dengan standar minimal yang diharapkan berimplikasi terhadap rendahnya kualitas pelayanan yang di terima sehingga kemungkinan risiko maupun komplikasi yang terjadi
pada saat kehamilan maupun persalinan tidak dapat di perkirakan. Dengan sendirinya perencanaan persiapan persalinan tidak dapat di lakukan dengan maksimal.
5.1.1 Faktor Umur Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Dari hasil uji statistik distribusi frekuensi didapat proporsi ibu terbanyak terdapat pada kelompok umur 21-35 tahun yaitu 58,2. Pada kelompok ini mayoritas
ibu memilih penolong persalinan bidan, kelompok umur ini adalah yang paling ideal untuk seorang ibu melahirkan. Sedangkan ibu hamil dengan umur yang tergolong risiko
tinggi yaitu umur ibu pada waktu hamil terlalu muda 20 tahun. Pada ibu yang berumur 20 tahun diketahui alat reproduksi belum matang dan belum siap untuk
menerima kehamilan, kondisi ini akan menimbulkan keluhan baik dari fisik maupun psikologis yang dapat menimbulkan masalah pada kehamilannya. Sedangkan pada ibu
yang berumur ≥ 30 tahun juga merupakan umur yang berisiko pada kehamilannya yaitu berupa gangguan fisik akibat hormon-hormon yang bekerja dalam sistem
reproduksi mulai mengalami penurunan sehingga akan mempengaruhi kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, yang dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan
ibu. Gangguan ketidaknyamanan yang dialami ibu saat masa kehamilan dirasakan sebagai tanda bahaya atau pun ancaman bagi hidupnya maupun bayinya, sehingga ibu
berusaha untuk mencari informasi tentang yang dialaminya dan mulai berhubungan dengan tenaga kesehatan sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, bahwa bidan
maupun dokter umum adalah penolong persalinan yang aman.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan Wiyarwan 2003, tentang hubungan pemeriksa kehamilan, sosio demografi dengan pemilihan penolong pesalinan yang dilakukan pada
analisis data SDKI 2001 menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan pemilihan penolong persalinan. Walaupun umur diketahui merupakan salah satu faktor
risiko dalam kehamilan yang merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
Hasil penelitian yang dilakukan Suyati di Kabupaten Mojokerto dari lima faktor yang diteliti umur merupakan satu-satunya faktor yang tidak berpengaruh dengan
pemilihan penolong persalinan Suyati, 2000. Hasil penelitian Sutanto 2002 menyatakan bahwa umur berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan. Hal ini
sangat mungkin terjadi, jika dilihat dari budaya masyarakat, dimana karakteristik umur seseungguhnya menjadi tidak dominan, karena dipengaruhi faktor budaya seperti nilai
sikap fatalistik, etnosentris dan unsur-unsur lainnya Notoadmojo, 2005. Maka peneliti berasumsi bahwa faktor umur memang berpengaruh terhadap proses persalinan
masyarakat, mencakup kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Umur yang masih terlalu muda dan belum matang akan meningkatkan resiko dalam kehamilan dan
persalinan. Akan tetapi, umur tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan ibu dalam hal memilih tenaga penolong persalinan untuk menolong proses kelahirannya.
5.1.2 Faktor Pendidikan Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan