tangas air, tidak mencair pada suhu dibawah 80ºC. Hasil uji kualitatif dapat dilihat pada Lampiran 16, halaman 77-79.
3.8.3 Penetapan Susut Pengeringan Agar Hasil Isolasi
Sebanyak 1 g serbuk agar ditimbang seksama dalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105ºC selama 30
menit dan telah ditara. Zat diratakan dalam botol timbang hingga merupakan lapisan setebal 5-10 mm, dimasukkan ke dalam lemari pengering, tutupnya dibuka
lalu dikeringkan pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Botol dibiarkan dalam keadaan tertutup mendingin sebelum setiap pengeringan di dalam eksikator
hingga suhu kamar. Susut pengeringan dihitung terhadap bahan awal Ditjen POM, 1978. Perhitungan susut pengeringan dapat dilihat pada Lampiran 17 dan
18, halaman 80 dan 81.
3.8.4 Penetapan Kadar Abu Total Agar Hasil Isolasi
Sebanyak 2 g serbuk agar yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan.
Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600ºC selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot
tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan Depkes RI, 1995. Perhitungan penetapan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20, halaman 82 dan
83.
3.8.5 Penetapan Kadar Abu Tak Larut Asam Agar Hasil Isolasi
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu lalu dipijar sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam
Universitas Sumatera Utara
asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 1995. Perhitungan penetapan kadar abu tak larut asam dapat dilihat pada Lampiran 21
dan 22, halaman 84 dan 85.
3.8.6 Penetapan Kadar Sulfat Agar Hasil Isolasi
Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan 1991, kadar sulfat ditentukan dengan cara sebagai berikut: serbuk agar ditimbang sebanyak 1 g
dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 50 ml asam klorida 0,2 N kemudian direfluks selama 1 jam. Sebanyak 20 ml larutan hidrogen
peroksida 10 ditambahkan dan refluks dilanjutkan selama 5 jam sampai larutan benar-benar jernih. Larutan kemudian dipindahkan ke dalam gelas beker dan
dipanaskan sampai mendidih sambil terus diaduk. Sebanyak 10 ml barium klorida
3.8.7 Viskositas Agar Hasil Isolasi
10 ditambahkan, kemudian endapan yang terbentuk disaring dengan kertas Whatman
no.1 dan dicuci dengan air suling mendidih hingga bebas klorida. Kertas saring dikeringkan ke dalam oven, kemudian diabukan pada suhu 900ºC
sampai diperoleh abu berwarna putih. Abu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang sampai berat konstan. Perhitungan penetapan kadar sulfat dapat dilihat
pada Lampiran 23 dan 24, halaman 86 dan 87.
Viskositas agar diukur dengan viskosimeter Brookfield Brookfield Engineering Laboratories
. Posisi spindel dalam larutan panas diatur sampai tepat, viskometer dihidupkan dan nilai viskositas diketahui dengan pembacaan
viskosimeter pada skala 1 sampai 100. Pengukuran viskositas dilakukan pada konsentrasi agar 1 bv dalam air suling dan dinyatakan dalam centipoise cps.
Cottrell dan Kovacs, 1977 dalam Junaidi , 2006. Percobaan dilakukan 3 kali. Perhitungan viskositas dapat dilihat pada Lampiran 25 dan 26, halaman 88 dan 89.
Universitas Sumatera Utara
3.9 Sterilisasi Alat