Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Heni Oktarina pada tahun 2008 menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pemilihan penolong
persalinan. Hasil penelitian Elvistron Juliwanto pada tahun 2008 menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan pengetahuan terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan.
Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka perubahan pola pikir dan perilaku dalam hidup sehat . Pengetahuan ibu yang menentukan pemilihan
penolong persalinan juga ditemukan Widawati 2008, bahwa 60,7 ibu yang berpengetahuan rendah memilih dukun sebagai penolong persalinannya, sedangkan ibu
yang berpengetahuan baik hanya 3,8 yang memilih dukun sebagai penolong persalinan.
Dari hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa pendidikan ibu di wilayah kerja Puskesmas Medang Deras masih kurang, karena hampir setengah dari jumlah
sampel 47,3 masih menjawab yang sebaiknya menjadi penolong persalinan adalah dukun. Hal ini dapat disebabkan karena mayoritas pendidikan responden adalah tamat
SMA sebanyak 39 responden 70,9. Hal ini menyebabkan responden masih banyak yang menjawab sebaiknya mencari pertolongan pada dukun bayi.
5.1.6 Faktor Sikap Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Berdasarkan distribusi frekuensi dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden dikategorikan sedang yaitu sebanyak 40 responden 72,7, lalu 9 responden
16,4 dikategorikan kurang, sedangkan sebagian kecil responden dikategorikan baik yaitu sebanyak 6 responden 10,9.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini di temukan ibu yang bersikap tidak baik ternyata lebih banyak yang memilih bidan sebagai penolong persalinan. Sikap mengambarkan suka
atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu objek, sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap negatif terhadap nilai-
nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.
5.1.6.1 Sikap Ibu terhadap Persalinan Harus Ditolong Dukun Bayi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 persalinan harus ditolong dukun bayi, 17 responden 30,9 menyatakan setuju sedangkan mayoritas 38 responden
69,1 menyatakan tidak setuju. Berdasarkan hal diatas ibu akan bersikap positif terhadap bidan dan memilih
bidan sebagai penolong persalinannya. Hal diatas diperkuat dengan pendapat Azwar 2007 yang menyatakan bahwa pembentukan sikap seseorang banyak dipengaruhi oleh
faktor yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik individu tersebut. Faktor tersebut bisa berupa pengalaman pribadi, pengaruh dari orang lain, kebudayaan, media informasi dan
faktor emosional. Penelitan ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Juliwanto 2008, dalam
penelitiannya di kecamatan Babul Rahmah, menyimpulkan bahwa sikap ibu tidak berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan, hal ini disebabkan oleh karena
faktor lain seperti akses ke bidan, budaya dan faktor ekonomi. Peneliti berasumsi bahwa sikap ibu terhadap pemilihan pertolongan persalinan
sudah cukup baik, hal ini terlihat dari jawaban ibu yang mayoritas tidak setuju bahwa persalinan harus ditolong oleh dukun bayi. Sikap merupakan reaksi atau respon yang
Universitas Sumatera Utara
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan ide terhadap suatu objek, kehidupan emosional
atau evaluasi terhadap suatu objek, dan kecendrungan untuk bertindak tend to behave Notoatmodjo, 2005. Sikap yang baik dalam pemilihan pertolongan persalinan pada ibu
di wilayah kerja Puskesmas Medang Deras bisa disebabkan informasi yang beredar tentang persalinan yang aman sudah cukup diterima ibu baik dari keluarga maupun
teman.
5.1.6.2 Sikap Ibu terhadap Persalinan Boleh Dilakukan Dukun Bayi untuk Alasan Adat dan Keagamaan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 persalinan boleh dilakukan dukun bayi untuk alasan adat dan keagamaan, 21 responden 38,2 menyatakan setuju
sedangkan mayoritas 34 responden 61,8 menyatakan tidak setuju. Sikap ibu yang menentukan pemilihan penolong persalinan sesuai penelitian
Roudlotun 2005 menemukan bahwa sikap ibu berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan koefisien regresi= 4,313 dan p value=0,038. Hal ini sejalan
dengan penelitian Harni 2003 menemukan bahwa makin baik sikap ibu maka akan memanfaatkan bidan sebagai penolong persalinan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliwanto 2009 yang secara statistik dengan uji chi-square menunjukan ada pengaruh signifikan antara sikap ibu
dengan pengambilan keputusan penolong Persalinan α 0,05 dengan nilai OR sebesar 5,111 artinya ibu bersalin yang memilih dukun bayi 5 kali mempunyai sikap
kurang setuju dibandingkan ibu bersalin dengan sikap setuju. Namun hasil regresi logistic tidak menunjukkan pengaruh signifikan dengan pemilihan pertolongan
Universitas Sumatera Utara
Persalinan. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Indrawati 2003 tentang pemanfaatan pelayanan penolong Persalinan oleh tenaga kesehatan responden
responden 73 mempunyai sikap negatif dan hanya 27 yang memiliki sikap positif terhadap pemanfaatan layanan penolong Persalinan oleh tenaga kesehatan.
5.1.6.3 Sikap Ibu
terhadap Proses
Persalinan Harus
Dilakukan di
PuskesmasPraktek Bidan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 persalinan persalinan harus dilakukan di puskesmaspraktek bidan, mayoritas 37 responden 67,3 menyatakan
setuju sedangkan 18 responden 32,7 menyatakan tidak setuju. Warnen dan Fleur dalam Azwar 2005 menyatakan bahwa sikap verbal merupakan petunjuk yang cukup
akurat untuk memprediksi apa yang akan dilakukan seseorang bila ia dihadapkan pada suatu objek sikap.
Menurut Allport, 1924 dalam Notoatmojo sikap terdiri dari tiga komponen yaitu 1 komponen kognitif adalah olahan pikiran manusia terhadap kondisi eksternal
atau stimulus yang menghasilkan pengetahuan, 2 komponen afektif adalah aspek emosional yang berkaitan dengan penilaian terhadap apa yang diketahui manusia.
Setelah seseorang mempunyai pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi eksternal, hasilnya adalah pertimbangan terhadap pengetahuan tersebut, 3
komponen konatif adalah aspek visional yang berhubungan dengan kemauan bertindak. Berdasarkan teori Allport tersebut maka dapat dijelaskan di Kecamatan Medang Deras
ibu yang mempunyai sikap tidak baik tapi memilih bidan sebagai penolong persalinna hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu yang sudah baik tentang penolong persalinan
yang aman itu harus bidan sebagai penolong persalinannya, ibu mengetahui bahwa
Universitas Sumatera Utara
persalinan yang ditolong oleh bidan dilakukan penyuntikan untuk menghindari terjadinya perdarahan yang merupakan penyebab kematian ibu pada saat bersalin.
5.1.7 Faktor Nilai-nilai terhadap Pemilihan Penolong Persalinan