Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI  PT.  SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ada  problem  autokorelasi.  Model  regresi  yang  baik  adalah  regresi  yang  bebas  dari autokorelasi.
Gejala  autokorelasi  dideteksi  dengan  melakukan  uji
Durbin  Watson  d.
Hasil  perhitungan
Durbin  Watson  d
dibandingkan  dengan
d
tabel
pada  ɑ  =  0,05. Tabel
d
memiliki  dua  nilai,  yaitu  nilai  batas  atas
d
u
dan  nilai  batas  bawah
d
L
untuk  berbagai  nilai  n dan k. Jika: d  d
L
; terjadi  autokorelasi  positif d  4 - d
L
; terjadi  autokorelasi  negatif d
u
d  4 – d
u
; tidak  terjadi  autokorelasi d
L
d  d
u
atau  4 – d
u
d  4 – d
L
; pengujian  tidak  meyakinkan
5. Uji  Multikolinearitas
Uji  multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas
indepandent
.  Jika  variabel  bebas saling  berkorelasi  maka  variabel-variabel  ini  tidak  ortogonal.  Variabel  ortogonal
adalah  variabel  bebas  yang  nilai  korelasinya  antar  sesama  variabel  bebas  sama dengan  nol.  Untuk  mendeteksi  adanya  multikolinearitas  ialah  sebagai  berikut:
1 Nilai  R
2
yang  dihasilkan  oleh  suatu  estimasi  model  regresi  empiris sangat  tinggi  tetapi  secara  individual  variabel  bebasnya  banyak  yang
tidak  signifikan  mempengaruhi  variabel  terikat. 2
Menganalisis  matriks  korelasi  variabel-variabel  bebeas.  Jika  ada korelasi  yang  cukup  tinggi  umumnya  diatas  0,90  maka  hal  ini
mengindikasi  adanya  multikolinearitas 3
Multikolinearitas  dapat  dilihat  dari  nilai  tolerance  dan  lawannya
Variance Inflation F actor
VIF.
6. Analisis Korelasi
Setelah  data  terkumpul,  maka  langkah  selanjutnya  adalah  menghitung dengan  menggunakan  analisis  korelasi  yang  bertujuan  mencari  hubungan  antara
variabel  yang  diteliti.  Untuk  perhitungan  koefisien  korelasi  dalam  penelitian  ini menggunakan  rumus  korelasi  ganda.
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI  PT.  SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Korelasi  ganda  merupakan  hubungan  secara  bersama-sama  antara  X
1
dan X
2
terhadap  Y.  Pada  penelitian  ini  korelasi  ganda  yang  dimaksud  merupakan hubungan  antara  variabel  kemampuan,  motivasi  kerja, dan kinerja  karyawan.
R
yx
1
x
2
=
√
Sugiyono:  2012:256 Keterangan  :
R = Koefisien  validitas  item  yang  dicari
X = Skor yang  diperoleh  subjek  seluruh  item
Y = Skor total
∑    = Jumlah  skor dalam  distribusi  X ∑
= Jumlah  skor dalam  distribusi  Y ∑
= Jumlah  kuadrat  dalam  skor distribusi  X
∑
= Jumlah  kuadrat  dalam  skor distribusi  Y ry. X
1
. Y
2
= Korelasi  antara  variabel  X
1
dan  X
2
secara dengan  variabel  Y
Ryx
1
= Korelasi  antara  X
1
dengan  Y
Ryx
2
= Korelasi  antara  X
2
dengan  Y
Rx
1
x
2
= Korelasi  antara  X
1
dengan  X
2
Selanjutnya  untuk  mengetahui  koefisien  korelasi  kuat  rendahnya  hubungan pengaruh  Kemampuan  X
1
dan  Motivasi  Kerja  X
2
terhadap  Kinerja  Karyawan Y, digunakan  klasifikasi  koefisien  korelasi  pada Tabel  3.12 dibawah  ini:
TABEL  3.12 PEDOMAN UNTUK  MEMBERIKAN INTERPRETASI  KOEFISIEN
KORELASI Koefisien Korelasi
Klasifikasi
0,00 – 0,199
Sangat  Rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat  Kuat Sumber:  Sugiyono  2010:95
6. Analisis Linear  Ganda