Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-46
Gambar 3. 24 Posisi Relatif Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu
pada tahun 2010 sebesar 6,61 terus menurun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 4,92 kemudian pada tahun 2013
naik menjadi sebesar 6,93, namun pada tahun 2014 kembali turun menjadi sebesar 1,73 dengan capaian lebih buruk dari
tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.25.
6.61 5.32
4.92 6.93
1.73 4.25
1.5 2.5
3.5 4.5
5.5 6.5
2010 2011
2012 2013
2014 Pertumbuhan PDRB
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-47
Gambar 3. 25 Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
memburuk dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.26.
Gambar 3. 26 Tingkat Efektivitas Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
6.61 5.32
4.92 6.93
1.73
1.5 2.5
3.5 4.5
5.5 6.5
2010 2011
2012 2013
2014 Pertumbuhan PDRB
6.61 5.32
4.92 6.93
1.73
1.5 2.5
3.5 4.5
5.5 6.5
2010 2011
2012 2013
2014 Pertumbuhan PDRB
Poly. Pertumbuhan PDRB
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-48
Perkembangan relevansi laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-
2014 jauh dari arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.27.
Gambar 3. 27 Perkembangan Relevansi Laju Pertumbuhan PDRB per Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
3 Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
Posisi relatif rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
65,72 berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 70,38, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.28.
6.61 5.32
4.92 6.93
1.73 2.92
3.25 3.58
3.92 4.25
1 2
3 4
5 6
7 8
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Pertumbuhan PDRB Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-49
Gambar 3. 28 Posisi Relatif Rasio Kesempatan Kerja Terhadap
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 66,22 hingga tahun 2012 naik sebesar 67,4, namun pada tahun 2012 terus
mengalami penurunan hingga tahun 2014 menjadi sebesar 65,72 dengan capaian lebih buruk dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.29.
Gambar 3. 29 Perkembangan Rasio Kesempatan Kerja Terhadap
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
66.22 66.58
67.41 66.46
65.72
70.38
65.00 66.00
67.00 68.00
69.00 70.00
71.00
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO KK
TARGET MDGs 2015
66.22 66.58
67.4 66.46
65.72
65 65.5
66 66.5
67 67.5
68
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO KK
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-50
Tingkat efektivitas rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu
lima tahun 2010-2014 semakin memburuk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.30.
Gambar 3. 30 Tingkat Efektivitas Rasio Kesempatan Kerja Terhadap
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas Provinsi Jawa Tengah selama
periode lima tahun terakhir 2010-2014 semakin menjauh dari arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.31.
66.22 66.58
67.4 66.46
65.72
65 65.5
66 66.5
67 67.5
68
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO KK
Poly. RASIO KK
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-51
Gambar 3. 31 Perkembangan Relevansi Rasio Kesempatan Kerja Terhadap
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
4 Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja
Posisi relatif proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 68,28 masih berada di atas target MDGs 2015 sebesar 55,35, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.32.
66.22 66.58
67.41 66.46
65.72 66.38
67.43 68.44
69.43 70.38
63.00 64.00
65.00 66.00
67.00 68.00
69.00 70.00
71.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RASIO KK Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-52
Gambar 3. 32 Posisi Relatif Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan
Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 cenderung membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 74,30 terus menurun hingga tahun
2013 menjadi sebesar 68,17, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 68,28 dengan capaian masih lebih baik
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.33.
74.30 71.81
69.37 68.17
68.28
55.35 50.00
55.00 60.00
65.00 70.00
75.00 80.00
2010 2011
2012 2013
2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA
PROPORSI KESEMPATAN KERJA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-53
Gambar 3. 33 Perkembangan Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan
Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja
Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 mengalami perbaikan namun dengan kinerja penurunan
melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.34.
Gambar 3. 34 Tingkat Efektivitas Proporsi Tenaga Kerja Yang Berusaha Sendiri
dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
74.30
71.81
69.37 68.17
68.28
68.00 69.00
70.00 71.00
72.00 73.00
74.00 75.00
2010 2011
2012 2013
2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA
74.30 71.81
69.37 68.17
68.28
68.00 69.00
70.00 71.00
72.00 73.00
74.00 75.00
2010 2011
2012 2013
2014 PROPORSI KESEMPATAN KERJA
Poly. PROPORSI KESEMPATAN KERJA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-54
Perkembangan relevansi tenaga kerja yang berusaha sendiri dan pekerja bebas keluarga terhadap total kesempatan kerja Provinsi
Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 belum mencapai arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.35.
Gambar 3. 35 Perkembangan Relevansi Proporsi Tenaga Kerja Yang Berusaha
Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs
Tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
5 Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian
Posisi relatif kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014
sebesar 42,35 berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 66,71, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.36.
74.30 71.81 69.37
68.17 68.28
58.17 57.45
56.74 56.04
55.35
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PROPORSI KESEMPATAN KERJA Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-55
Gambar 3. 36 Posisi Relatif Kontribusi Perempuan
Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Provinsi Jawa Tengah
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
terus mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2010 sebesar 43,85 terus menurun sampai dengan tahun 2014 menjadi
sebesar 42,35, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.37.
Gambar 3. 37 Perkembangan Kontribusi Perempuan
Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015
43.85 43.06
43.05 42.67
42.35
66.71
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN
TARGET MDGs 2015
43.85
43.06 43.05
42.67 42.35
42.20 42.40
42.60 42.80
43.00 43.20
43.40 43.60
43.80 44.00
2010 2011
2012 2013
2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-56
Tingkat efektivitas kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu
lima tahun 2010-2014 memburuk dengan kinerja peningkatan terus melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.38.
Gambar 3. 38 Tingkat Efektivitas Kontribusi Perempuan
Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non pertanian Provinsi Jawa Tengah selama
periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.39.
43.85 43.06
43.05 42.67
42.35
41.50 42.00
42.50 43.00
43.50 44.00
2010 2011
2012 2013
2014 KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN
Poly. KONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-57
Gambar 3. 39 Perkembangan Relevansi Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan
Upahan di Sektor Non Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015
2. KESEHATAN 1 Angka Kematian Bayi AKB
Posisi relatif AKB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 10,1 per 1.000 kh berada di bawah target RPJMD tahun 2014 dan
masih di atas target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.40.
Gambar 3. 40 Posisi Relatif Angka Kematian Bayi AKB Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
43.85 43.06
43.05 42.67
42.35 65.91
66.11 66.31
66.51 66.71
40.00 45.00
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
KKONTRIBUSI PEREMPUAN NON PERTANIAN Target MDGs Jateng
10.62 10.34
10.9 10.41
10.1
12.5
8.5 8
8.5 9
9.5 10
10.5 11
11.5 12
12.5 13
2010 2011
2012 2013
2014 AKB JATENG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-58
Perkembangan AKB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2012 sebesar 10,9 per
1.000 kh. terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 10,1 per 1.000 kh dengan kondisi capaian lebih
baik dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.41.
Gambar 3. 41 Perkembangan Angka Kematian Bayi AKB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas AKB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja
penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.42.
10.62 10.34
10.9
10.41
10.1
10 10.1
10.2 10.3
10.4 10.5
10.6 10.7
10.8 10.9
11
2010 2011
2012 2013
2014 AKB JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-59
Gambar 3. 42 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Bayi AKB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi AKB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai target
RPJMD tahun 2014, namun masih jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.43.
Gambar 3. 43 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Bayi AKB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 dan Target MDGs Tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
10.62 10.34
10.9 10.41
10.1
10 10.1
10.2 10.3
10.4 10.5
10.6 10.7
10.8 10.9
11
2010 2011
2012 2013
2014 AKB JATENG
Poly. AKB JATENG
10.62 10.34
10.9 10.41
10.1 9.8
12.5
9.1 9
8.9 8.7
8.5
8 9
10 11
12 13
14
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AKB JATENG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-60 2 Angka Kematian Balita AKBA
Posisi relatif AKBA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 11,5 per 1.000 kh berada di bawah target RPJMD tahun 2014 dan
target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.44.
Gambar 3. 44 Posisi Relatif Angka Kematian Balita AKBA Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan AKBA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010- 2014 mengalami fluktuasi, namun pada tahun 2012 sebesar 12
per 1.000 kh terus mengalami penurunan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 11,5 per 1.000 kh dengan kondisi capaian
lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3. 45.
12.02
11.5 12
11.8 11.5
11.9 11.85
11.4 11.5
11.6 11.7
11.8 11.9
12 12.1
2010 2011
2012 2013
2014 AKBA JATENG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-61
Gambar 3. 45 Perkembangan Angka Kematian Balita AKBA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas AKBA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan
kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.46.
Gambar 3. 46 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Balita AKBA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
12.02
11.5 12
11.8
11.5
11.4 11.5
11.6 11.7
11.8 11.9
12 12.1
2010 2011
2012 2013
2014 AKBA JATENG
12.02
11.5 12
11.8 11.5
11.4 11.5
11.6 11.7
11.8 11.9
12 12.1
2010 2011
2012 2013
2014 AKBA JATENG
Poly. AKBA JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-62
Perkembangan relevansi AKBA Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai target
RPJMD tahun 2014 dan arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.47.
Gambar 3. 47 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Balita AKBA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
3 Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI
Posisi relatif AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 126.55 per 1.000 kh berada di atas target RPJMD tahun 2014 dan
target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.48.
12.02
11.5 12.00
11.80
11.50 12
11.9 12.01
12 11.95
11.9 11.85
11.4 11.5
11.6 11.7
11.8 11.9
12 12.1
12.2 12.3
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AKBA JATENG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-63
Gambar 3. 48 Posisi Relatif Angka Kematian Ibu AKI Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan AKI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten memburuk, yaitu pada tahun 2010 sebesar 104,9 per
100.000 kh dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 126,55 per 100.000 kh dengan kondisi capaian tahun 2014 lebih buruk
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.49.
Gambar 3. 49 Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
104.9 116.01
116.34 118.62
126.55
118
60 50
60 70
80 90
100 110
120
2010 2011
2012 2013
2014 AKI JATENG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
104.9 116.01
116.34 118.62
126.55
100 105
110 115
120 125
130
2010 2011
2012 2013
2014 AKI JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-64
Tingkat efektivitas AKI Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan kondisi yang memburuk
dengan kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.50.
Gambar 3. 50 Tingkat Efektivitas Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi AKI Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD
tahun 2014 dan jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.51.
104.9 116.01
116.34 118.62
126.55
100 105
110 115
120 125
130
2010 2011
2012 2013
2014 AKI JATENG
Poly. AKI JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-65
Gambar 3. 51 Perkembangan Relevansi Angka Kematian Ibu Melahirkan AKI
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
4 Prevalensi Balita Kekurangan Gizi a. Gizi Buruk
Posisi relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,16 masih berada di atas
target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 2,15, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.52.
Gambar 3. 52 Posisi Relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
104.9 116.01
116.34 118.62
126.55
102 118
100 90
80 70
60
40 50
60 70
80 90
100 110
120 130
140
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AKI JATENG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
0.18 0.54
0.04 0.47
0.16
0.05 2.15
0.5 1
1.5 2
2.5
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI BURUK
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-66
Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu
pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 0,16 meskipun tidak lebih baik dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar
0,04, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.53.
Gambar 3. 53 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-
2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.54.
0.18 0.54
0.04 0.47
0.16
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI BURUK
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-67
Gambar 3. 54 Tingkat Efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir
2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun mencapai arah target MDGs tahun 2015
sebesar 2,15, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.55.
Gambar 3. 55 Perkembangan Relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Buruk
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.18 0.54
0.04 0.47
0.16
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI BURUK
Poly. GIZI BURUK
0.18 0.54
0.04 0.47
0.16 0.08
0.05 2.15
0.5 1
1.5 2
2.5
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GIZI BURUK Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-68 b. Gizi Kurang
Posisi relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 3,86 masih berada
di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,05, namun berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 11,9, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.56.
Gambar 3. 56 Posisi Relatif Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2011 – 2013
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2013 konsisten membaik, yaitu
pada tahun 2013 sebesar 3,86 lebih baik dibandingkan tahun 2011 sebesar 5,35 dan, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.57.
5.35 3.86
0.05 11.9
2 4
6 8
10 12
14
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI KURANG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-69
Gambar 3. 57 Perkembangan Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-
2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.58.
Gambar 3. 58 Tingkat Efektivitas Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
5.35 3.86
1 2
3 4
5 6
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI KURANG
5.35 3.86
1 2
3 4
5 6
7
2010 2011
2012 2013
2014 GIZI KURANG
Poly. GIZI KURANG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-70
Perkembangan relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang Provinsi Jawa Tengah selama periode tiga tahun terakhir
2011-2013 tidak mencapai target RPJMD tahun 2013 sebesar 0,08, namun mencapai arah target MDGs tahun 2015
sebesar 11,9, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.59.
Gambar 3. 59 Perkembangan Relevansi Prevalensi Balita dengan Gizi Kurang
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2013 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan MDGs Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
5 Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak
Posisi relatif proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 98,10 berada di
atas target MDGs tahun 2014 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.60.
5.35 3.86
0.08 0.05
11.9
0.01 2.01
4.01 6.01
8.01 10.01
12.01
2010 2011
2012 2013
2014 2015
GIZI KURANG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-71
Gambar 3. 60 Posisi Relatif Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami
fluktuasi, yaitu pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 98,10 meskipun tidak lebih baik dibandingkan capaian tahun 2012
sebesar 91, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.61.
Gambar 3. 61 Perkembangan Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
96.29 93.60
91.00 99.81
98.10
95
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
100
2010 2011
2012 2013
2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG
TARGET MDGs 2015
96.29 93.60
91.00 99.81
98.10
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
100
2010 2011
2012 2013
2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-72
Tingkat efektivitas Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun
2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.62.
Gambar 3. 62 Tingkat Efektivitas Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi
Campak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah selama periode lima
tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.63.
96.29 93.60
91.00 99.81
98.10
90 91
92 93
94 95
96 97
98 99
100
2010 2011
2012 2013
2014 IMUNISASI CAMPAK JATENG
Poly. IMUNISASI CAMPAK JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-73
Gambar 3. 63 Perkembangan Relevansi Proporsi Anak Berusia 1 Tahun
Diimunisasi Campak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
6 Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih
Posisi Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 99,20 berada di
bawah target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.64.
Gambar 3. 64 Posisi Relatif Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan
Terlatih Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
96.29 93.60
91.00 99.81
98.10 95
95 95
95 95
86 88
90 92
94 96
98 100
102
2010 2011
2012 2013
2014 2015
IMUNISASI CAMPAK JATENG Target MDGs Jateng
93.59 96.79
97.08 98.08
99.20
100
90 92
94 96
98 100
102
2010 2011
2012 2013
2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-74
Perkembangan Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten
membaik, yaitu pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 99,20 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.65.
Gambar 3. 65 Perkembangan Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan
Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.66.
93.59 96.79
97.08 98.08
99.20
91 92
93 94
95 96
97 98
99 100
2010 2011
2012 2013
2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-75
Gambar 3. 66 Tingkat Efektivitas Proporsi Kelahiran yang Ditolong
Tenaga Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih Provinsi Jawa Tengah selama periode lima
tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.67.
Gambar 3. 67 Perkembangan Relevansi Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga
Kesehatan Terlatih Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
93.59 96.79
97.08 98.08
99.20
91 92
93 94
95 96
97 98
99 100
2010 2011
2012 2013
2014 PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG
Poly. PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG
93.59 96.79
97.08 98.08
99.20 98
99 100
100 100
90 92
94 96
98 100
102
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PERSALINAN DITOLONG TENKES JATENG Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-76 7 Cakupan Pelayanan Antenatal K4
Posisi relatif cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 93,11 berada di bawah target
MDGs tahun 2015 sebesar 95, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.68.
Gambar 3. 68 Posisi Relatif Cakupan Pelayanan Antenatal K4
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuatif, namun pada
tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 93,11 dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 3.69.
92.04 93.71
92.70 92.13
93.11
95
90 91
92 93
94 95
2010 2011
2012 2013
2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-77
Gambar 3. 69 Perkembangan Cakupan Pelayanan Antenatal K4
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas cakupan pelayanan antenatal K4 Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.70.
Gambar 3. 70 Tingkat Efektivitas Cakupan Pelayanan Antenatal K4
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
92.04 93.71
92.70 92.13
93.11
92 92.2
92.4 92.6
92.8 93
93.2 93.4
93.6 93.8
94
2010 2011
2012 2013
2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG
92.04 93.71
92.70 92.13
93.11
91 91.5
92 92.5
93 93.5
94
2010 2011
2012 2013
2014 PEMERIKSAAN K4 JATENG
Poly. PEMERIKSAAN K4 JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-78
Perkembangan relevansi Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Provinsi Jawa Tengah selama periode lima
tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.71.
Gambar 3. 71 Perkembangan Relevansi Cakupan Pelayanan Antenatal K4
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
8 Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun
Posisi relatif Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49
Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 78,73 berada diatas target RPJMD tahun 2014 sebesar 77 dan target
MDGs 2015 sebesar 70,6, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.72.
92.04 93.71
92.70 92.13
93.11 92
93 94
95 95
90.5 91
91.5 92
92.5 93
93.5 94
94.5 95
95.5
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PEMERIKSAAN K4 JATENG Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-79
Gambar 3. 72 Posisi Relatif Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan
Menikah Usia 15-49 Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49
Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 80,19,
namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 78,73, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.73.
Gambar 3. 73 Perkembangan Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan
Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
78.58 79.08
80.19 79.54
78.73
77
70.6
64.00 66.00
68.00 70.00
72.00 74.00
76.00 78.00
80.00 82.00
2010 2011
2012 2013
2014 CPR
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
78.58 79.08
80.19 79.54
78.73
77.50 78.00
78.50 79.00
79.50 80.00
80.50
2010 2011
2012 2013
2014 CPR
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-80
Tingkat efektivitas Angka Pemakaian KontrasepsiContraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah Usia 15-49
Tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu tiga tahun 2012-2014 menunjukkan kondisi memburuk dengan kinerja
peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.74.
Gambar 3. 74 Tingkat Efektivitas Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada Perempuan
Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Angka Pemakaian Kontrasepsi Contraceptive Prevalence Rate CPR Pada Perempuan Menikah
Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD dan target
MDGs tahun 2015 sebesar 70,60, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.75.
78.58 79.08
80.19 79.54
78.73
77.50 78.00
78.50 79.00
79.50 80.00
80.50
2010 2011
2012 2013
2014 CPR
Poly. CPR
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-81
Gambar 3. 75 Perkembangan Relevansi Angka Pemakaian Kontrasepsi Pada
Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 Dan
Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
9 Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15- 19 Tahun
Posisi relatif Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar
35,78 per 1.000 perempuan masih berada di atas target MDGs 2015 sebesar 22,92 per 1.000 perempuan, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.76.
78.58 79.08
80.19 79.54
78.73 76
77
66.50 67.90
69.20 70.60
70.60
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00 85.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
CPR Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-82
Gambar 3. 76 Posisi Relatif Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan
Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2013
Keterangan : Tahun 2011 dan 2014 tidak dilakukan pendataan Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2012-2013 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 39,00 dan pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 41,56 per
1.000 perempuan, namun pada tahun 2013 turun menjadi sebesar 35,78 per 1.000 perempuan, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.77.
39.00 41.56
35.78
22.92 20.00
25.00 30.00
35.00 40.00
45.00
2010 2011
2012 2013
2014
TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-83
Gambar 3. 77 Perkembangan Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan
Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun
waktu dua tahun 2012-2013 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.78.
Gambar 3. 78 Tingkat Efektivitas Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000
Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
39.00 41.56
35.78
34.00 36.00
38.00 40.00
42.00 44.00
2010 2011
2012 2013
2014 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19
TAHUN
39.00 41.56
35.78
34.00 36.00
38.00 40.00
42.00 44.00
2010 2011
2012 2013
2014 TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN
Poly. TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-84
Perkembangan relevansi Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah selama
periode tahun 2010-2013 jauh dari arah target MDGs tahun 2011- 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.79.
Gambar 3. 79 Perkembangan Relevansi Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000
Perempuan Usia 15-19 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
10 Unmet need KB
Posisi relatif Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 10,26 masih berada di atas target RPJMD tahun
2014 sebesar 10,00 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 4,10, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.80.
39.00 41.56
35.78
24.80 24.20
23.70 23.10
22.92
15.00 20.00
25.00 30.00
35.00 40.00
45.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
TINGKAT KELAHIRAN PADA REMAJA1000 PEREMPUAN USIA 15-19 TAHUN
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-85
Gambar 3. 80 Posisi Relatif Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar
11,59 menurun sampai dengan tahun 2012 menjadi sebesar 10,26, dan pada tahun 2013 naik menjadi sebesar 10,42,
namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 10,26, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.81.
Gambar 3. 81 Perkembangan Unmet need KB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
11.59 10.95
10.26 10.42
10.26
10.00
4.10 0.00
2.00 4.00
6.00 8.00
10.00 12.00
14.00
2010 2011
2012 2013
2014 Unmet need
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
11.59 10.95
10.26 10.42
10.26
9.50 10.00
10.50 11.00
11.50 12.00
2010 2011
2012 2013
2014 Unmet need
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-86
Tingkat efektivitas unmet need KB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan,
namun kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.82.
Gambar 3. 82 Tingkat Efektivitas Unmet need KB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi unmet need KB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak mencapai
target RPJMD tahun 2013-2014 dan arah target MDGs tahun 2011-2015, dan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.83.
11.59 10.95
10.26 10.42
10.26
9.50 10.00
10.50 11.00
11.50 12.00
2010 2011
2012 2013
2014 Unmet need
Poly. Unmet need
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-87
Gambar 3. 83 Perkembangan Relevansi Unmet need KB Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov. Jateng, Tahun 2015
11 Prevalensi HIV Pada Penduduk Usia 15-24 Tahun Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan
Posisi relatif Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebanyak 1.399 kasus berada di atas
capaian tahun 2010 hingga tahun 2013, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.84.
Gambar 3. 84 Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014 kasus
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
11.59 10.95
10.26 10.42
10.26 10.26
10.00 9.14
8.40 7.00
6.20 4.10
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Unmet need Target RPJMD
Target MDGs Jateng
874 755
607 1,219
1,399
0.5 200
400 600
800 1,000
1,200 1,400
1,600
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-88
Perkembangan Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada
tahun 2010 sebanyak 874 kasus dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi sebanyak 607 kasus, namun pada tahun
2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebanyak 1.399 kasus, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.85.
Gambar 3. 85 Perkembangan Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan kondisi memburuk dengan kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.86.
874 755
607 1,219
1,399
500 700
900 1,100
1,300 1,500
2010 2011
2012 2013
2014 HIV JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-89
Gambar 3. 86 Tingkat Efektivitas Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-
2014 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan daerah dalam mengurangi jumlah kasus HIV, dan, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.87.
Gambar 3. 87 Relevansi Jumlah Kasus HIV Baru Ditemukan Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
874 755
607 1,219
1,399
500 600
700 800
900 1,000
1,100 1,200
1,300 1,400
1,500
2010 2011
2012 2013
2014 HIV JATENG
Poly. HIV JATENG
874 755
607 1,219
1,399
0.3 0.4
0.45 0.5
0.5
200 400
600 800
1,000 1,200
1,400 1,600
2010 2011
2012 2013
2014 2015
HIV JATENG Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-90 12 Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk
Posisi relatif angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,05 berada di bawah
target RPJMD 2014 sebesar 0,07, namun masih berada di atas target MDGs tahun 2015 sebesar 0,01, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.88.
Gambar 3. 88 Posisi Relatif Angka Penemuan Kasus Malaria
Per 1.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten
membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 0,10 per 1.000 penduduk dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 0,05 per 1.000
penduduk denfan capaian tahun 2014 lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.89.
0.10 0.11
0.10 0.07
0.05
0.07
0.01 0.00
0.02 0.04
0.06 0.08
0.10 0.12
2010 2011
2012 2013
2014 MALARIA JATENG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-91
Gambar 3. 89 Perkembangan Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun
2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.90.
Gambar 3. 90 Tingkat Efektivitas Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000
Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.10 0.11
0.10
0.07 0.05
0.04 0.05
0.06 0.07
0.08 0.09
0.10 0.11
0.12
2010 2011
2012 2013
2014 MALARIA JATENG
0.10 0.11
0.10 0.07
0.05
0.04 0.05
0.06 0.07
0.08 0.09
0.10 0.11
0.12
2010 2011
2012 2013
2014 MALARIA JATENG
Poly. MALARIA JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-92
Perkembangan relevansi angka penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,06, namun jauh dari arah target MDGs tahun 2015 sebesar
0,01, namun, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.91.
Gambar 3. 91 Perkembangan Relevansi Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000
Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
13 Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000 Penduduk
Posisi relatif angka prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 89,70
per 100.000 penduduk berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 219 per 100.000 penduduk, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.92.
0.10 0.11
0.10 0.07
0.05 0.06
0.07
0.03 0.025
0.02 0.015
0.01
0.00 0.02
0.04 0.06
0.08 0.10
0.12
2010 2011
2012 2013
2014 2015
MALARIA JATENG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-93
Gambar 3. 92 Posisi Relatif Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis
Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 107 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2012 mengalami penurunan
menjadi sebesar 46,00 per 100.000 penduduk, namun pada 2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar
89,70 per 100.000 penduduk, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.93.
107.00 74.52
46.00 60.68
89.70
219
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
2010 2011
2012 2013
2014 PREVALENSI TBC JATENG
Target MDGs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-94
Gambar 3. 93 Perkembangan Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000
Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun
2010-2014 menunjukkan perbaikan, namun kinerja penurunan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.94.
Gambar 3. 94 Tingkat Efektivitas Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis Per 100.000
Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
107.00
74.52
46.00 60.68
89.70
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 100.00
110.00
2010 2011
2012 2013
2014 PREVALENSI TBC JATENG
107.00 74.52
46.00 60.68
89.70
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
90.00 100.00
110.00
2010 2011
2012 2013
2014 PREVALENSI TBC JATENG
Poly. PREVALENSI TBC JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-95
Perkembangan relevansi prevalensi kejadian tubeculosis per 100.000 penduduk Provinsi Jawa Tengah selama periode lima
tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.95.
Gambar 3. 95 Perkembangan Relevansi Angka Prevalensi Kejadian Tubeculosis
Per 100.000 Penduduk Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
14 Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS
Posisi relatif proposi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
89,89 masih berada di bawah target MDGs 2015 sebesar 90,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.96.
107.00 74.52
46.00 60.68
89.70 231
228 226
24 219
0.00 50.00
100.00 150.00
200.00 250.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PREVALENSI TBC JATENG Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-96
Gambar 3. 96 Posisi Relatif Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui
DOTS Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami
fluktuasi, yaitu pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 90,13 dan terus menurun sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar
88,19, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 89,89 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.97.
85.02 90.13
88.64 88.19
89.89
90.00
84.00 85.00
86.00 87.00
88.00 89.00
90.00 91.00
2010 2011
2012 2013
2014 TBC DOTS JATENG
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-97
Gambar 3. 97 Perkembangan Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui
DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan, dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.98.
Gambar 3. 98 Tingkat Efektivitas Proporsi Kasus Tuberculosis yang
Disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
85.02 90.13
88.64 88.19
89.89
84.00 85.00
86.00 87.00
88.00 89.00
90.00 91.00
2010 2011
2012 2013
2014 TBC DOTS JATENG
85.02 90.13
88.64 88.19
89.89
84.00 85.00
86.00 87.00
88.00 89.00
90.00 91.00
2010 2011
2012 2013
2014 TBC DOTS JATENG
Poly. TBC DOTS JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-98
Perkembangan relevansi proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah selama periode
lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2015 tidak relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.99.
Gambar 3. 99 Perkembangan Proporsi Kasus Tuberculosis yang
Disembuhkan Melalui DOTS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
15 Angka kematian DBD
Posisi relatif angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 1,70 berada di atas target RPJMD tahun
2014 sebesar 0,01 dan target MDGs 2015 sebesar 1, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.100.
85.02 90.13
88.64 88.19
89.89
86 87
88 89
90.00
82.00 83.00
84.00 85.00
86.00 87.00
88.00 89.00
90.00 91.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
TBC DOTS JATENG Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-99
Gambar 3. 100 Posisi Relatif Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi dan pada tahun 2014
mengalami kenaikan menjadi sebesar 1,70 dengan kondisi capaian lebih buruk dari tahun-tahun sebelumnya, secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 3.101.
Gambar 3. 101 Perkembangan Angka Kematian DBD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
1.29 0.93
1.62 1.21
1.70
0.01 1
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
2010 2011
2012 2013
2014 DBD JATENG
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
1.29
0.93 1.62
1.21 1.70
0.80 0.90
1.00 1.10
1.20 1.30
1.40 1.50
1.60 1.70
1.80
2010 2011
2012 2013
2014 DBD JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-100
Tingkat efektivitas angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung
memburuk dengan kinerja penurunan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.102.
Gambar 3. 102 Tingkat Efektivitas Angka Kematian DBD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka kematian DBD Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak
mencapai target RPJMD tahun 2014 dan jauh dari arah pencapaian target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.103.
1.29 0.93
1.62 1.21
1.70
0.80 0.90
1.00 1.10
1.20 1.30
1.40 1.50
1.60 1.70
1.80
2010 2011
2012 2013
2014 DBD JATENG
Poly. DBD JATENG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-101
Gambar 3. 103 Perkembangan Relevansi Angka Kematian DBD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
16 Drop out Peserta KB
Posisi relatif Drop out peserta KB Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 15,58 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar
14,75, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.104.
Gambar 3. 104 Posisi Relatif Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015, Tahun 2015
1.29 0.93
1.62 1.21
1.70
1.2
0.01 1.00
1.00 1.00
1.00 1.00
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
2010 2011
2012 2013
2014 2015
DBD JAETNG Target RPJMD
Target MDGs Jateng
13.11 14.71
15.09 16.09
15.58
14.75
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
2010 2011
2012 2013
2014 DO KB
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-102
Perkembangan Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, pada tahun 2010 sebesar
13,86 terus mengalami kenaikan hingga tahun 2013 menjadi sebesar 16,09, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar
15,58, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.105.
Gambar 3. 105 Perkembangan Drop out Peserta KB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 semakin memburuk,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.106.
13.11 14.71
15.09 16.09
15.58
13.00 13.50
14.00 14.50
15.00 15.50
16.00 16.50
2010 2011
2012 2013
2014
DO KB
DO KB
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-103
Gambar 3. 106 Tingkat Efektivitas Drop out Peserta KB
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi Drop out peserta KB Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak
mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.107.
Gambar 3. 107 Perkembangan Relevansi Drop out Peserta KB Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Kesehatan Prov. Jateng, Tahun 2015
13.11 14.71
15.09 16.09
15.58
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
16.00 18.00
2010 2011
2012 2013
2014 DO KB
Poly. DO KB
13.11 14.71
15.09 16.09
15.58
15.09 14.75
13.00 13.50
14.00 14.50
15.00 15.50
16.00 16.50
2010 2011
2012 2013
2014 2015
DO KB Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-104 3. PENDIDIKAN
1 Angka Partisipasi Murni APM a. APM SDMI sederajat
Posisi relatif APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 98,32 berada dibawah target RPJMD
tahun 2014 sebesar 99,42 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.108.
Gambar 3. 108 Posisi Relatif APM SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Terhadap
Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng
Perkembangan APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 cenderung membaik, yaitu pada tahun
2010 sebesar 97,08 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 98,32 dengan capaian
lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.109.
97.08 95.04
98.30 98.30
98.32
99.42 100
93 94
95 96
97 98
99 100
101
2010 2011
2012 2013
2014 APM SDMI
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-105
Gambar 3. 109 Perkembangan APM SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan
perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.110.
Gambar 3. 110 Tingkat Efektivitas Proporsi APM SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
97.08
95.04 98.30
98.30 98.32
93 94
95 96
97 98
99
2010 2011
2012 2013
2014 APM SDMI
97.08 95.04
98.30 98.30
98.32
93 94
95 96
97 98
99
2010 2011
2012 2013
2014 APM SDMI
Poly. APM SDMI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-106
Perkembangan relevansi APM SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak
mencapai target RPJMD tahun 2014 dan arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.111.
Gambar 3. 111 Perkembangan Relevansi APM SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun
2015
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
b. APM SMPMTs sederajat
Posisi relatif APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 77,83 berada dibawah target
RPJMD tahun 2014 sebesar 79,20, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.112.
97.08
95.04 98.30
98.30 98.32
98.6 99.42
97.67 98.25
98.83 99.42
100
94 95
96 97
98 99
100 101
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APM SDMI Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-107
Gambar 3. 112 Posisi Relatif APM SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun pada
tahun 2014 naik menjadi sebesar 77,83 dengan capaian tidak lebih baik dibandingkan tahun 2012 sebesar 78,92,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.113.
Gambar 3. 113 Perkembangan APM SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
76.87 78.33
78.92 77.80
77.83
79.20
75.50 76.00
76.50 77.00
77.50 78.00
78.50 79.00
79.50
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMPMTs
TARGET RPJMD 2014
76.87 78.33
78.92
77.80 77.83
76.00 76.50
77.00 77.50
78.00 78.50
79.00
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMPMTs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-108
Tingkat efektivitas APM SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.114.
Gambar 3. 114 Tingkat Efektivitas Proporsi APM SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka partisipasi murni SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.115.
76.87 78.33
78.92 77.80
77.83
76.00 76.50
77.00 77.50
78.00 78.50
79.00
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMPMTs
Poly. APM SMPMTs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-109
Gambar 3. 115 Perkembangan Relevansi APM SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
c. APM SMAMA sederajat
Posisi relatif APM SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 59,20
berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 58,00,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.116.
Gambar 3. 116 Posisi Relatif APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
76.87 78.33
78.92 77.80
77.83 79.00
79.2
75.50 76.00
76.50 77.00
77.50 78.00
78.50 79.00
79.50
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APM SMPMTs Target RPJMD
50.12 51.46
53.00 55.00
59.20
58.00
48 50
52 54
56 58
60
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMAMA
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-110
Perkembangan APM SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun
2010 sebesar 50,12 dan pada tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 59,20, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.117.
Gambar 3. 117 Perkembangan APM SMAMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat APM SMAMA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan
dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.118.
50.12 51.46
53.00 55.00
59.20
48 50
52 54
56 58
60
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMAMA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-111
Gambar 3. 118 Tingkat Efektivitas APM SMAMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka partisipasi murni SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.119.
Gambar 3. 119 Perkembangan Relevansi APM SMAMA Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
50.12 51.46
53.00 55.00
59.20
48 50
52 54
56 58
60
2010 2011
2012 2013
2014 APM SMAMA
Poly. APM SMAMA
50.12 51.46
53.00 55.00
59.20
55.00 58.00
44 46
48 50
52 54
56 58
60
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APM SMAMA Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-112 2 Angka Partisipasi Kasar APK
a. APK SDMI sederajat
Posisi relatif APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 109,10
sama dengan target RPJMD tahun 2014 sebesar 109,10,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.120.
Gambar 3. 120 Posisi Relatif APK SDMI Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, namun pada tahun
2012 sebesar 109,06 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 109,10, meskipun
capaian tahun 2014 tidak lebih baik dibandingkan tahun 2011 sebesar 114,93, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.121.
108.00 114.93
109.06 109.08
109.10
109.10
106.00 107.00
108.00 109.00
110.00 111.00
112.00 113.00
114.00 115.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SDMI
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-113
Gambar 3. 121 Perkembangan APK SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas APK SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung
memburuk dengan kinerja peningkatan semakin melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.122.
Gambar 3. 122 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
108.00 114.93
109.06 109.08
109.10
106.00 107.00
108.00 109.00
110.00 111.00
112.00 113.00
114.00 115.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SDMI
108.00 114.93
109.06 109.08
109.10
106.00 107.00
108.00 109.00
110.00 111.00
112.00 113.00
114.00 115.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SDMI
Poly. APK SDMI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-114
Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.123.
Gambar 3. 123 Perkembangan Relevansi APK SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
b. APK SMPMTs sederajat
Posisi relatif APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 100,54
sama dengan target RPJMD tahun 2014 sebesar 109,10 dan berada dibawah target
MDGs tahun 2015 sebesar 105,10, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.124.
108.00 114.93
109.06 109.08
109.10 109.08
109.10
104.00 106.00
108.00 110.00
112.00 114.00
116.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APK SDMI Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-115
Gambar 3. 124 Posisi Relatif APK SMPMTs Provinsi Jawa Tengah Terhadap
Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun
2010 sebesar 99,40 terus mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2014 menjadi sebesar 100,54 dengan capaian
lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.125.
Gambar 3. 125 Perkembangan APK SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
99.40 99.72
100.50 100.52
100.54
100.54 105.10
97.00 98.00
99.00 100.00
101.00 102.00
103.00 104.00
105.00 106.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SMPMTs
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
99.40 99.72
100.50 100.52
100.54
99.00 99.20
99.40 99.60
99.80 100.00
100.20 100.40
100.60 100.80
2010 2011
2012 2013
2014 APK SMPMTs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-116
Tingkat efektivitas APK SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.126.
Gambar 3. 126 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan dan jauh dari arah target MDGs tahun 2015 tidak
relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.127.
99.40 99.72
100.50 100.52
100.54
99.00 99.20
99.40 99.60
99.80 100.00
100.20 100.40
100.60 100.80
2010 2011
2012 2013
2014 APK SDMI
Poly. APK SDMI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-117
Gambar 3. 127 Perkembangan Relevansi APK SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
c. APK SMAMA sederajat
Posisi relatif APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 73,05
berada diatas target RPJMD tahun 2014 sebesar 72,00,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.128.
Gambar 3. 128 Posisi Relatif APK SMAMA Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
99.40 99.72
100.50 100.52
100.54 100.52
100.54 99.78
100.49 102.34
104.26 105.10
96.00 97.00
98.00 99.00
100.00 101.00
102.00 103.00
104.00 105.00
106.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APK SMPMTs Target RPJMD
Target MDGs Jateng
64.62 64.93
67.00 70.00
73.05
72.00
62.00 64.00
66.00 68.00
70.00 72.00
74.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SMAMA
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-118
Perkembangan APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun
2010 sebesar 64,62 dan pada tahun 2014 terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 73,05 secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.129.
Gambar 3. 129 Perkembangan APK SMAMA sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas APK SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.130.
64.62 64.93
67.00 70.00
73.05
62.00 64.00
66.00 68.00
70.00 72.00
74.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SMAMA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-119
Gambar 3. 130 Tingkat Efektivitas Proporsi APK SMAMA sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka partisipasi kasar SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.131.
Gambar 3. 131 Perkembangan Relevansi APK SMAMA Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
64.62 64.93
67.00 70.00
73.05
62.00 64.00
66.00 68.00
70.00 72.00
74.00
2010 2011
2012 2013
2014 APK SMAMA
Poly. APK SMAMA
64.62 64.93
67.00 70.00
73.05
70.00 72.00
60.00 62.00
64.00 66.00
68.00 70.00
72.00 74.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APK SMAMA Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-120 3 Angka Putus Sekolah
a. SDMI sederajat
Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SDMI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,12 masih berada di atas
target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,09, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.132.
Gambar 3. 132 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada
tahun 2010 sebesar 0,15 terus mengalami kenaikan hingga tahun 2012 menjadi sebesar 0,17, meskipun pada tahun
2013 turun menjadi sebesar 0,11, namun pada tahun 2014 kembali naik menjadi sebesar 0,12, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 1.133.
0.15 0.16
0.17
0.11 0.12
0.09 0.08
0.09 0.10
0.11 0.12
0.13 0.14
0.15 0.16
0.17 0.18
2010 2011
2012 2013
2014 APS SDMI
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-121
Gambar 3. 133 Perkembangan Angka Putus Sekolah SDMI
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SDMI Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan
dengan kinerja
penurunan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
1.134.
Gambar 3. 134 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SDMI
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.15 0.16
0.17
0.11 0.12
0.10 0.11
0.12 0.13
0.14 0.15
0.16 0.17
0.18
2010 2011
2012 2013
2014 APS SDMI
0.15 0.16
0.17
0.11 0.12
0.10 0.11
0.12 0.13
0.14 0.15
0.16 0.17
0.18
2010 2011
2012 2013
2014 APS SDMI
Poly. APS SDMI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-122
Perkembangan relevansi angka putus sekolah SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir
2010-2014 tidak mencapai target RPJMD tahun 2014, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.135.
Gambar 3. 135 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SDMI Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
b. SMPMTs sederajat
Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SMPMTs Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,43 berada diatas
target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,30, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.136.
0.15 0.16
0.17
0.11 0.12
0.11 0.09
0.08 0.09
0.10 0.11
0.12 0.13
0.14 0.15
0.16 0.17
0.18
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APS SDMI Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-123
Gambar 3. 136 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SMPMTs
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada
tahun 2010 sebesar 0,56 terus mengalami penurunan hingga tahun 2013 menjadi sebesar 0,34, namun pada tahun 2014
naik menjadi sebesar 0,43, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.137.
Gambar 3. 137 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMPMTs
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.56 0.40
0.39 0.34
0.430.30
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50 0.55
0.60
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMPMTs
TARGET RPJMD 2014
0.56
0.40 0.39
0.34 0.43
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50 0.55
0.60
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMPMTs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-124
Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SMPMTs Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan,
namun kinerja
penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.138.
Gambar 3. 138 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SMPMTs
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka putus sekolah SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 tidak mencapai arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.139.
0.56 0.40
0.39 0.34
0.43
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50 0.55
0.60
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMPMTs
Poly. APS SMPMTs
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-125
Gambar 3. 139 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SMPMTs
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
c. SMAMA sederajat
Posisi relatif Angka Putus Sekolah APS SMAMA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 0,06 berada dibawah
target RPJMD tahun 2014 sebesar 0,07, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.140.
Gambar 3. 140 Posisi Relatif Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.56
0.40 0.39
0.34 0.43
0.34 0.30
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50 0.55
0.60
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APS SMPMTs Target RPJMD
0.43 0.16
0.08 0.07
0.06
0.07 0.00
0.05 0.10
0.15 0.20
0.25 0.30
0.35 0.40
0.45 0.50
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMAMA
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-126
Perkembangan Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada
tahun 2010 sebesar 0,43 terus mengalami penurunan hingga tahun 2014 menjadi sebesar 0,06, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.141.
Gambar 3. 141 Perkembangan Angka Putus Sekolah SMAMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Angka Putus Sekolah SMAMA Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan,
namun kinerja
penurunan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.142.
0.43
0.16 0.08
0.07 0.06
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMAMA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-127
Gambar 3. 142 Tingkat Efektivitas Angka Putus Sekolah SMAMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka putus sekolah SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 mencapai arah target RPJMD tahun 2014 relevan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.143.
Gambar 3. 143 Perkembangan Relevansi Angka Putus Sekolah SMAMA Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
0.43 0.16
0.08 0.07
0.06
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50
2010 2011
2012 2013
2014 APS SMAMA
Poly. APS SMAMA
0.43
0.16 0.08
0.07 0.06
0.07 0.07
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
0.40 0.45
0.50
2010 2011
2012 2013
2014 2015
APS SMAMA Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-128 4 Angka Melek Huruf
Posisi relatif Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 91,71, berada di atas target RPJMD 2014 sebesar
91,06 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.144.
Gambar 3. 144 Posisi Relatif Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2013 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010
sebesar 89,95 terus naik sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar 91,71. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.145.
89.95 90.34
90.45 91.71
91.06
89.00 89.50
90.00 90.50
91.00 91.50
92.00
2010 2011
2012 2013
2014 ANGKA MELEK HURUF
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-129
Gambar 3. 145 Perkembangan Angka Melek Huruf
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu empat tahun 2010-2013 menunjukkan
kondisi yang membaik dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.146.
Gambar 3. 146 Tingkat Efektivitas Angka Melek Huruf
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
89.95 90.34
90.45 91.71
89.00 89.50
90.00 90.50
91.00 91.50
92.00
2010 2011
2012 2013
2014 ANGKA MELEK HURUF
89.95 90.34
90.45 91.71
88.00 88.50
89.00 89.50
90.00 90.50
91.00 91.50
92.00 92.50
93.00 93.50
2010 2011
2012 2013
2014 ANGKA MELEK HURUF
Poly. ANGKA MELEK HURUF
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-130
Perkembangan relevansi angka melek huruf Provinsi Jawa Tengah selama periode empat tahun terakhir 2010-2013 mencapai arah
target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.147.
Gambar 3. 147 Perkembangan Relevansi Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2012 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
5 Rata-Rata Lama Sekolah
Posisi relatif Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013 sebesar 7,43, berada di bawah target RPJMD tahun
2014 sebesar 7,65. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.148.
89.95 90.34
90.45 91.71
91.06
89.00 89.50
90.00 90.50
91.00 91.50
92.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
ANGKA MELEK HURUF Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-131
Gambar 3. 148 Posisi Relatif Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2013 konsisten membaik, yaitu pada tahun
2010 sebesar 7,24 dan pada tahun 2013 menjadi sebesar 7,43 dengan capaian lebih baik dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.149.
Gambar 3. 149 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
7.24 7.29
7.39 7.43
7.65
7.10 7.20
7.30 7.40
7.50 7.60
7.70
2010 2011
2012 2013
2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH
TARGET RPJMD 2014
7.24 7.29
7.39 7.43
7.20 7.25
7.30 7.35
7.40 7.45
2010 2011
2012 2013
2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-132
Tingkat efektivitas Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu empat tahun 2010-2013 menunjukkan
perbaikan dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.150.
Gambar 3. 150 Tingkat Efektivitas Rata-Rata Lama Sekolah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi rata-rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah selama periode empat tahun terakhir 2010-2013 tidak
mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.151.
7.24 7.29
7.39 7.43
7.20 7.25
7.30 7.35
7.40 7.45
7.50 7.55
2010 2011
2012 2013
2014 RATA-RATA LAMA SEKOLAH
Poly. RATA-RATA LAMA SEKOLAH
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-133
Gambar 3. 151 Perkembangan Relevansi Rata-Rata Lama Sekolah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2013 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
6 Rasio APM Laki-laki Perempuan a. SDMI sederajat
Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
98,29 masih berada di bawah target MDGs tahun 2015 sebesar 100, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.152.
Gambar 3. 152 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI Sederajat
Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
7.24 7.29
7.39 7.43
7.65
7.00 7.10
7.20 7.30
7.40 7.50
7.60 7.70
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RATA-RATA LAMA SEKOLAH Target RPJMD
93.55 97.13
97.31 97.24
98.29
100
92.00 93.00
94.00 95.00
96.00 97.00
98.00 99.00
100.00 101.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-134
Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 93,55 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 98,29, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.153.
Gambar 3. 153 Perkembangan Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.154.
93.55 97.13
97.31 97.24
98.29
92.00 93.00
94.00 95.00
96.00 97.00
98.00 99.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-135
Gambar 3. 154 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-laki Perempuan SDMI
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SDMI sederajat Provinsi Jawa Tengah selama
periode lima tahun terakhir 2010-2014 mendekati arah target MDGs tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.155.
Gambar 3. 155 Perkembangan Relevansi Rasio APM Laki-laki Perempuan
SDMI Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
93.55 97.13
97.31 97.24
98.29
92.00 93.00
94.00 95.00
96.00 97.00
98.00 99.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM
Poly. RAPM
93.55 97.13
97.31 97.24
98.29 99.48
99.61 99.75
99.87 100
90.00 92.00
94.00 96.00
98.00 100.00
102.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RAPM-SD Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-136 b. SMPMTs sederajat
Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014
sebesar 102,84 berada diatas target MDGs tahun 2015 sebesar 100. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.156.
Gambar 3. 156 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SMPMTs Sederajat
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-
2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 105,02 menurun hingga tahun 2012 menjadi sebesar
99,91, namun pada tahun 2012 hingga tahun 2014 terus mengalami kenaikan menjadi sebesar 102,84 dengan capaian
lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.157.
105.02 102.93
99.91 101.01
102.84 100
98.00 99.00
100.00 101.00
102.00 103.00
104.00 105.00
106.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM-SMP
TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-137
Gambar 3. 157 Perkembangan Rasio APM Laki-lakiPerempuan SMPMTs
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 cenderung memburuk, namun kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.158.
Gambar 3. 158 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-lakiPerempuan
SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
105.02 102.93
99.91 101.01
102.84
98.00 99.00
100.00 101.00
102.00 103.00
104.00 105.00
106.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM-SMP
105.02 102.93
99.91 101.01
102.84
98.00 99.00
100.00 101.00
102.00 103.00
104.00 105.00
106.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM-SMP
Poly. RAPM-SMP
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-138
Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMPMTs sederajat Provinsi Jawa Tengah selama
periode lima tahun terakhir 2010-2014 mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.159.
Gambar 3. 159 Perkembangan Relevansi Rasio APM Laki-laki Perempuan
SMPMTs Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
c. SMAMA sederajat
Posisi relatif rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
94,68. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.160.
105.02 102.93
99.91 101.01
102.84 103.44
102.38 101.47
100.69 100
97.00 98.00
99.00 100.00
101.00 102.00
103.00 104.00
105.00 106.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RAPM-SMP Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-139
Gambar 3. 160 Posisi Relatif Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-
2014 terjadi fluktuasi, yaitu pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 102,49 terus menurun hingga tahun 2013 menjadi
sebesar 83,17, namun pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 94,68 dengan capaian lebih baik dibandingkan
tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.161.
Gambar 3. 161 Perkembangan Rasio APM Laki-laki Perempuan SMAMA
Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
99.99 102.49
100.06 83.17
94.68
80.00 85.00
90.00 95.00
100.00 105.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM SMA
99.99 102.49
100.06
83.17 94.68
80.00 85.00
90.00 95.00
100.00 105.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM SMAMA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-140
Tingkat rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 cenderung memburuk, dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.162.
Gambar 3. 162 Tingkat Efektivitas Rasio APM Laki-laki Perempuan
SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi rasio APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA sederajat Provinsi Jawa Tengah selama
periode lima tahun terakhir 2010-2014 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan untuk meningkatkan rasio
APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.163.
99.99 102.49
100.06
83.17 94.68
80.00 85.00
90.00 95.00
100.00 105.00
2010 2011
2012 2013
2014 RAPM SMAMA
Poly. RAPM SMAMA
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-141
Gambar 3. 163 Perkembangan Relevansi Rasio APM
Laki-laki Perempuan SMAMA Sederajat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
7 Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun
Posisi relatif rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2012 sebesar 99,94. secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.164.
Gambar 3. 164 Posisi Relatif Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan Pada
Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
99.99 102.49
100.06 83.17
94.68
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RAPM SMAMA
99.97 100.05
99.94
99.88 99.90
99.92 99.94
99.96 99.98
100.00 100.02
100.04 100.06
2010 2011
2012 2013
2014 MH
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-142
Perkembangan rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2010-2012 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun 2010 sebesar 99,97 naik pada tahun 2011 menjadi sebesar 100,05,
namun pada tahun 2012 turun menjadi sebesar 99,94 dengan capaian lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.165.
Gambar 3. 165 Perkembangan Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap perempuan
Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng
Tingkat rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa Tengah dalam kurun
waktu tiga tahun 2010-2012 cenderung memburuk, dengan kinerja peningkatan melambat, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.166.
99.97 100.05
99.94
99.90 99.92
99.94 99.96
99.98 100.00
100.02 100.04
100.06
2010 2011
2012 2013
2014 MH
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-143
Gambar 3. 166 Tingkat Efektivitas Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap
perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng
Perkembangan relevansi rasio melek huruf laki-laki terhadap perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun Provinsi Jawa
Tengah selama periode tiga tahun terakhir 2010-2012 tidak relevan terhadap tujuan pembangunan untuk meningkatkan rasio
APM laki-laki terhadap perempuan SMAMA, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.167.
Gambar 3. 167 Perkembangan Relevansi Rasio Melek Huruf Laki-laki terhadap
perempuan Pada Kelompok Usia 15-24 Tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Jateng, Tahun 2015
99.97 100.05
99.94
99.90 99.92
99.94 99.96
99.98 100.00
100.02 100.04
100.06
2010 2011
2012 2013
2014 MH
Poly. MH
99.97 100.05
99.94
99.88 99.90
99.92 99.94
99.96 99.98
100.00 100.02
100.04 100.06
2010 2011
2012 2013
2014 2015
MH
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-144 8 Proporsi Kursi Yang Diduduki Perempuan di DPRD Provinsi
Posisi relatif proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 24 masih di
bawah target RPJMD 2014 sebesar 30, namun berada di atas target MDGs 2015 sebesar 14,75, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.168.
Gambar 3. 168 Posisi Relatif Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan
di DPRD Provinsi Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan MDGs Tahun 2015
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng
Perkembangan proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik,
yaitu pada tahun 2010 sebesar 19 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 24 dengan capaian lebih baik dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.169.
19 19
21 21
24
30
14.75 12
17 22
27 32
2010 2011
2012 2013
2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-145
Gambar 3. 169 Perkembangan Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng
Tingkat efektivitas proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun
2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.170.
Gambar 3. 170 Tingkat Efektivitas Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan
di DPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng
19 19
21 21
24
18 19
20 21
22 23
24 25
2010 2011
2012 2013
2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov
19 19
21 21
24
18 19
20 21
22 23
24 25
2010 2011
2012 2013
2014 Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov
Poly. Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-146
Perkembangan relevansi proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPRD Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir
2010-2014 tidak mencapai target RPJMD, namun searah dengan pencapaian target MDGs tahun, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.171.
Gambar 3. 171 Perkembangan Relevansi Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan
di DPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Prov. Jateng, Tahun 2015
4. INFRASTRUKTUR DASAR 1 Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak
Posisi relatif akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 76,94 berada di atas
target RPJMD 2014 sebesar 69,00 dan target MDGs 2015 sebesar 72,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.172.
19 19
21 21
24 30
30 30
30 30
14.75 14.75
14.75 14.75
14.75
5 10
15 20
25 30
35
2010 2011
2012 2013
2014 2015
Proporsi Kursi yang Diduduki Perempuan di DPRD Prov Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-147
Gambar 3. 172 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik,
yaitu pada tahun 2010 sebesar 57,70 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 76,94, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.173.
Gambar 3. 173 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
57.70 58.40
60.03 64.50
76.94
69.00 72.00
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 SANITASI LAYAK
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
57.70 58.40
60.03 64.50
76.94
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 SANITASI LAYAK
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-148
Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.174.
Gambar 3. 174 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi Layak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi akses rumah tangga terhadap sanitasi layak Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 mencapai target RPJMD
2014 dan target MDGs tahun 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.175.
57.70 58.40
60.03 64.50
76.94
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 SANITASI LAYAK
Poly. SANITASI LAYAK
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-149
Gambar 3. 175 Perkembangan Relevansi Akses Rumah Tangga Terhadap Sanitasi
Layak Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2011 – 2015
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
2 Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak a. Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perkotaan
Posisi relatif akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
72,48 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 67,00 dan masih di bawah target MDGs Tahun 2015 sebesar
75,00, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.176.
57.70 58.40
60.03 64.50
76.94 69.00
60.00 63.00
66.00 69.00
72.00
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
SANITASI LAYAK Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-150
Gambar 3. 176 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak
Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2013 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 38,70 naik menjadi 72,48 pada tahun 2014, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.177.
Gambar 3. 177 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak
Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
38.70 38.90
40.60 63.99
72.48
67.00 75.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00 80.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PERKOTAAN
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
38.70 38.90
40.60 63.99
72.48
30.00 35.00
40.00 45.00
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PERKOTAAN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-151
Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu
lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.178.
Gambar 3. 178 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum
Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi akses rumah tangga terhadap air minum layak perkotaan Provinsi Jawa Tengah selama periode
limaa tahun terakhir telah mencapai target RPJMD 2014, namun belum mencapai arah target MDGs tahun 2015, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.179.
38.70 38.90
40.60 63.99
72.48
30.00 35.00
40.00 45.00
50.00 55.00
60.00 65.00
70.00 75.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PERKOTAAN
Poly. AIR MINUM PERKOTAAN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-152
Gambar 3. 179 Perkembangan Relevansi Akses Rumah Tangga
Terhadap Air Minum Layak Perkotaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan
Target MDGs Tahun 2011 - 2015
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
b. Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak Perdesaan
Posisi relatif akses rumah tangga terhadap air minum layak perdesaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar
71,15 berada di atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 50,50 dan target MDGs tahun 2015 sebesar 52,80, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.180.
Gambar 3. 180 Posisi Relatif Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak
Perdesaan Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 dan Target MDGs Tahun 2015
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
38.70 38.90
40.60 63.99
72.48 67.00
62.50 63.00
63.50 67.00
75.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AIR MINUM PERKOTAAN Target RPJMD
Target MDGs Jateng
10.40 18.00
20.30 49.13
65.57
50.50 52.80
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PEDESAAN
TARGET RPJMD 2014 TARGET MDGs 2015
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-153
Perkembangan akses rumah tangga terhadap air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 10,40 dan pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 65,57, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar 3.181.
Gambar 3. 181 Perkembangan Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Layak
Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas akses rumah tangga terhadap air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima
tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 3.182.
10.40 18.00
20.30 49.13
65.57
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PEDESAAN
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-154
Gambar 3. 182 Tingkat Efektivitas Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum
Layak Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi akses air minum layak pedesaan Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir telah
mencapai target RPJMD 2014 dan arah target MDGs 2015, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.183.
Gambar 3. 183 Perkembangan Relevansi Akses Air Minum Layak Pedesaan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target MDGs Tahun 2011 - 2015 dan Target RPJMD Tahun 2014
Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jateng, Tahun 2015
10.40 18.00
20.30 49.13
65.57
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
2010 2011
2012 2013
2014 AIR MINUM PEDESAAN
Poly. AIR MINUM PEDESAAN
10.40 18.00
20.30 49.13
65.57 50.50
23.60 30.90
38.20 45.50
52.80
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
AIR MINUM PEDESAAN Target RPJMD
Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-155 3 Proporsi Rumah Tangga Dengan Kepemilikan Hak Atas
RumahTempat Tinggal Menurut hasil Susenas 2014, sebagian besar rumah tangga di
Provinsi Jawa Tengah menempati rumah berstatus milik sendiri 88,06 persen sedangkan sisanya sebesar 11,94 persen rumah
tangga menempati rumah berstatus bukan milik sendiri. Rumah tangga yang menempati rumah berstatus bukan milik sendiri
terdiri dari 1,72 persen menempati rumah berstatus kontrak, 1,24 persen menempati rumah berstatus sewa dan 8,98 persen
menempati rumah berstatus lainnya. Jika dibandingkan penguasaan bangunan tempat tinggal antara
perkotaan dengan perdesaan maka dapat terlihat bahwa persentase rumah tangga yang menempati rumah berstatus milik
sendiri di daerah perkotaan 81,44 persen berbeda signifikan dibandingkan dengan di daerah perdesaan 93,52 persen.
Gambar 3. 184 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan
Tempat Tinggal yang Ditempati dan Tipe Daerah Tahun 2014
Selain itu, untuk mengetahui perkembangan status penguasaan bangunan tempat tinggal dari tahun 2010-2015 maka dapat
dilihat dari grafik dibawah ini.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Milik Sendiri
Kontrak Sewa
Bebas sewa milik
orang lain bebas
sewa milik orang tua
rumah dinas
lainnya
perkotaan perdesaan
perkotaan+perdesaan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-156
Gambar 3. 185 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan
Tempat Tinggal yang Ditempati dan Tipe Daerah Tahun 2010-2014
Berdasarkan diagram tersebut maka dapat diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 status penguasaan
bangunan tempat tinggal membaik. Hal ini dapat dilihat dari persentase rumah tangga yang sudah memiliki rumah sendiri
yang cenderung dominan. Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 rumah dengan status kontrak tidak mengalami perubahan
yang signifikan. Selanjutnya, untuk rumah dengan status sewa terdapat kenaikan persentase rumah tangga yang tinggal di rumah
sewa pada tahun 2013. Selain itu, untuk tahun 2010-2014 rumah bebas sewa milik orang lain tidak mengalami perubahan yang
signifikan dan persentasenya cenderung paling rendah dibandingkan dengan status kepemilikan yang lain. Dan yang
terakhir adalah rumah bebas sewa milik orang tua atau kerabat terdapat perubahan yang signifikan di tahun 2014.
4 Proporsi Rumah Tidak Layak Huni
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni berdasarkan Basis Data Terpadu PPLS 2011 Provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.723.500
rumah tangga, yang dikelompokkan menjadi 3 tiga, yaitu RTLH
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
milik sendiri kotrak
sewa bebas sewa
milik orang lain bebas sewa
milik orang tua 2010
2011 2012
2013 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-157
Prioritas 1 sebanyak 5.066 rumah tangga, RTLH Prioritas 2 sebanyak 474.889 rumah tangga dan RTLH Prioritas 3 sebanyak
1.243.545 rumah tangga. Rumah tidak layak huni dapat dilihat berdasarkan kualitas atap, lantai dan dinding. Berikut adalah
diagram yang menunjukkan kualitas atap, lantai dan dinding.
Gambar 3. 186 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas Bangunan
Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar rumah masyarakat di Provinsi Jawa Tengah
terbuat dari genteng. Penggunaan jenis atap genteng paling banyak digunakan baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan.
Di tahun 2014, penggunaan atap jenis genteng paling banyak digunakan oleh rumah tangga di Kabupaten Boyolali 99,12,
Kabupaten Blora 98,92, Kabupaten Grobogan 98,87. Dan di Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten
Banyumas merupakan wilayah di Provinsi Jawa Tengah dengan persentase rumah tangga yang tinggal di rumah beratap genteng
terendah. Selain jenis atap bangunan yang dihuni oleh masyarakat, kualitas
rumah juga dpaat dilihat dari jenis dinding. Berikut adalah
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Beton Genteng
Seng Asbes
Lainnya 2010
2011 2012
2013 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-158
diagram yang menunjukkan jenis dinding bangunan tempat tinggal masyarakat dari tahun 2010-2014.
Gambar 3. 187 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas
Bangunan Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Berdasarkan diagram diatas maka dapat diketahui bahwa dari 35 kabupatenkota di Provinsi Jawa Tengah, Kota Tegal dan
Kabupaten Karanganyar memiliki presentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jenis dinding tembok terbesar. Akan
tetapi di Kabupaten Blora dan Grobogan merupakan wilayah yang memiliki presentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan
jenis dinding tembok terendah. Hal ini dikarenakan masyarakat di kedua kabupaten tersebut lebih menyukai menggunakan kayu
sebagai dinding bangunan daripada dinding jenis tembok, selain itu juga didukung oleh kondisi wilayahnya yang masih relatif
memiliki banyak hutan penghasil kayu.
10 20
30 40
50 60
70 80
Tembok Kayu
Bambu lainnya
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-159
Gambar 3. 188 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Bangunan
Tempat Tinggal di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat bertempat tinggal di rumah dengan alas dengan
jenis bukan tanah. Alas rumah yang bukan tanah biasanya terbuat dari marmer, keramik, granit, tegel, traso, semen dan
kayu. Menurut tipe daerah, sebagian besar rumah tangga dengan jenis lantai marmerkeramikgranit terdapat di daerah perkotaan
52,7 sedangkan di perdesaan hanya 34,39. Sementara di daerah perdesaan, sekitar 29,08 rumah tangga masih
menempati bangunan berlantai semen, bahkan 24,19 bertempat tinggal dengan lantai tanah. Kota Tegal, Kota Pekalongan dan Kota
Semarang merupakan wilayah dengan persentase rumah tangga yang
bertempat tinggal
memakai lantai
jenis marmerkeramikgranit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah, yakni
masing-masing mencapai 69,0, 68,65 dan 66,58. Sebaliknya persentase rumah tangga yang tinggal dalam rumah berlantai
terluas jenis marmerkeramikgranit terendah adalah di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora masing-masing hanya
sekitar 11,49 dan 16,10. Di sisi lain masih cukup banyak rumah tangga yang menempati bangunan tempat tinggal dengan
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2010 2011
2012 2013
2014 Bukan Tanah
Tanah
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-160
lantai terluas jenis tanah, bahkan lebih dari separuh dari total rumah tangganya, tercatat persentase terbesar berada di
Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan, masing-masing mencapai 59,11 dan 55,56. Demikian halnya untuk wilayah
kota, masih terdapat rumah tangga yang tinggal dalam bangunan berlantai tanah, seperti Kota Semarang 4,21, Kota Pekalongan
4,07, Kota Salatiga 3,93, Kota Magelang 2,52 Kota Tegal 2,20 dan Kota Surakarta 0,64.
5 Rasio elektrifikasi satuan rumah tangggaKK
Posisi proporsi rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 89,09 berada di atas target RPJMD tahun 2014
sebesar 85,02, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.189.
Gambar 3. 189 Posisi Relatif Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010
sebesar 73,48 dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 89,09 dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.190.
73.48 76.63
79.98 85.76
89.09 85.02
70.00 72.00
74.00 76.00
78.00 80.00
82.00 84.00
86.00 88.00
90.00
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO ELEKTRIFIKASI
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-161
Gambar 3. 190 Perkembangan Rasio Elektrifikasi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 menunjukkan perbaikan
dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.191.
Gambar 3. 191 Tingkat Efektivitas Rasio Elektrifikasi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014 telah mencapai
73.48 76.63
79.98 85.76
89.09
70.00 72.00
74.00 76.00
78.00 80.00
82.00 84.00
86.00 88.00
90.00
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO ELEKTRIFIKASI
73.48 76.63
79.98 85.76
89.09
70.00 72.00
74.00 76.00
78.00 80.00
82.00 84.00
86.00 88.00
90.00
2010 2011
2012 2013
2014 RASIO ELEKTRIFIKASI
Poly. RASIO ELEKTRIFIKASI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-162
dan sejalan dengan arah target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.192.
Gambar 3. 192 Perkembangan Relevansi Rasio Elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Prov. Jateng, Tahun 2015
6 Penggunaan Gas Sebagai Bahan Bakar Utama Memasak
Perkembangan penggunaan gas sebagai bahan bakar utama memasak Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2014 semakin
membaik, yaitu pada tahun 2011 sebesar 48,61 menjadi sebesar 63,38 pada tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.193.
Gambar 3. 193 Perkembangan Penggunaan Gas Sebagai Bahan Bakar Utama Memasak
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 – 2014
Sumber: Badan Pusat Statistik Prov. Jateng, Tahun 2015
73.48 76.63
79.98 85.76
89.09
75.30 77.20
79.30 82.70
85.02
70.00 75.00
80.00 85.00
90.00 95.00
2010 2011
2012 2013
2014 2015
RASIO ELEKTRIFIKASI Target RPJMD
48.61 55.32
60.15 63.38
45 47
49 51
53 55
57 59
61 63
65
2010 2011
2012 2013
2014 Penggunaan Bahan Bakar Utama Memasak
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-163 5. KETAHANAN PANGAN
1 Perkembangan Harga Beras di Tingkat Pasar
Perkembangan harga beras Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten memburuk, yaitu pada tahun 2010 seharga
Rp.5.513,- dan pada tahun 2014 menjadi seharga Rp.7.899,- dan lebih buruk dibandingkan tahun-tahun sebelumnya secara rinci
dapat dilihat pada Gambar 3.194.
Gambar 3. 194 Perkembangan Harga Beras Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2010 – 2014 RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
2 Produksi Beras
Produksi beras Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 5.403.883 ton berada di bawah target RPJMD tahun 2014 sebesar
5.705.967 ton. Kontribusi produksi beras Provinsi Jawa Tengah sebesar 13,62 terhadap total nasional tahun 2014 sebesar
39.680.954 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.195.
5,513 6,396
7,172 7,594
7,899
5,000 5,500
6,000 6,500
7,000 7,500
8,000 8,500
2010 2011
2012 2013
2014 PERKEMBANGAN HARGA BERAS
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-164
Gambar 3. 195 Perkembangan Produksi Beras Tahun 2010 – 2014
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Provinsi Jawa Tengah ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas produksi beras Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 memburuk dengan kinerja
peningkatan mengalami perlambatan dan perkembangan relevansi produksi beras Provinsi Jawa Tengah tidak tercapai dan menjauh
dari target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.196.
Gambar 3. 196 Perkembangan Relevansi Produksi Beras
Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 Provinsi Jawa Tengah ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
5,663,054
5,260,416 5,731,445
5,794,109
5,403,883 5705967
4,900,000 5,000,000
5,100,000 5,200,000
5,300,000 5,400,000
5,500,000 5,600,000
5,700,000 5,800,000
5,900,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI BERAS
PRODUKSI BERAS TARGET RPJMD 2014
5,663,054
5,260,416 5,731,445
5,794,109
5,403,883 5,281,793
5,417,030 5,441,435
5,523,057 5,705,967
4,900,000 5,000,000
5,100,000 5,200,000
5,300,000 5,400,000
5,500,000 5,600,000
5,700,000 5,800,000
5,900,000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PRODUKSI BERAS Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-165 3 Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama Lainnya
a. Harga Komoditas Jagung di Tingkat Pasar
Posisi relatif harga komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.3.234,- berada di bawah tahun
2013 seharga Rp.3.350,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.197.
Gambar 3. 197 Perkembangan Harga Komoditas Jagung
Provinsi Jawa Tengah RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan harga komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011-2014 relatif stabil namun pada tahun 2010
harga sangat rendah dan melonjak di tahun 2011 dari 2.573 menjadi seharga Rp.3.278,-, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.198.
2,573 3,278
3,100 3,350
3,234
2,400 2,600
2,800 3,000
3,200 3,400
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS JAGUNG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-166
Gambar 3. 198 Perkembangan Harga Komoditas Jagung
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
b. Harga Komoditas Ubi Kayu di Tingkat Pasar
Posisi relatif harga komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.1.537,- berada di bawah tahun
2013 seharga Rp.1.545,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.199.
Gambar 3. 199 Harga Komoditas Ubi Kayu Tahun 2014
Terhadap Harga Komoditas Ubi Kayu Tahun 2010 – 2013 Provinsi Jawa Tengah RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
2,573 3,278
3,100 3,350
3,234
2,400 2,500
2,600 2,700
2,800 2,900
3,000 3,100
3,200 3,300
3,400
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS JAGUNG
1,151 1,174
1,480 1,545
1,537
1,000 1,100
1,200 1,300
1,400 1,500
1,600
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS UBI KAYU
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-167 c. Harga Komoditas Ubi Jalar di Tingkat Pasar
Posisi relatif harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 seharga Rp.2.254,- berada di bawah tahun
2013 seharga Rp.2.346,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.200.
Gambar 3. 200 Posisi Relatif Harga Komoditas Ubi Jalar Tahun 2014
Terhadap Harga Komoditas Ubi Jalar Tahun 2010 – 2013 Provinsi Jawa Tengah RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami kondisi yang
memburuk, yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp.1.857,- terus mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2013 menjadi
sebesar Rp.2.346,-, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar Rp.2.254,-, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.201.
1,857 1,863
2,059 2,346
2,254
1,600 1,700
1,800 1,900
2,000 2,100
2,200 2,300
2,400
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-168
Gambar 3. 201 Perkembangan Harga Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas harga komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014 cenderung
memburuk namun mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.202.
Gambar 3. 202 Tingkat Efektivitas Harga Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 RupiahKg
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
1,857 1,863
2,059 2,346
2,254
1,600 1,700
1,800 1,900
2,000 2,100
2,200 2,300
2,400
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR
1,857 1,863
2,059 2,346
2,254
1,600 1,700
1,800 1,900
2,000 2,100
2,200 2,300
2,400
2010 2011
2012 2013
2014 HARGA KOMODITAS UBI JALAR
Poly. HARGA KOMODITAS UBI JALAR
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-169 4 Ketersediaan dan Produksi Kebutuhan Pokok Utama Lainnya
a. Produksi Komoditas Padi
Posisi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 9.648.104 ton berada di bawah target
target RPJMD tahun 2014 sebesar 10.187.447 ton. Kontribusi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah sebesar
13,62 dari total secara nasional tahun 2014 sebesar 70.846.465 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.203.
Gambar 3. 203 Posisi Relatif Produksi Komoditas Padi Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu pada tahun
2013 naik menjadi sebesar 10,344,816 ton, namun menurun pada tahun 2014 sebesar 9,648,104 ton dan lebih buruk
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.204.
10,110,830 9,391,959
10,232,934 10,344,816 9,648,104
10,187,447
8,800,000 9,000,000
9,200,000 9,400,000
9,600,000 9,800,000
10,000,000 10,200,000
10,400,000 10,600,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI PADI
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-170
Gambar 3. 204 Perkembangan Produksi Komoditas Padi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan kondisi yang memburuk, dengan kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat
dilihat pada Gambar 3.205.
Gambar 3. 205 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Padi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
10,110,830
9,391,959 10,232,934
10,344,816
9,648,104
8,800,000 9,000,000
9,200,000 9,400,000
9,600,000 9,800,000
10,000,000 10,200,000
10,400,000 10,600,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS PADI
10,110,830 9,391,959
10,232,934 10,344,816 9,648,104
8,800,000 9,000,000
9,200,000 9,400,000
9,600,000 9,800,000
10,000,000 10,200,000
10,400,000 10,600,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS PADI
Poly. PRODUKSI KOMODITAS PADI
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-171
Perkembangan relevansi produksi komoditas padi Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014
tidak tercapai dan menjauh dari arah target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.206.
Gambar 3. 206 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Padi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
b. Produksi Komoditas Jagung
Posisi relatif produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 3.051.516 ton berada di atas target
RPJMD tahun 2014 sebesar 3.004.814 ton. Kontribusi produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah sebesar
16,05 dari total nasional pada tahun 2014 sebesar 19.008.426 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.207.
10,110,830
9,391,959 10,232,934
10,344,816
9,648,104 9,430,125
9,671,577 9,715,151
9,860,878 10,187,447
8,800,000 9,000,000
9,200,000 9,400,000
9,600,000 9,800,000
10,000,000 10,200,000
10,400,000 10,600,000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PRODUKSI KOMODITAS PADI Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-172
Gambar 3. 207 Posisi Relatif Produksi Komoditas Jagung Provinsi Jawa Tengah
Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, namun
pada tahun 2014 naik menjadi sebesar 3.051.516 ton dengan capaian lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.208.
Gambar 3. 208 Perkembangan Produksi Komoditas Jagung
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
3,058,710 2,772,575
3,041,630 2,930,911
3,051,516 3,004,814
2,600,000 2,650,000
2,700,000 2,750,000
2,800,000 2,850,000
2,900,000 2,950,000
3,000,000 3,050,000
3,100,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI JAGUNG
TARGET RPJMD 2014
3,058,710
2,772,575 3,041,630
2,930,911 3,051,516
2,600,000 2,650,000
2,700,000 2,750,000
2,800,000 2,850,000
2,900,000 2,950,000
3,000,000 3,050,000
3,100,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-173
Tingkat efektivitas produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.209.
Gambar 3. 209 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Jagung
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi produksi komoditas jagung Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014
sejalan dengan arah target RPJMD tahun 2014-2018, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.210.
3,058,710 2,772,575
3,041,630 2,930,911
3,051,516
2,600,000 2,650,000
2,700,000 2,750,000
2,800,000 2,850,000
2,900,000 2,950,000
3,000,000 3,050,000
3,100,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG
Poly. PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-174
Gambar 3. 210 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas
Jagung Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
c. Produksi Komoditas Ubi Kayu
Posisi relatif produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 3.977.829 ton berada di atas
target RPJMD tahun 2014 sebesar 3.356.540 ton. Kontribusi produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah sebesar
16,97 terhadap total nasional tahun 2014 sebesar 23.436.384 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.211.
3,058,710
2,772,575 3,041,630
2,930,911 3,051,516
2,821,898 2,864,226
2,907,190 2,950,798
3,004,814
2,600,000 2,650,000
2,700,000 2,750,000
2,800,000 2,850,000
2,900,000 2,950,000
3,000,000 3,050,000
3,100,000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PRODUKSI KOMODITAS JAGUNG Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-175
Gambar 3. 211 Posisi Relatif Produksi Komoditas Ubi Kayu
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami fluktuasi, yaitu
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan menjadi sebesar 4.089.635 ton, namun pada
tahun 2014 turun menjadi sebesar 3.977.810 ton dan lebih buruk dibandingkan tahun 2013 sebesar 4.089.635 ton,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.212.
Gambar 3. 212 Perkembangan Proporsi Produksi Komoditas Ubi Kayu
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
3,876,242 3,501,458
3,848,462 4,089,635
3,977,810 3,356,540
- 500,000
1,000,000 1,500,000
2,000,000 2,500,000
3,000,000 3,500,000
4,000,000 4,500,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU
TARGET RPJMD 2014
3,876,242
3,501,458 3,848,462
4,089,635 3,977,810
3,200,000 3,300,000
3,400,000 3,500,000
3,600,000 3,700,000
3,800,000 3,900,000
4,000,000 4,100,000
4,200,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-176
Tingkat efektivitas produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan dengan kinerja peningkatan mengalami percepatan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.213.
Gambar 3. 213 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Ubi Kayu
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi produksi komoditas ubi kayu Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014
mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.214.
3,876,242 3,501,458
3,848,462 4,089,635
3,977,810
3,200,000 3,300,000
3,400,000 3,500,000
3,600,000 3,700,000
3,800,000 3,900,000
4,000,000 4,100,000
4,200,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU
Poly. PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-177
Gambar 3. 214 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Ubi Kayu
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
d. Produksi Komoditas Ubi Jalar
Posisi relatif produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 179.394 ton dan berada di
atas target RPJMD tahun 2014 sebesar 171.158 ton. Kontribusi produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah
sebesar 7,53 dari total nasional tahun 2014 sebesar 2.382.658 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.215.
Gambar 3. 215 Posisi Relatif Produksi Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
3,876,242
3,501,458 3,848,462
4,089,635 3,977,810
3,973,436 3,997,025
4,021,261 4,045,388
3,356,540 3,000,000
3,200,000 3,400,000
3,600,000 3,800,000
4,000,000 4,200,000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PRODUKSI KOMODITAS UBI KAYU Target RPJMD
137,724 157,972
166,978 183,694
179,394 171,158
120,000 130,000
140,000 150,000
160,000 170,000
180,000 190,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-178
Perkembangan produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami kondisi yang
membaik, yaitu pada tahun 2010 sebesar 137.724 ton terus meningkat sampai dengan tahun 2013 menjadi sebesar
183.694 ton, namun pada tahun 2014 menurun menjadi sebesar 179,394 ton, secara rinci dapat dilihat pada Gambar
3.216.
Gambar 3. 216 Perkembangan Proporsi Produksi Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima tahun 2010-2014
menunjukkan perbaikan, namun kinerja peningkatan mengalami perlambatan, secara rinci dapat dilihat pada
Gambar 3.217.
137,724 157,972
166,978 183,694
179,394
120,000 130,000
140,000 150,000
160,000 170,000
180,000 190,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-179
Gambar 3. 217 Tingkat Efektivitas Produksi Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi produksi komoditas ubi jalar Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014
mencapai target RPJMD tahun 2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.218.
Gambar 3. 218 Perkembangan Relevansi Produksi Komoditas Ubi Jalar
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 ton
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Jateng, Tahun 2015
137,724 157,972
166,978 183,694
179,394
120,000 130,000
140,000 150,000
160,000 170,000
180,000 190,000
2010 2011
2012 2013
2014 PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR
Poly. PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR
137,724 157,972
166,978 183,694
179,394
162,634 163,447
164,265 165,086
171,158
120,000 130,000
140,000 150,000
160,000 170,000
180,000 190,000
2010 2011
2012 2013
2014 2015
PRODUKSI KOMODITAS UBI JALAR Target RPJMD
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-180 5 Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori di Bawah Tingkat
Konsumsi Minimum a. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Minimum di
Bawah 1.400 KkalKapHari Sangat Rawan Pangan Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori
minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 16,97 berada di atas rata-rata
nasional tahun 2014 sebesar 16,94, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.219.
Gambar 3. 219 Posisi Relatif Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori Minimum
Dibawah 1.400 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Nasional tahun 2014
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan proporsi penduduk dengan asupan kalori minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2010-2014 mengalami perbaikan, yaitu terus mengalami penurunan dari tahun 2012 sebesar 19,42 dan
pada tahun 2014 menjadi sebesar 16,04 dengan kondisi capaian
lebih baik
dari tahun-tahun
sebelumnya. Perkembangan relevansi proporsi penduduk dengan asupan
kalori minimum dibawah 1.400 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun terakhir 2010-2014
17.14 19.15
19.42 17.75
16.97
16.94 16
16.5 17
17.5 18
18.5 19
19.5 20
2010 2011
2012 2013
2014 TKM 1.400
NASIONAL
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-181
sejalan dengan capaian nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.220.
Gambar 3. 220 Perbandingan Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori
Minimum Dibawah 1.400 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015
b. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Antara Dari 1400 - 1800 KkalKapHari Rawan Pangan
Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori antara dari 1400-1800 kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2014 sebesar 34,88 berada di atas rata-rata nasional tahun 2014 sebesar 33,16 dan perkembangan proporsi
penduduk dengan asupan kalori antara 1400-1800 kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014
terjadi fluktuasi, namun pada tahun 2014 turun menjadi sebesar 34,88 dengan kondisi capaian lebih baik
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.221.
17.14 19.15
19.42 17.75
16.97
15.34 17.41
19.46 18.68
16.94
14 15
16 17
18 19
20
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 TKM 1.400
Nasional
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-182
Gambar 3. 221 Posisi Relatif Proporsi Penduduk dengan Asupan Kalori
Antara 1400 - 1800 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Rata-Rata Nasional Tahun 2014
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015
Perkembangan relevansi angka proporsi penduduk dengan asupan kalori Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun
terakhir 2010-2014 tidak sejalan dengan capaian nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.222.
Gambar 3. 222 Perkembangan Relevansi Angka Proporsi Penduduk dengan
Asupan Kalori Antara 1400 - 1800 KkalKapHari Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Nasional Tahun 2010 –
2014
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015
33.16
36.21 36.36
34.47 35.2
34.88
31 32
33 34
35 36
37
2010 2011
2012 2013
2014 TKM 1.400 - 1.800
NASIONAL TKM 1.400 - 1.800
17.14 19.15
19.42 17.75
16.97
15.34 17.41
19.46 18.68
16.94
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20
2010 2011
2012 2013
2014 2015
TKM 1.400 Nasional
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-183 c. Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori Di Atas 1800
KkalKapHari Tahan Pangan Posisi relatif proporsi penduduk dengan asupan kalori di atas
1800 kkalkaphari tahan pangan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 48,14 berada di bawah rata-rata
nasional tahun 2014 sebesar 49,9, dan perkembangan proporsi penduduk dengan asupan kalori di atas 1800
kkalkaphari tahan pangan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun 2010
sebesar 46,65 dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 48,14 dengan kondisi capaian lebih baik dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.223.
Gambar 3. 223 Posisi Relatif Proporsi Penduduk Dengan Asupan Kalori
Di Atas 1800 Kkalkaphari Provinsi Jawa Tengah Terhadap Angka Nasional Tahun 2014
Tahun 2010 – 2014
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Prov. Jateng, Tahun 2015
D. Prioritas Bidang Intervensi
Analisis prioritas bidang intervensi dilakukan dengan melihat kecenderungan perkembangan atau trend indikator utama. Prioritas
bidang intervensi bertujuan untuk menentukan indikator-indikator yang perlu mendapat porsi perhatian lebih tinggi dalam intervensi, yaitu pada
46.65 44.5
46.11 47.05
48.14
49.9
41 42
43 44
45 46
47 48
49 50
51
2010 2011
2012 2013
2014 TKM 1.800
NASIONAL TKM 1.800
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-184
indikator-indikator utama
yang mengalami
kecenderungan perkembangan semakin “buruk”, sebagai berikut:
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-185
1. KETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF
POSISI RELATIF ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
PRIORITAS
IN D
IK A
T O
R
1. Tingkat Pengangguran
Terbuka TPT
di atas target RPJMD 2014
mengalami fluktuasi
tahun 2014 lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya
menunjukkan perbaikan
kinerja
penurunan mengalami
perlambatan
tidak relevan PRIORITAS
2. Laju Pertumbuhan PDB Per
Tenaga Kerja
di bawah target MDGs
2015
mengalami fluktuasi
tahun 2014
lebih buruk dari tahun-tahun
sebelumnya
tidak efektif
tidak relevan PRIORITAS
3. Rasio Kesempatan Kerja
Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
di bawah target MDGs
2015
terjadi fluktuasi
tahun 2014 lebih buruk
dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya
tidak efektif
tidak relevan BUKAN
PRIORITAS
4. Proporsi Tenaga Kerja yang
Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga
Terhdap Total Kesempatan Kerja
di atas target MDGs 2015
cenderung membaik
tahun 2014 lebih baik
dibandingkan mengalami
perbaikan
dengan kinerja penurunan
melambat
tidak relevan BUKAN
PRIORITAS
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-186
KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF
POSISI RELATIF ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
PRIORITAS
tahun-tahun sebelumnya
5. Kontribusi Perempuan Dalam
Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian
di atas target MDGs 2015
terjadi fluktuasi
tahun 2014
lebih buruk dari tahun 2012 dan
tahun 2013 menunjukkan
perbaikan
kinerja peningkatan
mengalami perlambatan
relevan
BUKAN PRIORITAS
2. KESEHATAN
KESEHATAN PERSPEKTIF
POSISI RELATIF ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
PRIORITAS
IN D
IK A
T O
R
1. Angka Kematian Bayi AKB di bawah target
RPJMD tahun 2014
di atas target MDGs 2015
mengalami
fluktuasi tahun 2014
lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya efektif
relevan terhadap target RPJMD
tahun 2014
tidak relevan terhadap arah
pencapaian target MDGs
tahun 2015
BUKAN PRIORITAS
2. Angka Kematian Balita
AKBA di bawah target
RPJMD tahun 2014
mengalami fluktuasi
tahun 2014 efektif
relevan
BUKAN PRIORITAS
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-187
KESEHATAN PERSPEKTIF
POSISI RELATIF ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
PRIORITAS
di bawah target MDGs 2015
lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya
3. Angka Kematian Ibu
Melahirkan AKI
di atas target RPJMD tahun
2014
di atas target MDGs 2015
konsisten memburuk
tahun 2014
lebih buruk dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya
tidak efektif
tidak relevan PRIORITAS
4. Prevalensi Balita
Kekurangan Gizi a.
Gizi Buruk
di atas target RPJMD tahun
2014
di bawah target MDGs 2015
terjadi fluktuasi
tahun 2014 tidak lebih baik
dari tahun 2012
menunjukkan perbaikan
kinerja
penurunan melambat
tidak relevan terhadap target
RPJMD tahun 2014
relevan terhadap arah target MDGs
tahun 2015
PRIORITAS
b. Gizi Kurang
Ket: Capaian tahun 2013
di atas target
RPJMD tahun 2014
di bawah target MDGs 2015
konsisten membaik
lebih baik dibandingkan
tahun efektif
tidak relevan
terhadap target RPJMD tahun
2014
relevan terhadap
BUKAN PRIORITAS