Kegiatan Pembelajaran 4
94
f. Jelujur
Teknik ikat celup dengan teknik jelujur, diawali dengan pembentukan motif pada kain, yaitu dengan memola motif pada kain. Pola‐pola inilah yang
kemudian dijadikan patokan dalam menjahitjelujur kain tersebut. Selanjutnya pola‐pola tersebut dijahit jelujur menggunakan benang atau bahan perintang
lainnya dengan jarak satu sampai dua mili meter atau dua sampai tiga mili meter. Benang‐benang yang terdapat pada setiap jahitan‐jahitan pola tersebut
ditarik sampai membentuk kerutan‐kerutan. Selanjutnya dilakukan proses pewarnaan. Setelah agak kering, benang‐benang jahitan atau ikatan pada kain
yang digunakan untuk menjelujur tersebut kemudian dilepaskan seluruhnya.
Sehingga akan terlihat motif‐motif bekas jahitan yang tampak diantara kain tersebut. Setelah seluruh perintang atau ikatan atau jelujuran dilepaskan,
barulah kemudian dicuci sampai bersih ditandai dengan air bekas cuciannya yang jernih atau tidak berwarna lagi. Proses selanjutnya adalah pengeringan
ditempat yang teduh dan dihaluskan dengan seterika agar lebih rapi dan halus.
Gambar . Teknik jelujur Foto koleksi: Wiwik,
2. Pewarnaan Dengan Zat Warna Napthol
a. Resep Zat Warna Napthol
Naphtol, Zat pewarna sintetis ini digunakan dalam proses pewarnaan dengan teknik celup, terdiri dari dua bagian yang memiliki fungsi berbeda yakni naphtol
dasar dan pembangkit warna. Naphtol dasar penaphtolan biasanya digunakan
DRAFT
95
Seni Budaya SD KK H
pertama kali dalam proses pewarnaan, pada pencelupan pertama ini warna belum nampak dalam kain, untuk membangkitkan warna dalam kain dibutuhkan
larutan garam diazonium sehingga akan memunculkan warna sesuai yang diinginkan. Secara teknis Naphtol tidak bisa larut dalam air, untuk
melarutkannya biasanya menggunakan zat lain seperti kostik soda.
Resep zat warna napthol terdiri dari: Tabel . Resep Zat Warna Napthol
Resep1 Resep
2
Napthol misal AS gram Kostik Soda . gram
Air panas cc
Air dingin cc
Garam diazonium misal Merah B gr
Air dingin cc L
ndigosol, Zat warna ndigosol biasa digunakan untuk menghasilkan warna‐ warna yang lembut pada kain batik, dapat dipakai dengan teknik celup
maupun colet kuas . Proses penggunaan zat warna ndigosol juga hampir sama dengan penggunaan Naphtol, pencelupan dibutuhkan dua kali proses.
Proses pertama sebagai pencelupan dasar dan yang kedua untuk membangkitkan warna. Warna akan dapat muncul sesuai yang diharapkan
setelah dilakukan oksidasi, yakni memasukkan kain yang telah diberi ndigosol ke dalam larutan asam sulfat atau Cl.
DRAFT
Kegiatan Pembelajaran 4
96
Resep zat warna indigosol terdiri dari: Tabel .Standar warna napthol
Resep1 Resep
2
ndigosol misal green B gram Natrium nitrit . gram
Air panas
cc Air dingin
cc CL cc
Air dingin cc L
b. Melarutkan Zat Warna Napthol
Cara melarutkan zat warna napthol, sudah dijelaskan pada modul sebelumnya, tetapi alangkah baiknya kita ingat kembali cara melarutkan zat warna napthol
sebagai berikut:
Napthol dalam bentuk powder diletakkan pada mangkok plastik ditambah dengan kostik soda, misal: gr AS‐BO, . gr kostik soda untuk m kain.
DRAFT
97
Seni Budaya SD KK H
Tuangkan air mendidih + CC pada mangkok, sedikit demi sedikit,
kemudian aduk sampai menjadi larutan yang jernih kekuningan, kemudian tambahkan air dingin
CC, larutan siap digunakan Lanjutkan dengan melarutkan Garam diazonium, misal garam gr MBL air
dingin Garam diazonium dalam bentuk powder dimasukkan dalam mangkok,
kemudian dilarutkan dengan air dingin, sedikit demi sedikit sampai menjadi larutan yang jernih, larutan garam siap digunakan
Gambar . Larutan napthol dan larutan garam
Foto koleksi: Wiwik,
c. Mencelup Kain Ikat dengan Zat Warna Napthol