Pendekatan Penilaian Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

Seni Budaya SD KK H 127

c. Prinsip Penilaian

Prinsip penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip‐prinsip sebagai berikut. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Terpadu, berarti penilaian oleh fasilitator merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh fasilitator mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah‐langkah baku. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

d. Pendekatan Penilaian

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria PAK atau penilaian acuan Patokan PAP . Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan. al ini sesuai dengan permendikbud yang menjelaskan bahwa PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada DRAFT Kegiatan Pembelajaran 5 128 kriteria ketuntasan minimal KKM . Selanjutnya, di dalam permendikbud tersebut ditegaskan bahwa semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada indikator hasil belajar. Sekolah dapat menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

e. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM

Kriteria ketuntasan minimal diperlukan guru untuk mengetahui kompetensi yang harus dikuasai secara tuntas oleh peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Penentuan kriteria ketuntasan minimal ditetapkan pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah oleh satuan fasilitatoran sekolah dengan memperhatikan: ntake kemampuan rata‐rata peserta didik , Komplesitas mengidentifikasi indikator sebagai penanda tercapainya kompetensi dasar, dan Kemampuan daya dukung berorientasi pada sumber belajar . Pengetahuan K‐ dan keterampilan K‐ dinyatakan tuntas jika pencapaian kompetensinya minimal , sedangkan kompetensi sikap spiritual K‐ dan sikap sosial K‐ minimal baik B . Satuan fasilitatoran berhak untuk menentukan kriteria ketuntasan minimal di atas ketuntasan minimal yang telah ditentukan pemerintah melalui analisa dengan mempertimbangkan kriteria ketuntasan belajar. Penilaian KD pada K‐ dan K‐ dilakukan oleh wali kelas, guru BK, guru pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan guru PPKn. Penilaian pengetahuan menggunakan rerata dan keterampilan menggunakan rata‐rata optimum dengan skala ‐ . Penilaian akhir sikap pada rapor menggunakan predikat sangat baaik, baik, cukup, dan kurang baik.

f. Ruang Lingkup Penilaian