3.5.6 Menentukan Ketepatan Model
Proses akhir dari analisis faktor adalah menguji ketepatan model, dengan menggunakan output program SPSS. Perbedaan antara korelasi yang diobservasi
pada matriks korelasi sebelum analisis faktor dengan korelasi analisis faktor yang diestimasi dari matriks faktor yaitu yang disebut dengan residual. Kalau
banyak residual yang nilainya lebih besar dari 0,05 residual 0,05, berarti model tidak tepat, model dipertimbangkan kembali. Sebaliknya, jika banyak
residual yang nilainya lebih kecil dari 0,05 residual 0,05, berarti model sudah tepat.
Tabel 3.18 selisihresidual antara matriks korelasi sebelum analisis faktor dengan analisis setelah analisis factor
x1 x2
x3 x4
x5 x6
x7 x8
x9 x1 -
x2 -0,131 -
x3 0,029
-0,235 - x4
-0,034 -0,651 -0,437 -
x5 -0,308
-0,199 -0,292 -0,623 -
x6 0,077
-0,229 -0,375 -0,276 -0,529 -
x7 -0,168
-0,081 -0,462 -0,549
-0,42 -0,805 - x8
-0,243 -0,346
-0,1 -0,263
0,208 -0,311 -0,558 -
x9 -0,455
-0,402 0,151
-0,311 -0,46
0,163 -0,597 -0,536 -
Terlihat pada tabel 3.18, nilai residual yang lebih besar dari 0,05 adalah 4 komponen, 9,3 50. Dengan keadaan residual tersebut diatas, maka model
dapat dinyatakan sudah tepat dan layak untuk digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor faktor yang di
pertimbangkan oleh petani untuk meningkatkan hasil produksi kentang di kecamatan Naman Teran. Dari penelitian ini maka penulis dapat membuat
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitiaan 100 responden dan 9 variabel penelitiaan memberikan
proporsi keragaman kumulatif sebesar 57,132 dengan tiga faktor ekstraksi yang terbentuk. Ketiga faktor tersebut menurut asumsipersepsi dari petani
kentang yang di teliti di kecamatan Naman Teran bahwa yang mempengaruhi hasil produksi kentang sebesar 57,132 dan sisanya dapat dipengaruhi
faktor-faktor lainnya yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian. 2.
Faktor yang paling dominan mempengaruhi hasil produksi kentang di kecamatan Naman Teran. Faktor dominan pertama cara dan pemliharaan
yaitu memberikan sumbangan variansi sebesar 31,22, faktor dominan kedua adalah permodalan dan lahan memberikan sumbangan varians sebesar
14,77, faktor dominan ketiga adalah faktor Pemupukan memberikan sumbangan varians sebesar 11,42.
3. Model faktor yang ada ternyata valid dan layak digunakan. Karena perbedaan
antara korelasi yang diobservasi pada matriks korelasi sebelum analisis faktor dengan korelasi analisis faktor yang diestimasi dari matriks faktor
yaitu yang disebut dengan residual, terdapat 4 komponen 9,3 50 yang mempunyai nilai absolut lebih besar dari 0,05.
Universitas Sumatera Utara