murah harganya, jenis rambukasang mampu menghasilkan agar tiga kali lipat dari jenis lainnya Winarno, 1990.
Berbagai negara memiliki sumber rumput laut yang berbeda bagi produksi agar. Di Jepang, rumput laut utama yang digunakan dalam produksi agar adalah
Gelidium amansii yang mengandung rendemen agar 25-30 dari berat kering. Di
Amerika Serikat, untuk produksi agar digunakan ganggang Gelidium cartilaginerum
sebagai bahan baku. Sedangkan di Filipina, agar-agar untuk makanan diproduksi dari Gracilaria verrucosa. Walaupun demikian, biasanya
dalam produksi agar, ganggang yang digunakan tidak hanya ganggang sejenis, tetapi merupakan campuran dari beberapa jenis ganggang. Campuran yang
biasanya dilakukan di Jepang dengan mutu produk yang baik adalah Gelidium amansii
45, Gelidium japanicum 10, Acanthopeltis 5, Campylaephora 10 , Gracilaria 15 , Ceramium 5 dan Gelidium sp. 10 Winarno,
1990.
2.5 Penggunaan Agar
Pemanfaatan agar pada dasarnya berkaitan dengan sifat agar yang memiliki kemampuan membentuk gel yang baik, tingginya histeresis, sifat unik
gelnya yang dapat kembali mencair dan memadat dengan pemanasan dan pendinginan reversible, serta ditunjang oleh karakteristik sifat fisik teksturnya
yang spesifik. Selain itu, pemanfaatan utama agar juga ditentukan oleh sifat titik lelehnya melting point yang tinggi. Meskipun agar dapat dimanfaatkan pada
berbagai macam jenis aplikasi, secara umum 80 penggunaannya adalah untuk
Universitas Sumatera Utara
pangan dan sisanya 20 pada bidang non-pangan termasuk aplikasi yang berkaitan dengan farmasi dan bioteknologi Armisen Galatas, 2000.
Dalam industri pangan, agar digunakan sebagai bahan pengental pada industri es krim, jeli, permen dan pastry. Agar juga digunakan dalam pembuatan
shorbat, es krim, dan keju untuk pembentukan emulsistabilizer. Di Jepang, agar digunakan sebagai fortifikasi untuk serat pangan sehingga lebih menguntungkan
bagi kesehatan. Agar juga digunakan sebagai penjernih pada berbagai industri minuman seperti bir, anggur, kopi dan sebagai penstabil pada minuman cokelat.
Pada konsentrasi 0,1-1, agar biasa digunakan sebagai penstabil pada yoghurt, keju, permen dan produk bakery Murdinah, dkk., 2012.
Pemanfaatan agar dalam industri nonpangan, antara lain untuk kebutuhan industri farmasi sebagai obat pencahar, pembungkus kapsul untuk antibiotik dan
vitamin, atau campuran bahan pencetak contoh gigi. Dalam industri kosmetik agar dimanfaatkan dalam pembuatan krem, lotion, lipstik dan sabun. Pada industri
tekstil, agar bermutu tinggi digunakan untuk melindungi kemilau sutera. Sementara pada industri kulit, agar berguna sebagai pengilap permukaan yang
halus dan kekakuan kulit sebagai campuran pembuatan pelekat kayu lapis. Agar juga dimanfaatkan dalam pembuatan pelat film, pasta gigi, semir sepatu dan
kertas. Selain dimanfaatkan pada industri-industri tersebut, agar juga bermanfaat dalam bidang bioteknologi dan mikrobiologi Murdinah, dkk., 2012.
Dalam bidang bioteknologi, agar biasanya digunakan dalam bentuk agarosa. Agarosa merupakan agar yang telah diturunkan kandungan sulfatnya
sedemikian rupa sehingga kandungannya sangat rendah dan biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gel untuk elektroforesis yang sering digunakan
Universitas Sumatera Utara
pada proses pemurnian dan isolasi protein. Agarosa merupakan matriks yang idela bagi difusi dan pergerakan elektrokinetik biopolimer, dan gelnya merupakan
medium antikonveksi, yang secara biologi stabil dengan sifat ionik yang terkontrol Murdinah, dkk., 2012.
Dalam dunia kromatografi, kolom yang berisi partikel gel agarosa sudah diproduksi komersial dan dipasarkan dengan merek dagang Sepharose dari
Pharmacia dan Bio-Gel A Bio-Rad. Agarosa tersebut telah digunakan secara
luas sebagai media untuk pemisahan berat molekul dengan berat lebih dari 250.000 DA atau disebut kromatografi eksklusi dan untuk pemisahan campuran
protein, virus dan ribosom Murdinah, dkk., 2012. Dalam bidang mikrobiologi, agar digunakan dalam bentuk bakto agar.
Bakto agar merupakan agar yang telah dimurnikan dengan mereduksi kandungan pigmen, pengotor dan kandungan bahan-bahan asing organik dan anorganik
serendah mungkin sehingga dapat mendukung pertumbuhan mikroba secara umum Abdullah, 2004.
Bakto agar merupakan produk agar yang digunakan secara luas sebagai media pertumbuhan bakteri untuk pengujian maupun isolasi bakteri. Bakto agar
biasa digunakan dalam kultur bakteri patogen maupun nonpatogen. Agar tidak mudah dicerna oleh bakteri serta memiliki kekuatan gel yang baik, elastis, jernih
dan stabil sehingga sesuai untuk media pertumbuhan bakteri. Penggunaan agar sebagai media pertumbuhan bakteri biasanya pada konsentrasi 1,2-1,5. Sekitar
16 dari total penggunaan agar di Amerika Serikat umumnya sebagai media kultur bakteri Murdinah, dkk., 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Cara Ekstraksi Agar di Berbagai Negara