16
Kegiatan Pembelajaran 1
untuk menciptakan keindahan. Stiliritasi menurut Soedarso Sp. :
adalah pengubahan bentuk‐bentuk dalam seni untuk disesuaikan dengan suatu bentuk artistik atau gaya tertentu seperti yang banyak terdapat dalam seni hias
atau ornamentik. Stirilisasi disebut juga penggayaan yang berasal dari bahasa nggris Stylezation dan dalam bahasa Belanda styleren. Bentuk yang digayakan
adalah bentuk yang disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Penggayakan pada dasarnya merupakan pengubahan bentuk yang terjadi jauh bedanya dengan
bentuk aslinya. stilah itu berasal dari bahasa latin deformare yang artinya meniadakan atau merusak bentuk. Maka apabila stilirisasi masih berurusan
dengan bentuk dasar yang dirubah, deformasi sudah tidak lagi mengesankan bentuk dasar tersebut Soedarso,
: .
Definisi lain tentang deformasi deformation adalah The shape that result from such
an alternation. Deformasi adalah tindakan mengubah bentuk, karena tekanan atau ketegangan, atau bentuk yang dihasilkan dari pengubahan bentuk itu
contrived design qualities. Bentuk yang digayakan adalah bentuk yang
disederhanakan atau dilebih‐lebihkan. Penggayaan pada dasarnya merupakan pengubahan bentuk yang terjadi jauh bedanya dengan bentuk aslinya, stilah itu
berasal dari bahasa latin deformare yang artinya meniadakan atau merusak bentuk. Maka apabila stilirisasi masih berurusan dengan bentuk dasar yang diubah,
deformasi sudah tidak lagi mengesankan bentuk dasar tersebut. Soedars,
: .
2. Pengertian Ragam Hias
Ragam hias disebut juga ornamen, merupakan salah satu bentuk karya senirupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. ndonesia sebagai negara
kepulauan memiliki banyak ragam hias. Ragam hias di ndonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: lingkungan alam, flora, dan fauna serta manusia yang hidup
di dalamnya. Keinginan untuk menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung berkembangnya ragam hias karena adanya
perlambangan di balik gambar.
Ragam hias memiliki makna karena disepakati oleh masyarakat penggunanya. Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stilasi digayakan yang
meliputi penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk deformasi .
DRAFT
17
Seni Budaya SD KK H
3. Sejarah Ornamen
Berdasarkan sejarah timbulnya ornamen tidak bisa lepas dari perkembangan zaman dan peradaban hidup manusia, sejak manusia memerlukan perlengkapan‐
perlengkapan kebutuhan hidup. al ini terdapat beberapa faktor pendorong yang saling berkaitan antara kebutuhan rohani dan jasmani yang ada hubungannya
dengan alam. Faktor pertama ialah dorongan dari dalam yang menyangkut pemunuhan kebutuhan hidup. Atas dorongan inilah yang merupakan suatu pola‐
pola dari pikiran untuk merencanakan sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Dorongan dari dalam ini terbagi dalam dua kebutuhan yaitu kebutuhan jasmani dan
rohani. Kebutuhan jasmani dititikberatkan pada kelangsungan hidupnya, misalnya orang perlu makan sehingga atas dorongan itulah kemudian menciptakan atau
membuat alat‐alat untuk menghasilkan makanan. Sedangkan kebutuhan rohani timbul setelah kebutuhan jasmaninya terpenuhi dan kebutuhan rohani yang paling
menonjol pada waktu itu adalah keindahan, baik berbagai bentuk hiasan dan bunyi‐ bunyian yang sasarannya adalah dapat memberikan kepuasan jiwa. Sebagai contoh,
bentuk hiasan diberikan pada peralatan untuk berburu seperti pemukul dari kayu atau batu dengan menggunakan alat‐alat yang sederhana sekali. iasan‐hiasan
tersebut berwujud goresan‐goresan yang diberi warna dengan bahan pewarna dari tumbuh‐tumbuhan. Bentuk goresan hiasan tersebut ada yang bermotif geometris
sampai yang bercorak tiruan alam sekitarnya misalnya: daun, bunga, pohon, binatang dan sebagainya, meskipun masih bercorak sederhana. Dari sinilah awal
mula perkembangan ornamen‐ornamen di ndonesia dimulai dan dikenal.
Faktor kedua berupa dorongan dari luar yang lebih banyak dipengaruhi oleh alam. Dari pengaruh alam inilah timbullah dorongan untuk menciptakan sesuatu untuk
menolak atau memanfaatkan pengaruh alam tersebut. Di samping pengaruh alam terdapat juga pengaruh lain dari luar alam gaib . Dengan adanya kontak‐kontak
dari luar atau dunia gaib, maka timbullah tempat‐tempat pemujaan dan alat‐alat sesaji yang dibarengi dengan aktivitas pemberian hiasan pada tempat atau alat‐alat
sesaji tersebut. Pemberian hiasan tersebut dimaksudkan untuk kepuasan jiwa juga atas keyakinan bahwa melalui media yang indah dan menarik maka kontak‐kontak
tersebut akan cepat sampai dan apa yang menjadi tujuan akan cepat dikabulkan dan terwujud.
DRAFT
18
Kegiatan Pembelajaran 1
Untuk mengetahui gambaran umum tentang perkembangan ornamen di ndonesia, yang senantiasa melekat dan tidak bisa lepas dari peninggalan benda‐benda yang
ditemukan serta pengaruh‐pengaruh negara luar yang datang ke ndonesia. Maka kita akan merujuk pada perkembangan sejarah seni rupa ndonesia sebagai garis
besar kerangka zaman‐zaman utama Claire olt,
.
Ornamen Indonesia
Ornamen ndonesia merupakan salah satu hasil kesenian yang sangat tak ternilai harganya, yang sudah tentu perlu dilestarikan dan dikembangkan. Keanekaragaman
ornamen sebagai karya seni dari hasil karya cipta masyarakat di ndonesia sangat bervariatif. Setiap daerah memiliki gaya dan corak yang berbeda‐beda dengan ciri
khas dan karakter tertentu. Gaya dan corak tersebut kemudian memperlihatkan wajah wilayah daerah yang mempresentasikan komunitas masyarakatnya sekaligus
memperlihatkan kemampuan dan ketrampilan teknik para kreator dan pendukungnya.
Ditinjau dari aspek filosofis dan simbolisnya, ornamen pada umumnya dan ornamen klasik khususnya mengandung muatan nilai‐nilai luhur yang mencerminkan
perilaku masyarakatnya tentang kejujuran, aktivitas sosial, pranata sosial, pedoman dan pandangan hidup. anya saja pesan luhur dan mulia yang tersirat dibalik
bentuk dan simbol‐simbol itu menjadi kurang dimengerti dan difahami oleh sebagian besar masyarakat kita sekarang. ndikasi itu lebih disebabkan karena
kurangnya pemahaman dan rasa memiliki serta kurangnya tingkat apresiasi dan daya dukung masyarakat terhadapnya. Di samping itu karena memang
perkembangan alam yang begitu pesat dan bahasa ungkap atas gagasan‐gagasan itu yang jauh berbeda. Kemudian masih kurang terdapatnya sumber khusus yang
menerangkan dan menjelaskan secara utuh akan bentuk, isimakna dan fungsi ornamen yang tumbuh dan berkembang di bumi persada Nusantara ini.
Ornamen sering dibicarakan dimana‐mana, dan banyak dikaitkan dengan aspek yang memiliki peran dalam seni rupa. Ornamen tidak berdiri sendiri, tetapi juga
telah menempel pada berbagai khasanah budaya dan karya seni. Keberadaan ornamen kadang‐kadang sering dipersoalkan, dicerca pada suatu masa, tetapi di
masa lain ornamen menjadi tulang punggung dan tradisi berkarya seni.
DRAFT
19
Seni Budaya SD KK H
ampir di setiap wilayah yang ada dibelahan dunia memiliki motif atau ornamen yang khas, motif atau ornamen dapat dikatakan sebagai salah satu elemen penting
dalam setiap kebudayaan. Berbicara tentang motif atau ornamen sebagaimana yang tercantum dalam Ensiklopedi ndonesia dan Kamus Besar Bahasa ndonesia dapat
diterangkan bahwa ornamenlah yang menjadi pangkal bagi tema dari suatu bentuk kesenian. Motif atau ornamen juga dapat dikatakan sebagai sebab‐sebab terjadinya
dorongan dasar pikiran atau pendapat sesuatu yang menjadi pokok dalam cerita, gambar dan sebagainya. Banyak pendapat tentang motif atau ornamen seperti yang
dikatakan oleh E. Pino bahwa motif adalah: ragam pokok pola dasar pada lukisan
karangan, perhiasan, karangan musik dan sebagainya . Sedangkan menurut odeler dan Liton Stang: motif adalah subjek untuk mengembangkan atau prilaku
dalam teori seni atau musik, suatu gagasan penting dalam tanda untuk membedakan figure dalam desain .
Motif juga dikatakan bahwa bila terdapat goresan garis lengkung, maka goresan tadi dapatlah disebut suatu motif, yaitu suatu motif garis lengkung, kalau garis lengkung
tadi diulang‐ulang secara simetris, maka diperoleh sebuah gambar yaitu gambar ke‐
yang merupakan sebuah pola yang didapat dari penggunaan garis lengkung tadi. Selanjutnya apabila gambar ke‐ tadi disebut motif dan kemudian diulang‐ulang
menjadi gambar ke‐ maka gambar tersebut dapat disebut sebagai pola atas dasar ke‐ motif tadi.
Berbicara tentang ornamen tidak terlepas pada pengertian, motif dan pola motif. Dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni ornamen, ia
merupakan bentuk dasar dalam penciptaan, perwujudan ornamen, demikian pula daya kreasikhayalan manusia dalam menghasilkan suatu bentuk ornamenbentuk,
garis, motif, kinara‐kinari dan mahluk ajaib lainnya. Sedangkan pola dalam hal ini akan mengandung pengertian suatu hasil susunanpengorganisasian motif tertentu
dalam bentuk dan komposisi. Pengertian lain dari ornamen adalah bahwa manusia mempunyai rasa keindahan atau citarasa keindahan. Rasa indah diwujudkan dengan
hasrat untuk menghiasi barang atau sesuatu. asilnya dapat berwujud hiasan yang disebut ornamen . Ornamen ragam hias adalah hasil usaha pengisian suatu bidang
yang didorong oleh tuntutan‐tuntutan estetis dan spritual.
DRAFT
20
Kegiatan Pembelajaran 1
Sesuatu yang memperindah itu biasa kita namakan hiasan, kita mengenal bermacam‐macam cara dan corak hiasan, diantaranya ada yang disebut ornamen.
Ornamen memiliki ciri‐ciri antara lain:
Pengulangan bentuk secara tetap dan teratur penyusunannya. Penggayaan stilasi bentuk
Pembagian bidang hias secara geometrik untuk mendapatkan keteraturan dalam susunan.
Ciri‐ciri ketentuan itu merupakan kerangka dalam pembentukan sebuah ornamen yang kemudian diisi dengan berbagai macam variasi dalam penyelasaiannya.
Pengenalan ciri‐ciri tersebut di atas dapat mempermudah untuk membedakan mana hiasan yang dapat digolongkan ke dalam bentuk ornamen dan mana yang tidak.
Adapun unsur‐unsur ornamen adalah garis dan bentuk, motif, stilasi, pola dan warna. Ornamen dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik, seperti dapat dilihat
pada bentuk zaman dahulu sampai dengan perkembangannya seperti sekarang ini.
Dalam Kamus Besar Bahasa ndonesia, ornamen berarti hiasan yang dibuat pada arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Pada artian yang
lebih khusus lagi berarti pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, maupun dicetak untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda atau
karya seni Mikke Susanto,
. Dari definisi di atas dapat diambil suatu penegasan bahwa ornamen senantiasa memiliki sifat menghias dan menjadi bagian
dari karya seni seni kriya, seni lukis, seni bangunan, perhiasan dan souvenir . Dan perbedaannya pada pemilihan dan penerapan teknik dalam peroses perwujudan
pada mediumnya, apakah digambar, dilukis, dipahat, dicetak, dirajut dan sebagainya.
Ornamen ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani dari kata ornare yang artinya hiasan atau perhiasan. Ragam hias atau ornamen itu sendiri terdiri dari
berbagai jenis motif dan motif‐motif itulah yang digunakan sebagai penghias sesuatu yang ingin dihiasi. Oleh karena itu motif adalah dasar untuk menghias
sesuatu ornamen Soepratno,
. Pada dasarnya dilihat dari aspek bentukannya, ornamen tersusun dari unsur‐unsur garis seperti: garis lurus, garis patah, garis
miring, garis sejajar, garis lengkung, lingkaran dan sebagainya yang kemudian berkembang menjadi bermacam‐macam bentuk yang beraneka ragam coraknya.
DRAFT
21
Seni Budaya SD KK H
Dalam penggunaan dan penerapannya ornamen‐ornamen tersebut seperti telah disinggung di muka ada yang hanya berupa satu motif saja, dua motif atau lebih,
pengulangan motif, kombinasi motif dan ada pula yang “distilasi” atau digayakan. Pada dasarnya jenis motif itu terdiri dari:
a Motif geometris berupa garis lurus, garis patah, garis sejajar, lingkaran dan
sebagainya. b
Motif naturalis berupa tumbuh‐tumbuhan, hewan dan sebagainya.
4. Teknik merancang dan menerapkan ornamen