Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum Statistik Deskriptif

33 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Consumer Goods yang Menjadi Sampel No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. Akasha Wira International, Tbk ADES 2. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA 3. Delta Djakarta, Tbk DLTA 4. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk ICBP 5. Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 6. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 7. Nippon Indosari Corporindo, Tbk ROTI 8. Siantar Top, Tbk STTP 9. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk ULTJ 10. Gudang Garam, Tbk GGRM 11. Handjaya Mandala Sampoerna, Tbk HMSP 12. Bentoel International Investama, Tbk RMBA 14. Kalbe Farma, Tbk KLBF 15. Merck, Tbk MERK 16. Pyridam Farma, Tbk PYFA 17. Mustika Ratu, Tbk MRAT 18. Mandom Indonesia, Tbk TCID 18. Kedaung Indah Can, Tbk KICI 19. Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI Sumber : www.idx.co.id Diolah oleh Peneliti 2015 3.3 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi yang tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu laporan keuangan dan laporan keuangan auditan selama periode 2010-2014. Data laporan keuangan diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder berupa laporan keuangan,laporan keuangan auditan dan laporan auditor independen, maupun informasi lainnya. 34

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel Dependen Y yang digunakan dalam penelitian ini adalah audit report lag. Audit Report Lag merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan perusahaan berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan. Dalam penelitian ini, variabel audit report lag diukur dari jumlah hari antara akhir periode akuntansi yakni 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen.

3.5.2 Variabel Independen

3.5.2.1 Tenure Audit

Variabel Independen X1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenure audit. Variabel tenure audit dalam penelitian ini diukur dengan menghitung jumlah tahun dimana auditor yang sama telah melakukan perikatan audit terhadap klien. Tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya. Dasar penetapan tenure di atas telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 pasal 11 tentang Pembatasan Jasa Audit. 35

3.5.2.2 Umur Listing

Variabel Independen X2 dalam penelitian ini adalah umur listing. Umur listing dalam penelitian ini dihitung dari pertama kali perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun penelitian Petronila, 2007

3.5.3 Variabel Moderating

Variabel Moderating Z dalam penelitian ini adalah spesialisasi industri auditor, dimana auditor spesialis diukur dengan menggunakan persentase total aset dari perusahaan dalam suatu industri yang telah diaudit oleh auditor tertentu dibandingkan dengan total aset perusahaan yang berada dalam industri tertentu Gul, Fung, Jaggi, 2009. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, angka 1 diberikan jika auditor memiliki spesialisasi industri, dan 0 jika sebaliknya. Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Skala Tenure Audit X1 Jumlah tahun dimana KAP atau auditor melakukan perikatan audit dengan klien yang sama jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan. Menghitung tahun dimana auditor yang sama telah melakukan perikatan dengan klien. Dummy variable, 1 = perusahaan diaudit oleh auditor yang sama selama ≥3 tahun, 0 = perusahaan diaudit oleh auditor yang sama 3 tahun Nominal 36 Umur Listing X2 Lamanya sebuah perusahaan dilisting IPO. Umur Listing dihitung dari pertama kali perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun penelitian. Rasio Audit Report Lag Y Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal dalam laporan keuangan hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen. Jumlah hari antara akhir periode akuntansi yakni 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor independen. Rasio Spesialisasi Industri Auditor Z Mekanisme yang dilakukan oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu Dummy variable, 1 untuk auditor spesialis industri, 0 untuk auditor non- spesialis industri. Nominal Sumber : Diolah oleh Peneliti 2015 3.6 Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan perangkat lunak statistik. Alat analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, yakni untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS Statistic Package for Social Science.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. 37 Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi Ghozali, 2013.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual dapat terdistribusi secara normal. Jika asumsi ini mengalami pelanggaran maka uji statistik menjadi tidak valid dalam sampel kecil. Beberapa cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah Ghozali, 2013: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali 2013. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal 38 Bila nilai signifikan 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima.

1.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Suatu cara mendeteksi adanya multikolinieritas dalam persamaan model dapat ditempuh dengan 2 cara Ghozali, 2013, yaitu: 1. Correlation Matrix, multikolinieritas ditemukan apabila hubungan antara variabel bebas melebihi 0.80. 2. Nilai Variance Inflation Factor VIF dan tolerance, nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance yang mendekati 0 atau nilai VIF 5. Penelitian ini menggunakan nilai dari Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen mana saja yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance lebih dari atau sama dengan 10 ≥ 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor kurang dari atau sama dengan 10 ≤ 10, maka tidak terjadi multikolinieritas Ghozali,2013.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke 39 pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas, dimana titik-titik dalam gambar scatterplot menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Akan tetapi, jika tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka nol 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2013.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Gejala autokorelasi sering ditemukan pada data time series. Autokorelasi merupakan gejala yang terjadi karena antar observasi dari satu variabel atau objek yang sama, dengan rentang waktu yang sama sehingga terjadi hubungan dari waktu kewaktu lain. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya korelasi adalah dengan melakukan uji Durbin-Watson. Selain uji Durbin-Watson, dapat juga digunakan uji Lagrange Multiplier LM test, uji Statistics Q, dan uji Run test. Dalam penelitian ini menggunakan uji Run test. 40

3.6.2 Analisis Regresi Berganda

Pengukuran dan analisis terhadap pengembangan hipotesis terhadap hubungan variabel independen dan variabel dependen mendasarkan pada model regresi. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa audit report lag ARL sebagai variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam model 1 dinyatakan tenure audit dan umur listing berpengaruh terhadap hubungan audit report lag ALAG secara positif maupun negatif. Pengujian terhadap model 1: Y= α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + e dimana: Y = variabel dependen yaitu audit report lag ALAG a = konstanta β 1, β 2 = koefisien regresi X 1 = tenure audit TENURE X 2 = umur listing AGE e = error penganggu

3.6.3 Uji Hipotesis

3.6.3.1 Uji Signifikansi Simultan F-test

Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap goodness of fit test yang menyatakan bahwa pengaruh variabel independen bersama – sama secara simultan terhadap variabel dependen dengan menggunakan persamaan yang cermat. Kriteria pengujian dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5 adalah sebagai berikut Ghozali, 2013: 41 1. Apabila nilai signifikansi t 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.3.2 Uji Koefisien Determinasi Uji Adjusted R

2 Tujuan dari pengujian ini adalah menunjukan seberapa besar variabel independen mempengaruhi dan dapat menjelaskan variabel dependennya dalam persamaan yang dibuat secara cermat. Penilaian terhadap adjusted R 2 dengan interval dimulai dari angka 0 sampai 1. Apabila jumlah adjusted R 2 semakin besar hasil dari regresi tersebut dapat menyatakan bahwa variabel independenya dapat secara keseluruhan menjelaskan variasi terhadap variabel dependen. Jika adjusted R 2 = 0 maka variabel independen tidak dapat memberikan bukti bahwa prediksi pengaruh terhadap variabel dependen benar. Dan hasil menunjukan R 2 = 1, maka variabel independen dapat memberikan bukti terhadap prediksi pengaruh pada variabel dependen.

3.6.3.3 Uji Signifikansi Parsial t-test

Pengujian statistik t digunakan untuk membuktikan signifikansinya terhadap pengaruh variabel independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut Ghozali, 2013: 42 1. Apabila nilai signifikansi t 0.05, maka Ho akan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t 0.05, maka Ho akan diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.4 Analisis Regresi Moderasi

Uji regresi moderasi ada tiga cara yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak, dan uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji nilai selisih mutlak, dimana uji nilai selisih mutlak menurut Furcot dan Shearon 1991 lebih akurat. Jika score score tinggi untuk spesialisasi industri auditor bersosiasi dengan score rendah maupun score tinggi TENURE, dan AGE, maka akan terjadi perbedaan nilai absolute yang besar. Hal ini juga akan berlaku score rendah untuk spesialisasi industri auditor berasosiasi dengan score tinggi maupun score rendah TENURE, dan AGE. Kedua kombinasi ini diharapkan akan berpengaruh terhadap audit report lag yang meningkat. Rumus regresi untuk menguji adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 Z + β 3 |X1-Z| …………………………………. 1 Y = β 4 + β 5 X 2 + β 4 Z + β 7 |X2-Z| ………………………………… 2 Keterangan : Y = Audit Report Lag ALAG β = konstanta regresi persamaan 1 β 4 = konstanta regresi persamaan 2 43 β 1- β 3 = konstanta regresi persamaan 1 β5- β7 = konstanta regresi persamaan 2 X1 = Tenure Audit TENURE X2 = Umur Listing AGE Z = Spesialisasi Industri Auditor SPEC 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Consumer Goods yang terdaftar di BEI selama tahun 2010 sampai 2014. Perusahaan yang dijadikan sampel berjumlah 19 perusahaan dengan time series 5 tahun sehingga jumlah sampel penelitian berjumlah 95 perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah Tenure Audit X1 dan Umur Listing X2. Variabel dependen yang digunakan adalah Audit Report Lag Y dan variabel moderating yang digunakan adalah Spesialisasi Industri Auditor Z.

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran umum atau deskripsi suatu data yang dijadikan sampel penelitian, dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata- rata, dan standar deviasi. Statistik deskriptif dari variabel yang diteliti ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation TENURE 95 1 4 1.64 .784 AGE 95 1 34 19.00 7.116 ALAG 95 37 95 72.08 12.437 SPEC 95 1 .20 .402 Valid N listwise 95 45 Tabel 4.1 merupakan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2010 sampai 2014 dengan menggunakan software SPSS. Jumlah sampel keseluruhan adalah 100 sampel 20 perusahaan Consumer Goods selama 5 tahun. Dari tabel dapat dijelaskan statistik deskriptif masing-masing variabel sebagai berikut : a. Variabel Tenure Audit TENURE memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 4, nilai rata-rata sebesar 1.64 dan standar deviasi sebesar 0.784. b. Variabel Umur Listing AGE memiliki nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum 34, nilai rata-rata sebesar 19.00 dan standar deviasi sebesar 7.116. c. Variabel Audit Report Lag ALAG memiliki nilai minimum sebesar 37 dan nilai maksimum sebesar 95, nilai rata-rata sebesar 72.08 dan standar deviasi sebesar 12.437. d. Variabel Spesialisasi Industri Auditor SPEC memiliki nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1, nilai rata-rata sebesar 0.20 dan standar deviasi sebesar 0.402. Tabel 4.2 Tenure Audit X1 TENURE Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 79 83.2 83.2 83.2 1 16 16.8 16.8 100.0 Total 95 100.0 100.0 46 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertama X1 yaitu tenure audit yang merupakan variabel dummy dengan menggunakan skala nominal. Dalam hal ini apabila perusahaan diaudit oleh auditor yang sama selama ≥3 tahun diberi kode “1”, sedangkan apabila perusahaan diaudit oleh auditor yang sama 3 tahun maka diberi kode “0”. Data yang diolah bersifat valid karena seluruhnya telah diproses. Perusahaan yang diaudit oleh auditor yang sama selama ≥3 tahun sebanyak 16 perusahaan atau 16,8 dari total keseluruhan data, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh auditor yang sama 3 tahun sebanyak 79 perusahaan atau 83,2 dari total keseluruhan data. Tabel 4.3 Spesialisasi Industri Auditor Z SPEC Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 76 80.0 80.0 80.0 1 19 20.0 20.0 100.0 Total 95 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel moderating Z yaitu spesialisasi industri auditor merupakan variabel dummy dengan menggunakan skala nominal. Dalam hal ini apabila auditor termasuk auditor spesialis industry maka diberi kode “1”, sedangkan apabila auditor termasuk auditor non-spesialis maka diberi kode “0”. Data yang diolah bersifat valid karena seluruhnya telah diproses. Perusahaan yang menggunakan auditor spesialis industri sebanyak 19 perusahaan atau 20.0 dari total keseluruhan data, 47 sedangkan perusahaan yang menggunakan auditor non-spesialis industri sebanyak 76 perusahaan atau 80.0 dari total keseluruhan data.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

11 41 103

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS INDUSTRY DAN Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Consumer Goods Industry dan Multifinance yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris

0 1 16

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 9

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 30

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Pengaruh Profitabilita, Ukuran Perusahaan, Dan Audit Tenure Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Eksternal Sebagai Variabel Moderating

0 0 10

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2