Gambaran Umum Anggaran Daerah

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 pada tabel di bawah ini Provinsi Jawa Tengah Tahun Sektor 2010 Pendapatan Asli Daerah 4.417.869.229,53 Dana Perimbangan 1.811.657.949,15 Pendapatan Lainnya Total 6.229.527.178,68

2. Belanja Daerah

Anggaran Belanja Rp.12,724 triliun dengan komposisi porsinya mencapai 27,50 atau sebesar Hasil Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar 16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau 16,84; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau 14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung mencapai Rp.1,741 triliun atau 13,69 grafik 5.4. Komposisi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 Belanja Pegawai 1,741,665,387.42 13.69 Belanja Barang dan Jasa 2,143,166,750.75 16.84 Belanja Modal 994,740,520.11 7.82 Belanja Tak Terduga Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 hun Anggaran 2010 – 2013, secara ri pada tabel di bawah ini. Tabel 5. 1 Komposisi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 – 2013 2010 2011 2012 4.417.869.229,53 5.088.713.212,54 6.629.136.044,11 1.811.657.949,15 1.950.195.524,63 2.318.806.099,22 - - 2.746.365.589,59 6.229.527.178,68 7.038.908.737,17 11.694.307.732,92 Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai Rp.12,724 triliun dengan komposisi 5 besar yaitu Belanja Hibah porsinya mencapai 27,50 atau sebesar Rp.3,499 triliun; Belanja Bagi Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar 16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau ; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau 14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung Rp.1,741 triliun atau 13,69, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 5. 4 Komposisi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 Ribu Rupiah Belanja Hibah 3,499,864,176.51 27.50 Belanja Bantuan Keuangan 1,825,598,247.24 14.35 Belanja Tak Terduga 2,188,234.68 0.02 V-5 2013, secara rinci dapat dilihat 2013 Ribu Rupiah 2013 6.629.136.044,11 8.212.800.640,89 2.318.806.099,22 2.467.814.628,97 2.746.365.589,59 2.662.743.057,72 11.694.307.732,92 13.343.358.327,58 aerah Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai besar yaitu Belanja Hibah Rp.3,499 triliun; Belanja Bagi Kepada KabupatenKota mencapai Rp. 2,503 triliun atau sebesar 16,67; Belanja Barang dan Jasa mencapai Rp.2,143 triliun atau ; Belanja Bantuan Keuangan mencapai Rp.1,825 triliun atau 14,35; dan Belanja Pegawai Tidak Langsung dan Langsung , secara rinci dapat dilihat pada Ribu Rupiah Belanja Hibah 3,499,864,176.51 27.50 Belanja Bantuan Sosial 14,362,375.00 0.11 Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota 2,503,166,398.28 19.67 Belanja Bantuan Keuangan 1,825,598,247.24 14.35 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Dari grafik 5.5 dapat kita amati porsi tiap jenis tahun dan trend ken Perkembangan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 Pada gambar 5.5 tahun 2013 menduduki proporsi terbesar dalam Bila dicermati Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil Kepada KabupatenKo meningkat dari tahun 20 Keuangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012 secara rinci dapat diliha Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Sektor Belanja Pegawai  Tidak Langsung 1.279.353.080,00  Langsung Belanja Barang dan Jasa 1.542.074.983,00 Belanja Modal 419.476.324,00 - 1,000,000,000.00 2,000,000,000.00 3,000,000,000.00 4,000,000,000.00 Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota Belanja Bantuan Keuangan Belanja Tak Terduga Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 dapat kita amati porsi tiap jenis Belanja Daerah setiap tahun dan trend kenaikanpenurunannya antar tahun. Gambar 5. 5 Perkembangan Komposisi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2010 – 2013 Ribu Rupiah .5 ditunjukkan Belanja Hibah dari tahun 2012 hingga menduduki proporsi terbesar dalam total Belanja Daerah. Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil Kepada KabupatenKota Provinsi Jawa Tengah meningkat dari tahun 2012 hingga 2013, sedangkan Belanja Bantuan euangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5. 2 Komposisi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013 Ribu Rupiah 2010 2011 2012 na na 1.559.634.616,55 1.279.353.080,00 1.231.734.589,00 1.241.600.971,68 na na 318.033.644,87 1.542.074.983,00 1.888.334.812,00 1.977.523.313,26 419.476.324,00 516.329.782,00 611.274.310,15 - 1,000,000,000.00 2,000,000,000.00 2012 2013 2012 2013 1,559,634,616.55 1,741,665,387.42 1,977,523,313.26 2,143,166,750.75 611,274,310.15 994,740,520.11 3,123,911,500.05 3,499,864,176.51 7,548,325.00 14,362,375.00 Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota 2,253,337,259.09 2,503,166,398.28 1,908,190,237.80 1,825,598,247.24 5,424,543.23 2,188,234.68 V-6 Belanja Daerah setiap aikanpenurunannya antar tahun. Komposisi Anggaran Pendapatan Daerah Ribu Rupiah Belanja Hibah dari tahun 2012 hingga total Belanja Daerah. Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Moda, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial dan Belanja Bagi Hasil cenderung terus sedangkan Belanja Bantuan euangan dan Belanja Tak Terduga cenderung menurun. Komposisi Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2012 – 2013, Ribu Rupiah 2013 1.559.634.616,55 1.741.665.387,42 1.241.600.971,68 1.368.517.191,27 318.033.644,87 373.148.196,15 1.977.523.313,26 2.143.166.750,75 611.274.310,15 994.740.520,11 2013 1,741,665,387.42 2,143,166,750.75 994,740,520.11 3,499,864,176.51 14,362,375.00 2,503,166,398.28 1,825,598,247.24 2,188,234.68 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 V-7 Sektor 2010 2011 2012 2013 Belanja Hibah 68.261.172,00 107.264.491,00 3.123.911.500,05 3.499.864.176,51 Belanja Bantuan Sosial 344.916.345,00 396.838.004,00 7.548.325,00 14.362.375,00 Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota 1.182.878.412,00 1.696.013.691,00 2.253.337.259,09 2.503.166.398,28 Belanja Bantuan Keuangan - - 1.908.190.237,80 1.825.598.247,24 Belanja Tak Terduga 15.065.275,00 10.000.000 5.424.543,23 2.188.234,68 Jumlah na na 11.446.844.105,13 12.724.752.089,99

3. Pembiayaan Daerah

Surplus pada APBD Provinsi Jawa Tengah TA 2013 mencapai Rp618,6 miliar. Total Pembiayaan Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp.1,019 triliun dengan penerimaan pembiayaan mencapai Rp.1,255 triliun serta pengeluaran pembiayaan dianggarkan sebesar Rp.235,7 miliar, secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5. 3 Komposisi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013 Ribu Rupiah Sektor 2010 2011 2012 2013 Pembiayaan netto na na 507.735.960,46 1.019.580.555,00 Penerimaan Pembiayaan na na 707.735.960,46 1.255.371.555,00 Pengeluaran Pembiayaan na na 200.000.000,00 235.791.000,00

B. Analisis Pendapatan Daerah 1. Rasio Pajak Tax Ratio

Rasio pajak tax ratio di tingkat daerah merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak daerah dengan PDRB. Rasio pajak dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak, mengukur kinerja perpajakan, dan melihat potensi pajak yang dimiliki. PDRB sangat erat kaitannya dengan potensi pajak daerah karena dapat menggambarkan kegiatan ekonomi masyarakat. Jika pertumbuhan ekonomi daerah baik tentunya akan menjadi potensi penerimaan pajak di wilayah tersebut. PDRB yang akan digunakan dalam analisis ini adalah PDRB atas dasar harga berlaku yang merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan patokan harga pada setiap tahun. Nilai PDRB ini pada umumnya digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi yang terjadi di suatu wilayah. Perhitungan rasio pajak di berbagai wilayah di Indonesia akan memberikan gambaran hubungan antara penerimaan pajak daerah di Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 wilayah tersebut dengan PDRB membandingkannya dengan daerah lain. Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Grafik 5.6 menunjukkan peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan tahun 2013 menjadi sebesar 1,08. R dipungut oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010 hingga 2013 hanya 0,97 dari PDRB. Jawa Tengah Tahun 2010 Provinsi Jawa Tengah No Jenis 1 Pajak Daerah ribu rupiah 3.893.699.996,50 2 PDRB ADHB juta rupiah 444.666.007,00 Rasio Pajak

2. Pajak Per Kapita

Pajak per kapita dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan sebagai alternatif alat hitung efekti Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya. 0.80 0.90 1.00 1.10 2010 0.88 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 wilayah tersebut dengan PDRB-nya, menilai kondisi suatu daerah, dan membandingkannya dengan daerah lain. Gambar 5. 6 Perkembangan Rasio Pajak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 menunjukkan rasio pajak Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan un 2013 menjadi sebesar 1,08. Rata-rata pajak yang bisa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010 hingga 2013 hanya 0,97 dari PDRB. Komposisi Rasio Pajak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel Tabel 5. 4 Komposisi Rasio Pajak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 2010 2011 2012 3.893.699.996,50 4.599.046.986,90 5.590.597.156,50 444.666.007,00 498.763.824,16 556.483.730,

0,88 0,92

1,00 Pajak Per Kapita Tax Per Capita Pajak per kapita tax per capita memang belum banyak digunakan dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan alternatif alat hitung efektivitas pemungutan pajak daerah. Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya. 2011 2012

0.88 0.92

1.00 Rasio Pajak V-8 nya, menilai kondisi suatu daerah, dan io pajak Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar 0,88 dan rata pajak yang bisa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010 Komposisi Rasio Pajak Provinsi 2013 dapat dilihat pada tabel 5.4. 2013 2013 5.590.597.156,50 6.716.170.095,20 ,73 623.749.617,33 1,00 1,08 memang belum banyak digunakan dalam menghitung tingkat keberhasilan pajak sebagai sumber Pendapatan Daerah. Namun, pajak per kapita dapat digunakan itas pemungutan pajak daerah. Pajak per kapita merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak yang dihasilkan suatu daerah dengan jumlah penduduknya. 2013 1.08 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Pajak per kapita menunjukkan kontribusi setia daerah. Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Grafik 5.7 menunjukkan mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. Rata-rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah hingga 2013 adalah Rp penduduk yang ada di Provinsi melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dapat dilihat pada Provinsi Jawa No Jenis 1 Pajak Daerah ribu rupiah 3.893.699.996,50 2 PDRB ADHB juta rupiah 444.666.007,00 3 Jumlah Penduduk jiwa Pajak Per Kapita ribu rupiah

3. Ruang Fiskal Fiscal Space

Ruang fiskal fiscal space fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan 100.00 150.00 200.00 2010 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 Pajak per kapita menunjukkan kontribusi setiap penduduk pada pajak Gambar 5. 7 Perkembangan Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Ribu Rupiah menunjukkan Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah adalah Rp.159,07 ribu, berarti secara rata penduduk yang ada di Provinsi Jawa Tengah memberikan melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5. 5 Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 2010 2011 2012 3.893.699.996,50 4.599.046.986,90 5.590.597.156,50 444.666.007,00 498.763.824,16 556.483.730,73 32.382.657 32.643.612 32.270.207 120,24 140,89 173,24 Ruang Fiskal Fiscal Space fiscal space merupakan suatu konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan 2010 2011 2012 120.24 140.89 173.24 Pajak Per Kapita V-9 p penduduk pada pajak Ribu Rupiah Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan setiap tahun yaitu dari tahun 2010 sebesar Rp.120,24 ribu dan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.201,90 ribu. rata rasio pajak per kapita Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 berarti secara rata-rata setiap mberikan kontribusi melebihi Rp.150 ribu untuk Pendapatan Daerah melalui pajak daerah. Komposisi Pajak Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 2013 2013 5.590.597.156,50 6.716.170.095,20 556.483.730,73 623.749.617,33 32.270.207 33.264.339 173,24 201,90 merupakan suatu konsep untuk mengukur fleksibilitas yang dimiliki pemerintah daerah dalam mengalokasikan 2013 201.90 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan semakin besar pula fleksib untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah dikurangi dengan pend ditentukan penggunaannya mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi dengan total pendapatannya. Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai. Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal. Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Peme Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung terciptanya ruang fiskal. Perkembangan Ruang Fiskal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Grafik 5.8 menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mempunyai ruang fiskal sebesar itu porsi Belanja Pegawai P 25.00 27.00 29.00 31.00 33.00 35.00 2010 31.39 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan semakin besar pula fleksibilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah dikurangi dengan pendapatan hibah, pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya earmarked, dan belanja yang sifatnya mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi dengan total pendapatannya. Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai. Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal. Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Peme Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung terciptanya ruang fiskal. Gambar 5. 8 Perkembangan Ruang Fiskal Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Ribu Rupiah menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 mempunyai ruang fiskal sebesar 32,53 masih di bawah 50 itu porsi Belanja Pegawai Pemerintah Provinsi Provinsi Jawa Tengah 2011 2012

31.39 30.70

26.80 Ruang Fiskal V-10 APBD untuk membiayai kegiatan yang menjadi prioritas daerah. Semakin besar ruang fiskal yang dimiliki suatu daerah maka akan ilitas yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk mengalokasikan belanjanya pada kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Perhitungan ruang fiskal daerah yaitu total Pendapatan Daerah apatan hibah, pendapatan yang sudah , dan belanja yang sifatnya mengikat yaitu Belanja Pegawai dan Belanja Bunga, kemudian dibagi Ruang fiskal daerah saat ini masih sangat terbatas karena sebagian besar anggaran digunakan untuk belanja rutin Belanja Pegawai. Idealnya porsi belanja rutin lebih kecil dari Belanja Modal. Memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal sangat penting karena dapat menjadi stimulus perekonomian daerah. Pemerintah Daerah diharapkan dapat membuat kebijakan yang mampu menciptakan iklim perekonomian yang kondusif. Selain itu, efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran di daerah juga dapat mendukung Pendapatan Daerah Ribu Rupiah menunjukkan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 masih di bawah 50. Selain Provinsi Jawa Tengah 2013 32.53 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 V-11 sebesar 10,26 masih lebih tinggi dari porsi Belanja modal sebesar 7,45 dari total Pendapatan Daerah. Dengan demikian Provinsi Jawa Tengah harus memanfaatkan ruang fiskal yang ada dengan merencanakan Belanja Langsung yang tepat dan memperbesar ruang fiskal daerah untuk Belanja Modal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. Komposisi Ruang Fiskal Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5. 6 Komposisi Ruang Fiskal Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sektor 2010 2011 2012 2013 Pendapatan ribu rupiah 6.229.527.178,68 7.038.908.737,17 11.694.307.732,92 13.343.358.327,58 Dana Perimbangan ribu rupiah 1.811.657.949,15 1.950.195.524,63 2.318.806.099,22 2.467.814.628,97 Pendapatan Lainnya ribu rupiah - - 2.746.365.589,59 2.662.743.057,72 Belanja Pegawai Tidak Langsung ribu rupiah 1.279.353.080,00 1.231.734.589,00 1.241.600.971,68 1.368.517.191,27 Belanja Bagi Hasil Kepada Kab.Kota ribu rupiah 1.182.878.412,00 1.696.013.691,00 2.253.337.259,09 2.503.166.398,28 Ruang Fiskal

31,39 30,70

26,80 32,53

4. Tingkat Ketergantungan Daerah

Rasio Ketergantungan Daerah menggambarkan tingkat ketergantungan suatu daerah terhadap bantuan pihak eksternal, baik itu Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah lain. Rasio ini ditunjukkan oleh perbandingan Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap total pendapatan Derajat Otonomi Fiskal dan rasio dana transfer terhadap total pendapatan Rasio Ketergantungan Fiskal. Derajat Otonomi Fiskal memiliki makna yang berkebalikan dengan Rasio Ketergantungan Fiskal. Semakin besar angka Derajat Otonomi Fiskal maka ketergantungan daerah semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar angka Rasio Ketergantungan Fiskal, maka semakin besar tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal. Dengan demikian, daerah yang memiliki tingkat ketergantungan yang rendah adalah daerah yang memiliki Derajat