Melakukan Rotasi Faktor Perhitungan Korelasi Antara Variabel X

3.5.4 Melakukan Rotasi Faktor

Output terpenting dalam analisis faktor adalah Matriks Faktor atau yang disebut juga dengan Komponen Matriks. Matriks faktor memuat koefisien yang dipergunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan dinyatakan dalam faktor. Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien korelasi antara faktor dengan variabel. Koefisien dengan nilai mutlak absolute yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel sangat terkait. Koefisien dari matriks faktor dapat dipergunakan untuk menginterpretasi faktor. Matriks faktor atau matriks komponen dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.14 Matriks Faktor a Sebelum Dirotasi Faktor Komponen 1 2 3 X 1 0,294 0,578 0,319 X 2 0,519 0,131 0,012 X 3 0,457 -0,515 -0,012 X 4 0,690 -0,121 0,168 X 5 0,597 -0,132 0,589 X 6 0,569 -0,460 -0,180 X 7 0,742 -0,086 -0,209 X 8 0,497 0,337 -0,668 X 9 0,540 0,590 0,051 Walaupun matriks faktor atau matriks komponen awal sebelum dirotasi menunjukkan hubungan antara faktor komponen dengan variabel secara individu, akan tetapi masih sulit diambil kesimpulannya tentang banyaknya faktor yang dapat diekstraksi. Hal ini disebabkan karena faktor komponen berkorelasi dengan banyak variabel lainnya atau sebaliknya variabel tertentu masih berkorelasi dengan banyak fakor. Sehingga dalam keadaan ini terkadang membuat peneliti kesulitan dalam penentuan suatu variabel kedalam suatu faktor. Korelasi Universitas Sumatera Utara dianggap cukup kuat jika koefisien korelasi yang diwaliki factor loading mempunyai nilai lebih besar dari 0,30. Juga variabel berkorelasi dengan banyak faktor, seperti variabel X 1 berkorelasi dengan faktor 2 dan 3 variabel X 8 berkorelasi dengan faktor 1 dan 2 variabel X 9 berkorelasi dengan faktor 1 dan 2. Situasi seperti ini membuat kesimpulan mengenai banyaknya faktor yang diekstraksi dari variabel menjadi sulit. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk agar memperjelas posisi sebuah variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu ataukah ke faktor lainnya. Beberapa metode rotasi yang bisa digunakan adalah orthogonal rotation, varimax rotation, dan oblique rotation. Proses rotasi terhadap faktor pada penelitian ini menggunakan metode varimax rotation. Dan hasil rotasi dapat dilihat pada matriks faktor setelah dirotasi dibawah ini : Tabel 3.15 Matriks Faktor a Setelah Dirotasi Faktor Komponen 1 2 3 X 1 -0,105 0,714 0,009 X 2 0,327 0,370 0,207 X 3 0,676 -0,134 -0,006 X 4 0,627 0,352 0,044 X 5 0,589 0,493 -0,362 X 6 0,718 -0,116 0,198 X 7 0,621 0,228 0,406 X 8 0,136 0,118 0,868 X 9 0,062 0,727 0,333 Tujuan dilakukan rotasi adalah untuk memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Dapat dilihat perbedaan antara matriks faktor sebelum dirotasi dengan matriks faktor setelah dirotasi. Universitas Sumatera Utara

3.5.5 Interpretasi Faktor