4.5 Hasil Pengujian Mikrobiologi
Pengujian mikrobiologi dilakukan dengan uji kualitatif yang terlihat dari homogenitas pertumbuhannya di cawan petri ketika ditambahkan nutrisi
didalamnya serta pengamatan bakteri secara mikroskopik. Hasil pengujian ini menunjukkan kemampuan yang baik dalam
menumbuhkan, baik bakteri Staphylococcus aureus mewakili Gram positif dan bakteri Eschericia coli mewakili Gram negatif pada media agar hasil isolasi
yang dibandingkan dengan media agar standar dengan teknik penuangan. Pada pengamatan bakteri secara mikroskopik, jumlah bakteri
Staphylococcus aureus maupun Eschericia coli dari media agar dengan proses
pemutihan yaitu media agar formula I F
1
dan media agar formula II F
2
, lebih sedikit dibandingkan media agar tanpa proses pemutihan yaitu media agar formula
III F
3
dan media agar formula IV F
4
. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurang bersihnya proses pencucian untuk menghilangkan bau kaporit pada serbuk
simplisia rumput laut yang diputihkan. Klorin chlorine, Cl
2
Nutrisi harus dipenuhi untuk mendukung pertumbuhan bakteri yaitu dengan penambahan nutrient broth dan beef powder serta peptone sebagai media
pertumbuhan dasar. Pada pengamatan bakteri secara mikroskopik, jumlah bakteri sebagai gas ataupun
dalam kombinasi dengan bahan kimia yang lain natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit adalah disinfektan yang digunakan secara luas. Kemampuan
germisidalnya disebabkan oleh asam hipoklorit hipochlorous acid yang terbentuk saat klorin ditambahkan dengan air. Asam hipoklorit tersebut akan
mengoksidasi protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim mikroorganisme Pratiwi, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Staphylococcus aureus maupun Eschericia coli dari media dengan penambahan
nutrient broth yaitu media agar formula I F
1
dan media agar formula III F
3
, lebih banyak daripada dari media dengan penambahan beef powder serta peptone
yaitu media agar formula II F
2
dan media agar formula IV F
4
Pertumbuhan bakteri juga ditunjukkan dari pengamatan bakteri secara mikroskopik. Pewarnaan Gram dilakukan terhadap bakteri yang telah diinkubasi
selama 18-24 jam. Warna dan bentuk bakteri dilihat pada mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Dari hasil pengamatan mikroskopik, Eschericia coli
berwarna merah dan berbentuk batang, sedangkan Staphylococcus aureus berwarna ungu dan berbentuk menyerupai buah anggur.
. Hal ini kemungkinan disebabkan karena nutrient broth lebih lengkap nutrisinya daripada
beef powder serta peptone sehingga dapat menumbuhkan bakteri lebih baik.
Nutrisi merupakan
faktor kimia yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang diperlukan untuk biosintesis dan pembentukan energi
Pratiwi, 2008.
Bakteri Eschericia coli merupakan bakteri Gram negatif yang mempunyai bentuk bulat cenderung ke batang panjang, biasanya berukuran 0,5-1,5
μm Melliawati, 2009. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram
positif berbentuk bulat berdiameter 0,7- 1,2 μm, tersusun dalam kelompok-
kelompok yang tidak teratur seperti buah anggur Jawetz, et al., 1986. Tujuan dari pewarnaan Gram adalah memudahkan melihat bakteri dengan
mikroskop dan memperjelas ukuran dan bentuk bakteri. Pewarnaan Gram memilahkan bakteri menjadi 2 kelompok, yakni bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Perbedaan hasil dalam pewarnaan tersebut disebabkan perbedaan struktur,
Universitas Sumatera Utara
terutama dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Bakteri Gram positif berwarna ungu yang disebabkan komplek gentian violet-iodin yang masuk ke
dalam sel bakteri tidak dapat tercuci oleh alkohol karena adanya peptidoglikan yang kokoh pada dinding sel. Sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah
karena kompleks gentian violet-iodin dapat tercuci dan menyebabkan sel bakteri tampak transparan, yang akan berwarna merah setelah diberi safranin Pratiwi,
2008. Secara garis besar, ada dua macam mekanisme pewarnaan
mikroorganisme yakni mekanisme pengikatan kimia dan mekanisme pengikatan fisika. Menurut teori pengikatan kimia, jaringan sel terdiri atas gugusan bersifat
basa dan gugus yang bersifat asam; yang akan bereaksi dengan gugus asam atau gugus basa zat warna konstituen sel merupakan protein atau asam-asam amino
yang merupakan senyawa amfoter. Sedangkan menurut mekanisme pengikatan fisika, peristiwa pengikatan warna merupakan proses absorpsi warna pada
konstituen sel. Waluyo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN