15
2.1.4 Audit dan Standar Auditing Pengertian Auditing menurut Arens et al, 2015:2:
“Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen”.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu 1 seorang auditor harus independen, 2 auditor harus
bekerja mengumpulkan bukti untuk mendukung pendapatnya, dan 3 hasil pekerjaan auditor adalah laporan.
Definisi auditing menurut William, Steven, dan Douglas 2014:12 adalah “proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Berdasarkan definisi tersebut, beberapa konsep penting terkait dengan audit dapat diuraikan,yakni :
• A systematic process proses yang sistematis
Proses audit merupakan suatu proses yang menggambarkan serangkaian langkah atau prosedur yang logis,terstruktur, dan diorganisasikan dengan
baik, yang dilaksanakan secara formal berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan oleh standar yang berlaku.
16
• Objectively obtaining and evaluating evidence memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif. Pengevaluasian dan penilaian atas bukti dilakukan secara netral tanpa
berpihak terhadap salah satu pihak yang berkepentingan. •
Assertions about economic actiond and events asersi mengenai tindakan dan kejadian ekonomi
Proses audit dilakukan terhadap suatu asersi atau pernyataan tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak tertentu dimana asersi ini mengandung
informasi mengenai kejadian dan tindakan yang memiliki dampak ekonomis terhadap perusahaan.
• Degree of correspondence tingkat korespondensi
Konsep ini terkait dengan pendekatan pelaporan yang dilakukan seusai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
• Established criteria kriteria yang telah ditetapkan
Proses audit harus didukung oleh adanya kriteria yang menunjukkan suatu kondisi yang seharusnya. Dalam konteks audit laporan keuangan, kriteria
yang dimaksud adalah standar pelaporan. •
Communicating the result mengkomunikasikan hasil Merupakan laporan tertulis yang menyatakan tingkat kesesuaian pelaporan
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan.
• Interested users pihak-pihak yang berkepentingan
17
Merupakan pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan untuk membuat keputusan sebagai sumber referensi.
Audit pada umumnya dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu: 1.
Audit operasional operational audit Audit operasional yaitu merupakan penelaahan atas bagian manapun dari
prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya pada saat selesainya audit operasional, auditor
akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
2. Audit ketaatan compliance audit
Audit ketaatan yaitu auditor menentukan apakah perusahaan sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang ada. Bertujuan mempertimbangkan
apakah auditee klien telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan audit of financial statement
Audit laporan keuangan lebih mengarah pada laporan keuangan secara keseluruhan dan kualitas informasi yang dihasilkan.Bertujuan menentukan
apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang diverifikasi-telah disajikan sesuai dengan kriteria tertentu.
Menurut Arens et al 2015:12, terdapat tiga jenis utama audit, yaitu : 1.
Audit operasional Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari
prosedur dan metode operasi organisasi. Dalam audit operasional, review
18
atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi.
2. Audit ketaatan
Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi.
3. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan dilaksanakan untuk menentukan apakah laporan keuangan suatu perusahaan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Menurut SPAP SA Seksi 150 PSA No.1 paragraf 2, standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI
adalah:
1.
Standar Umum a.
Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indenpendensi,
dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c.
Dalam pelaksaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2.
Standar Pekerjaan Lapangan a.
Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten dalam pelaksanaan audit harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
yang diaudit.
3.
Standar Pelaporan a.
Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
19
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. d.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannyaharus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
2.1.5 Audit Report Lag