23
Seni Budaya SD KK H
Teknik stilasi proses penciptaan dengan cara menggayakan sifat lahiriah yang ditonjolkan
menjadi bentuk yang semakin indah. Sifat dekoratif dan dalam menyederhanakan bentuk tidak meninggalkan keaslian bentuk dasar objek.
Teknik Distorsi Proses penciptaan dengan cara melebihkan dan menonjolkan bagian bentuk
tertentu yang mendapat kesan utama.
Teknik Deformasi Proses penciptaan dengan cara melepaskan bagian‐bagian bentuk, kemudian
dikembalikan atau disusun dengan cara baru dan masih relevan dengan bentuk dasar objek.
Teknik Transformasi Proses penciptaan dengan cara mengubah atau menggantikan bentuk aslinya,
melalui penggabungan bentuk semula dengan beberapa jenis objek lainnya.
12. Penciptaan Pola
Pola merupakan gambar yang dipakai untuk contoh atau model. Dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk mereproduksi suatu bentuk dalam penciptaan
karyaproduk. Jenis
‐jenis Pola Ornamen
Pola tunggal: Terdiri dari satu bentuk atau sebuah himpunankelompok yang memiliki
suatu kesatuan mandiri.
Pola himpunan: Beberapa bentuk atau unsur yang berbeda, namun masih bersifat satu
kesatuan pokok.
Pola menyeluruh: Kombinasi dari beraneka ragam bentuk atau unsur lain yang tidak tercakup
pada kelompoknya, tanpa merusak bagian pokok itu sendiri.
DRAFT
24
Kegiatan Pembelajaran 1
Jenis ‐jenis Proses Pengalihan Pola dalam Suatu Karya
Pola Sejajar Pengalihan pola yang dapat dibuat dengan sistem vertikal, horizontal, dan
diagonal.
Penggambarannya dibuat serupa ataupun sama. Pola Berpotongan
Pengalihan pola yang dapat dibuat dengan sistem tumpang‐tindih, baik diagonal maupun melintang. Penggambaran dibuat serupa ataupun sama.
Penyusunan Ornamen
Penyusunan dengan teknik Full Repeat Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsur‐
unsurnya, dilakukan secara penuh dan konsisten. Pengulangan berikutnya tanpa merubah konsep semula.
Penyusunan dengan teknik Full Drop Repeat Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya
dengan cara diturunkan atau dimerosotkan,dalam arti konsep semula penyusunannya dapat digeser sebanyak seperempat, sepertiga dan
seterusnya.
Penyusunan dengan teknik Full Half Repeat Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya
dengan cara diturunkan atau digeser separuh, dalam arti konsep semula penyusunannya dapat digeser setengahnya.
Penyusunan dengan teknik Rotasi Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya
memutar mengelilingi sebuah titit sebagai pusatnya, dalam arti konsep semula penyusunannya dapat diputar yang bertolak dari titik pusat sebagai
fokusnya.
DRAFT
25
Seni Budaya SD KK H
Penyusunan dengan teknik Reversed Penyusunan ornamen yang penerapannya dengan meletakkan unsurnya
memutarbalikkan atau berlawanan arah, dalam arti pengulangan berikutnya dalam urutan terbalik dan diletakkan sejajar dengan konsep semula.
Penyusunan dengan teknik nterval Penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsurnya
secara berselang, dalam arti penerapannya menggunakan dua unsur motif yang berbeda yang disusun secara selang‐seling atau bergantian.
Penyusunan dengan teknik Random Penyusunan ornamen yang penerapannya dengan meletakkan unsurnya
secara sembarangan, diacak atau dipisah‐pisahkan dalam arti penyusunan unsur tidak terikat, tetapi tidak mengurangi atau melebihkan konsep semula.
Teknik Merancang Ornamen
Merancang suatu ornamen atau hiasan, sangat erat kaitannya dengan tujuan pembuatan suatu produk. Apakah ditujukan untuk benda‐benda atau produk
dengan fungsi yang sifatnya praktis, fungsi hiasan atau keindahan semata, fungsi spritual dan keagamaan atau fungsi‐fungsi yang lain. Dengan mengetahui tujuan
pembuatan dan penggunaan produk, dapat memudahkan kita dalam merancang dan memilih jenis atau bentuk ornamen macam apa yang sesuai atau pantas
untuk diterapkan. Sehingga akan tercipta suatu keharmonisan antara produk dan motif hias yang menghiasinya.
Motif
Ragam Hias
Ragam hias merupakan karya seni rupa yang diambil dari bentuk‐bentuk flora vegetal,
fauna animal, figural manusia, dan bentuk geometris. Ragam hias tersebut dapat diterapkan pada media dua dan tiga dimensi.
Motif ias Flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di
seluruh pulau di ndonesia. Ragam hias dengan motif flora vegetal mudah dijumpai
pada barang‐barang seni seperti batik, ukiran, kain sulam, kain tenun, dan bordir.
DRAFT
26
Kegiatan Pembelajaran 1
Ragam hias flora dapat dilihat di berbagai macam benda atau barang. Gambar ragam hias flora memiliki bentuk dan pola yang beraneka ragam. Setiap
daerah di ndonesia memiliki ragam hias flora dengan ciri khasnya masing‐ masing. Kamu sekarang bisa menggambar ragam hias dengan mudah. Kamu
bisa menggunakan pola pengulangan maupun sulur‐suluran. Ragam hias dapat diambil dari objek daun tunggal yang kemudian bisa stilasi sesuai
dengan
imajinasi dan kreativitasmu. Menggambar objek daun tunggal dapat dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai stilasi
Motif ias Fauna Ragam hias fauna animal merupakan bentuk gambar motif yang diambil
dari hewan tertentu. ewan sebagai wujud ragam hias pada umumnya telah mengalami perubahan bentuk atau gaya. Beberapa hewan yang biasa dipakai
sebagai objek ragam hias adalah kupu‐kupu, burung, kadal, gajah, dan ikan. Bentuk ragam hias fauna memiliki keindahan dan keunikan yang sama
dengan ragam hias flora. Jenis fauna yang biasa diambil sebagai objek gambar ragam hias, yaitu burung, gajah, cicak, ikan, dan ayam. Ragam hias fauna bisa
digabung dengan ragam hias flora atau hanya sejenis saja.
Motif ias Geometris Ragam hias geometris merupakan motif hias yang dikembangkan dari
bentuk‐bentuk geometris dan kemudian digayakan sesuai dengan selera dan imajinasi pembuatnya. Gaya ragam hias geometris dapat dijumpai di seluruh
daerah di ndonesia, seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Ragam hias geometris dapat dibuat dengan menggabungkan bentuk‐
bentuk geometris ke dalam satu motif ragam hias.
Ragam hias geometris banyak diterapkan di beberapa bagian seperti tepi kain, jendela, dan pintu rumah. Gambar ragam hias bentuk geometris
terkesan kaku tetapi memiliki nilai keindahan. Kamu dapat menggambar ragam hias dengan baik apabila mengikuti ketentuan
Motif hias figuratif Bentuk ragam hias figuratif berupa objek manusia yang digambar dengan
mendapatkan penggayaan bentuk. Ragam hias figuratif biasanya terdapat
DRAFT
27
Seni Budaya SD KK H
pada bahan tekstil maupun bahan kayu, yang proses pembuatannya dapat dilakukan dengan cara menggambar ragam hias bentuk manusia sering
ditampilkan dalam Bentuk yang utuh seluruh tubuh. Ada beberapa bagian tubuh manusia juga dapat dibuat gambar ragam hias, seperti kepala yang
bagian wajahnya sering menjadi objek gambar ragam hias berupa topeng. Ragam hias bentuk manusia ini biasanya mengalami perubahan bentuk baik
dengan cara disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Makna dari ragam hias bentuk manusia ini sering dihubungkan dengan nenek moyang atau berfungsi
sebagai penolak bala.
PolaSusunan Motif Hias
Bentuk ragam hias umumnya memiliki pola atau susunan yang diulang‐ulang. Pada bentuk ragam hias yang lain, pola yang ditampilkan dapat berupa pola
ragam hias yang teratur, terukur dan memiliki keseimbangan. Pola ragam hias geometris dapat ditandai dari bentuknya seperti persegi empat, zigzag, garis
silang, segitiga, dan lingkaran. Pola bidang tersebut merupakan pola geometris yang bentuknya teratur. Bentuk lain dari pola geometris adalah dengan
mengubah susunan pola ragam hias menjadi pola ragam hias tak beraturan dan tetap memperhatikan segi keindahan.
Aktivitas Pembelajaran
D.
Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan modul ini lebih menekankan kemandirian pembelajar sehingga sangat diperlukan keaktifan dalam beraktivitas baik secara
personal maupun kelompok. Selain itu juga dibutuhkan kedisiplinan, pemahaman berpikir kritis, minat, dan kemampuan sendiri. Dalam aktivitas pembelajaran
digunakan pendekatan ataupun metode yang bervariasi, tetapi karena pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran seni maka sangat diperlukan juga pendekatan
estetik.
ntegrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran selalu dikaitkan dengan norma atau nilai‐nilai perilaku peserta, yang akan
terrefleksikan dalam kehidupan sehari‐hari. Penanaman nilai‐nilai pendidikan karakter tidak hanya pada ranah kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan
DRAFT
28
Kegiatan Pembelajaran 1
pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah sampai pada lingkungan masyarakat.
Serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang terkait dengan
uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.
. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi gambar dekoratif dan motif hias daerah atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk
memperoleh gambaran umum materi, serta mengamati gambar dekoratif dan motif hias daerah
. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan
kegiatan pembelajaran ini. . Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik
informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.
. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Anda
terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.
. Setelah semua materi Anda pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.
DRAFT
29
Seni Budaya SD KK H
Lembar Kerja 1.1. Gambar Dekoratif
Tujuan:
Melalui kerja kreatif membuat gambar dekoratif Anda diharapkan mampu mermbuat rencana membuat gambar dekoratif tertentu dengan memperhatikan
kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.
Langkah Kerja
Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan berkomunikasi
dengan sesama peserta maupun fasilitator.
Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif membuat gambar dekoratif Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang
mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan
pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.
silah lembar kerja rencana membuat gambar dekoratif untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses
kerja yang cermat dan teliti. Lembar Kerja Rencana Membuat gambar dekoratif
No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja
. Mediaalat dan bahan yang
digunakan Alat:
Bahan: .
Pola yang digunakan .
Teknik yang digunakan
DRAFT
30
Kegiatan Pembelajaran 1
No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja
. Langkah rerja
.
dst
Lembar Kerja 1.2. Motif Hias Daerah Setempat
Tujuan:
Melalui kerja kreatif membuat Motif ias Daerah Setempat Anda diharapkan mampu mermbuat rencana membuat Motif ias Daerah Setempat
tertentu dengan memperhatikan kemandirian, kedisiplinan, menghargai perbedaan visual serta memiliki kemauan kuat untuk lebih kreatif.
Langkah Kerja
Persiapkanlah alat dan bahan untuk kerja kreatif dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai, dan menjaga keaktifan
berkomunikasi dengan sesama peserta maupun fasilitator.
Pelajarilah lembar kerja rencana kerja kreatif membuat Motif ias Daerah Setempat
Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman
kemudian diskusikan dengan sesama peserta untuk mendapatkan pemahaman dan teknik tertentu dalam memvisualkannya.
silah lembar kerja rencana membuat Motif ias Daerah Setempat
DRAFT
31
Seni Budaya SD KK H
untuk mendapatkan hasil visualisasi yang optimal, memiliki nilai artistik pada karya dan proses kerja yang cermat dan teliti.
Lembar Kerja Rencana Membuat Motif ias Daerah Setempat No. Aspek Perencanaan
Aspek Visualisasi dan Proses Kerja
. Mediaalat dan bahan yang
digunakan Alat:
Bahan: .
Pola yang digunakan
. Teknik yang digunakan
. Langkah rerja
.
DRAFT
32
Kegiatan Pembelajaran 1
No. Aspek Perencanaan Aspek Visualisasi dan Proses Kerja
dst
Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 1.1 dan 1.2 ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan
diklat tatap muka In‐On‐In, Lembar Kerja 1.1 dan 1.2 ini Anda kerjakan pada saat on
the job training On secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2
In
‐2 sebagai bukti hasil kerja.
Pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian Anda tentang suatu tema atau topik pembelajaran akan menginspirasi
saudara untuk aktif belajar, serta mendiagnosis atau mencari tahu kesulitan yang akan dihadapinya. al ini dilakukan dengan cara menstrukturkan tugas‐tugas dan
menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan.
DRAFT
33
Seni Budaya SD KK H
Latihan Kasus Tugas
E.
. Buatlah gambar dekoratif dengan teknik kering . Buatlah motif hias dengan teknik penyusunan Full Half Repeat
Rangkuman F.
Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang‐ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa
tenunan, tulisan misalnya batik , songket, ukiran, atau pahatan pada kayubatu. Ragam hias dapat distilisasi stilir sehingga bentuknya bervariasi.
Menggambar ragam hias memiliki pola bentuk gambar yang teratur dan pola gambar yang tidak teratur. Pola gambar teratur memiliki ukuran pola yang sama.
Beberapa daerah di ndonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Madura, dan Papua memiliki pola ragam hias menggunakan pola yang teratur.
Menggambar ragam hias bagi sebagian masyarakat ndonesia bertujuan sebagai penghormatan kepada roh nenek moyang atau mencari keselamatan hidup. Gambar
ragam hias dapat dibuat dengan cara disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Gambar ragam hias dapat dijumpai pada pinggiran rumah adat daerah, kain batik, atau
benda‐benda kerajinan lainnya. Warna yang digunakan biasanya memiliki ciri khas dan memiliki makna simbolik. Variasi ragam hias biasanya khas untuk suatu unit
budaya pada era tertentu, sehingga dapat menjadi petunjuk bagi para sejarahwan atau arkeolog.
Motif ragam hias dua dimensi dapat diterapkan pada benda kerajinan anyaman, ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang
bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang‐barang rumah tangga dan kerajinan tangan. Ragam hias ini muncul dalam bentuk dasar yang sama seperti bentuk flora,
fauna, manusia dan bentuk geometris. Proses pembuatan ragam hias ini dapat dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan‐bahan yang
digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan.
DRAFT
34
Kegiatan Pembelajaran 1
. Jenis‐jenis ragam hias Jenis ragam hias yang terdapat di Nusantara antara lain ragam hias flora, fauna,
figuratif, dan geometris seperti di bawah ini: a. Ragam hias flora. Bentuk ragam hias flora dapat dijumpai pada sebagian
besar daerah di Nusantara. Jenis motif ragam hias flora merupakan pengembangan dari bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuk sulur‐
suluran.
b. Ragam hias fauna. Bentuk ragam hias fauna pada umumnya mengalami perubahan bentuk atau gaya. Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang
ada di daerah setempat sebagai ciri khasnya. Beberapa jenis fauna tersebut antara lain kupu‐kupu, burung, gajah, kadal, dan ikan.
c. Ragam hias figuratif manusia . Bentuk ragam hias figuratif pada umumnya sudah mengalami perubahan bentuk yang digayakan. Karakter dari
bentuknya disesuaikan dengan tema dan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan keselamatan, kekuatan, dan keberkahan.
d. Ragam hias geometris. Bentuk ragam hias geometris merupakan pengembangan bentuk dasar‐dasar geometris seperti lingkaran, segi tiga,
segi empat, segi lima, belah ketupat dan bentuk bebas. Motif bentuk geometris dapat di buat dengan cara menggabungkan bentuk‐bentuk
geometris ke dalam satu motif ragam hias.
Menggambar ragam ias dapat dilakukan dengan cara stilasi digayakan yang tentunya akan mengakibatkan perubahan bentuk deformasi dan penyederhanaan
bentuk sehingga tercipta ragam hias yang berkualitas.
Pola‐pola pada ragam hias terbagi menjadi , yaitu: pola simetris adalah pola pada ragam hias yang terbentuk dari susunan motif‐
motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam setiap susunannya
pola asimetris adalah pola ragam hias yang terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang namun masih terlhat proporsi,komposisi dan keseimbangan
DRAFT
35
Seni Budaya SD KK H
pola ragam hias tepi adalah pola ragam hias yang bentuknya berupa pengulangan dari bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian
tepi pada bagian tertentu
pola ragam hias menyudut adalah pola ragam hias yang membentuk pola segitiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan
disesuaikan dengan bentuk raham hias yang sudah ada
pola ragam hias adalah pola ragam hias yang memusat bentuk coraknya berdirisendiri.gabungan dri beberapa ragam hias
pola ragam hias beraturan adalah pola ragam hias bentuk bidangnya dan coraknya yang sama
pola ragam hias tidak beraturan adalah pola ragam hias sebaran dri beberapa motif yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang
berbeda
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
G.
Modul ini merupakan salah satu sarana ataupun media belajar yang paling sederhana dan dapat dijadikan sebagai acuan belajar tentang menerapkan gambar
dekoratif dan motif hias daerah setempat. Kesederhanaan modul ini diharapkan dapat merangsang dan merefleksikan spirit untuk lebih banyak lagi melakukan
latihan‐latihan dalam menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat. Dalam latihan yang dilakukan dengan berbagai media yang paling
sederhana sampai dengan pada media yang proporsional.
Menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat dapat difahami jika kita banyak melihat, mengenal dan memiliki perbendaharaan visual karya‐karya
seni dan selalu berlatih. Dan banyak diperlukan membaca sejarah seni, teori seni maupun apresiasi seni. Dalam modul ini hanya berisi pengetahuan tentang
menerapkan gambar dekoratif dan motif hias daerah setempat. Disamping itu diharapkan setelah melakukan latihan‐latihan berdasarkan modul ini dapat
dilanjutkan dengan latihan‐latihan berikutnya dengan cara‐cara yang lebih variatif. Sehingga setelah mempelajari modul ini peserta sangat diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran di sekolah masing‐masing.
DRAFT
36
Kegiatan Pembelajaran 1
Rencana tindak lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan selesai. Rencana tindak lanjut
hendaknya dibuat secara spesifik dan realistis sesuai dengan tanggung jawabnya.
Dalam menyusun Rencana tindak lanjut, pada umumnya akan mencakup hal‐hal sebagai berikut:
. Apa, yaitu menyangkut jenis kegiatan yang akan dilakukan di tempat kerjanya. . Bagaimana, yaitu cara atau langkah‐langkah yang harus ditempuh sehingga
kegiatan yang direncanakan terlaksana dengan baik dan benar. . Siapa, yaitu menyebutkan pihak terkait stakeholder siapa saja yang harus
dan perlu dilibatkan dalam melakukan kegiatan tindak lanjut ; masyarakat, staf yang lain atau pimpinan lembaga.
. Kapan, yaitu menjelaskan dan menguraikan tentang batasan waktu kapan akan dimulai dan kapan akan berakhir.
. Dimana, yaitu menyebutkan dimana kegiatan tersebut akan dilakukan. Apakah akan dilakukan di lapangan dengan Widyaiswara dan perangkat lembaga
lainnya ataukah akan dilakukan di tempat kerjanya atau di unit kerjanya sendiri, di unit yang lain atau akan diterapkan di luar lembaga lain yang terlibat di
dalamnya.
Berdasarkan Rencana tindak lanjut yang disusun oleh peserta sebagaimana telah diuraikan, maka akan dengan mudah pihak yang bertanggung jawab terhadap
program pelatihan untuk mengetahui keluaran dan hasil serta dampak pelatihan.
Dengan demikian jelas bahwa tanggung jawab dampak pelatihan tidak hanya ada di pundak fasilitator atau penyelenggara pelatihan. Yang paling penting adalah
komitmen dan dukungan dari semua pihak, khususnya pimpinan lembaga atau instansi pengirim sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang di dapat selama
pelatihan bisa diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Agar supaya hasil pelatihan mempunyai dampak yang signifikan, maka peluang yang kondusif untuk mempraktekkannya dalam pekerjaan sehari‐hari perlu diciptakan.
Karena seringkali ditemukan banyak peserta pelatihan tidak bisa mempraktekkannya karena sistem lain yang kurang mendukung. Untuk itu maka
DRAFT
37
Seni Budaya SD KK H
proses perlu dilakukan secara terus menerus guna melakukan perbaikan secara bertahap dan berkesinambungan. dari berbagai sumber .
Pembahasan Latihan Tugas Kasus
H.
. Untuk membuat gambar dekoratif dengan teknik kering atau seni lukis dekoratif silahkan dicermati lagi uraian materi tentang seni lukis dekoratif. Dalam karya
seni dekoratif banyak kecenderungan untuk menata obyek dengan unsur‐unsur bentuknya secara teratur, namun juga dapat menggunakan pengubahan bentuk‐
bentuk objeknya.
. Untuk membuat motif hias dengan teknik penyusunan Full Half Repeat dapat saudara pelajari lagi pada uraian materi tentang ragam hias dan ornamen,
namun dalam tugas kali ini saudara harus membuat ragam hias dengan penyusunan ornamen yang penerapannya melalui pengulangan unsur‐unsurnya,
dilakukan secara penuh dan konsisten.
DRAFT
DRAFT
39
Seni Budaya SD KK H
Kegiatan Pembelajaran 2
Tangga Nada Diatonis
Tujuan A.
Peserta mampu mengidentifikasi tangga nada melalui part lagu dan membaca notasi musik.
Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
B.
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran pada modul ini, kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta diklat adalah:
. mengenal dan memahami arti dan fungsi tangganada dalam musik . mampu mengidentifikasi tangganada melalui part lagu.
. memiliki kompetensi membaca notasi angka dalam tangganada yang berbeda‐ beda
. memiliki kompetensi membaca notasi balok dalam tangganada yang berbeda‐ beda.
Uraian Materi
C.
Keterangan Gambar : Lingkaran yang berwarna biru = kelompok mayor
Lingkaran yang berwarna putih = kelompok minor Lingkaran yang berwarna merah = menunjukan jumlah kres atau mol
Setiap notnada dari Mayor dan Minor yang sejajar pada gambar di atas mempunyai kesamaan jumlah kres, mol, dan interval, hanya saja root atau nada dasarnya yang
berbeda. Berikut contohnya:
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
40
Berikut skala mayor yang mempunyai kesamaan dengan skala minor: C Mayor = A minor
G Mayor = E minor D Mayor = B minor
A Mayor = F minor E Mayor = C minor
B Mayor = G minor FGes Mayor = DEs minor
Des Mayor = Bes minor As Mayor = F minor
Es Mayor = C minor Bes Mayor = G minor
F Mayor = D minor
Pada dasarnya tangganada mayor maupun minor terdapat susunan nada‐nadanya yang masih utuh atau disebut juga nada‐nadanya masih asli belum ada penambahan
kromatisnya kresmol . Tangganada ini disebut tangganada Natural.
Tangganada Natural,adalah tangganada yang masih murni belum ada penambahan kromatisnya kresmol . Tangganada ini adalah tangganada C Mayor. Perhatikan
urutan nada‐nadanya sebagai berikut :
Urutan jarak nada‐nadanya adalah sebagai berikut :
DRAFT
41
Seni Budaya SD KK H
Urutannya dalam notasi angka adalah sebagai berikut :
Tangganada mayor ini sangat banyak sekali penerapannya pada lagu. Banyak sekali contoh‐contoh dari lagu‐lagu mayor yang bisa diambil untuk memperjelas pada
pembahasan ini. Penerapan dalam lagu bahwa lagu‐lagu yang menggunakan tangganada mayor bisa dengan mudah kita identifikasi melalui nada dasar lagu
tersebut. Untuk lagu mayor maka otomatis nada dasarnya adalah nada do atau dalam notasi angka yaitu nada . Untuk lebih jelasnya mari kita ambil contoh lagu
berikut ini :
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
42
Pada sudut kiri atas terdapat kode yang bertuliskan C = do , ini berarti bahwa lagu tersebut adalah dinyanyikan dengan nada dasar do . Dan ini berarti lagu tersebut
adalah menggunakan tangganada mayor. Sekarang coba anda kaji bahwa nada‐nada penyusunnya pasti sesuai dengan nada‐nada penyusun pada tangganada mayor. Dan
berikutnya perhatikan lagi contoh lagu berikut ini :
DRAFT
43
Seni Budaya SD KK H
Pada sudut kiri atas terdapat kode yang bertuliskan D = do , ini berarti bahwa lagu tersebut adalah dinyanyikan dengan nada dasar do . Dan ini berarti lagu tersebut
adalah menggunakan tangganada mayor. Sekarang coba anda kaji bahwa nada‐nada penyusunnya pasti sesuai dengan nada‐nada penyusun pada tangganada mayor. Dan
berikutnya perhatikan lagi contoh lagu berikut ini :
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
44
Pada sudut kiri atas terdapat kode yang bertuliskan = D , ini berarti bahwa lagu tersebut adalah dinyanyikan dengan nada dasar D = do . Dan ini berarti lagu
tersebut adalah menggunakan tangganada mayor. Sekarang coba anda kaji bahwa nada‐nada penyusunnya pasti sesuai dengan nada‐nada penyusun pada tangganada
mayor.
Untuk melatih kepekaan rasa musikal anda maka latihlah dengan cara membaca tangganada tersebut diatas secara berulang‐ulang dan sesering mungkin sehingga
anda dengan mudah bisa mengidentifikasi tinggi rendah nada dalam tangganada mayor tersebut. Selanjutnya latihlah dengan membaca contoh‐contoh melodi
berikut ini :
Melodi dengan notasi balok
DRAFT
45
Seni Budaya SD KK H
Melodi dengan notasi angka :
Melodi dengan notasi balok
Melodi dengan notasi angka :
Melodi dengan notasi balok :
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
46
Melodi dengan notasi angka :
Melodi dengan notasi balok:
Melodi dengan notasi angka
Melodi dengan notasi balok
DRAFT
47
Seni Budaya SD KK H
Melodi dengan notasi angka:
Aktivitas Pembelajaran
D.
Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang
terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini.
. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi dengan teknik skimming
atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi tangga nada diatonis.
. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. al ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi dalam bahasan
kegiatan pembelajaran ini.
. Fokuslah pada materi atupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik‐baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan
bahasan materinya.
. Latihkan secara personal atau berkelompok materi praktek dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Anda
terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul.
. Setelah semua materi Anda pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan mengerjakan lembar kerja berikut.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
48
Lembar Kerja 2.1. Tangga Nada Diatonis
Tujuan
Peserta mampu mengidentifikasi tangga nada melalui part lagu dan membaca notasi musik.
Langkah Kerja
Bentuklah kelompok kerja dengan semangat kerjasama, disiplin, saling menghargai pendapat, dan menjaga keaktifan berkomunikasi
Pelajarilah lembar kerja menganalisa tangga nada diatonis Baca kembali uraian materi, lakukanlah studi referensi lainnya yang
mendukung dan observasi baik secara langsung atau berdasar pengalaman kemudian diskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan
sampel objek dan teknik tertentu dalam mewujudkannya.
silah lembar kerja tangga nada diatonis dan proses kerja dengan cermat dan teliti
Lembar Kerja menganalisa tangga nada diatonis
No. Aspek
Perencanaan Proses
Kerja
. Menganalisa tangga nada diatonis
Mengidentifikasi tangga nada mayor atau minor
Mengidentifikasi nada dasar Mengidentifikasi jenis birama
Alat atau bahan yang digunakan .
Langkah kerja Mengamatimendengarkan
Mengekspllorasimencoba Menyusunmenggabungkan
Dalam kegiatan diklat tatap muka penuh, Lembar Kerja 2.1 ini Anda kerjakan di dalam kelas pelatihan dengan dipandu oleh fasilitator. Dalam kegiatan diklat tatap
muka In‐On‐In, Lembar Kerja 2.1 ini Anda kerjakan pada saat on the job training On
secara mandiri sesuai langkah kerja yang diberikan dan diserahkan serta
DRAFT
49
Seni Budaya SD KK H
dipresentasikan di hadapan fasilitator saat in service learning 2 In‐2 sebagai bukti hasil kerja.
Latihan Kasus Tugas
E.
. Kumpulkan data yang berkaitan dengan materi musik yaitu tentang tangganada diatonis yang meliputi :
a. Tangganada minor asli, b. Tangganada minor harmonis
c. Tangganada minor melodis d. Tangganada mayor
e. Pembacaan notasi lagu dalam notasi angka f. Pembacaan notasi lagu dalam notasi balok.
. Salinlah notasi balok berikut ini ke dalam notasi angka. a.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
50
b.
c.
d.
DRAFT
51
Seni Budaya SD KK H
e.
. Salinlah notasi angka berikut ini kedalam notasi balok. a.
b.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 1
52
c. .
d. .
e.
Rangkuman F.
Materi pada modul ini sangat menekankan pada penguasaan tangganada baik itu mayor maupun minor. Selain itu peserta juga harus melatih kompetensi tentang
kepekaan rasa musikal dengan cara membaca notasi melodi baik dengan menggunakan notasi angka maupun notasi balok. Sehingga pada akhirnya peserta
akan memiliki kompetensi membaca notasi dengan baik.
DRAFT
53
Seni Budaya SD KK H
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
G.
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tentang tangga nada diatonis, beberapa pertanyaan berikut perlu anda jawab sebagai bentuk umpan balik dan tindak
lanjut..
. Apakah setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini Anda mendapatkan pengetahuan dan keterampilan memadai tentang tangga nada diatonis?
. Apakah materi pembelajaran ini telah tersusun secara sistematis sehingga memudahkan proses pembelajaran?
. Apakah Anda merasakan menfaat penguatan pendidikan karakter terutama dalam hal kerjasama, disiplin, dan menghargai pendapat orang lain selama
aktivitas pembelajaran?
. al apa saja yang menurut Anda kurang dalam penyajian materi kegiatan pembelajaran ini sehingga memerlukan perbaikan?
. Apakah rencana tindak lanjut Anda dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah setelah menuntaskan kegiatan pembelajaran tentang
tangga nada diatonis ini?
Pembahasan Latihan Tugas Kasus
H.
. Tugas untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan materi musik yaitu tentang tangganada diatonis yang meliputi tangganada minor asli, harmonis dan
melodis dapat anda lihat pada uraian materi poin
. Transkripsi dari not angka ke not balok dan dari not balok ke not angka dapat anda lihat pada uraian materi poin
DRAFT
DRAFT
55
Seni Budaya SD KK H
Kegiatan Pembelajaran 3
Pemanfaatan Dan Pelaporan Hasil Penilaian
Tujuan A.
Membuat karya tari melalui rangsang awal dengan menerapkan desain komposisi tari.
Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kompetensi
B.
. Dapat melakukan rangsang gerak tari . Dapat menerapkan desain desain dalam komposisi tari
. Dapat menata gerak tari yang bersumber dari rangsang tari.
Uraian Materi
C.
1. Rangsang