Ikatan Ikatan Berbelit Ikatan Garis Mengikat Benda Ikatan Lingkaran Berulang Jelujur

91 Seni Budaya SD KK H Gambar . Contoh bahan sandang dengan teknik jelujur

1. Teknik Dasar Membuat Motif Ikat Celup

Untuk membuat motif jumputan atau ikat celup terdapat beberapa teknik khusus yang menghasilkan motif‐motif tertentu, antara lain:

a. Ikatan

Motif yang terbentuk dari ikatan ini adalah bentuk lingkaran bergerigi. Cara pembuatannya adalah dengan cara menjumput kain, kemudian diikat pada bagian dasar jumputan tersebut dengan menggunakan talikaretrafia atau benang kasur. Gambar . katan dan hasil ikatannya DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 92

b. Ikatan Berbelit

Untuk membentuk motif berbelit ini, mulailah dari puncak jumputan. Dengan menggunakan ikatantali yang lebih banyak lagi dapat dibentuk pola yang lebih rumit. Gambar . katan berbelit dan hasil ikatannya

c. Ikatan Garis

Untuk membuat garis, gunakan kapur tulisjahit dan penggaris. Kemudian lipatlah kain menurut garis yang dibuat tersebut dalam bentuk akordion atau lipatan kipas. Gambar . katan garis dan hasil ikatannya

d. Mengikat Benda

Teknik ini dilakukan dengan cara memasukkan benda pada kain, kemudian diikat kencang pada dasaran jumputan. Perhatikan pada saat mengikat, antara benda dan kain sebaiknya diikat dengan ketat tidak longgar agar dapat menghasilkan motif yamg sempurna. Benda‐benda yang diikat pada umumnya DRAFT 93 Seni Budaya SD KK H adalah benda yang bulat, seperti kelereng, kacang hijau, batu yang licin, manik‐ manik dan sebagainya Gambar . Mengikat Benda dan hasil ikatannya

e. Ikatan Lingkaran Berulang

Pola lingkaran berulang ini dibuat dengan cara melipat‐lipat kain sehingga berbentuk segitiga runcing. Kemudian kain diikat secara berulang untuk mendapatkan motif lingkaran yang berulang sesuai keinginan. Gambar . katan Lingkaran Berulang dan hasil ikatannya DRAFT Kegiatan Pembelajaran 4 94

f. Jelujur

Teknik ikat celup dengan teknik jelujur, diawali dengan pembentukan motif pada kain, yaitu dengan memola motif pada kain. Pola‐pola inilah yang kemudian dijadikan patokan dalam menjahitjelujur kain tersebut. Selanjutnya pola‐pola tersebut dijahit jelujur menggunakan benang atau bahan perintang lainnya dengan jarak satu sampai dua mili meter atau dua sampai tiga mili meter. Benang‐benang yang terdapat pada setiap jahitan‐jahitan pola tersebut ditarik sampai membentuk kerutan‐kerutan. Selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Setelah agak kering, benang‐benang jahitan atau ikatan pada kain yang digunakan untuk menjelujur tersebut kemudian dilepaskan seluruhnya. Sehingga akan terlihat motif‐motif bekas jahitan yang tampak diantara kain tersebut. Setelah seluruh perintang atau ikatan atau jelujuran dilepaskan, barulah kemudian dicuci sampai bersih ditandai dengan air bekas cuciannya yang jernih atau tidak berwarna lagi. Proses selanjutnya adalah pengeringan ditempat yang teduh dan dihaluskan dengan seterika agar lebih rapi dan halus. Gambar . Teknik jelujur Foto koleksi: Wiwik,

2. Pewarnaan Dengan Zat Warna Napthol