3.3.2. Pengediaan sampel
Param dihaluskan dengan alu dan lumpang kemudian dipindahkan kedalam cawan penguap lalu dimasukkan kedalam oven dengan suhu ± 105
o
C selama 5 jam dan dimasukkan kedalam desikator, kemudian sebanyak 5 g serbuk param
dimasukkan kedalam cawan crusibel, diabukan pada suhu ± 550
o
C, dipindahkan abu kedalam gelas beaker 250 mL kemudian ditambahkan 10 mL HNO
3
pekat dan 2 mL H
2
SO
4
pekat dicampur ratakan sehingga diperoleh larutan sampel.
Larutan sampel tersebut ditambahkan 5 mL HNO
3
pekat dan 3 mL H
2
O
2
30 kemudian dipanaskan diatas hot plate selama 30 menit lalu dinginkan. Hasil destruksi disaring dengan kertas saring Whatman No.42 kemudian filtrat
diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dalam labu takar 100 mL dan diatur pH=3. Kemudian dianalisa kualitatif dengan menggunakan ICP dan analisa
kuantitatif dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom.
3.3.3. Pembuatan Kurva Larutan Standar Cu
2+
Larutan Cu 0,5 mgL ditentukan absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada
λ = 324,75 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Cu 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 mgL.
3.3.4. Pembuatan Kurva Larutan Standar Fe
3+
Larutan Fe 0,5 mgL ditentukan absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
pada λ = 248,33 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar Fe 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 mgL.
Universitas Sumatera Utara
3.3.5. Pembuatan Kurva Larutan Standar Zn
2+
Larutan Zn 0,5 mgL ditentukan absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada λ = 213,86 nm dan dilakukan hal yang sama
untuk larutan seri standar Zn 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 mgL.
3.3.6. Penentuan kadar Cu pada sampel dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
Larutan sampel yang telah dide struksi ditentukan absorbansinya pada λ= 324,75
nm dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
3.3.7. Penentuan kadar Fe pada sampel dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.