sari yang larut dalam air lebih tinggi daripada kadar sari yang larut dalam etanol, hal ini disebabkan rumput laut mengandung karbohidrat yang cukup tinggi
Ramadhani, 2012. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa
anorganik dalam simplisia, misalnya logam kalium; kalsium; natrium; plumbum, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk
mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam, misalnya silika Gunawan, dkk., 1995.
4.3 Hasil Isolasi Agar
Hasil rendemen agar pada pH 5 dengan waktu ekstraksi 45 menit yang diperoleh mempunyai perbedaan dengan hasil rendemen agar yang telah
dilakukan sebelumnya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan lokasi pengumpulan bahan tumbuhan, proses pembuatan simplisia yaitu
pencucian dan pengeringan dan proses isolasi agar. Rendemen agar yang diperoleh dari pengolahan rumput laut kering berbeda-beda, tergantung pada jenis
rumput laut yang digunakan sebagain bahan baku. Pada spesies Gracilaria verrucosa
, rendemen yang dihasilkan sekitar 25-35 Winarno, 1990. Hasil rendemen agar dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Hasil Rendemen Agar dari Rumput Laut Gracilaria verrucosa
Hudson Papenfus
No. Rendemen agar
Agar dengan proses pemutihan
Ramadhani, 2012 Rendemen agar
Hasanah, 2014 Agar dengan
proses pemutihan
Agar tanpa proses
pemutihan 1
55, 30 26,05
26,56 2
48,16 29,86
29,49 3
30,58 30,69
4 30,84
30,71 5
30,94 30,97
6 33,35
33,15 7
33,43 34,11
Total 103,46
215,04 215,67
Rata-rata 51,73
30,72 30,81
Pada tahap praekstraksi dilakukan perendaman serbuk rumput laut dalam larutan kalsium hipoklorit 0,5 bertujuan untuk menghilangkan pigmen merah
dari talus rumput laut sehingga rumput laut menjadi putih bersih. Hal ini disebabkan kalsium hipoklorit di dalam air bersifat oksidator sehingga dapat
mengoksidasi warna rumput laut. Penambahan asam sulfat bertujuan untuk memecahkan dinding sel rumput laut sehingga agar mudah diekstrak. Disamping
itu, larutan asam sulfat tersebut diharapkan dapat menghancurkan dan melarutkan kotoran sehingga rumput laut lebih bersih Winarno, 1990. Menurut Matsuhasi
1977, ada kecenderungan umum pada proses ekstraksi yaitu sifat gel agar menurun dengan meningkatnya rendemen agar. Untuk menghindari hal itu,
Matsuhasi mengembangkan metode yaitu merendam rumput laut dengan asam, kemudian rumput laut dinetralkan dengan basa lalu diekstraksi. Pada metode ini,
kemungkinan terjadinya hidrolisis adalah kecil sehingga rendemen dan kekuatan gel agar dapat meningkat Distantina, dkk., 2008.
Universitas Sumatera Utara
Molekul agar terdiri dari dua komponen utama, yaitu agarosa dan agaropektin. Agarosa merupakan komponen agar yang netral dan bertanggung
jawab dalam peningkatan kekuatan gel Dawes, 1981. Agar-agar mudah terhidrolisis oleh
asam, karena ikatan β-1,4 yang terdapat pada agarosa sangat peka terhadap serangan asam Irawati, 1994.
Waktu pendidihan yang terlalu lama dapat mengakibatkan degradasi hidrolitik yang berlebihan, meskipun pada proses normal degradasi hidrolitik
tidak dapat dihindari seluruhnya Irawati, 1994. Pada umumnya, proses pemasakan rumput laut berlangsung selama 45 menit atau kadang-kadang sampai
2-4 jam, tergantung teknik pengadukannya Winarno, 1990.
4.4 Hasil Karakterisasi Agar