Faktor Pekerjaan Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan

5.1.3 Faktor Pekerjaan Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan bahwa ibu pekerjaan bukanlah pertimbangan yang utama dalam memilih penolong persalinan, melainkan tradisi yang telah diajarkan oleh para anggota keluarga yang lebih tua. Tradisi tersebut juga meningkatkan kepercayaanmereka terhadap dukun beranak, sehingga akan menyarankan anggota keluarga yang lain untuk menngunakan jasa dukun beranak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Lukito 2003 pada masyarakat di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa pekerjaan tidak mempengaruhi seseorang untuk memilih fasilitas kesehatan yang akan diakses. Dari penelitian tersebut juga ditemukan bahwa, masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut berasal dari semua jenis pekerjaan buruh, wiraswasta, PNS, petani, maupun tidak bekerja Dari hasil uji statistik distribusi frekuensi didapat proporsi ibu terbanyak terdapat pada kelompok tidak bekerja sebanyak 78,2. Dari kelompok mayoritas tersebut paling banyak melakukan pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan kepada bidan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja pun lebih memilih pertolongan persalinan pada tenaga terlatih. Pekerjaan sejalan dengan tingkat pendapatan. Kajian tentang kemampuan bayar keluarga untuk mendapatkan pertolongan persalinan di Indonesia berdasarkan Analisis Data Susenas Kor 2001 yang dilakukan Manueke dkk 2008 menemukan bahwa kemampuan membayar keluarga berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Universitas Sumatera Utara Kemampuan membayar rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk memilih dukun sebagai penolong persalinan. Hasil stratifikasi kemampuan membayar keluarga dengan pemanfaatan penolong persalinan berdasarkan pembagian wilayah di Indonesia menunjukkan bahwa selisih proporsi pemanfaatan penolong persalinan oleh bidan dan dukun tertinggi di wilayah kawasan Indonesia timur sebesar 9, wilayah Jawa dan Bali 4 dan wilayah Sumatera 1. Ini berarti bila dilihat dari kemampuan membayar keluarga, perbedaan proporsi pemanfaatan penolong persalinan oleh bidan dan dukun terbesar di kawasan Indonesia timur 2 kali lebih besar daripada wilayah Jawa dan Bali. Penghasilan keluarga berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan seperti ditemukan penelitian Widawati 2008, bahwa 36,7 ibu yang berpenghasilan rendah memilih dukun sebagai penolong persalinan, sedangkan ibu yang berpenghasilan tinggi hanya 28,4 yang memilih dukun sebagai penolong persalinan. Peneliti berasumsi bahwa dalam penelitian ini pekerjaan ibu tidak memiliki banyak pengaruh dalam hal pemilihan tenaga penolong persalinan. Hal ini didukung dengan fakta bahwa ibu yang tidak bekerja pun lebih memilih pertolongan persalinan pada tenaga terlatih. Keputusan memilih dukun bayi ataupun bidan sebagai tenaga penolong persalinan lebih dipengaruhi oleh tradisi dan tingkat ekonomi keluarga.

5.1.4 Faktor Parietas Ibu terhadap Pemilihan Penolong Persalinan