BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisis diperoleh kadar Besi didalam param yang dikonsumsi
adalah 11,814 mgkg; 25,4 mgkg, kadar Tembaga didalam param yang dikonsumsi adalah 0,768 mgkg; 5,738 mgkg, kadar Zinkum didalam
param yang dikonsumsi adalah 12,728 mgkg; 15,184 mgkg. Dan kadar Besi, Tembaga, Zinkum didalam param yang digunakan sebagai obat luar
ad alah 29,36 mgkg; 32,52 mgkg; 27,688 mgkg. 2.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar Besi, Tembaga, dan Zinkum dalam param yang digunakan sebagai obat luar dan yang dikonsumsi
masih memenuhi standar yang ditetapkan oleh BPOM.
5.2. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisa
residu pestisida, aflatoksin, dan cemaran mikroorganisme yang terkandung didalam param tersebut.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menentukan kadar
logam berat lainnya Ni, Pb, Cd,dan Cr.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Obat Tradisional
Obat tradisional adalah ramuan bahan yang bisa berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara
turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman UU kesehatan No.231992. Istilah obat herbal sendiri mengacu pada kata herb yang
berarti tanaman, yaitu obat yang berasal dari tanaman atau tumbuhan. Obat herbal dapat berasal dari akar, batang, daun, buah, atau biji suatu tanaman. Terdapat tiga
kategori obat herbal yaitu jamu, herbal terstandar, dan fitofarmaka. Sari et al. 2008. Param termasuk dalam kategori obat herbal jamu.
2.2. Jenis obat tradisional
Berdasarkan keputuan Kepala Badan POM RI No.HK.00.05.4.2411. tentang ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat
tradisional dikelompokkan menjadi tiga yaitu jamu, herbal terstandar, dan fitofarmaka.
a.jamu Emphirical Based Herbal Medicine
Jamu adalah obat tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk
serbuk seduhan, pil, atau cairan. Umumnya obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur. Satu jenis jamu disusun dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10 macam,bahkan bisa lebih. Jamu tidak
Universitas Sumatera Utara
memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris, jamu juga harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu.
Jamu yang telah digunakan secara turun-temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan maanfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu.
b. Obat Herbat Terstandar Standarized Based Herbal Medicine
Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral. Dalam
proses pembuatannya, dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal dari pada jamu. Tenaga kerjanya pun harus didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis. Penelitian ini meliput i
standardisasi kandungan senyawa berkhasiat didalam bahan penyusun, standardisasi pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji toksisitas yang akut
maupun kronis.
c. Fitofarmaka Clinical Based Herbal Medicine
Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah sampai uji
klinis pada manusia. Karena itu, dalam pembuatannya diperlukan peralatan bertehnologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.Suharmiati at
al.2000. Pengobatan tradisional adalah salah satu upaya pengobatan dan perawatan, diluar kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan secara
tradisional ini mencakup cara dan obat yang digunakan mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun.
Karakteristik pengobatan tradisional merupakan upaya kesehatan pengobatan dan atau perawatan dengan cara lain diluar ilmu kedokteran. Berdasarkan
pengetahuan dan pengalam praktik yang diwariskan secara turun temurun.
Universitas Sumatera Utara
Diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dilakukan
untuk mencapai kesembuhan, pencegahan penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan jasmani, rohani, dan sosial masyarakat.Noorkasiani.2007
2.3. Obat Tradisional Karo