4.3 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan investment opportunity set
IOS, kebijakan hutang, dan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan.
Secara parsial, investment opportunity set IOS berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hasnawati 2005 yang mengatakan bahwa set peluang investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil dengan peluang investasi yang mungkin dilakukan di masa yang akan datang. Price earning ratio
PER adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk memprediksi seberapa besar kesempatan investasi perusahaan di masa mendatang dengan pertimbangan
operasional perusahaan pada saat ini. Hal ini dilakukan dengan menghitung berapa kali investor harus menanamkan dananya untuk setiap laba persaham yang
ingin diperoleh Tandelilin, 2010:375. Pengaruh kesempatan investasi terhadap nilai perusahaan merupakan hasil
yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri. Hal ini dapat meliputi pemilihan proyek atau kebijakan lainnya di masa depan, seperti menciptakan produk baru,
penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research development, dan merger dengan perusahaan lain Myers, 1977.
Peluang investasi yang cukup besar yang dimiliki oleh perusahaan pertambangan di masa mendatang dengan pertimbangan aktiva yang dimiliki saat
ini mengindikasikan bahwa perusahaan akan terus mengalami perkembangan
Universitas Sumatera Utara
sehingga ada kemungkinan bahwa profitabilitas perusahaan akan terus mengalami peningkatan. Hal ini disambut baik oleh pasar dengan mengapresiasi saham
perusahaan pertambangan di atas nilai bukunya, yang berarti bahwa nilai perusahaan meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amirya 2008 yang menyimpulkan bahwa hutang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, namun tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sukirni 2012 serta Rustendi dan Jimmi 2008 yang menyatakan sebaliknya.
Pecking order theory mengemukakan bahwa perusahaan cenderung
mengutamakan pendanaan aktivitas perusahaan dari bagian internal perusahaan Sadalia, 2007:136. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi bahkan
menghilangkan biaya yang muncul akibat pendanaan dari pihak eksternal perusahaan. Hal inilah yang terjadi pada perusahaan pertambangan terbuka di
Bursa Efek Indonesia dimana perusahaan lebih memilih untuk mendanai aktivitasnya terutama dengan memanfaatkan dana yang tersedia dalam
perusahaan. Teori yang dikemukakan Myers dan Majluf 1984 menyatakan bahwa
perusahaan yang profitable cenderung lebih memilih untuk menggunakan dana internal untuk membiayai perusahaan, yakni dari laba ditahan dan arus kas dari
penyusutan dibandingkan dengan menggunakan hutang. Hal ini dilakukan bukan semata-mata untuk mencapai target rasio hutang yang rendah, tetapi karena
Universitas Sumatera Utara
perusahaan memang membutuhkan dana eksternal yang rendah karena memiliki dana yang cukup yang berasal dari bagian internal perusahaan.
Jika perusahaan memiliki dana yang cukup, tetapi membuat kebijakan untuk menerbitkan hutang, malah akan meningkatkan pengeluaran perusahaan
berkenaan dengan biaya penerbitan sekuritas, sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi berkurang. Artinya, pengorbanan yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan manfaat yang diperoleh. Hal tersebut menyebabkan sentimen negatif dari pasar sehingga nilai perusahaan pertambangan menjadi turun.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sujoko dan Soebiantoro 2007 yang menyatakan hal yang sama, namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sukirni 2012, Nuraina
2012, Tarjo 2008, dan Clay 2001 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Institusi sebagai
lembaga formal secara teori dinilai sebagai badan yang dapat menengahi konflik keagenan antara pemegang saham individual dengan manajemen perusahaan.
Namun dalam perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia justru terjadi sebaliknya.
Perusahaan pertambangan termasuk dalam kelompok industri dengan jumlah pemegang saham institusional yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan
pemegang saham institusional memiliki kekuatan yang cukup besar untuk melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Namun terkadang perusahaan yang
memiliki persentase pemegang saham institusional yang tinggi justru akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena pemegang saham institusi terlalu ikut campur dalam masalah-masalah perusahaan yang sebenarnya sudah
berada di luar perannya sebagai pengawas Hitt et al., 2002:105. Selain itu, tingkat pengawasan aktif yang dapat dilakukan para investor
institusional terhadap keputusan perusahaan diragukan karena biasanya pemegang saham institusi memiliki portofolio yang memuat lebih dari satu perusahaan besar
tempat mereka menanamkan modal. Hal ini memberikan sinyal bahwa sangat sulit bagi sebuah institusi untuk dapat mengendalikan semua perusahaan dalam
portofolionya dengan baik. Pada akhirnya, pemegang saham institusi hanya akan berfokus pada perusahaan dimana ia menanamkan saham dengan jumlah
kepemilikan terbesar Hitt et al., 2002:106.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa investment opportunity set, kebijakan hutang, dan kepemilikan
institusional secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial,
investment opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia, sedangkan kebijakan
hutang dan kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek
Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan diharapkan menggunakan atau menambahkan variabel lain
untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga variabel independen, yakni
investment opportunity set , kebijakan hutang, dan kepemilikan institusional
mampu menjelaskan nilai perusahaan hanya sebesar 24,7.
Universitas Sumatera Utara