4. Dinding anterior, berhubungan dengan otot tensor timpani, ostium tuba Eustachius, dan dinding dari karotis.
5. Dinding medial, memisahkan kavum timpani pada dinding telinga dalam. Terdapat promontorium yang merupakan lingkaran basal
koklea. Pada bagian belakang bawah dinding media ini terdapat fenestra koklea rotundum, dan pada bagian belakang atas
terdapat fenestra ovale. 6. Dinding posterior, bagian atas berhubungan dengan sellulae
mastoideus melalui aditus ad antrum Helmi, 2005.
Dalam kavum timpani terdapat tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain terdiri dari maleus, inkus dan stapes yang
menghubungkan membran timpani dengan foramen ovale Helmi, 2005.
2.5.3. Tuba Eustachius
Tuba Eustachius adalah suatu saluran yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah, yang bertanggung jawab terhadap
proses pneumatisasi pada telinga tengah dan mastoid serta mempertahankan tekanan yang normal antara telinga tengah dan
atmosfir. Kestabilannya oleh karena adanya konstraksi muskulus tensor veli palatini dan muskulus levator veli palatini pada saat mengunyah dan
menguap. Tiga perempat medial merupakan tulang rawan yang dikelilingi oleh jaringan lunak, jaringan adiposa, dan epitel saluran nafas Gacek,
2009.
2.5.4. Prosesus mastoid
Pneumatisasi mastoid ternyata saling berhubungan dan drainase-nya menuju aditus ad antrum. Terdapat tiga tipe pneumatisasi, yaitu
pneumatik, diploik dan sklerotik. Pada tipe pneumatik, hampir seluruh proses mastoid terisi oleh pneumatisasi, pada tipe sklerotik tidak terdapat
pneumatisasi sama sekali, sedangkan pada tipe diploik pneumatisasi
Universitas Sumatera Utara
kurang berkembang. Sel mastoid dapat meluas ke daerah sekitarnya sampai ke arkus zigomatikus dan ke pars skuamosa tulang temporal
Gacek, 2009. Antrum mastoid adalah suatu rongga di dalam prosesus mastoid yang
terletak tepat di belakang epitimpani. Aditus ad antrum adalah saluran yang menghubungkan antrum dengan epitimpani. Lempeng dura
merupakan bagian tulang tipis yang biasanya lebih keras dari tulang sekitarnya yang membatasi rongga mastoid dengan duramater,
sedangkan yang membatasi rongga mastoid dengan sinus lateralis disebut lempeng sinus. Sudut sinodura dapat ditemukan dengan
membuang sebersih-bersihnya sel pneumatisasi mastoid di bagian superior inferior lempeng dura dan posterior superior lempeng sinus
Gacek, 2009.
2.5.5. Vaskularisasi Kavum timpani
Vaskularisasi kavum timpani berasal dari cabang-cabang kecil arteri karotis eksterna. Cabang- cabang pembuluh darah kecil tersebut adalah:
Arteri timpani posterior yang merupakan cabang stilomastoid yang berasal dari arteri aurikularis posterior atau arteri oksipital. Arteri
timpani posterior masuk ke kavum timpani bersama korda timpani
lalu mendarahi bagian posterior kavum timpani.
Arteri timpani inferior yang berasal dari cabang ascenden arteri karotis eksterna yang masuk ke kavum timpani melalui kanalikulus
timpani bersama dengan cabang timpani nervus IX lalu mendarahi
terutama bagian inferior kavum timpani.
Arteri petrosus superfisialis dan arteri timpani superior yang merupakan cabang-cabang arteri meningea media yang masuk ke
kavum timpani masing-masing melalui lubang kecil di tegmen timpani dan melalui fisura petroskuamosa, lalu mendarahi bagian
superior kavum timpani.
Universitas Sumatera Utara
Arteri karotimpani yang merupakan satu-satunya cabang yang berasal dari arteri karotis interna, masuk ke kavum timpani dengan
menembus lamina tulang tipis yang membatasi kanalis karotikus
dengan liang telinga tengah.
Aliran vena yang berjalan seiring dengan arterinya untuk bermuara pada sinus petrosus superior dan pleksus pterigoideus Helmi, 2005.
2.6. Imunohistokimia