Metode Pengumpulan Data Investment Opportunity Set PER Uji Asumsi Klasik Pendekatan Histogram Pendekatan Grafik

keuangan dan tahunan, serta buku-buku referensi, internet, dan literatur ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan strategi arsip archival, yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang sudah ada Jogiyanto, 2004:82. 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah karakteristik distribusinya Jogiyanto, 2004:163.

3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan perluasan dari regresi sederhana. Regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel independen dengan variabel dependen Situmorang dan Lufti, 2012:151. Analisis regresi akan dapat dijadikan sebagai alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE Best Linear Unbiased Estimator, yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Sebelum melakukan analisis regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik. Model persamaan regresi dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Universitas Sumatera Utara Keterangan: Y = Nilai perusahaan price to book value -PBV a = Konstanta X 1 = Investment opportunity set price earning ratio-PER X 2 = Kebijakan hutang debt to equity ratio-DER X 3 = Kepemilikan institusional b 1 = Koefisien regresi variabel X 1 b 2 = Koefisien regresi variabel X 2 b 3 = Koefisien regresi variabel X 3 e = Standard error 3.9 Pengujian Hipotesis 3.9.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: a. H :b 1 = � 2 = � 3 =0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari investment opportunity set, kebijakan hutang, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. b. H a : minimal 1; � � ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari investment opportunity set, kebijakan hutang, dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. c. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. F 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel independen terhadap Universitas Sumatera Utara variabel dependen. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya, yaitu: a. H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 b. H a diterima jika F hitung F tabel pada α = 5

3.9.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Investment Opportunity Set PER

H : b 1 = 0, artinya investment opportunity set tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. H : b 1 ≠ 0, artinya investment opportunity set berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia.

b. Kebijakan Hutang DER

H : b 2 = 0, artinya kebijakan hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. H : b 2 ≠ 0, artinya kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. c. Kepemilikan Institusional H : b 3 = 0, artinya kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. H : b 3 ≠ 0, artinya kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pertambangan terbuka di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan tingkat sig nifikan α 5, jika nilai sig. t 0,05 maka H diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai sig. t 0,05 maka H a diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel. Dimana kriterianya, yaitu: a. H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 b. H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 5

3.9.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau predictor -nya. Apabila R 2 mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa model sangat terbatas dalam menjelaskan model regresi. Kelemahan penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independen yang ditambahkan ke dalam model, maka R 2 akan meningkat meskipun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Untuk mengatasi hal ini, maka dalam penelitian ini digunakan Adjusted R 2 untuk mengurangi keraguan yang ditimbulkan oleh R 2 Situmorang dan Lufti, 2012:154. Universitas Sumatera Utara

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bias, maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi adalah uji normalitas data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus, sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk seperti huruf S, maka menunjukkan bahwa data menjulur skew Rochaety et al., 2009:104. Uji ini dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:

a. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu di antaranya adalah mean , modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama kemiringan kurva atau kemencengan kurva skewness. Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif arah kanan dan bertanda negatif arah kiri.

b. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoretis sumbu x melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel sumbu y. Apabila plot dari keduanya berbentuk linear didekati garis lurus, maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung Universitas Sumatera Utara plot masih berbentuk linear, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal. c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Jika nilai Asymp.Sig 2-tailed berada di atas nilai signifikannya, maka variabel residual berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan homokedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama, maka dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grafik dan Glejser Test.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteteksi ada tidaknya gejala autokorelasi, maka uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Runs Test. Universitas Sumatera Utara

4. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antarvariabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut: a. Bila VIF 5 terdapat masalah multikolinearitas b. Bila VIF 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas c. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas d. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pertambangan di Indonesia 1. PT Indo Tambangraya Megah ITMG

PT Indo Tambangraya Megah didirikan dengan akta notaris nomor 13 pada tanggal 2 September 1987 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak-anak perusahaan dan jasa pemasaran untuk pihak yang memiliki hubungan istimewa. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya bergerak dalam industri pertambangan batubara. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 225.985.000 lembar saham yang merupakan 20 dari 1.129.925.000 lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 18 Desember 2007. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jakarta.

2. PT Petrosea PTRO

PT Petrosea didirikan dengan akta notaris nomor 75 pada tanggal 21 Februari 1972 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia. Bidang usaha perusahaan adalah rekayasa, konstruksi, pertambangan, dan jasa lainnya. Perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 4.500.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000,00 per saham pada tanggal 21 Mei 1990. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jakarta. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 70 120

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

PENGARUH LEVERAGE, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

1 32 136

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 92

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

1 2 14

PENDAHULUAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 12

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 13

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS), KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 143

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG - repository UPI S PEA 0907209 Title

0 0 3

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KEPEMILIKAN MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011

0 0 14