerimaan pajak di wilayah tersebut. PDRB yang
akan digunakan dalam analisis ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku yang merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
dengan menggunakan patokan harga pada setiap tahun. Nilai PDRB ini pada umumnya digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi
yang terjadi di suatu wilayah.
Perhitungan rasio pajak di berbagai wilayah di Indonesia akan memberikan gambaran hubungan antara penerimaan pajak daerah di
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
wilayah tersebut dengan PDRB membandingkannya dengan daerah lain.
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Grafik 5.6 menunjukkan peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan
tahun 2013 menjadi sebesar 1,08. R dipungut oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010
hingga 2013 hanya 0,97 dari PDRB. Jawa Tengah Tahun 2010
Provinsi Jawa Tengah
No Jenis
1 Pajak Daerah
ribu rupiah 3.893.699.996,50
2 PDRB ADHB
juta rupiah 444.666.007,00
Rasio Pajak
2. Pajak Per Kapita
Pajak per kapita dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber
Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan sebagai alternatif alat hitung efekti
Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya.
0.80 0.90
1.00 1.10
2010
0.88
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
wilayah tersebut dengan PDRB-nya, menilai kondisi suatu daerah, dan membandingkannya dengan daerah lain.
Gambar 5. 6 Perkembangan Rasio Pajak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
menunjukkan rasio pajak Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan
un 2013 menjadi sebesar 1,08. Rata-rata pajak yang bisa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010
hingga 2013 hanya 0,97 dari PDRB. Komposisi Rasio Pajak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel
Tabel 5. 4 Komposisi Rasio Pajak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
2010 2011
2012
3.893.699.996,50 4.599.046.986,90
5.590.597.156,50 444.666.007,00
498.763.824,16 556.483.730,
0,88 0,92
1,00
Pajak Per Kapita Tax Per Capita Pajak per kapita tax per capita memang belum banyak digunakan
dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan
alternatif alat hitung efektivitas pemungutan pajak daerah. Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan
pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya.
2011 2012
0.88 0.92
1.00
Rasio Pajak
V-8
nya, menilai kondisi suatu daerah, dan
io pajak Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan
rata pajak yang bisa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010
Komposisi Rasio Pajak Provinsi 2013 dapat dilihat pada tabel 5.4.
2013
2013
5.590.597.156,50 6.716.170.095,20
,73 623.749.617,33
1,00 1,08
memang belum banyak digunakan dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber
Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan itas pemungutan pajak daerah.
Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya.
2013
1.08
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
Pajak per kapita menunjukkan kontribusi setia daerah.
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Grafik 5.7 menunjukkan mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010
Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. Rata-rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah
hingga 2013 adalah Rp penduduk yang ada di Provinsi
melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
dapat dilihat pada
Provinsi Jawa
No Jenis
1
Pajak Daerah ribu rupiah
3.893.699.996,50
2
PDRB ADHB juta rupiah
444.666.007,00
3 Jumlah
Penduduk jiwa
Pajak Per Kapita
ribu rupiah
3. Ruang Fiskal Fiscal Space
Ruang fiskal fiscal space fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan
100.00 150.00
200.00
2010
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
Pajak per kapita menunjukkan kontribusi setiap penduduk pada pajak
Gambar 5. 7 Perkembangan Pajak Per Kapita
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Ribu Rupiah
menunjukkan Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010
Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah
adalah Rp.159,07 ribu, berarti secara rata penduduk yang ada di Provinsi Jawa Tengah memberikan
melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5. 5 Komposisi Pajak Per Kapita
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
2010 2011
2012
3.893.699.996,50 4.599.046.986,90
5.590.597.156,50 444.666.007,00
498.763.824,16 556.483.730,73
32.382.657 32.643.612
32.270.207 120,24 140,89 173,24
Ruang Fiskal Fiscal Space
fiscal space merupakan suatu konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan
2010 2011
2012
120.24 140.89
173.24
Pajak Per Kapita
V-9
p penduduk pada pajak
Ribu Rupiah
Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar
Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah tahun 2010
berarti secara rata-rata setiap mberikan kontribusi
melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013
2013
2013
5.590.597.156,50 6.716.170.095,20
556.483.730,73 623.749.617,33
32.270.207 33.264.339
173,24 201,90
merupakan suatu konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan
2013
201.90
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan
semakin besar pula fleksib untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan
menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah
dikurangi dengan pend ditentukan penggunaannya
mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi dengan total pendapatannya.
Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai.
Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal. Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting
karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Peme Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu
menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung
terciptanya ruang fiskal.
Perkembangan Ruang Fiskal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
Grafik 5.8 menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mempunyai ruang fiskal sebesar
itu porsi Belanja Pegawai P
25.00 27.00
29.00 31.00
33.00 35.00
2010
31.39
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan
semakin besar pula fleksibilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan
menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah
dikurangi dengan pendapatan hibah, pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya earmarked, dan belanja yang sifatnya
mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi dengan total pendapatannya.
Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai.
Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal. Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting
karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Peme Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu
menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung
terciptanya ruang fiskal.
Gambar 5. 8 Perkembangan Ruang Fiskal Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Ribu Rupiah
menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mempunyai ruang fiskal sebesar 32,53 masih di bawah 50
itu porsi Belanja Pegawai Pemerintah Provinsi Provinsi Jawa Tengah
2011 2012
31.39 30.70
26.80
Ruang Fiskal
V-10
APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan
ilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan-kegiatan yang
menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah
apatan hibah, pendapatan yang sudah , dan belanja yang sifatnya
mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena sebagian
besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai. Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal.
Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Pemerintah
Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas
dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung
Pendapatan Daerah Ribu Rupiah
menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 masih di bawah 50. Selain
Provinsi Jawa Tengah
2013
32.53
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
V-11
sebesar 10,26 masih lebih tinggi dari porsi Belanja modal sebesar 7,45 dari total Pendapatan Daerah. Dengan demikian Provinsi Jawa
Tengah harus memanfaatkan ruang fiskal yang ada dengan merencanakan Belanja Langsung yang tepat dan memperbesar ruang
fiskal daerah untuk Belanja Modal dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi. Komposisi Ruang Fiskal Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5. 6 Komposisi Ruang Fiskal Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sektor 2010
2011 2012
2013
Pendapatan ribu rupiah
6.229.527.178,68 7.038.908.737,17 11.694.307.732,92
13.343.358.327,58 Dana
Perimbangan ribu rupiah
1.811.657.949,15 1.950.195.524,63
2.318.806.099,22 2.467.814.628,97
Pendapatan Lainnya
ribu rupiah -
- 2.746.365.589,59
2.662.743.057,72 Belanja Pegawai
Tidak Langsung ribu rupiah
1.279.353.080,00 1.231.734.589,00
1.241.600.971,68 1.368.517.191,27
Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota
ribu rupiah 1.182.878.412,00
1.696.013.691,00 2.253.337.259,09
2.503.166.398,28 Ruang Fiskal
31,39 30,70
26,80 32,53
4. Tingkat Ketergantungan Daerah
Rasio Ketergantungan Daerah menggambarkan tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap bantuan pihak eksternal, baik itu Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah lain. Rasio ini ditunjukkan oleh perbandingan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap total
pendapatan Derajat Otonomi Fiskal dan rasio dana transfer terhadap total pendapatan Rasio Ketergantungan Fiskal.
Derajat Otonomi Fiskal memiliki makna yang berkebalikan dengan Rasio Ketergantungan Fiskal. Semakin besar angka Derajat Otonomi
Fiskal maka ketergantungan daerah semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar angka Rasio Ketergantungan Fiskal, maka semakin
besar tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal. Dengan demikian, daerah yang memiliki tingkat
ketergantungan yang rendah adalah daerah yang memiliki Derajat