Kegiatan Pembelajaran 3
80
d. Transisi
Agar sebuah karya seni memiliki kesatuan, bagian‐bagian yang saling berlawanan atau berbeda harus saling dihububgkan. Bagian yang
menghubungkan ini disebut transisi. Transisi adalah cara bagaimana suatu gerakan tubuh dari gerak yang mendahuluinya atau bagaimana bagian‐bagian
dapat digabungkan menjadi bagian yang lebih besar secara harmonis. Dengan demikian, transisi di samping merupakan hubungan struktural, harus
memberikan kondisi kelajuan pertumbuhan artistik yang tidak tersendat‐ sendat. Penggunaan transisi yang baik akan menghidupkan sebuah tarian. Sebab
tanpa transisi, tarian hanya merupakan sederetan pose. Untuk mendapatkan efek yang mengagetkan dapat pula transisi dibuat tajam. Sebaliknya, bila
dibutuhkan perasaan nyang tenang, transisi harus dibuat secara halus.
e. Urutan Sequence
Jika transisi erat hubungannya dengan hubungan fungsional antar bagian, maka sequence
memasalahkan penempatan logis dari bagian‐bagian secara kronologis
sehingga tiap‐tiap bagian terjalin membentuk urutan maknawi. Sebuah gerakan boleh jadi secara mandiri memiliki potensi ekspresif. Akan tetapi, jika gerakan
itu tidak diletakan berurutan dengan gerakan‐gerakan tertentu yang dapat membantu menonjolkan kehadirannya, maka gerak tadi secara sendirian
niscaya tidak akan mampu menjadi ekspresif. Gerakan tertentu harus didekatkan dengan gerakan tertentu lainnya agar dapat berperanan secara
maksimum.
f. Klimaks
Sebuah komposisi tari harus mempunyai awal, perkembangan ke arah titik puncak, dan diakhiri oleh suatu yang mengesankan. Klimaks adalah bagian dari
komposisi yang menampilkan puncak kekuatan emosional atau keefektifan strutural. Dalam menetukan klimaks, seorang penata tari harus
mempertimbangkan sebuah bagian dari komposisinya yang oleh karena maknanya harus ditonjolkan. Setelah itu, ia harus mengatur dan menyusun
materi‐materi komposisinya sedemikian rupa sehingga berdasarkan pertimbangan keruangan, dinamika, dan waktu, gerak‐gerak akan menunjang ke
DRAFT
81
Seni Budaya SD KK H
titik kulminasi itu. Dalam sebuah komposisi tari, klimaks dapat dicapai dengan mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah penari,
menambah dinamika gerakan atau dapat pula dengan menahan gerakan‐ gerakan secara serentak sehingga sesaat timbul ketegangan yang maksimal.
Sebuah komposisi tari yang tidak memberikan penojolan klimaks akan memberikan kesan monoton, sehingga akan memperlemah nilai estetis yang
diharapkan dalam sebuah karya tari.
g. Keseimbangan Balance