Interleukin-1 dan Kolesteatoma TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Sitokin juga berpegaruh terhadap sintesis dan efek sitokin yang lain. Respon selular sitokin terdiri atas perubahan ekspresi gen terhadap sel sasaran Baratawidjaja 2012. Famili sitokin IL-1 meliputi IL-1α dan IL- 1β yang merupakan stimulator kuat terhadap resorpsi tulang dan suatu reseptor antagonis yang disekresi yaitu IL-1 ra akan menghambat kerja IL-1α dan IL- 1β. Sitokin yang berhubung ini dihasilkan dalam sel inflamasi dari matriks kolesteatoma dan keratinosit dari epithelium Jung Cole 2002.

2.4 Interleukin-1 dan Kolesteatoma

Kolesteatoma pada telinga tengah mempunyai ciri proliferasi abnormal yang mengakibatkan akumulasi debris keratin, destruksi struktur tulang di sekitarnya, dan invasi ke telinga dalam atau menuju intrakranial. Meskipun telah banyak penelitian mengenai mekanisme pembentukan kolesteatoma, patogenesis yang tepat dari penyakit ini belum berhasil diungkapkan Welkoborsky 2011. Telah banyak dilakukan pembahasan mengenai konsep patogenesis kolesteatoma. Terjadinya retraction pocket diakibatkan oleh adanya disfungsi tuba Eustachius. Infeksi lokal akan menimbulkan gangguan mekanisme self-cleaning yang mengakibatkan akumulasi debris-debris sel dan keratinosit dalam retraction pocket. Hal ini diikuti oleh migrasi sel-sel imun misalnya, sel Langerhans, sel T, dan makrofag. Terjadi suatu ketidakseimbangan dan lingkaran setan dari proliferasi epitel, diferensiasi keratinosit dan maturisasi, proses apoptosis yang melambat, dan ganguan mekanisme self-cleaning. Stimulus pada proses inflamasi akan merangsang proliferasi epitel dengan menghasilkan ekspresi enzim-enzim litik dan sitokin. Sebagai hasilnya akan berkembang mikrokolesteatoma. Bakteri-bakteri yang berada dalam retraction pocket akan memproduksi beberapa antigen yang akan mengaktivasi sitokin dan enzim litik seperti Intercellular Adhesion Molecule ICAM, Receptor Activator of Nuclear Factor kB Ligand RANKL, IL-1, IL-2, IL-6, MMP-2 dan MMP-9. Sitokin- Universitas Sumatera Utara sitokin ini akan merangsang aktifasi dan pematangan osteoklas yang mengakibatkan degradasi Extra Cellular Matrix tulang dan hiperproliferasi, destruksi tulang dan akhirnya progresifitas penyakit tersebut. Namun mengapa tidak semua kolesteatoma memperlihatkan progresifitas yang sama masih menjadi pertanyaan Welkoborsky 2011. Kuczkowski et al. 2011 dalam penelitiannya dengan menggunakan metode imunoblas menunjukkan terjadinya peningkatan ekspresi IL-1 dan IL-6 pada kolesteatoma dibanding pada jaringan granulasi maupun pada bagian kulit. Yamamoto 2003 dalam penelitiannya menyatakan terdapat sel inflamasi pada kolesteatoma dan over ekspresi sitokin pro inflamasi seperti IL-1, TNF dan PDGF. Akimoto et al. 2000 di Tokyo Jepang mendapatkan peningkatan IL-1 dan TNF- α pada kolesteatoma acquired bila dibandingkan dengan kulit liang telinga luar. Kadar TNF- α pada kolesteatoma acquired berkorelasi dengan derajat infeksi, kadar ICAM-1 dan jumlah sel infiltrasi, tetapi tidak demikian dengan kadar IL-1. Derajat destruksi tulang pada kolesteatoma congenital dan acquired berkorelasi dengan kadar ekspresi TNF- α, namun IL-1 tidak, hal ini mengindikasikan bahwa TNF- α mungkin memegang peranan penting dalam proses resorpsi tulang pada kedua jenis kolesteatoma. Shiwa 1995 seperti yang dikutip oleh Akimoto et al. 2000 melaporkan tidak terdapat korelasi antara kadar IL-1 dengan tingkat keparahan infeksi, perkembangan stadium kolesteatoma dan derajat resorpsi tulang.

2.5 Anatomi