KONDISI KEMISKINAN NON KONSUMSI

Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-46 Gambar 3. 24 Posisi Relatif Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 6,61 terus menurun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 4,92 kemudian pada tahun 2013 naik menjadi sebesar 6,93, namun pada tahun 2014 kembali turun menjadi sebesar 1,73 dengan capaian lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.25.

6.61 5.32

4.92 6.93

1.73 4.25

1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan PDRB TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-47 Gambar 3. 25 Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 memburuk dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.26. Gambar 3. 26 Tingkat Efektivitas Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015

6.61 5.32

4.92 6.93

1.73 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan PDRB

6.61 5.32

4.92 6.93

1.73 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5 2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan PDRB Poly. Pertumbuhan PDRB Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-48 Perkembangan relevansi laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010- 2014 jauh dari arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.27. Gambar 3. 27 Perkembangan Relevansi Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 3 Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Posisi relatif rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 65,72 berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 70,38, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.28.

6.61 5.32

4.92 6.93

1.73 2.92

3.25 3.58

3.92 4.25

1 2 3 4 5 6 7 8 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan PDRB Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-49 Gambar 3. 28 Posisi Relatif Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 66,22 hingga tahun 2012 naik sebesar 67,4, namun pada tahun 2012 terus mengalami penurunan hingga tahun 2014 menjadi sebesar 65,72 dengan capaian lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.29. Gambar 3. 29 Perkembangan Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015

66.22 66.58

67.41 66.46

65.72 70.38 65.00 66.00 67.00 68.00 69.00 70.00 71.00 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO KK TARGET MDGs 2015

66.22 66.58

67.4 66.46

65.72 65 65.5 66 66.5 67 67.5 68 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO KK Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-50 Tingkat efektivitas rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 semakin memburuk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.30. Gambar 3. 30 Tingkat Efektivitas Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 semakin menjauh dari arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.31.

66.22 66.58

67.4 66.46

65.72 65 65.5 66 66.5 67 67.5 68 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO KK Poly. RASIO KK Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-51 Gambar 3. 31 Perkembangan Relevansi Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 4 Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Posisi relatif proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 68,28 masih berada di atas target MDGs 2015 sebesar 55,35, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.32.

66.22 66.58

67.41 66.46

65.72 66.38

67.43 68.44

69.43 70.38

63.00 64.00 65.00 66.00 67.00 68.00 69.00 70.00 71.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RASIO KK Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-52 Gambar 3. 32 Posisi Relatif Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 cenderung membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 74,30 terus menurun hingga tahun 2013 menjadi sebesar 68,17, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 68,28 dengan capaian masih lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.33.

74.30 71.81

69.37 68.17

68.28 55.35 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA PROPORSI KESEMPATAN KERJA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-53 Gambar 3. 33 Perkembangan Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 mengalami perbaikan namun dengan kinerja penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.34. Gambar 3. 34 Tingkat Efektivitas Proporsi Tenaga Kerja Yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 74.30 71.81

69.37 68.17

68.28 68.00 69.00 70.00 71.00 72.00 73.00 74.00 75.00 2010 2011 2012 2013 2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA

74.30 71.81

69.37 68.17

68.28 68.00 69.00 70.00 71.00 72.00 73.00 74.00 75.00 2010 2011 2012 2013 2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA Poly. PROPORSI KESEMPATAN KERJA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-54 Perkembangan relevansi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 belum mencapai arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.35. Gambar 3. 35 Perkembangan Relevansi Proporsi Tenaga Kerja Yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 - 2015 Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015 5 Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Posisi relatif kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 42,35 berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 66,71, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.36.

74.30 71.81 69.37

68.17 68.28

58.17 57.45

56.74 56.04

55.35 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PROPORSI KESEMPATAN KERJA Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-55 Gambar 3. 36 Posisi Relatif Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terus mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2010 sebesar 43,85 terus menurun sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 42,35, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.37. Gambar 3. 37 Perkembangan Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015

43.85 43.06

43.05 42.67

42.35 66.71 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN TARGET MDGs 2015 43.85

43.06 43.05

42.67 42.35

42.20 42.40 42.60 42.80 43.00 43.20 43.40 43.60 43.80 44.00 2010 2011 2012 2013 2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-56 Tingkat efektivitas kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 memburuk dengan kinerja peningkatan terus melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.38. Gambar 3. 38 Tingkat Efektivitas Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.39.

43.85 43.06

43.05 42.67

42.35 41.50 42.00 42.50 43.00 43.50 44.00 2010 2011 2012 2013 2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN Poly. KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-57 Gambar 3. 39 Perkembangan Relevansi Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015

2. KESEHATAN 1 Angka Kematian Bayi AKB

Posisi relatif AKB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 10,1 per 1.000 kh berada di bawah target RPJMD tahun 2014 dan masih di atas target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.40. Gambar 3. 40 Posisi Relatif Angka Kematian Bayi AKB Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

43.85 43.06

43.05 42.67

42.35 65.91

66.11 66.31

66.51 66.71

40.00 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 KKONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN Target MDGs Jateng

10.62 10.34

10.9 10.41

10.1 12.5 8.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11

11.5 12

12.5 13 2010 2011 2012 2013 2014 AKB JATENG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-58 Perkembangan AKB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2012 sebesar 10,9 per 1.000 kh. terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 10,1 per 1.000 kh dengan kondisi capaian lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.41. Gambar 3. 41 Perkembangan Angka Kematian Bayi AKB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas AKB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.42.

10.62 10.34

10.9 10.41 10.1 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.9 11 2010 2011 2012 2013 2014 AKB JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-59 Gambar 3. 42 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Bayi AKB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi AKB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai target RPJMD tahun 2014, namun masih jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.43. Gambar 3. 43 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Bayi AKB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 dan Target MDGs Tahun 2011 - 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

10.62 10.34

10.9 10.41

10.1 10 10.1 10.2 10.3 10.4 10.5 10.6 10.7 10.8 10.9 11 2010 2011 2012 2013 2014 AKB JATENG Poly. AKB JATENG

10.62 10.34

10.9 10.41

10.1 9.8

12.5

9.1 9

8.9 8.7

8.5 8 9 10 11 12 13 14 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKB JATENG Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-60 2 Angka Kematian Balita AKBA Posisi relatif AKBA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 11,5 per 1.000 kh berada di bawah target RPJMD tahun 2014 dan target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.44. Gambar 3. 44 Posisi Relatif Angka Kematian Balita AKBA Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan AKBA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010- 2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2012 sebesar 12 per 1.000 kh terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 11,5 per 1.000 kh dengan kondisi capaian lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3. 45. 12.02

11.5 12

11.8 11.5

11.9 11.85

11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12 12.1 2010 2011 2012 2013 2014 AKBA JATENG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-61 Gambar 3. 45 Perkembangan Angka Kematian Balita AKBA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas AKBA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.46. Gambar 3. 46 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Balita AKBA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 12.02

11.5 12

11.8 11.5 11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12 12.1 2010 2011 2012 2013 2014 AKBA JATENG 12.02

11.5 12

11.8 11.5

11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12 12.1 2010 2011 2012 2013 2014 AKBA JATENG Poly. AKBA JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-62 Perkembangan relevansi AKBA Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai target RPJMD tahun 2014 dan arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.47. Gambar 3. 47 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Balita AKBA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 3 Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI Posisi relatif AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 126.55 per 1.000 kh berada di atas target RPJMD tahun 2014 dan target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.48. 12.02

11.5 12.00

11.80

11.50 12

11.9 12.01

12 11.95

11.9 11.85

11.4 11.5 11.6 11.7 11.8 11.9 12 12.1 12.2 12.3 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKBA JATENG Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-63 Gambar 3. 48 Posisi Relatif Angka Kematian Ibu AKI Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten memburuk, yaitu pada tahun 2010 sebesar 104,9 per 100.000 kh dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 126,55 per 100.000 kh dengan kondisi capaian tahun 2014 lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.49. Gambar 3. 49 Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 104.9 116.01 116.34 118.62 126.55

118

60 50 60 70 80 90 100 110 120 2010 2011 2012 2013 2014 AKI JATENG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 104.9 116.01 116.34 118.62 126.55 100 105 110 115 120 125 130 2010 2011 2012 2013 2014 AKI JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-64 Tingkat efektivitas AKI Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan kondisi yang memburuk dengan kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.50. Gambar 3. 50 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi AKI Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014 dan jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.51. 104.9 116.01 116.34 118.62 126.55 100 105 110 115 120 125 130 2010 2011 2012 2013 2014 AKI JATENG Poly. AKI JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-65 Gambar 3. 51 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 4 Prevalensi Balita Kekurangan Gizi a. Gizi Buruk Posisi relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,16 masih berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 2,15, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.52. Gambar 3. 52 Posisi Relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 104.9 116.01 116.34 118.62 126.55 102 118 100 90 80 70 60 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AKI JATENG Target RPJMD Target MDGs Jateng

0.18 0.54

0.04 0.47

0.16

0.05 2.15

0.5 1 1.5 2 2.5 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI BURUK TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-66 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 0,16 meskipun tidak lebih baik dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 0,04, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.53. Gambar 3. 53 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010- 2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.54.

0.18 0.54

0.04 0.47

0.16 0.1 0.2

0.3 0.4

0.5 0.6 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI BURUK Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-67 Gambar 3. 54 Tingkat Efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun mencapai arah target MDGs tahun 2015 sebesar 2,15, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.55. Gambar 3. 55 Perkembangan Relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

0.18 0.54

0.04 0.47

0.16 0.1 0.2

0.3 0.4

0.5 0.6 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI BURUK Poly. GIZI BURUK

0.18 0.54

0.04 0.47

0.16 0.08

0.05 2.15

0.5 1 1.5 2 2.5 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GIZI BURUK Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-68 b. Gizi Kurang Posisi relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 3,86 masih berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 11,9, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.56. Gambar 3. 56 Posisi Relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2011 – 2013 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2013 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2013 sebesar 3,86 lebih baik dibandingkan tahun 2011 sebesar 5,35 dan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.57.

5.35 3.86

0.05 11.9 2 4 6 8 10 12 14 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI KURANG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-69 Gambar 3. 57 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010- 2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.58. Gambar 3. 58 Tingkat Efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

5.35 3.86

1 2 3 4 5 6 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI KURANG

5.35 3.86

1 2 3 4 5 6 7 2010 2011 2012 2013 2014 GIZI KURANG Poly. GIZI KURANG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-70 Perkembangan relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah selama periode tiga tahun terakhir 2011-2013 tidak mencapai target RPJMD tahun 2013 sebesar 0,08, namun mencapai arah target MDGs tahun 2015 sebesar 11,9, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.59. Gambar 3. 59 Perkembangan Relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan MDGs Tahun 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 5 Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak Posisi relatif proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 98,10 berada di atas target MDGs tahun 2014 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.60.

5.35 3.86

0.08 0.05

11.9 0.01 2.01 4.01 6.01 8.01 10.01 12.01 2010 2011 2012 2013 2014 2015 GIZI KURANG Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-71 Gambar 3. 60 Posisi Relatif Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 98,10 meskipun tidak lebih baik dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 91, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.61. Gambar 3. 61 Perkembangan Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

96.29 93.60

91.00 99.81

98.10 95 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2010 2011 2012 2013 2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG TARGET MDGs 2015

96.29 93.60

91.00 99.81

98.10 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2010 2011 2012 2013 2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-72 Tingkat efektivitas Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.62. Gambar 3. 62 Tingkat Efektivitas Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.63.

96.29 93.60

91.00 99.81

98.10 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2010 2011 2012 2013 2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG Poly. IMUNISASI CAMPAK JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-73 Gambar 3. 63 Perkembangan Relevansi Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 6 Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Posisi Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 99,20 berada di bawah target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.64. Gambar 3. 64 Posisi Relatif Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

96.29 93.60

91.00 99.81

98.10 95

95 95 95 95 86 88 90 92 94 96 98 100 102 2010 2011 2012 2013 2014 2015 IMUNISASI CAMPAK JATENG Target MDGs Jateng

93.59 96.79

97.08 98.08

99.20 100 90 92 94 96 98 100 102 2010 2011 2012 2013 2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-74 Perkembangan Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 99,20 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.65. Gambar 3. 65 Perkembangan Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.66.

93.59 96.79

97.08 98.08

99.20 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2010 2011 2012 2013 2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-75 Gambar 3. 66 Tingkat Efektivitas Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.67. Gambar 3. 67 Perkembangan Relevansi Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

93.59 96.79

97.08 98.08

99.20 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 2010 2011 2012 2013 2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG Poly. PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG

93.59 96.79

97.08 98.08

99.20 98

99 100 100 100 90 92 94 96 98 100 102 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-76 7 Cakupan Pelayanan Antenatal K4 Posisi relatif cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 93,11 berada di bawah target MDGs tahun 2015 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.68. Gambar 3. 68 Posisi Relatif Cakupan Pelayanan Antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuatif, namun pada tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 93,11 dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.69.

92.04 93.71

92.70 92.13

93.11 95 90 91 92 93 94 95 2010 2011 2012 2013 2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-77 Gambar 3. 69 Perkembangan Cakupan Pelayanan Antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.70. Gambar 3. 70 Tingkat Efektivitas Cakupan Pelayanan Antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

92.04 93.71

92.70 92.13

93.11 92 92.2 92.4 92.6 92.8 93 93.2 93.4 93.6 93.8 94 2010 2011 2012 2013 2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG

92.04 93.71

92.70 92.13

93.11 91 91.5 92 92.5 93 93.5 94 2010 2011 2012 2013 2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG Poly. PEMERIKSAAN K4 JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-78 Perkembangan relevansi Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.71. Gambar 3. 71 Perkembangan Relevansi Cakupan Pelayanan Antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 8 Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Posisi relatif Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 78,73 berada diatas target RPJMD tahun 2014 sebesar 77 dan target MDGs 2015 sebesar 70,6, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.72.

92.04 93.71

92.70 92.13

93.11 92

93 94 95 95 90.5 91 91.5 92 92.5 93 93.5 94 94.5 95 95.5 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PEMERIKSAAN K4 JATENG Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-79 Gambar 3. 72 Posisi Relatif Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 80,19, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 78,73, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.73. Gambar 3. 73 Perkembangan Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015

78.58 79.08

80.19 79.54

78.73 77 70.6 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 2010 2011 2012 2013 2014 CPR TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015

78.58 79.08

80.19 79.54

78.73 77.50 78.00 78.50 79.00 79.50 80.00 80.50 2010 2011 2012 2013 2014 CPR Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-80 Tingkat efektivitas Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tiga tahun 2012-2014 menunjukkan kondisi memburuk dengan kinerja peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.74. Gambar 3. 74 Tingkat Efektivitas Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Angka Pemakaian Kontrasepsi Contraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD dan target MDGs tahun 2015 sebesar 70,60, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.75.

78.58 79.08

80.19 79.54

78.73 77.50 78.00 78.50 79.00 79.50 80.00 80.50 2010 2011 2012 2013 2014 CPR Poly. CPR Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-81 Gambar 3. 75 Perkembangan Relevansi Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 9 Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15- 19 Tahun Posisi relatif Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 35,78 per 1.000 perempuan masih berada di atas target MDGs 2015 sebesar 22,92 per 1.000 perempuan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.76.

78.58 79.08

80.19 79.54

78.73 76

77

66.50 67.90

69.20 70.60

70.60 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 CPR Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-82 Gambar 3. 76 Posisi Relatif Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2013 Keterangan : Tahun 2011 dan 2014 tidak dilakukan pendataan Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012-2013 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 39,00 dan pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 41,56 per 1.000 perempuan, namun pada tahun 2013 turun menjadi sebesar 35,78 per 1.000 perempuan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.77.

39.00 41.56

35.78 22.92 20.00

25.00 30.00

35.00 40.00 45.00 2010 2011 2012 2013 2014 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-83 Gambar 3. 77 Perkembangan Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu dua tahun 2012-2013 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.78. Gambar 3. 78 Tingkat Efektivitas Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015

39.00 41.56

35.78 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 2010 2011 2012 2013 2014 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN

39.00 41.56

35.78 34.00 36.00 38.00 40.00 42.00 44.00 2010 2011 2012 2013 2014 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN Poly. TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-84 Perkembangan relevansi Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah selama periode tahun 2010-2013 jauh dari arah target MDGs tahun 2011- 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.79. Gambar 3. 79 Perkembangan Relevansi Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 10 Unmet need KB Posisi relatif Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 10,26 masih berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 10,00 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 4,10, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.80.

39.00 41.56

35.78

24.80 24.20

23.70 23.10

22.92

15.00 20.00

25.00 30.00

35.00 40.00 45.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-85 Gambar 3. 80 Posisi Relatif Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 11,59 menurun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 10,26, dan pada tahun 2013 naik menjadi sebesar 10,42, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 10,26, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.81. Gambar 3. 81 Perkembangan Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015

11.59 10.95

10.26 10.42

10.26 10.00 4.10 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 2010 2011 2012 2013 2014 Unmet need TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015

11.59 10.95

10.26 10.42

10.26 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 12.00 2010 2011 2012 2013 2014 Unmet need Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-86 Tingkat efektivitas unmet need KB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.82. Gambar 3. 82 Tingkat Efektivitas Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi unmet need KB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2013-2014 dan arah target MDGs tahun 2011-2015, dan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.83.

11.59 10.95

10.26 10.42

10.26 9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 12.00 2010 2011 2012 2013 2014 Unmet need Poly. Unmet need Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-87 Gambar 3. 83 Perkembangan Relevansi Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015 11 Prevalensi HIV Pada Penduduk Usia 15-24 Tahun Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Posisi relatif Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebanyak 1.399 kasus berada di atas capaian tahun 2010 hingga tahun 2013, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.84. Gambar 3. 84 Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 kasus Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

11.59 10.95

10.26 10.42

10.26 10.26

10.00 9.14

8.40 7.00

6.20 4.10

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Unmet need Target RPJMD Target MDGs Jateng 874 755 607 1,219 1,399 0.5 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 2010 2011 2012 2013 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-88 Perkembangan Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebanyak 874 kasus dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebanyak 607 kasus, namun pada tahun 2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebanyak 1.399 kasus, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.85. Gambar 3. 85 Perkembangan Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan kondisi memburuk dengan kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.86. 874 755 607 1,219 1,399 500 700 900 1,100 1,300 1,500 2010 2011 2012 2013 2014 HIV JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-89 Gambar 3. 86 Tingkat Efektivitas Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010- 2014 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan daerah dalam mengurangi jumlah kasus HIV, dan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.87. Gambar 3. 87 Relevansi Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 874 755 607 1,219 1,399 500 600 700 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 2010 2011 2012 2013 2014 HIV JATENG Poly. HIV JATENG 874 755 607 1,219 1,399

0.3 0.4

0.45 0.5

0.5

200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 2010 2011 2012 2013 2014 2015 HIV JATENG Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-90 12 Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Posisi relatif angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,05 berada di bawah target RPJMD 2014 sebesar 0,07, namun masih berada di atas target MDGs tahun 2015 sebesar 0,01, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.88. Gambar 3. 88 Posisi Relatif Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,10 per 1.000 penduduk dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,05 per 1.000 penduduk denfan capaian tahun 2014 lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.89.

0.10 0.11

0.10 0.07

0.05 0.07 0.01 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 2010 2011 2012 2013 2014 MALARIA JATENG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-91 Gambar 3. 89 Perkembangan Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.90. Gambar 3. 90 Tingkat Efektivitas Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

0.10 0.11

0.10

0.07 0.05

0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

0.10 0.11

0.12 2010 2011 2012 2013 2014 MALARIA JATENG

0.10 0.11

0.10 0.07

0.05 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09

0.10 0.11

0.12 2010 2011 2012 2013 2014 MALARIA JATENG Poly. MALARIA JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-92 Perkembangan relevansi angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,06, namun jauh dari arah target MDGs tahun 2015 sebesar 0,01, namun, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.91. Gambar 3. 91 Perkembangan Relevansi Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 13 Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk Posisi relatif angka prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 89,70 per 100.000 penduduk berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 219 per 100.000 penduduk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.92.

0.10 0.11

0.10 0.07

0.05 0.06

0.07

0.03 0.025

0.02 0.015

0.01 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12 2010 2011 2012 2013 2014 2015 MALARIA JATENG Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-93 Gambar 3. 92 Posisi Relatif Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 107 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebesar 46,00 per 100.000 penduduk, namun pada 2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 89,70 per 100.000 penduduk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.93. 107.00 74.52

46.00 60.68

89.70 219 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 2010 2011 2012 2013 2014 PREVALENSI TBC JATENG Target MDGs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-94 Gambar 3. 93 Perkembangan Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.94. Gambar 3. 94 Tingkat Efektivitas Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 107.00 74.52

46.00 60.68

89.70 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 2010 2011 2012 2013 2014 PREVALENSI TBC JATENG 107.00 74.52

46.00 60.68

89.70 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 2010 2011 2012 2013 2014 PREVALENSI TBC JATENG Poly. PREVALENSI TBC JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-95 Perkembangan relevansi prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.95. Gambar 3. 95 Perkembangan Relevansi Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 14 Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Posisi relatif proposi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 89,89 masih berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 90,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.96. 107.00 74.52

46.00 60.68

89.70 231

228 226 24 219 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PREVALENSI TBC JATENG Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-96 Gambar 3. 96 Posisi Relatif Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 90,13 dan terus menurun sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar 88,19, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 89,89 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.97.

85.02 90.13

88.64 88.19

89.89 90.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 91.00 2010 2011 2012 2013 2014 TBC DOTS JATENG TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-97 Gambar 3. 97 Perkembangan Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.98. Gambar 3. 98 Tingkat Efektivitas Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

85.02 90.13

88.64 88.19

89.89 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 91.00 2010 2011 2012 2013 2014 TBC DOTS JATENG

85.02 90.13

88.64 88.19

89.89 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 91.00 2010 2011 2012 2013 2014 TBC DOTS JATENG Poly. TBC DOTS JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-98 Perkembangan relevansi proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015 tidak relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.99. Gambar 3. 99 Perkembangan Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 15 Angka kematian DBD Posisi relatif angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 1,70 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,01 dan target MDGs 2015 sebesar 1, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.100.

85.02 90.13

88.64 88.19

89.89 86 87 88 89 90.00 82.00 83.00 84.00 85.00 86.00 87.00 88.00 89.00 90.00 91.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TBC DOTS JATENG Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-99 Gambar 3. 100 Posisi Relatif Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi sebesar 1,70 dengan kondisi capaian lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.101. Gambar 3. 101 Perkembangan Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

1.29 0.93

1.62 1.21

1.70 0.01 1 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2010 2011 2012 2013 2014 DBD JATENG TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 1.29

0.93 1.62

1.21 1.70

0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80 2010 2011 2012 2013 2014 DBD JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-100 Tingkat efektivitas angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung memburuk dengan kinerja penurunan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.102. Gambar 3. 102 Tingkat Efektivitas Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014 dan jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.103.

1.29 0.93

1.62 1.21

1.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80 2010 2011 2012 2013 2014 DBD JATENG Poly. DBD JATENG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-101 Gambar 3. 103 Perkembangan Relevansi Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 16 Drop out Peserta KB Posisi relatif Drop out peserta KB Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 15,58 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 14,75, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.104. Gambar 3. 104 Posisi Relatif Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015, Tahun 2015

1.29 0.93

1.62 1.21

1.70 1.2

0.01 1.00

1.00 1.00 1.00 1.00 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2010 2011 2012 2013 2014 2015 DBD JAETNG Target RPJMD Target MDGs Jateng

13.11 14.71

15.09 16.09

15.58 14.75 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2010 2011 2012 2013 2014 DO KB TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-102 Perkembangan Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, pada tahun 2010 sebesar 13,86 terus mengalami kenaikan hingga tahun 2013 menjadi sebesar 16,09, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 15,58, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.105. Gambar 3. 105 Perkembangan Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 semakin memburuk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.106.

13.11 14.71

15.09 16.09

15.58 13.00 13.50 14.00 14.50 15.00 15.50 16.00 16.50 2010 2011 2012 2013 2014 DO KB DO KB Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-103 Gambar 3. 106 Tingkat Efektivitas Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.107. Gambar 3. 107 Perkembangan Relevansi Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015

13.11 14.71

15.09 16.09

15.58 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2010 2011 2012 2013 2014 DO KB Poly. DO KB

13.11 14.71

15.09 16.09

15.58

15.09 14.75

13.00 13.50 14.00 14.50 15.00 15.50 16.00 16.50 2010 2011 2012 2013 2014 2015 DO KB Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-104 3. PENDIDIKAN 1 Angka Partisipasi Murni APM a. APM SDMI sederajat Posisi relatif APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 98,32 berada dibawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 99,42 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.108. Gambar 3. 108 Posisi Relatif APM SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng Perkembangan APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 cenderung membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 97,08 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 98,32 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.109.

97.08 95.04

98.30 98.30 98.32 99.42 100 93 94 95 96 97 98 99 100 101 2010 2011 2012 2013 2014 APM SDMI TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-105 Gambar 3. 109 Perkembangan APM SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.110. Gambar 3. 110 Tingkat Efektivitas Proporsi APM SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 97.08

95.04 98.30

98.30 98.32

93 94 95 96 97 98 99 2010 2011 2012 2013 2014 APM SDMI

97.08 95.04

98.30 98.30 98.32 93 94 95 96 97 98 99 2010 2011 2012 2013 2014 APM SDMI Poly. APM SDMI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-106 Perkembangan relevansi APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014 dan arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.111. Gambar 3. 111 Perkembangan Relevansi APM SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

b. APM SMPMTs sederajat

Posisi relatif APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 77,83 berada dibawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 79,20, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.112. 97.08

95.04 98.30

98.30 98.32

98.6 99.42

97.67 98.25

98.83 99.42

100 94 95 96 97 98 99 100 101 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APM SDMI Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-107 Gambar 3. 112 Posisi Relatif APM SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 77,83 dengan capaian tidak lebih baik dibandingkan tahun 2012 sebesar 78,92, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.113. Gambar 3. 113 Perkembangan APM SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

76.87 78.33

78.92 77.80

77.83 79.20 75.50 76.00 76.50 77.00 77.50 78.00 78.50 79.00 79.50 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMPMTs TARGET RPJMD 2014

76.87 78.33

78.92

77.80 77.83

76.00 76.50 77.00 77.50 78.00 78.50 79.00 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMPMTs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-108 Tingkat efektivitas APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.114. Gambar 3. 114 Tingkat Efektivitas Proporsi APM SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka partisipasi murni SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.115.

76.87 78.33

78.92 77.80

77.83 76.00 76.50 77.00 77.50 78.00 78.50 79.00 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMPMTs Poly. APM SMPMTs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-109 Gambar 3. 115 Perkembangan Relevansi APM SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

c. APM SMAMA sederajat

Posisi relatif APM SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 59,20 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 58,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.116. Gambar 3. 116 Posisi Relatif APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

76.87 78.33

78.92 77.80

77.83 79.00

79.2 75.50 76.00 76.50 77.00 77.50 78.00 78.50 79.00 79.50 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APM SMPMTs Target RPJMD

50.12 51.46

53.00 55.00

59.20 58.00 48 50 52 54 56 58 60 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMAMA TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-110 Perkembangan APM SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 50,12 dan pada tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 59,20, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.117. Gambar 3. 117 Perkembangan APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.118.

50.12 51.46

53.00 55.00

59.20 48 50 52 54 56 58 60 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMAMA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-111 Gambar 3. 118 Tingkat Efektivitas APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka partisipasi murni SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.119. Gambar 3. 119 Perkembangan Relevansi APM SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

50.12 51.46

53.00 55.00

59.20 48 50 52 54 56 58 60 2010 2011 2012 2013 2014 APM SMAMA Poly. APM SMAMA

50.12 51.46

53.00 55.00

59.20

55.00 58.00

44 46 48 50 52 54 56 58 60 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APM SMAMA Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-112 2 Angka Partisipasi Kasar APK

a. APK SDMI sederajat

Posisi relatif APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 109,10 sama dengan target RPJMD tahun 2014 sebesar 109,10, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.120. Gambar 3. 120 Posisi Relatif APK SDMI Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, namun pada tahun 2012 sebesar 109,06 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 109,10, meskipun capaian tahun 2014 tidak lebih baik dibandingkan tahun 2011 sebesar 114,93, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.121. 108.00 114.93 109.06 109.08 109.10 109.10 106.00 107.00 108.00 109.00 110.00 111.00 112.00 113.00 114.00 115.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SDMI TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-113 Gambar 3. 121 Perkembangan APK SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung memburuk dengan kinerja peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.122. Gambar 3. 122 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 108.00 114.93 109.06 109.08 109.10 106.00 107.00 108.00 109.00 110.00 111.00 112.00 113.00 114.00 115.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SDMI 108.00 114.93 109.06 109.08 109.10 106.00 107.00 108.00 109.00 110.00 111.00 112.00 113.00 114.00 115.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SDMI Poly. APK SDMI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-114 Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.123. Gambar 3. 123 Perkembangan Relevansi APK SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

b. APK SMPMTs sederajat

Posisi relatif APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 100,54 sama dengan target RPJMD tahun 2014 sebesar 109,10 dan berada dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 105,10, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.124. 108.00 114.93 109.06 109.08 109.10 109.08 109.10 104.00 106.00 108.00 110.00 112.00 114.00 116.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APK SDMI Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-115 Gambar 3. 124 Posisi Relatif APK SMPMTs Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 99,40 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 100,54 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.125. Gambar 3. 125 Perkembangan APK SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

99.40 99.72

100.50 100.52 100.54 100.54 105.10 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SMPMTs TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015

99.40 99.72

100.50 100.52 100.54 99.00 99.20 99.40 99.60 99.80 100.00 100.20 100.40 100.60 100.80 2010 2011 2012 2013 2014 APK SMPMTs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-116 Tingkat efektivitas APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.126. Gambar 3. 126 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan dan jauh dari arah target MDGs tahun 2015 tidak relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.127.

99.40 99.72

100.50 100.52 100.54 99.00 99.20 99.40 99.60 99.80 100.00 100.20 100.40 100.60 100.80 2010 2011 2012 2013 2014 APK SDMI Poly. APK SDMI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-117 Gambar 3. 127 Perkembangan Relevansi APK SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

c. APK SMAMA sederajat

Posisi relatif APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 73,05 berada diatas target RPJMD tahun 2014 sebesar 72,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.128. Gambar 3. 128 Posisi Relatif APK SMAMA Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

99.40 99.72

100.50 100.52 100.54 100.52 100.54 99.78 100.49 102.34 104.26 105.10 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APK SMPMTs Target RPJMD Target MDGs Jateng

64.62 64.93

67.00 70.00

73.05 72.00 62.00 64.00 66.00 68.00

70.00 72.00

74.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SMAMA TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-118 Perkembangan APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 64,62 dan pada tahun 2014 terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 73,05 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.129. Gambar 3. 129 Perkembangan APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.130.

64.62 64.93

67.00 70.00

73.05 62.00 64.00 66.00 68.00

70.00 72.00

74.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SMAMA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-119 Gambar 3. 130 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.131. Gambar 3. 131 Perkembangan Relevansi APK SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

64.62 64.93

67.00 70.00

73.05 62.00 64.00 66.00 68.00

70.00 72.00

74.00 2010 2011 2012 2013 2014 APK SMAMA Poly. APK SMAMA

64.62 64.93

67.00 70.00

73.05

70.00 72.00

60.00 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APK SMAMA Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-120 3 Angka Putus Sekolah

a. SDMI sederajat

Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SDMI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,12 masih berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,09, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.132. Gambar 3. 132 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,15 terus mengalami kenaikan hingga tahun 2012 menjadi sebesar 0,17, meskipun pada tahun 2013 turun menjadi sebesar 0,11, namun pada tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 0,12, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1.133.

0.15 0.16

0.17

0.11 0.12

0.09 0.08 0.09 0.10

0.11 0.12

0.13 0.14

0.15 0.16

0.17 0.18 2010 2011 2012 2013 2014 APS SDMI TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-121 Gambar 3. 133 Perkembangan Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 1.134. Gambar 3. 134 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

0.15 0.16

0.17

0.11 0.12

0.10 0.11

0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 2010 2011 2012 2013 2014 APS SDMI

0.15 0.16

0.17

0.11 0.12

0.10 0.11

0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 2010 2011 2012 2013 2014 APS SDMI Poly. APS SDMI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-122 Perkembangan relevansi angka putus sekolah SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.135. Gambar 3. 135 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

b. SMPMTs sederajat

Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SMPMTs Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,43 berada diatas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,30, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.136.

0.15 0.16

0.17

0.11 0.12

0.11 0.09

0.08 0.09

0.10 0.11

0.12 0.13 0.14 0.15 0.16 0.17 0.18 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APS SDMI Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-123 Gambar 3. 136 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,56 terus mengalami penurunan hingga tahun 2013 menjadi sebesar 0,34, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 0,43, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.137. Gambar 3. 137 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

0.56 0.40

0.39 0.34

0.430.30 0.20 0.25 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 0.55

0.60 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMPMTs TARGET RPJMD 2014 0.56

0.40 0.39

0.34 0.43

0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 0.55

0.60 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMPMTs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-124 Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.138. Gambar 3. 138 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka putus sekolah SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.139.

0.56 0.40

0.39 0.34

0.43 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 0.55

0.60 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMPMTs Poly. APS SMPMTs Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-125 Gambar 3. 139 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

c. SMAMA sederajat

Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SMAMA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,06 berada dibawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,07, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.140. Gambar 3. 140 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 0.56

0.40 0.39

0.34 0.43

0.34 0.30

0.20 0.25 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 0.55

0.60 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APS SMPMTs Target RPJMD

0.43 0.16

0.08 0.07

0.06 0.07 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMAMA TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-126 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,43 terus mengalami penurunan hingga tahun 2014 menjadi sebesar 0,06, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.141. Gambar 3. 141 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.142. 0.43

0.16 0.08

0.07 0.06

0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMAMA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-127 Gambar 3. 142 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka putus sekolah SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.143. Gambar 3. 143 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

0.43 0.16

0.08 0.07

0.06 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 2010 2011 2012 2013 2014 APS SMAMA Poly. APS SMAMA 0.43

0.16 0.08

0.07 0.06

0.07 0.07 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35

0.40 0.45

0.50 2010 2011 2012 2013 2014 2015 APS SMAMA Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-128 4 Angka Melek Huruf Posisi relatif Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 91,71, berada di atas target RPJMD 2014 sebesar 91,06 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.144. Gambar 3. 144 Posisi Relatif Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2013 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 89,95 terus naik sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar 91,71. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.145.

89.95 90.34

90.45 91.71

91.06 89.00 89.50 90.00 90.50 91.00 91.50 92.00 2010 2011 2012 2013 2014 ANGKA MELEK HURUF TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-129 Gambar 3. 145 Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu empat tahun 2010-2013 menunjukkan kondisi yang membaik dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.146. Gambar 3. 146 Tingkat Efektivitas Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

89.95 90.34

90.45 91.71

89.00 89.50 90.00 90.50 91.00 91.50 92.00 2010 2011 2012 2013 2014 ANGKA MELEK HURUF

89.95 90.34

90.45 91.71

88.00 88.50 89.00 89.50 90.00 90.50 91.00 91.50 92.00 92.50 93.00 93.50 2010 2011 2012 2013 2014 ANGKA MELEK HURUF Poly. ANGKA MELEK HURUF Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-130 Perkembangan relevansi angka melek huruf Provinsi Jawa Tengah selama periode empat tahun terakhir 2010-2013 mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.147. Gambar 3. 147 Perkembangan Relevansi Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2012 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 5 Rata-Rata Lama Sekolah Posisi relatif Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 7,43, berada di bawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 7,65. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.148.

89.95 90.34

90.45 91.71

91.06 89.00 89.50 90.00 90.50 91.00 91.50 92.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 ANGKA MELEK HURUF Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-131 Gambar 3. 148 Posisi Relatif Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2013 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 7,24 dan pada tahun 2013 menjadi sebesar 7,43 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.149. Gambar 3. 149 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

7.24 7.29

7.39 7.43

7.65 7.10 7.20 7.30 7.40 7.50 7.60 7.70 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH TARGET RPJMD 2014

7.24 7.29

7.39 7.43

7.20 7.25 7.30 7.35 7.40 7.45 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-132 Tingkat efektivitas Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu empat tahun 2010-2013 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.150. Gambar 3. 150 Tingkat Efektivitas Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah selama periode empat tahun terakhir 2010-2013 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.151.

7.24 7.29

7.39 7.43

7.20 7.25 7.30 7.35 7.40 7.45 7.50 7.55 2010 2011 2012 2013 2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Poly. RATA-RATA LAMA SEKOLAH Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-133 Gambar 3. 151 Perkembangan Relevansi Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 6 Rasio APM Laki-laki Perempuan a. SDMI sederajat Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 98,29 masih berada di bawah target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.152. Gambar 3. 152 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI Sederajat Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

7.24 7.29

7.39 7.43

7.65 7.00 7.10 7.20 7.30 7.40 7.50 7.60 7.70 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Target RPJMD

93.55 97.13

97.31 97.24

98.29 100 92.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-134 Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 93,55 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 98,29, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.153. Gambar 3. 153 Perkembangan Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.154.

93.55 97.13

97.31 97.24

98.29 92.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-135 Gambar 3. 154 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.155. Gambar 3. 155 Perkembangan Relevansi Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

93.55 97.13

97.31 97.24

98.29 92.00 93.00 94.00 95.00 96.00 97.00 98.00 99.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM Poly. RAPM

93.55 97.13

97.31 97.24

98.29 99.48

99.61 99.75

99.87 100

90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00 102.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RAPM-SD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-136 b. SMPMTs sederajat Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 102,84 berada diatas target MDGs tahun 2015 sebesar 100. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.156. Gambar 3. 156 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010- 2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 105,02 menurun hingga tahun 2012 menjadi sebesar 99,91, namun pada tahun 2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 102,84 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.157. 105.02 102.93

99.91 101.01

102.84 100 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM-SMP TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-137 Gambar 3. 157 Perkembangan Rasio APM Laki-lakiPerempuan SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung memburuk, namun kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.158. Gambar 3. 158 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-lakiPerempuan SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 105.02 102.93

99.91 101.01

102.84 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM-SMP 105.02 102.93

99.91 101.01

102.84 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM-SMP Poly. RAPM-SMP Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-138 Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.159. Gambar 3. 159 Perkembangan Relevansi Rasio APM Laki-laki Perempuan SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

c. SMAMA sederajat

Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 94,68. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.160. 105.02 102.93

99.91 101.01

102.84 103.44 102.38 101.47 100.69 100 97.00 98.00 99.00 100.00 101.00 102.00 103.00 104.00 105.00 106.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RAPM-SMP Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-139 Gambar 3. 160 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010- 2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 102,49 terus menurun hingga tahun 2013 menjadi sebesar 83,17, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 94,68 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.161. Gambar 3. 161 Perkembangan Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

99.99 102.49

100.06 83.17 94.68 80.00 85.00 90.00 95.00 100.00 105.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM SMA

99.99 102.49

100.06

83.17 94.68

80.00 85.00 90.00 95.00 100.00 105.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM SMAMA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-140 Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung memburuk, dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.162. Gambar 3. 162 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan untuk meningkatkan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.163.

99.99 102.49

100.06

83.17 94.68

80.00 85.00 90.00 95.00 100.00 105.00 2010 2011 2012 2013 2014 RAPM SMAMA Poly. RAPM SMAMA Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-141 Gambar 3. 163 Perkembangan Relevansi Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015 7 Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Posisi relatif rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 99,94. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.164. Gambar 3. 164 Posisi Relatif Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

99.99 102.49

100.06 83.17 94.68 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RAPM SMAMA

99.97 100.05

99.94 99.88 99.90 99.92 99.94 99.96 99.98 100.00 100.02 100.04 100.06 2010 2011 2012 2013 2014 MH Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-142 Perkembangan rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2012 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 99,97 naik pada tahun 2011 menjadi sebesar 100,05, namun pada tahun 2012 turun menjadi sebesar 99,94 dengan capaian lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.165. Gambar 3. 165 Perkembangan Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng Tingkat rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tiga tahun 2010-2012 cenderung memburuk, dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.166.

99.97 100.05

99.94 99.90 99.92 99.94 99.96 99.98 100.00 100.02 100.04 100.06 2010 2011 2012 2013 2014 MH Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-143 Gambar 3. 166 Tingkat Efektivitas Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng Perkembangan relevansi rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah selama periode tiga tahun terakhir 2010-2012 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan untuk meningkatkan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.167. Gambar 3. 167 Perkembangan Relevansi Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015

99.97 100.05

99.94 99.90 99.92 99.94 99.96 99.98 100.00 100.02 100.04 100.06 2010 2011 2012 2013 2014 MH Poly. MH

99.97 100.05

99.94 99.88 99.90 99.92 99.94 99.96 99.98 100.00 100.02 100.04 100.06 2010 2011 2012 2013 2014 2015 MH Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-144 8 Proporsi Kursi Yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi Posisi relatif proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 24 masih di bawah target RPJMD 2014 sebesar 30, namun berada di atas target MDGs 2015 sebesar 14,75, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.168. Gambar 3. 168 Posisi Relatif Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan MDGs Tahun 2015 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng Perkembangan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 19 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 24 dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.169. 19 19 21 21 24 30 14.75 12 17 22 27 32 2010 2011 2012 2013 2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-145 Gambar 3. 169 Perkembangan Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng Tingkat efektivitas proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.170. Gambar 3. 170 Tingkat Efektivitas Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng 19 19 21 21 24 18 19 20 21 22 23 24 25 2010 2011 2012 2013 2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov 19 19 21 21 24 18 19 20 21 22 23 24 25 2010 2011 2012 2013 2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov Poly. Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-146 Perkembangan relevansi proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD, namun searah dengan pencapaian target MDGs tahun, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.171. Gambar 3. 171 Perkembangan Relevansi Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015

4. INFRASTRUKTUR DASAR 1 Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak

Posisi relatif akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 76,94 berada di atas target RPJMD 2014 sebesar 69,00 dan target MDGs 2015 sebesar 72,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.172. 19 19 21 21 24 30 30 30 30 30 14.75 14.75 14.75 14.75 14.75 5 10 15 20 25 30 35 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-147 Gambar 3. 172 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 57,70 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 76,94, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.173. Gambar 3. 173 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015

57.70 58.40

60.03 64.50

76.94 69.00 72.00 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 SANITASI LAYAK TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015

57.70 58.40

60.03 64.50

76.94 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 SANITASI LAYAK Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-148 Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.174. Gambar 3. 174 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 mencapai target RPJMD 2014 dan target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.175.

57.70 58.40

60.03 64.50

76.94 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 SANITASI LAYAK Poly. SANITASI LAYAK Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-149 Gambar 3. 175 Perkembangan Relevansi Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 2 Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak a. Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Posisi relatif akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 72,48 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 67,00 dan masih di bawah target MDGs Tahun 2015 sebesar 75,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.176.

57.70 58.40

60.03 64.50

76.94 69.00

60.00 63.00

66.00 69.00

72.00 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 SANITASI LAYAK Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-150 Gambar 3. 176 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2013 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 38,70 naik menjadi 72,48 pada tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.177. Gambar 3. 177 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015

38.70 38.90

40.60 63.99

72.48 67.00 75.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PERKOTAAN TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015

38.70 38.90

40.60 63.99

72.48 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PERKOTAAN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-151 Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.178. Gambar 3. 178 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah selama periode limaa tahun terakhir telah mencapai target RPJMD 2014, namun belum mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.179.

38.70 38.90

40.60 63.99

72.48 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PERKOTAAN Poly. AIR MINUM PERKOTAAN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-152 Gambar 3. 179 Perkembangan Relevansi Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 - 2015 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015

b. Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perdesaan

Posisi relatif akses rumah tangga terhadap air minum layak perdesaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 71,15 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 50,50 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 52,80, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.180. Gambar 3. 180 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perdesaan Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015

38.70 38.90

40.60 63.99

72.48 67.00

62.50 63.00

63.50 67.00

75.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AIR MINUM PERKOTAAN Target RPJMD Target MDGs Jateng

10.40 18.00

20.30 49.13

65.57 50.50 52.80 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PEDESAAN TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-153 Perkembangan akses rumah tangga terhadap air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 10,40 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 65,57, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.181. Gambar 3. 181 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.182.

10.40 18.00

20.30 49.13

65.57 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PEDESAAN Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-154 Gambar 3. 182 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi akses air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir telah mencapai target RPJMD 2014 dan arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.183. Gambar 3. 183 Perkembangan Relevansi Akses Air Minum Layak Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 - 2015 dan Target RPJMD Tahun 2014 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015

10.40 18.00

20.30 49.13

65.57 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 2010 2011 2012 2013 2014 AIR MINUM PEDESAAN Poly. AIR MINUM PEDESAAN

10.40 18.00

20.30 49.13

65.57 50.50

23.60 30.90

38.20 45.50

52.80 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 AIR MINUM PEDESAAN Target RPJMD Target MDGs Jateng Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-155 3 Proporsi Rumah Tangga Dengan Kepemilikan Hak Atas RumahTempat Tinggal Menurut hasil Susenas 2014, sebagian besar rumah tangga di Provinsi Jawa Tengah menempati rumah berstatus milik sendiri 88,06 persen sedangkan sisanya sebesar 11,94 persen rumah tangga menempati rumah berstatus bukan milik sendiri. Rumah tangga yang menempati rumah berstatus bukan milik sendiri terdiri dari 1,72 persen menempati rumah berstatus kontrak, 1,24 persen menempati rumah berstatus sewa dan 8,98 persen menempati rumah berstatus lainnya. Jika dibandingkan penguasaan bangunan tempat tinggal antara perkotaan dengan perdesaan maka dapat terlihat bahwa persentase rumah tangga yang menempati rumah berstatus milik sendiri di daerah perkotaan 81,44 persen berbeda signifikan dibandingkan dengan di daerah perdesaan 93,52 persen. Gambar 3. 184 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati dan Tipe Daerah Tahun 2014 Selain itu, untuk mengetahui perkembangan status penguasaan bangunan tempat tinggal dari tahun 2010-2015 maka dapat dilihat dari grafik dibawah ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Milik Sendiri Kontrak Sewa Bebas sewa milik orang lain bebas sewa milik orang tua rumah dinas lainnya perkotaan perdesaan perkotaan+perdesaan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-156 Gambar 3. 185 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati dan Tipe Daerah Tahun 2010-2014 Berdasarkan diagram tersebut maka dapat diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 status penguasaan bangunan tempat tinggal membaik. Hal ini dapat dilihat dari persentase rumah tangga yang sudah memiliki rumah sendiri yang cenderung dominan. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 rumah dengan status kontrak tidak mengalami perubahan yang signifikan. Selanjutnya, untuk rumah dengan status sewa terdapat kenaikan persentase rumah tangga yang tinggal di rumah sewa pada tahun 2013. Selain itu, untuk tahun 2010-2014 rumah bebas sewa milik orang lain tidak mengalami perubahan yang signifikan dan persentasenya cenderung paling rendah dibandingkan dengan status kepemilikan yang lain. Dan yang terakhir adalah rumah bebas sewa milik orang tua atau kerabat terdapat perubahan yang signifikan di tahun 2014. 4 Proporsi Rumah Tidak Layak Huni Jumlah Rumah Tidak Layak Huni berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS 2011 Provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.723.500 rumah tangga, yang dikelompokkan menjadi 3 tiga, yaitu RTLH 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 milik sendiri kotrak sewa bebas sewa milik orang lain bebas sewa milik orang tua 2010 2011 2012 2013 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-157 Prioritas 1 sebanyak 5.066 rumah tangga, RTLH Prioritas 2 sebanyak 474.889 rumah tangga dan RTLH Prioritas 3 sebanyak 1.243.545 rumah tangga. Rumah tidak layak huni dapat dilihat berdasarkan kualitas atap, lantai dan dinding. Berikut adalah diagram yang menunjukkan kualitas atap, lantai dan dinding. Gambar 3. 186 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah masyarakat di Provinsi Jawa Tengah terbuat dari genteng. Penggunaan jenis atap genteng paling banyak digunakan baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan. Di tahun 2014, penggunaan atap jenis genteng paling banyak digunakan oleh rumah tangga di Kabupaten Boyolali 99,12, Kabupaten Blora 98,92, Kabupaten Grobogan 98,87. Dan di Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banyumas merupakan wilayah di Provinsi Jawa Tengah dengan persentase rumah tangga yang tinggal di rumah beratap genteng terendah. Selain jenis atap bangunan yang dihuni oleh masyarakat, kualitas rumah juga dpaat dilihat dari jenis dinding. Berikut adalah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Beton Genteng Seng Asbes Lainnya 2010 2011 2012 2013 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-158 diagram yang menunjukkan jenis dinding bangunan tempat tinggal masyarakat dari tahun 2010-2014. Gambar 3. 187 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa dari 35 kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah, Kota Tegal dan Kabupaten Karanganyar memiliki presentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jenis dinding tembok terbesar. Akan tetapi di Kabupaten Blora dan Grobogan merupakan wilayah yang memiliki presentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jenis dinding tembok terendah. Hal ini dikarenakan masyarakat di kedua kabupaten tersebut lebih menyukai menggunakan kayu sebagai dinding bangunan daripada dinding jenis tembok, selain itu juga didukung oleh kondisi wilayahnya yang masih relatif memiliki banyak hutan penghasil kayu. 10 20 30 40 50 60 70 80 Tembok Kayu Bambu lainnya 2010 2011 2012 2013 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-159 Gambar 3. 188 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat bertempat tinggal di rumah dengan alas dengan jenis bukan tanah. Alas rumah yang bukan tanah biasanya terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel, traso, semen dan kayu. Menurut tipe daerah, sebagian besar rumah tangga dengan jenis lantai marmerkeramikgranit terdapat di daerah perkotaan 52,7 sedangkan di perdesaan hanya 34,39. Sementara di daerah perdesaan, sekitar 29,08 rumah tangga masih menempati bangunan berlantai semen, bahkan 24,19 bertempat tinggal dengan lantai tanah. Kota Tegal, Kota Pekalongan dan Kota Semarang merupakan wilayah dengan persentase rumah tangga yang bertempat tinggal memakai lantai jenis marmerkeramikgranit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, yakni masing-masing mencapai 69,0, 68,65 dan 66,58. Sebaliknya persentase rumah tangga yang tinggal dalam rumah berlantai terluas jenis marmerkeramikgranit terendah adalah di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora masing-masing hanya sekitar 11,49 dan 16,10. Di sisi lain masih cukup banyak rumah tangga yang menempati bangunan tempat tinggal dengan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2010 2011 2012 2013 2014 Bukan Tanah Tanah Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-160 lantai terluas jenis tanah, bahkan lebih dari separuh dari total rumah tangganya, tercatat persentase terbesar berada di Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan, masing-masing mencapai 59,11 dan 55,56. Demikian halnya untuk wilayah kota, masih terdapat rumah tangga yang tinggal dalam bangunan berlantai tanah, seperti Kota Semarang 4,21, Kota Pekalongan 4,07, Kota Salatiga 3,93, Kota Magelang 2,52 Kota Tegal 2,20 dan Kota Surakarta 0,64. 5 Rasio elektrifikasi satuan rumah tangggaKK Posisi proporsi rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 89,09 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 85,02, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.189. Gambar 3. 189 Posisi Relatif Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 73,48 dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 89,09 dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.190.

73.48 76.63

79.98 85.76

89.09 85.02

70.00 72.00

74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO ELEKTRIFIKASI TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-161 Gambar 3. 190 Perkembangan Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.191. Gambar 3. 191 Tingkat Efektivitas Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai

73.48 76.63

79.98 85.76

89.09

70.00 72.00

74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO ELEKTRIFIKASI

73.48 76.63

79.98 85.76

89.09

70.00 72.00

74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00 2010 2011 2012 2013 2014 RASIO ELEKTRIFIKASI Poly. RASIO ELEKTRIFIKASI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-162 dan sejalan dengan arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.192. Gambar 3. 192 Perkembangan Relevansi Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015 6 Penggunaan Gas Sebagai Bahan Bakar Utama Memasak Perkembangan penggunaan gas sebagai bahan bakar utama memasak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2014 semakin membaik, yaitu pada tahun 2011 sebesar 48,61 menjadi sebesar 63,38 pada tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.193. Gambar 3. 193 Perkembangan Penggunaan Gas Sebagai Bahan Bakar Utama Memasak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. Jateng, Tahun 2015

73.48 76.63

79.98 85.76

89.09

75.30 77.20

79.30 82.70

85.02 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 95.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 RASIO ELEKTRIFIKASI Target RPJMD

48.61 55.32

60.15 63.38

45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 2010 2011 2012 2013 2014 Penggunaan Bahan Bakar Utama Memasak Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-163 5. KETAHANAN PANGAN 1 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Pasar Perkembangan harga beras Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten memburuk, yaitu pada tahun 2010 seharga Rp.5.513,- dan pada tahun 2014 menjadi seharga Rp.7.899,- dan lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.194. Gambar 3. 194 Perkembangan Harga Beras Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 2 Produksi Beras Produksi beras Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 5.403.883 ton berada di bawah target RPJMD tahun 2014 sebesar 5.705.967 ton. Kontribusi produksi beras Provinsi Jawa Tengah sebesar 13,62 terhadap total nasional tahun 2014 sebesar 39.680.954 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.195. 5,513 6,396 7,172 7,594 7,899 5,000 5,500 6,000 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500 2010 2011 2012 2013 2014 PERKEMBANGAN HARGA BERAS Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-164 Gambar 3. 195 Perkembangan Produksi Beras Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Provinsi Jawa Tengah ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas produksi beras Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 memburuk dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan dan perkembangan relevansi produksi beras Provinsi Jawa Tengah tidak tercapai dan menjauh dari target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.196. Gambar 3. 196 Perkembangan Relevansi Produksi Beras Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 Provinsi Jawa Tengah ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 5,663,054 5,260,416 5,731,445 5,794,109 5,403,883 5705967 4,900,000 5,000,000 5,100,000 5,200,000 5,300,000 5,400,000 5,500,000 5,600,000 5,700,000 5,800,000 5,900,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI BERAS PRODUKSI BERAS TARGET RPJMD 2014 5,663,054 5,260,416 5,731,445 5,794,109 5,403,883 5,281,793 5,417,030 5,441,435 5,523,057 5,705,967 4,900,000 5,000,000 5,100,000 5,200,000 5,300,000 5,400,000 5,500,000 5,600,000 5,700,000 5,800,000 5,900,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI BERAS Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-165 3 Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama Lainnya

a. Harga Komoditas Jagung di Tingkat Pasar

Posisi relatif harga komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.3.234,- berada di bawah tahun 2013 seharga Rp.3.350,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.197. Gambar 3. 197 Perkembangan Harga Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan harga komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2014 relatif stabil namun pada tahun 2010 harga sangat rendah dan melonjak di tahun 2011 dari 2.573 menjadi seharga Rp.3.278,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.198. 2,573 3,278 3,100 3,350 3,234 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS JAGUNG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-166 Gambar 3. 198 Perkembangan Harga Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015

b. Harga Komoditas Ubi Kayu di Tingkat Pasar

Posisi relatif harga komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.1.537,- berada di bawah tahun 2013 seharga Rp.1.545,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.199. Gambar 3. 199 Harga Komoditas Ubi Kayu Tahun 2014 Terhadap Harga Komoditas Ubi Kayu Tahun 2010 – 2013 Provinsi Jawa Tengah RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 2,573 3,278 3,100 3,350 3,234 2,400 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900 3,000 3,100 3,200 3,300 3,400 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS JAGUNG 1,151 1,174 1,480 1,545 1,537 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS UBI KAYU Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-167 c. Harga Komoditas Ubi Jalar di Tingkat Pasar Posisi relatif harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.2.254,- berada di bawah tahun 2013 seharga Rp.2.346,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.200. Gambar 3. 200 Posisi Relatif Harga Komoditas Ubi Jalar Tahun 2014 Terhadap Harga Komoditas Ubi Jalar Tahun 2010 – 2013 Provinsi Jawa Tengah RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami kondisi yang memburuk, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp.1.857,- terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar Rp.2.346,-, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar Rp.2.254,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.201. 1,857 1,863 2,059 2,346 2,254 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-168 Gambar 3. 201 Perkembangan Harga Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung memburuk namun mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.202. Gambar 3. 202 Tingkat Efektivitas Harga Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 1,857 1,863 2,059 2,346 2,254 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR 1,857 1,863 2,059 2,346 2,254 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000 2,100 2,200 2,300 2,400 2010 2011 2012 2013 2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR Poly. HARGA KOMODITAS UBI JALAR Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-169 4 Ketersediaan dan Produksi Kebutuhan Pokok Utama Lainnya

a. Produksi Komoditas Padi

Posisi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 9.648.104 ton berada di bawah target target RPJMD tahun 2014 sebesar 10.187.447 ton. Kontribusi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah sebesar 13,62 dari total secara nasional tahun 2014 sebesar 70.846.465 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.203. Gambar 3. 203 Posisi Relatif Produksi Komoditas Padi Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2013 naik menjadi sebesar 10,344,816 ton, namun menurun pada tahun 2014 sebesar 9,648,104 ton dan lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.204. 10,110,830 9,391,959 10,232,934 10,344,816 9,648,104 10,187,447 8,800,000 9,000,000 9,200,000 9,400,000 9,600,000 9,800,000 10,000,000 10,200,000 10,400,000 10,600,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI PADI TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-170 Gambar 3. 204 Perkembangan Produksi Komoditas Padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan kondisi yang memburuk, dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.205. Gambar 3. 205 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 10,110,830 9,391,959 10,232,934 10,344,816 9,648,104 8,800,000 9,000,000 9,200,000 9,400,000 9,600,000 9,800,000 10,000,000 10,200,000 10,400,000 10,600,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS PADI 10,110,830 9,391,959 10,232,934 10,344,816 9,648,104 8,800,000 9,000,000 9,200,000 9,400,000 9,600,000 9,800,000 10,000,000 10,200,000 10,400,000 10,600,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS PADI Poly. PRODUKSI KOMODITAS PADI Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-171 Perkembangan relevansi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak tercapai dan menjauh dari arah target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.206. Gambar 3. 206 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Padi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015

b. Produksi Komoditas Jagung

Posisi relatif produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 3.051.516 ton berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 3.004.814 ton. Kontribusi produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah sebesar 16,05 dari total nasional pada tahun 2014 sebesar 19.008.426 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.207. 10,110,830 9,391,959 10,232,934 10,344,816 9,648,104 9,430,125 9,671,577 9,715,151 9,860,878 10,187,447 8,800,000 9,000,000 9,200,000 9,400,000 9,600,000 9,800,000 10,000,000 10,200,000 10,400,000 10,600,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI KOMODITAS PADI Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-172 Gambar 3. 207 Posisi Relatif Produksi Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 3.051.516 ton dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.208. Gambar 3. 208 Perkembangan Produksi Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 3,058,710 2,772,575 3,041,630 2,930,911 3,051,516 3,004,814 2,600,000 2,650,000 2,700,000 2,750,000 2,800,000 2,850,000 2,900,000 2,950,000 3,000,000 3,050,000 3,100,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI JAGUNG TARGET RPJMD 2014 3,058,710 2,772,575 3,041,630 2,930,911 3,051,516 2,600,000 2,650,000 2,700,000 2,750,000 2,800,000 2,850,000 2,900,000 2,950,000 3,000,000 3,050,000 3,100,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-173 Tingkat efektivitas produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.209. Gambar 3. 209 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 sejalan dengan arah target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.210. 3,058,710 2,772,575 3,041,630 2,930,911 3,051,516 2,600,000 2,650,000 2,700,000 2,750,000 2,800,000 2,850,000 2,900,000 2,950,000 3,000,000 3,050,000 3,100,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG Poly. PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-174 Gambar 3. 210 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015

c. Produksi Komoditas Ubi Kayu

Posisi relatif produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 3.977.829 ton berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 3.356.540 ton. Kontribusi produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah sebesar 16,97 terhadap total nasional tahun 2014 sebesar 23.436.384 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.211. 3,058,710 2,772,575 3,041,630 2,930,911 3,051,516 2,821,898 2,864,226 2,907,190 2,950,798 3,004,814 2,600,000 2,650,000 2,700,000 2,750,000 2,800,000 2,850,000 2,900,000 2,950,000 3,000,000 3,050,000 3,100,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-175 Gambar 3. 211 Posisi Relatif Produksi Komoditas Ubi Kayu Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 4.089.635 ton, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 3.977.810 ton dan lebih buruk dibandingkan tahun 2013 sebesar 4.089.635 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.212. Gambar 3. 212 Perkembangan Proporsi Produksi Komoditas Ubi Kayu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 3,876,242 3,501,458 3,848,462 4,089,635 3,977,810 3,356,540 - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000 4,500,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU TARGET RPJMD 2014 3,876,242 3,501,458 3,848,462 4,089,635 3,977,810 3,200,000 3,300,000 3,400,000 3,500,000 3,600,000 3,700,000 3,800,000 3,900,000 4,000,000 4,100,000 4,200,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-176 Tingkat efektivitas produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.213. Gambar 3. 213 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Ubi Kayu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.214. 3,876,242 3,501,458 3,848,462 4,089,635 3,977,810 3,200,000 3,300,000 3,400,000 3,500,000 3,600,000 3,700,000 3,800,000 3,900,000 4,000,000 4,100,000 4,200,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU Poly. PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-177 Gambar 3. 214 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Ubi Kayu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015

d. Produksi Komoditas Ubi Jalar

Posisi relatif produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 179.394 ton dan berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 171.158 ton. Kontribusi produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,53 dari total nasional tahun 2014 sebesar 2.382.658 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.215. Gambar 3. 215 Posisi Relatif Produksi Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 3,876,242 3,501,458 3,848,462 4,089,635 3,977,810 3,973,436 3,997,025 4,021,261 4,045,388 3,356,540 3,000,000 3,200,000 3,400,000 3,600,000 3,800,000 4,000,000 4,200,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU Target RPJMD 137,724 157,972 166,978 183,694 179,394 171,158 120,000 130,000 140,000 150,000 160,000 170,000 180,000 190,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR TARGET RPJMD 2014 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-178 Perkembangan produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami kondisi yang membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 137.724 ton terus meningkat sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar 183.694 ton, namun pada tahun 2014 menurun menjadi sebesar 179,394 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.216. Gambar 3. 216 Perkembangan Proporsi Produksi Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Tingkat efektivitas produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.217. 137,724 157,972 166,978 183,694 179,394 120,000 130,000 140,000 150,000 160,000 170,000 180,000 190,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-179 Gambar 3. 217 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.218. Gambar 3. 218 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Ubi Jalar Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015 137,724 157,972 166,978 183,694 179,394 120,000 130,000 140,000 150,000 160,000 170,000 180,000 190,000 2010 2011 2012 2013 2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR Poly. PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR 137,724 157,972 166,978 183,694 179,394 162,634 163,447 164,265 165,086 171,158 120,000 130,000 140,000 150,000 160,000 170,000 180,000 190,000 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR Target RPJMD Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-180 5 Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori di Bawah Tingkat Konsumsi Minimum a. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Minimum di Bawah 1.400 KkalKapHari Sangat Rawan Pangan Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 16,97 berada di atas rata-rata nasional tahun 2014 sebesar 16,94, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.219. Gambar 3. 219 Posisi Relatif Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori Minimum Dibawah 1.400 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Nasional tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami perbaikan, yaitu terus mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 19,42 dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 16,04 dengan kondisi capaian lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan relevansi proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014

17.14 19.15

19.42 17.75

16.97 16.94 16 16.5 17 17.5 18 18.5 19 19.5 20 2010 2011 2012 2013 2014 TKM 1.400 NASIONAL Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-181 sejalan dengan capaian nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.220. Gambar 3. 220 Perbandingan Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori Minimum Dibawah 1.400 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015

b. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Antara Dari 1400 - 1800 KkalKapHari Rawan Pangan

Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori antara dari 1400-1800 kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 34,88 berada di atas rata-rata nasional tahun 2014 sebesar 33,16 dan perkembangan proporsi penduduk dengan asupan kalori antara 1400-1800 kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 34,88 dengan kondisi capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.221.

17.14 19.15

19.42 17.75

16.97

15.34 17.41

19.46 18.68

16.94 14 15 16 17 18 19 20 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TKM 1.400 Nasional Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-182 Gambar 3. 221 Posisi Relatif Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori Antara 1400 - 1800 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Rata-Rata Nasional Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015 Perkembangan relevansi angka proporsi penduduk dengan asupan kalori Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak sejalan dengan capaian nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.222. Gambar 3. 222 Perkembangan Relevansi Angka Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori Antara 1400 - 1800 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015 33.16

36.21 36.36

34.47 35.2

34.88 31 32 33 34 35 36 37 2010 2011 2012 2013 2014 TKM 1.400 - 1.800 NASIONAL TKM 1.400 - 1.800

17.14 19.15

19.42 17.75

16.97

15.34 17.41

19.46 18.68

16.94 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TKM 1.400 Nasional Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-183 c. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Di Atas 1800 KkalKapHari Tahan Pangan Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori di atas 1800 kkalkaphari tahan pangan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 48,14 berada di bawah rata-rata nasional tahun 2014 sebesar 49,9, dan perkembangan proporsi penduduk dengan asupan kalori di atas 1800 kkalkaphari tahan pangan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 46,65 dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 48,14 dengan kondisi capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.223. Gambar 3. 223 Posisi Relatif Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Di Atas 1800 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Angka Nasional Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015

D. Prioritas Bidang Intervensi

Analisis prioritas bidang intervensi dilakukan dengan melihat kecenderungan perkembangan atau trend indikator utama. Prioritas bidang intervensi bertujuan untuk menentukan indikator-indikator yang perlu mendapat porsi perhatian lebih tinggi dalam intervensi, yaitu pada

46.65 44.5

46.11 47.05

48.14 49.9 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 2010 2011 2012 2013 2014 TKM 1.800 NASIONAL TKM 1.800 Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-184 indikator-indikator utama yang mengalami kecenderungan perkembangan semakin “buruk”, sebagai berikut: Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-185

1. KETENAGAKERJAAN

KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF POSISI RELATIF ANTAR WAKTU EFEKTIVITAS RELEVANSI PRIORITAS IN D IK A T O R 1. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT  di atas target RPJMD 2014  mengalami fluktuasi  tahun 2014 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya  menunjukkan perbaikan  kinerja penurunan mengalami perlambatan  tidak relevan PRIORITAS 2. Laju Pertumbuhan PDB Per Tenaga Kerja  di bawah target MDGs 2015  mengalami fluktuasi  tahun 2014 lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya  tidak efektif  tidak relevan PRIORITAS 3. Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas  di bawah target MDGs 2015  terjadi fluktuasi  tahun 2014 lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya  tidak efektif  tidak relevan BUKAN PRIORITAS 4. Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhdap Total Kesempatan Kerja  di atas target MDGs 2015  cenderung membaik  tahun 2014 lebih baik dibandingkan  mengalami perbaikan  dengan kinerja penurunan melambat  tidak relevan BUKAN PRIORITAS Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-186 KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF POSISI RELATIF ANTAR WAKTU EFEKTIVITAS RELEVANSI PRIORITAS tahun-tahun sebelumnya 5. Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian  di atas target MDGs 2015  terjadi fluktuasi  tahun 2014 lebih buruk dari tahun 2012 dan tahun 2013  menunjukkan perbaikan  kinerja peningkatan mengalami perlambatan  relevan BUKAN PRIORITAS

2. KESEHATAN

KESEHATAN PERSPEKTIF POSISI RELATIF ANTAR WAKTU EFEKTIVITAS RELEVANSI PRIORITAS IN D IK A T O R 1. Angka Kematian Bayi AKB  di bawah target RPJMD tahun 2014  di atas target MDGs 2015  mengalami fluktuasi  tahun 2014 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya  efektif  relevan terhadap target RPJMD tahun 2014  tidak relevan terhadap arah pencapaian target MDGs tahun 2015 BUKAN PRIORITAS 2. Angka Kematian Balita AKBA  di bawah target RPJMD tahun 2014  mengalami fluktuasi  tahun 2014  efektif  relevan BUKAN PRIORITAS Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018 III-187 KESEHATAN PERSPEKTIF POSISI RELATIF ANTAR WAKTU EFEKTIVITAS RELEVANSI PRIORITAS  di bawah target MDGs 2015 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya 3. Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI  di atas target RPJMD tahun 2014  di atas target MDGs 2015  konsisten memburuk  tahun 2014 lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya  tidak efektif  tidak relevan PRIORITAS 4. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi a. Gizi Buruk  di atas target RPJMD tahun 2014  di bawah target MDGs 2015  terjadi fluktuasi  tahun 2014 tidak lebih baik dari tahun 2012  menunjukkan perbaikan  kinerja penurunan melambat  tidak relevan terhadap target RPJMD tahun 2014  relevan terhadap arah target MDGs tahun 2015 PRIORITAS b. Gizi Kurang Ket: Capaian tahun 2013  di atas target RPJMD tahun 2014  di bawah target MDGs 2015  konsisten membaik  lebih baik dibandingkan tahun  efektif  tidak relevan terhadap target RPJMD tahun 2014  relevan terhadap BUKAN PRIORITAS