21
dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi Elfarini, 2007.
Penelitian mengenai pengaruh tenure audit terhadap jangka waktu penyelesaian audit, atau audit report lag ARL, sudah pernah dilakukan oleh
beberapa peneliti namun jumlahnya masih sedikit. Berdasarkan dari referensi yang diperoleh peneliti, penelitian Aston 1987, merupakan penelitian pertama
yang meneliti mengenai pengaruh tenure audit terhadap audit report lag ARL. Kemudian, Lee et al. 2011 kembali menguji penelitian yang dilakukan Aston et
al. 2011 yaitu mengenai pengaruh tenure audit terhadap audit report lag ARL pada perusahaan yang menjadi klien KAP di Amerika Serikat dengan
menambahkan ruang lingkup penelitian yang lebih luas, dari tahun 2000 hingga 2005.
Dalam penelitian ini hubungan tenure audit terhadap audit report lag memiliki hubungan yang negatif. Hal ini dikarenakan auditor pada masa awal
melakukan perikatan audit dengan klien yang baru memiliki pemahaman dan pengetahuan yang rendah dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap
perusahaan baru yang diauditnya. Hal ini mengakibatkan resiko dan kesulitan yang dihadapi auditor lebih besar sehingga jangka waktu penyelesaian audit jauh
lebih lama atau audit report lag ARL semakin panjang.
2.1.7 Umur
Listing
Pada dasarnya, perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbataspanjang, tidak didirikan hanya untuk beberapa tahun saja Kieso, 2007.
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Trisnawati 1998 dan Beatty 1989
22
menyatakan bahwa perusahaan yang sudah lama berdiri, atau dilisting kemungkinan sudah banyak pengalaman yang diperoleh.
Berdasarkan penelitian Indra dan Arisudhana 2012, semakin lama umur listing perusahaan, maka semakin pendek audit report lag perusahaan tersebut.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang telah lama berdiri dan dilisting dinilai lebih mampu dan telah berpengalaman dalam mengumpulkan, memproses, dan
menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam proses audit.
2.1.8 Spesialisasi Industri Auditor
Setiap industri tentu memiliki isu akuntansi yang dengan industri lain, sehingga masing masing perusahaan juga memiliki kebutuhan audit yang berbeda.
Adanya auditor spesialisasiasi industri yang berbeda tentu membuat perusahaan membutuhkan tenaga auditor dengan spesifikasi tertentu.
Menurut Craswell 1995,
spesifikasi industri dilakukan oleh auditor dengan cara meningkatkan keahlian pada bidang industri tertentu.
Penelitian Zhou dan Elder 2001 mendefinisikan KAP sebagai spesialisasiasi industri jika mengaudit 10 perusahaan dari total perusahaan yang ada di dalam
suatu kelompok industri. Seorang auditor pada saat ini harus mampu memahami dan menelaah kemampuan audit industri, sehingga mereka memiliki
spesialisasiasi industri. Selain itu seorang auditor dinyatakan memiliki spesialisasi industri bila mampu mengaudit 10 - 15 dari total perusahaan yang ada dalam
sebuah kelompok industri.
23
Beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai spesialis auditor ditingkat KAP menggunakan berbagai proksi. Dasar pengukuran spesialis auditor
industri dapat dibagi menjadi tiga aspek: 1.
Dunn dan Mayhew 2004 mendasarkan pada pangsa pasar dengan mengidentifikasi penjualan perusahaan pada industri tertentu.
2. Mendasarkan pada total aset dari perusahaan klien Hogan dan Jeter, 1999;
Gul et al. 2009. Yaitu dengan melakukan identifikasi perhitungan jumlah total aset seluruh perusahaan klien yang paling besar dalam industri
tertentu. 3.
Mendasarkan penilaian dominasi auditor dalam sebuah industri tertentu, dengan melakukan identifikasi terhadap jumlah klien yang paling banyak
dalam suatu industri Balsam et al. 2003.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu