Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-24
Analisis prioritas bidang dilakukan untuk memperoleh kondisi dan  pola  kemiskinan  secara  umum  sehingga  dapat
menentukan  indikator-indikator  yang  perlu  mendapat  porsi perhatian  lebih  tinggi  dalam  intervensi,  yaitu  pada  indikator-
indikator  yang  mengalami  kecenderungan  perkembangan semakin  “buruk”.  Apabila  nilai  indeks,  atau  persentase  suatu
indikator semakin tinggi  menunjukkan keadaan yang semakin jelek  misalnya  AKI,  jika  datanya  menunjukkan  hal  yang
demikian,  disimpulkan  bahwa  indikator  tersebut  perlu mendapatkan  prioritas  perhatian  lebih  besar  untuk
memperoleh  intervensi.  Sebaliknya  jika  nilai,  indeks  atau persentase  yang  semakin  tinggi  menunjukan  sesuatu  yang
baik misalnya APK, jika datanya menunjukkan tren menurun semakin buruk maka perlu mendapatkan prioritas perhatian
lebih besar untuk memperoleh intervensi.
2  Analisis Akar Masalah.
Analisis  akar  masalah  merupakan  analisis  lebih  mendalam setelah  menggambarkan  kondisi  umum  kemiskinan  daerah
atau disebut juga sebagai determinan kemiskinan. Determinan kemiskinan  secara  umum  memiliki  keterkaitan  dengan  tidak
meratanya  akses  terhadap  pendidikan,  kesehatan  dan pelayanan  dasar  yang  lain.  Selain  itu  determinan  kemiskinan
juga  terkait  dengan  tidak  terpenuhinya  akses  terhadap infrastruktur  dasar  dan  akses  terhadap  aset  produktif,  dan
rendahnya tingkat investasi swasta dan kewirausahaan.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-25
Gambar 3. 3 Bagan Kerangka Logis Analisis Kemiskinan
dan Determinan Kemiskinan
Sumber:  Buku Pedoman Petunjuk Teknis TNP2K, Tahun 2014,  diolah
Permasalahan-permasalahan  yang  ditemukan  pada  setiap bidang  selanjutnya  akan  dijadikan  prioritas  kebijakan.  Untuk
itu  sebelum  melakukan  intervensi  perlu  mencari  tahu  akar masalah  dari  setiap  permasalahan  pada  setiap  bidang
tersebut.   Analisis ini dilakukan untuk mencari indikator yang lebih rinci indikator pendukung dari indikator utama bidang
yang telah dianalisis, yaitu indikator pada level kegiatan atau intervensi.
Tujuannya  adalah  mendapatkan  indikator  yang  dapat digunakan  untuk  menentukan  intervensi  prioritas  dari
masalah  utama  bidang,  sehingga  jika  indikator-indikator pendukung ini diperbaiki akan berdampak terhadap perbaikan
kondisi indikator utama bidang perbaikan outcome.
Lebih luas lagi, dengan membaiknya indikator-indikator utama bidang,  maka  dampak  selanjutnya  yang  lebih  besar  adalah
perbaikan  terhadap  indikator  kemiskinan  perbaikan  goal, demikianlah  kerangka  logis  dari  analisis  akar  masalah  ini
sampai  kepada  tujuan  yang  ingin  dicapai  yaitu  perbaikan masalah utama kemiskinan.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-26
Dengan  demikian,  jika  masalah  utama  kemiskinan  di  suatu daerah  telah  teridentifikasi  melalui  analisis  kondisi  umum
kemiskinan meliputi kemiskinan konsumsi satu dimensi dan kemiskinan  non  konsumsi  multidimensi.  Selanjutnya  untuk
menentukan intervensi masalah tiap bidang harus dicari akar masalahnya sampai tingkat intervensi pula.
Dalam  menentukan  akar  masalah  dari  determinan kemiskinan, ada dua sisi yang harus ditinjau, yaitu:
a  Aspek  ketersediaan  pelayananprogram  pemerintah atau  yang  sering  disebut  sebagai  supply  side,  apakah
penyebab  masalah  tersebut  disebabkan  kurangnya pelayanan  pemerintah?  Atau  kurangnya  sarana  dan
prasarana  yang  menjadi  tanggung  jawab  pemerintah? Aspek    dari  sisi  terpenuhinya  tanggung  jawab  pemerintah
harus  dilihat  terlebih  dahulu  karena  tujuan  dari  analisis ini adalah untuk menentukan intervensi pemerintah.
b  Aspek  pemanfaatan  layananprogram  atau  yang  sering disebut sebagai demand side, aspek ini merupakan aspek
dari  sisi  masyarakat,  yaitu  bagaimana  sarana,  prasarana, program  dan  kegiatan  yang  sudah  disediakan  pemerintah
dimanfaatkan  oleh  masyarakat?  adakah  hambatan- hambatan  dari  sisi  masyarakat  yang  membuat  pelayanan
yang  disediakan  pemerintah  tidak  dapat  dimanfaatkan atau  tidak  optimal  dimanfaatkan.  Hambatan-hambatan
tersebut  dapat  bersumber  dari  persoalan  ekonomi,  sosial, dan budaya.
3  Analisis Prioritas Wilayah Intervensi
Bagian  ini  merupakan  lanjutan  dari  analisis  kondisi  umum kemiskinan, analisis determinan kemiskinan dan analisis akar
masalah  kemiskinan.  Dari  ketiga  analisis  tersebut  telah didapatkan  gambaran  kondisi  umum  kemiskinan,  bagaimana
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-27
permasalahan  kemiskinan  multidimensinya,  serta  akar masalah  dari  permasalahan  kemiskinan  di  daerah  pada
masing-masing dimensi tersebut.
Analisis-analisis di atas telah sampai pada prioritas intervensi yang  dipilih  untuk  mengatasi  akar  masalah,  yang  paling
berpengaruh  terhadap  masalah  utama  tiap  bidang.  Artinya sudah  menjawab  pertanyaan  apa  intervensi  yang  paling
prioritas  untuk  dilakukan  dalam  mengatasi  masalah kemiskinan  multidimensi  di  daerah  menemukan  fokus
intervensi.
Analisis  prioritas  wilayah  intervensi  bertujuan  untuk menentukan  wilayah  KabupatenKota    mana  yang  memiliki
kondisi  “kritis”  yang  perlu  segera  mendapatkan  intervensi berdasarkan  kondisi  atau  performance  indikator  utama  dan
indikator  pendukung,  dibandingkan  dengan  KabupatenKota lainnya.  Analisis  wilayah  intervensi  ini  menggunakan  teknik
analisis    kuadran,  dengan  mempersandingkan  antara  dua indikator  indikator  x  dan  indikator  y  yang  memiliki
keterkaitanhubungan.
Melalui  analisis  kuadran  ini  dapat  ditentukan  4  kategori prioritas intervensi sebagai berikut :
Prioritas  1:  KabupatenKota  yang  memiliki  kinerja indikator x dan y kedua-duanya negatif.
Prioritas  2:  KabupatenKota  yang  memiliki  kinerja indikator x negatif, namun indikator y positif.
Prioritas  3:  KabupatenKota  yang  memiliki  kinerja indikator x positif, namun indikator y negatif.
Prioritas  4:  KabupatenKota  yang  memiliki  kinerja indikator  x  dan  y  kedua-duanya  positif.  Prioritas  4,  ini
memilki  derajat  prioritas  yang  paling  rendah  atau  disebut dengan wilayah non prioritas.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-28 B.  KONDISI KEMISKINAN KONSUMSI
Kondisi  umum  kemiskinan  Jawa  Tengah  merupakan  gambaran mengenai  fakta  dan  permasalahan  yang  ada  pada  kondisi  capaian  dan
perkembangan  kemiskinan  di  Indonesia.  Kondisi  tersebut  dapat  dilihat dari capaian beberapa indikator, yaitu persentase penduduk miskin Po,
jumlah penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan P1 dan indeks keparahan kemiskinan P2.
1.  Persentase Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar  13,58  dilihat  dari  posisi  relatif  masih  di  atas  rata-rata
Nasional  sebesar  10,96.  Posisi  relatif  persentase  penduduk  miskin Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Posisi Relatif Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2014, diolah
Persentase  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa  Tengah  apabila dibandingkan  dengan  provinsi  lain  di  wilayah  Jawa-Bali  pada  tahun
2014 berada pada urutan ke 6 enam dan lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi DI Yogyakarta, secara rinci dapat dilihat pada Tabel
3.6.
4 .0
9 4
.7 6
4 .8
1 4
.9 7
5 .5
1 6
.0 7
6 .3
1 6
.4 6
.8 9
7 .4
1 7
.9 9
8 .0
7 8
.2 6
8 .3
9 9
.1 8
9 .5
4 9
.8 5
1 2
.0 5
1 2
.2 8
1 2
.7 7
1 3
.5 8
1 3
.6 1
1 3
.6 2
1 4
.2 1
1 4
.5 5
1 6
.9 8
1 7
.0 5
1 7
.0 9
1 7
.4 1
1 8
.4 4
1 9
.6 2
6 .2
6 2
7 .8
10.96 -
5.00 10.00
15.00 20.00
25.00 30.00
PROVINSI NASIONAL
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-29
Tabel 3. 6 Persentase Penduduk Miskin Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2012 – 2014
No  ProvinsiNasional 2012
2013 2014
1. DKI Jakarta
3,70 3,55
4,09 2.
Bali 3,95
3,95 4,76
3. Banten
5,71 5,74
5,51 4.
Jawa Barat 9,89
9,52 9,18
5. Jawa Timur
13,08 12,55
12,28
6.  Jawa Tengah 14,98
14,56 13,58
7. D.I. Yogyakarta
15,88 15,43
14,55
Nasional 11,66
11,37 10,96
Sumber  : Badan Pusat Statistik, Tahun 2012-2014, diolah
Dilihat dari perkembangan antar waktu, persentase penduduk miskin Provinsi  Jawa  Tengah  pada  tahun  2010-2014  konsisten  membaik,
yaitu  pada  tahun  2014  menjadi  sebesar  13,58  dari  tahun  2010 sebesar  16,56  dan  capaian  tahun  2014  lebih  baik  dibandingkan
capaian  tahun-tahun  sebelumnya.  Perkembangan  persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010-2014 dapat
dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3. 5 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010- 2014, diolah
Perkembangan efektivitas persentase penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah  selama  lima  tahun  terakhir  2010-2014  menunjukkan
16.56 16.21
14.98 14.56
13.58 13.00
14.00 15.00
16.00 17.00
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-30
perbaikan  dengan  kinerja  penurunan  mengalami  percepatan.  Untuk melihat  sejauh  mana  tingkat  efektivitas  penurunan  persentase
penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3. 6 Tingkat Efektivitas Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 sd 2014, diolah
Perkembangan  relevansi  persentase  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa Tengah  pada  lima  tahun  terakhir  2010-2014  sejalan  dengan
penurunan  capaian  persentase  penduduk  miskin  nasional,  secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3. 7 Perkembangan Relevansi Persentase Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Nasional Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010- 2014, diolah
16.56 16.21
14.98 14.56
13.58 13.00
14.00 15.00
16.00 17.00
2010 2011
2012 2013
2014
16.56 16.21
14.98 14.56
13.58 13.33
12.36 11.66
11.37 10.96
10.00 11.00
12.00 13.00
14.00 15.00
16.00 17.00
2010 2011
2012 2013
2014 PROVINSI
NASIONAL
Posisi  relatif  tingkat  kemiskinan  KabupatenKota  di  Provinsi  Jawa Tengah tahun 2013
Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan KabupatenKota Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
Sumber: BPS, 2013, diolah
2.  Jumlah Penduduk Miskin
Perkembangan  posisi  relatif Tengah  jika  dibandingkan  dengan  provinsi
pada  tahun  2014,  jumlah  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa  Tengah sejumlah  4.561,8
penduduk miskin tertinggi kedua setelah rinci dapat dilihat pada
5 .2
5 6
.4 8
.2 6
8 .5
1 8
.6 2
8 .8
4 9
.2 3
9 .8
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
KabupatenKota
tingkat  kemiskinan  KabupatenKota  di  Provinsi  Jawa tahun 2013 dapat ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Gambar 3. 8 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan KabupatenKota
Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2013
, 2013, diolah
Jumlah Penduduk Miskin
posisi  relatif  jumlah  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa ika  dibandingkan  dengan  provinsi  lainnya  secara  nasional
,  jumlah  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa  Tengah ribu  jiwa  merupakan  provinsi  dengan  jumlah
penduduk miskin tertinggi kedua setelah Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar 3.9.
9 .8
9 .8
7 1
.5 8
1 1
.7 4
1 1
.9 6
1 2
.4 2
1 2
.6 8
1 2
.9 4
1 3
.2 7
1 3
.5 1
1 3
.5 8
1 3
.9 6
1 4
.0 1
1 4
.6 4
1 4
.8 7
1 5
.2 4
1 5
.4 4
1 5
.6 1
5 .7
2 1
5 .9
3 1
8 .4
4 1
8 .7
1
KabupatenKota Provinsi 2013
Nasional 2013
tingkat  kemiskinan  KabupatenKota  di  Provinsi  Jawa
Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan KabupatenKota Tahun 2013
penduduk  miskin  Provinsi  Jawa lainnya  secara  nasional
,  jumlah  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa  Tengah ribu  jiwa  merupakan  provinsi  dengan  jumlah
Jawa Timur, secara
1 8
.7 1
1 9
.2 7
2 .5
3 2
.8 2
2 .9
7 2
1 .3
2 2
2 .0
8
Nasional 2013
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-32
Gambar 3. 9 Posisi Relatif Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Periode September 2014 Ribu Jiwa
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2014, diolah
Berdasarkan  data  Pendataan  Program  Perlindungan  Sosial  PPLS Tahun 2011, dari total rumah tangga ruta sebanyak 8.752,059 ruta,
masuk  dalam  klasifikasi  kemiskinan  sebanyak  4.244.206  ruta, dengan  rincian  Sangat  Miskin  521.186  ruta,  Miskin  674.182  ruta,
Hampir Miskin 1.155.102 ruta dan Rentan Miskin Lainnya 1.893.736 ruta.
Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah apabila dibandingkan dengan  provinsi  lain  di  wilayah  Jawa-Bali  pada  tahun  2014,  dengan
kondisi  tidak  berbeda  dengan  posisi  relatif  secara  Nasional,  yaitu berada pada urutan ke 2 dua setelah Provinsi Jawa Timur dan masih
lebih tinggi dari Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta  dan Bali, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2012 – 2014
No  ProvinsiNasional 2012
2013 2014
ribu jiwa ribu jiwa
ribu jiwa
1. Jawa Timur
4.960,54 4.865,82
4.748,42
2.  Jawa Tengah 4.863,41
4.704,87 4.561,83
3. Jawa Barat
4.421,48 4.382,65
4.238,96
67 .2
3 84
.7 9
1 2
4. 1
7 1
4 8.
8 3
1 5
4. 6
9 1
8 9.
5 1
9 5.
1 1
9 5.
9 5
1 9
7. 5
6 2
2 5.
4 6
2 5
2. 6
8 2
8 1.
7 5
3 7.
2 3
1 4.
9 3
1 6.
5 3
5 4.
7 4
3 8
1. 9
2 3
8 7.
6 4
1 2.
7 9
4 9
8. 2
8 5
3 2.
5 9
6 4
9. 1
9 8
6. 3
4 8
1 6.
6 2
8 3
7. 4
2 8
6 4.
1 1
9 9
1. 8
8 1
,0 8
5 .8
1 ,1
4 3
.9 3
1 ,3
6 .6
4 ,2
3 8.
9 6
4, 5
6 1
.8 3
4 ,7
48 .4
2
- 500.00
1,000.00 1,500.00
2,000.00 2,500.00
3,000.00 3,500.00
4,000.00 4,500.00
5,000.00
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-33
No  ProvinsiNasional 2012
2013 2014
ribu jiwa ribu jiwa
ribu jiwa
4. Banten
648,25 682,71
649,19 5.
D.I. Yogyakarta 562,11
535,19 532,58
6. DKI Jakarta
366,77 375,70
412,79 7.
Bali 160,95
186,52 195,96
Nasional 28.594,64
28.553,97 27.727,78
Sumber  : Badan Pusat Statistik, data tahun 2012 dan 2013 merupakan data sebelum backasting
Dilihat perkembangannya, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3. 10 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Ribu Jiwa
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010- 2014, diolah
Pada  Gambar  3.9  ditunjukkan  bahwa  jumlah  penduduk  miskin Provinsi  Jawa  Tengah  dari  tahun  2010  sampai  dengan  tahun  2014
konsisten  membaik,  yaitu  pada  tahun  2010  sejumlah  5.369,2  ribu jiwa dan pada tahun 2014 menjadi sejumlah 4.561,83 ribu jiwa atau
turun  sebanyak  807,37  ribu  jiwa  dengan  capaian  pada  tahun  2014 lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
5,369.2 5,255.99
4,863.41 4,733.0
4,561.83 4,500.0
4,600.0 4,700.0
4,800.0 4,900.0
5,000.0 5,100.0
5,200.0 5,300.0
5,400.0 5,500.0
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-34
Dengan  demikian,  capaian  Provinsi  Jawa  Tengah  dibandingkan dengan  seluruh  provinsi  di  Indonesia  pada  tahun  2014,  secara
persentase  masih  lebih  rendah  dari  12  provinsi  lainnya  dan  secara absolut tertinggi kedua setelah Provinsi Jawa Timur.
3.  Indeks Kedalaman Kemiskinan P1
Indeks  Kedalaman  Kemiskinan  P1  merupakan  ukuran  rata-rata kesenjangan pengeluaran  masing-masing penduduk miskin  terhadap
garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran  penduduk  dari  garis  kemiskinan.
Indeks  kedalaman kemiskinan P1 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 2,09
masih berada di atas rata-rata nasional sebesar 1,75. Untuk melihat posisi relatif indeks kedalaman kemiskinan P1 Provinsi Jawa Tengah
dengan  provinsi  lainnya  secara  nasional  dapat  dilihat  pada  Gambar 3.11.
Gambar 3. 11 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan P1
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2014, diolah
Indeks  Kedalaman  Kemiskinan  P1  Provinsi  Jawa  Tengah dibandingkan  dengan  provinsi  lain  di  wilayah  Jawa-Bali  pada  tahun
2014  berada  pada  urutan  ke  2  dua  tertinggi,  secara  rinci  dapat dilihat pada Tabel 3.8.
.6 .6
.6 5
.7 4
.7 5
.7 9
.7 9
.8 6
.9 7
1 .1
2 1
.1 6
1 .2
1 .2
6 1
.2 8
1 .3
9 1
.4 1
1 .7
1 1
.8 6
1 .9
4 2
.0 9
2 .0
9 2
.1 1
2 .3
2 .3
5 2
.4 1
2 .8
5 2
.9 2
3 .1
3 3
.1 4
3 .2
5 4
.1 1
5 .9
2 6
.4 2
1.75
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00 3.50
4.00 4.50
5.00 5.50
6.00 6.50
7.00 7.50
Provinsi Nasional
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-35
Tabel 3. 8 Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2012 – 2014
No  ProvinsiNasional 2012
2013 2014
1. D.I. Yogyakarta
2,89 2,13
2,35
2.  Jawa Tengah 2,39
2,37 2,09
3. Jawa Timur
1,93 2,07
1,86 4.
Jawa Barat 1,62
1,65 1,39
5. Bali
0,39 0,70
0,86 6.
Banten 0,95
1,02 0,79
7. DKI Jakarta
0,56 0,39
0,60
Nasional 1,90
1,89 1,75
Sumber  : Badan Pusat Statistik, Tahun 2012 dan 2014, diolah
Dilihat  perkembangan  antar  waktu,  Indeks  Kedalaman  Kemiskinan P1 Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 konsisten membaik,
yaitu  pada  tahun  2010  sebesar  2,49  dan  pada  tahun  2014  menjadi sebesar  2,09,  meskipun  pernah  mengalami  kenaikan  pada  tahun
2011  menjadi  sebesar  2,58.  Capaian  pada  tahun  2014  lebih  baik dibandingkan  tahun-tahun  sebelumnya,  secara  rinci  dapat  dilihat
pada Gambar 3.12.
Gambar 3. 12 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan P1
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010 -2014, diolah
2.49 2.58
2.39 2.37
2.09
2.00 2.10
2.20 2.30
2.40 2.50
2.60 2.70
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-36
Dengan melihat pada Gambar 3.13, perkembangan efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 Provinsi Jawa Tengah selama lima tahun
terakhir  2010-2014  menunjukkan  perbaikan  dengan  kinerja penurunan mengalami percepatan.
Gambar 3. 13 Tingkat Efektivitas Indeks Kedalaman Kemiskinan P1
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010- 2014, diolah
Sedangkan  perkembangan  relevansi  Indeks  Kedalaman  Kemiskinan P1  Provinsi  Jawa  Tengah  pada  lima  tahun  terakhir  2010-2014
sejalan terhadap perkembangan capaian nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3. 14 Perkembangan Relevansi Indeks Kedalaman Kemiskinan P1
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Nasional 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2008-2013, diolah
2.49 2.58
2.39 2.37
2.09 2.00
2.10 2.20
2.30 2.40
2.50 2.60
2.70
2010 2011
2012 2013
2014
2.49 2.58
2.39 2.37
2.09 2.21
2.08 1.90
1.89 1.75
1.70 1.90
2.10 2.30
2.50 2.70
2010 2011
2012 2013
2014 PROVINSI
NASIONAL
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-37 4.  Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Indeks  Keparahan  Kemiskinan  P2  merupakan  ukuran  untuk mengetahui
penyebaran ketimpangan
pengeluaran diantara
penduduk  miskin,  semakin  tinggi  nilai  indeks  semakin  tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu dari 17 provinsi dengan posisi  relatif  Indeks  Keparahan  Kemiskinan  P2  pada  tahun  2014
berada  di  atas  rata-rata  nasional  sebesar  0,44.  Posisi  relatif  Indeks keparahan  kemiskinan  P2  Provinsi  Jawa  Tengah  sebesar  0,51  jika
dibandingkan  dengan  provinsi  lainnya  dapat  dilihat  pada  Gambar 3.15.
Gambar 3. 15 Posisi Relatif Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Tahun 2014
Provinsi Jawa Tengah
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2014, diolah
Indeks  Keparahan  Kemiskinan  P2  Provinsi  Jawa  Tengah  apabila dibandingkan  dengan  provinsi  lain  di  wilayah  Jawa-Bali  pada  tahun
2014 berada pada urutan ke 2 dua setelah  Provinsi DI Yogyakarta, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.9.
0. 1
2 0.
1 3
0. 1
5 0.
1 5
0. 1
8 0.
1 8
0. 1
8 0.
23 0.
2 4
0. 2
5 0.
2 6
0. 2
9 0.
3 0.
3 2
0. 3
3 0.
3 5
0. 4
5 0.
4 5
0. 5
1 0.
5 1
0. 5
2 0.
5 5
0. 5
6 0.
6 1
0. 6
2 0.
7 2
0. 7
5 0.
7 9
0. 8
3 0.
8 6
1. 3
7 1.
8 8
2. 1
8 0.44 0.00
0.50 1.00
1.50 2.00
2.50
Provinsi Nasional
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-38
Tabel 3. 9 Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Provinsi se Jawa – Bali
Tahun 2012 – 2014
No  ProvinsiNasional 2012
2013 2014
1. D.I. Yogyakarta
0,75 0,46
0,61
2.  Jawa Tengah 0,57
0,59 0,51
3. Jawa Timur
0,44 0,50
0,45 4.
Jawa Barat 0,42
0,44 0,33
5. Bali
0,07 0,16
0,26 6.
Banten 0,28
0,29 0,18
7. DKI Jakarta
0,15 0,07
0,13
Nasional 0,49
0,48 0,44
Sumber  : Badan Pusat Statistik, Tahun 2012 dan 2014, diolah
Perkembangan  Indeks  Keparahan  Kemiskinan  P2  Provinsi  Jawa Tengah tahun 2010-2014 terjadi fluktuasi, yaitu mengalami kenaikan
pada  tahun  2011  menjadi  sebesar  0,67  dan  tahun  2013  menjadi sebesar  0,59,  namun  pada  tahun  2014  kembali  menurun  dengan
capaian  lebih  baik  dibandingkan  tahun-tahun  sebelumnya,  yaitu tahun  2014  menjadi  sebesar  0,51,  secara  rinci  dapat  dilihat  pada
Gambar 3.16.
Gambar 3. 16 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010-2014, diolah
0.60 0.67
0.57 0.59
0.51 0.50
0.55 0.60
0.65 0.70
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-39
Pada  Gambar  3.15  ditunjukkan  perkembangan  efektivitas  Indeks Keparahan Kemiskinan P2 Provinsi Jawa Tengah selama lima tahun
terakhir  2010-2014  menunjukkan  perbaikan  dengan  kinerja penurunan  mengalami  percepatan,  secara  rinci  dapat  dilihat  pada
Gambar 3.17.
Gambar 3. 17 Tingkat Efektivitas Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010- 2014, diolah
Perkembangan  relevansi  Indeks  Keparahan  kemiskinan  P2  Provinsi Jawa Tengah selama periode lima tahun 2010-2014 sejalan terhadap
capaian  nasional,  meskipun  capaian  Provinsi  Jawa  Tengah  terjadi fluktuasi,  berbeda  kondisi  dengan  capaian  nasional  yang  justru
konsisten membaik, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.18.
0.60 0.67
0.57 0.59
0.51
0.50 0.55
0.60 0.65
0.70
2010 2011
2012 2013
2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-40
Gambar 3. 18 Perkembangan Relevansi Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Nasional 2010 – 2014
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2008- 2013, diolah
5.  Analisis Keterkaitan Kondisi Umum Kemiskinan
Persentase  penduduk  miskin  Provinsi  Jawa  Tengah  dalam  kurun waktu lima tahun 2010-2014 konsisten membaik, yaitu pada tahun
2014  menjadi  sebesar  13,58  dari  tahun  2010  sebesar  16,56. Untuk  mengetahui  kontribusi  dari  capaian  indikator  kondisi  umum
kemiskinan  lainnya  jumlah  penduduk  miskin,  Indeks  Kedalaman KemiskinanP1  dan  Indeks  Keparahan  KemiskinanP2  terhadap
penurunan  persentase  penduduk  miskin  dilakukan  analisis keterkaitan  kondisi  umum  kemiskinan,  dapat  dilihat  pada  Gambar
3.19 dan Tabel 3.10.
Gambar 3. 19 Grafik Analisis Keterkaitan Kondisi Umum Kemiskinan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013
1.  Persentase Penduduk Miskin 2.  Jumlah Penduduk Miskin
0.60 0.67
0.57 0.59
0.51 0.58
0.55 0.49
0.48 0.44
0.40 0.45
0.50 0.55
0.60 0.65
0.70
2010 2011
2012 2013
2014 PROVINSI
NASIONAL
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-41
3.  Indeks Kedalaman Kemiskinan P1  4.  Indeks Keparahan Kemiskinan P2
Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2010-2014, diolah
Tabel 3. 10 Analisis Keterkaitan Kondisi Kemiskinan Konsumsi
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013
KONSUMSI PERSPEKTIF
POSISI RELATIF
ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
KETERKAITAN
IN DI
K A
TO R
Persentase Penduduk
Miskin   Di atas
rata-rata Nasional.
  Urutan ke 6 enam di
wilayah Jawa-Bali.
  Konsisten membaik
dan capaian tahun 2014
lebih baik dibandingka
n capaian tahun-
tahun sebelumnya.
  Menunjukkan perbaikan
dengan kinerja
penurunan mengalami
percepatan.   Sejalan
terhadap nasional.
  Indeks Keparahan
Kemiskinan P2
yang mengalami
fluktuasi tidak  dapat
memberikan kontribusi
positif  dalam perbaikan
capaian persentase
penduduk miskin.
Jumlah Penduduk
Miskin   Tertinggi
kedua secara
nasional   Konsisten
membaik dan capaian
tahun 2014 lebih baik
dibandingka n capaian
tahun- tahun
sebelumnya. -
-
Indeks Kedalaman
Kemiskinan P1
  Di atas rata-rata
Nasional.   Urutan ke 1
satu di wilayah
Jawa – Bali.   Konsisten
membaik dan capaian
tahun 2014 lebih baik
dibandingka n capaian
  Menunjukkan perbaikan
dengan kinerja
penurunan mengalami
percepatan.   Sejalan
terhadap nasional.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-42
KONSUMSI PERSPEKTIF
POSISI RELATIF
ANTAR WAKTU
EFEKTIVITAS RELEVANSI
KETERKAITAN
tahun- tahun
sebelumnya.
Indeks Keparahan
Kemiskinan P2
  Di atas rata-rata
Nasional.   Urutan ke 2
satu di wilayah
Jawa-Bali.   Terjadi
fluktuasi, namun
capaian tahun 2014
lebih baik dibandingka
n capaian tahun-
tahun sebelumnya.
  Menunjukkan perbaikan
dengan kinerja
penurunan mengalami
percepatan.   Sejalan
terhadap nasional.
Pada Gambar 3.19 dan Tabel 3.10 analisis keterkaitan kondisi umum kemiskinan  Provinsi  Jawa  Tengah,  diketahui  bahwa  capaian  Indeks
Keparahan  Kemiskinan  P2  yang  mengalami  fluktuasi  tidak  dapat memberikan  kontribusi  secara  penuh  terhadap  percepatan
pencapaian persentase penduduk miskin.
C.  KONDISI KEMISKINAN NON KONSUMSI
Banyak  studi  menunjukkan  secara  umum  kemiskinan  di  Indonesia berkaitan  erat  dengan  tidak  meratanya  akses  terhadap  pendidikan  dan
kesehatan, tidak memadainya infrastruktur prasarana dasar, rendahnya tingkat  investasi  swasta,  masalah  ketenagakerjaan  dan  kewirausahaan,
serta  rentannya  kecukupan  pangan,  atau  dalam  hal  ini  disebut  dengan kondisi kemiskinan non konsumsi.
Kondisi kemiskinan daerah dapat digambarkan dengan cara menemukan apa-apa  saja  permasalahan  yang  terjadi  di  setiap  bidang  yang  harus
diprioritaskan.  Untuk  itu  setiap  Indikator  Utama  pada  setiap  bidang harus dilakukan analisis dengan cara Analisis Prioritas Bidang Intervensi.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-43 1.  KETENAGAKERJAAN
1  Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Posisi relatif TPT Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 5,68  masih  berada  di  atas  target  RPJMD  2014  sebesar  5,31,
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.20.
Gambar 3. 20 Posisi Relatif Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target RPJMD Tahun 2014 Tahun 2010 – 2014
Sumber:  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Kependudukan  Prov.  Jateng, Tahun 2015
Perkembangan TPT Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010-2014 mengalami  fluktuasi,  yaitu  pada  tahun  2010  sebesar  6,21
hingga tahun 2012 turun menjadi sebesar 5,63 dan pada tahun 2013  naik  menjadi  sebesar  6,01,  namun  kembali  turun  pada
tahun 2014 menjadi sebesar 5,68 dengan kondisi capaian lebih baik  dari  tahun-tahun  sebelumnya,  walaupun  masih  lebih  tinggi
dibandingkan dengan tahun 2012, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.21.
6.21 5.93
5.63 6.01
5.68
5.31
4.8 5
5.2 5.4
5.6 5.8
6 6.2
6.4
2010 2011
2012 2013
2014 TPT
TARGET RPJMD 2014
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-44
Gambar 3. 21 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber:  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Kependudukan  Prov.  Jateng, Tahun 2015
Tingkat efektivitas TPT Provinsi Jawa Tengah dalam kurun waktu lima  tahun  2010-2014  menunjukkan  perbaikan  dengan  kinerja
penurunan  mengalami  perlambatan,  secara  rinci  dapat  dilihat pada Gambar 3.22.
Gambar 3. 22 Perkembangan Efektivitas Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014
Sumber:  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Kependudukan  Prov.  Jateng, Tahun 2015
6.21
5.93
5.63 6.01
5.68
5.6 5.7
5.8 5.9
6 6.1
6.2 6.3
2010 2011
2012 2013
2014 TPT
6.21 5.93
5.63 6.01
5.68
5.6 5.7
5.8 5.9
6 6.1
6.2 6.3
2010 2011
2012 2013
2014 TPT
Poly. TPT
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-45
Perkembangan relevansi TPT Provinsi Jawa Tengah selama periode lima  tahun  terakhir  2010-2014  mendekati  arah  target  RPJMD
2014, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.23.
Gambar 3. 23 Perkembangan Relevansi Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 – 2014 Terhadap Target RPJMD Tahun 2010 – 2014 dan MDGs Tahun 2011 – 2013
Sumber:  Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Prov. Jateng, Tahun 2015
2  Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja
Posisi  relatif  laju  pertumbuhan  PDRB  per  tenaga  kerja  Provinsi Jawa  Tengah  pada  tahun  2014  sebesar  1,73  berada  di  bawah
target MDGs 2015 sebesar 4,25, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.24.
6.21 5.93
5.63 6.01
5.68 7.63
7.52 7.43
7.34
5.31 6.32
5.8 5.6
5 5.5
6 6.5
7 7.5
8
2010 2011
2012 2013
2014 TPT
Target RPJMD Target MDGs Jateng
Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah SPKD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2018
III-46
Gambar 3. 24 Posisi Relatif Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja
Provinsi Jawa Tengah Terhadap Target MDGs Tahun 2015 Tahun 2010 – 2014
Sumber:  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Kependudukan  Prov.  Jateng, Tahun 2015
Perkembangan laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Provinsi Jawa  Tengah  pada  tahun  2010-2014  mengalami  fluktuasi,  yaitu
pada  tahun  2010  sebesar  6,61  terus  menurun  sampai  dengan tahun  2012  menjadi  sebesar  4,92  kemudian  pada  tahun  2013
naik  menjadi  sebesar  6,93,  namun  pada  tahun  2014  kembali turun  menjadi  sebesar  1,73  dengan  capaian  lebih  buruk  dari
tahun-tahun sebelumnya, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.25.
6.61 5.32
4.92 6.93
1.73 4.25
1.5 2.5
3.5 4.5
5.5 6.5
2010 2011
2012 2013
2014 Pertumbuhan PDRB
TARGET MDGs 2015