Pemilihan Penolong Persalinan Faktor Dukungan Teman terhadap Pemilihan Penolong Persalinan

sangat terlambat atau bahkan meninggal di perjalanan menuju rumah sakit hanya karena setiap anggota keluarga tidak mencapai kata sepakat membawanya berobat. Dari hasil penelitian penjelasan teman yang sudah cukup baik merupakan faktor pendorong yang besar sehingga sebagian besar ibu sudah melakukan pemilihan penolong persalinan kepada tenaga kesehatan baik bidan maupun dokter.

5.4 Pemilihan Penolong Persalinan

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebanyak 42 responden 76,4 memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinannya, lalu sebanyak 4 responden 7,3 memilih dokter umum, sedangkan yang menggunakan dukun bayi sebagai tenaga penolong persalinannya yaitu sebanyak 9 responden 16,4. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi seperti pengetahuan ibu baik dan pendidikan ibu tinggi, ataupun faktor enabling keberadaan tenaga penolong persalinan ada maka ibu yang rutin melakukan pemeriksaan kehamilan agar hasil diagnosis oleh tenaga kesehatan yang menyatakan kehamilan ibu mengalami komplikasi, tidak sampai mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Sehingga akan memotivasi ibu untuk mematuhi apa yang diperintahkan oleh tenaga kesehatan demi keselamatan dirinya berserta bayinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yenita 2011 bahwa hubungan anjuran petugas kesehatan tentang persalinan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. Anjuran petugas kesehatan dan keluargakerabat dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang siapa yang sebaiknya sebagai penolong Universitas Sumatera Utara persalinan ibu. Bila ibu sudah tahu tentang persalinan yang aman, maka akan timbul persepsi ibu yang positif tentang ancaman persalinan dengan dukun dan manfaat persalinan dengan bidan sehingga akhirnya ibu akan memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinannya. Hal ini menunjukkan masih banyak ibu yang belum tahu siapa tenaga profesional yang berwenang membantu ibu dalam proses persalinan. Pemanfaatan penolong persalinan oleh ibu cendrung masih dipengaruhi faktor adat istiadat, kebiasaan yang biasa masih turun temurun di jalankan di masyarakat ditambah lagi keikutsertaan keluarga dalam mempengaruhi ibu dalam pemanfaatan penolong persalinan. Masyarakat cenderung menggunakan jasa tenaga kesehatan yang sudah biasa digunakan keluarga sebelumnya. Terlebih lagi, dari hasil wawancara, beberapa masyarakat mengaku mendapat gambaran melalui mimpi bahwa mereka diminta untuk menggunakan dukun bayi sebagai penolong persalinannya. Bahkan ada pula yang mendapat mimpi mengenai cara melakukan pertolongan persalinan dan mengharuskannya untuk menjadi seorang dukun bayi. Sebagian besar masyarakat yang memilih tenaga non kesehatan dalam menolong persalinannya mengakui bahwa dukun memiliki kelebihan dibandingkan tenaga medis lainnya dalam menangani persalinan antara lain: siap diminta pertolongan kapan saja dibutuhkan, mudah dijangkau, biaya persalinan lebih murah, imbalan dapat diganti dengan barang serta adanya hubungan yang akrab dan bersifat kekeluragaan dengan ibu-ibu yang ditolongnya. Selain itu dukun bayi bersedia membantu pelaksanaan Universitas Sumatera Utara upacara tradisional yang berkenaan dengan kehamilan dan persalinan yang masih dianut masyarakat, diantaranya:

1. Sewaktu Bersalin

Ketika hampir tiba waktu bersalin, persediaan akan dikelola oleh keluarga tersebut. Seperti kebiasaannya konten ketika itu sudah cukup sembilan bulan sepuluh hari. Tetapi adakalanya periode kehamilan dapat mencapai hingga sepuluh sampai dua belas bulan yang disebut bunting kerbau. Menurut kepercayaan, daun pandan berduri akan digantung di bawah rumah dan kapur akan diletakkan pada tempat-tempat tertentu di dalam rumah wanita yang hendak melahirkan tadi untuk menghindari gangguan makhluk halus. Selain itu juga, ada beberapa kebiasaan yang harus dilakukan saat menyambut kelahiran ini.

2. Potong Tali Pusat

Segera setelah bayi lahir, dukun bayi akan menyambutnya dengan jampi dan serapah lalu disemburkan dengan daun sirih. Setelah bayi dibersihkan, tali pusatnya akan dipotong dengan menggunakan sembilu bambu dan dilengkapi di atas sepotong uang perak per dolar. Di beberapa tempat tali pusat dipotong menggunakan cincin emas. Sisa tali pusat di perut bayi akan ditambahkan kunyit dan kapur lalu dibungkus dengan daun sirih yang telah dilayukan di atas bara api sampai tali pusat itu tanggal sendiri.

3. AzanQamat

Biasanya bayi lelaki akan diazankan di kedua telinganya sementara bayi perempuan akan diqamatkan. Biasanya, ayah atau kakek bayi tersebut akan melakukan upacara ini. Ini bukanlah suatu adat, melainkan lebih merupakan praktek keagamaan. Universitas Sumatera Utara

4. Membelah Mulut

Adat ini memiliki pengaruh budaya Hindu, namun demikian ada juga dalam agama Islam yang berhukum sunat untuk melakukannya. Upacara dimulai dengan membacakan surah Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas. Ini diikuti dengan langkah mengecap atau merasakan sedikit air madu atau kurma dan ada juga yang menggunakan emas yang dicelupkan ke dalam air pinang pada mulut bayi yang baru lahir tersebut. Sewaktu menjalankan upacara ini, mantra mantra dibacakan. Namun demikian, adat ini sudah tidak dilakukan lagi oleh masyarakat Melayu.

5. Berpantang

Dalam masyarakat Melayu, wanita yang telah bersalin harus menjalani masa berpantang yang bermaksud larangan. Jika wanita tersebut melanggar larangan, mereka akan mengalami bentan atau sakit sampingan. Masa berpantang biasanya berlangsung selama empat puluh empat hari mulai dari hari pertama bersalin dan ada juga yang berpantang selama seratus hari. Selama masa berpantang, wanita tersebut dilarang makan makanan sesuai kehendaknya atau melakukan pekerjaan yang memerlukan banyak gerakan. Contoh makanan yang dilarang adalah yang dapat menyebabkan iritasi pada seluruh anggota badan seperti udang, kerang, kepiting dan ikan pari serta memakan ikan yang memiliki sengat seperti lele, sembilang dan baung karena dapat menyebabkan bisa-bisa pada tubuh. Sebaliknya mereka dianjurkan memakan nasi dengan ikan haruan yang dibakar atau direbus dan diizinkan minum air hangat atau susu. Universitas Sumatera Utara Selama berpantang mereka diberi makan obat-obat tradisional dan bertungku. Bertungku dipercaya dapat membantu perut wanita hamil kembali normal. Biasanya tungku terbuat dari batu yang dipanaskan di atas bara. Kemudian tungku itu dibalut dengan kain yang dilapisi dengan beberapa helai daun yang tebal seperti daun lengkuas yang dipercaya dapat menyeimbangkan panas tungku di samping berfungsi sebagai obat. Tungku akan didekatkan pada bagian perut dan bagian lain bertujuan untuk mengatasi masalah nyeri postpartum. Selesai bertungku, si ibu akan menyapu perutnya dengan air limau yang dicampur dengan kapur sebelum memakai bengkung. Hal ini bertujuan untuk mengatasi perut buncit atau pinggul yang turun setelah bersalin di samping memberi kenyamanan kepada wanita setelah melahirkan.

6. Cukur Rambut Potong Jambul

Adat ini dilakukan pada hari ketujuh setelah dilahirkan. Ia juga disebut adat potong jambul. Kenduri nasi kunyit dan doa selamat diadakan pada hari tersebut. Untuk menjalankan upacara tersebut beberapa kelengkapan harus disediakan. Sebuah talam berisi tiga mangkuk atau piring yang berisi air tepung tawar, beras kunyit. Sebiji kelapa muda dipotong bagian kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku seluang untuk dijadikan penutup. Airnya dibuang dan diganti dengan sedikit air sejuk. Kemudian kelapa itu diletakkan di dalam sebiji batil. Biasanya kelapa itu dihias dengan melilitkan rantai emas atau perak di kelillingnya. Pada hari itu, bayi dipakaikan dengan pakaian cantik dan diletakkan di atas talam yang dialas dengan tilam kecil atau didukung oleh bapa atau datuknya. Si bayi seterusnya dibawa ke tengah majlis dan disambut oleh hadirin lelaki sambil berselawat. Universitas Sumatera Utara Si bayi akan ditepung tawar serta ditabur beras kunyit dan bertih. Para hadirin secara bergilir-gilir akan menggunting sedikit rambut bayi tersebut dan dimasukkan ke dalam kelapa tadi. Bilangan orang yang menggunting rambut bayi tersebut hendaklah dalam bilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah selesai pihak lelaki menjalankan acara menggunting, pihak perempuan pula mengambil alih. Setelah selesai kedua-dua pihak menjalankan adat bercukur barulah kepala bayi tersebut dicukur sepenuhnya oleh dukun bayi atau siapa saja yang boleh melakukannya. Semua rambut yang dicukur akan dimasukkan ke dalam kelapa. Akhirnya kelapa tersebut di tanam di sekitar halaman rumah bersama sepohon anak kelapa. Biasanya, saat adat ini dilakukan akikah turut diadakan. Dari segi agama, akikah berarti menyembelih ternak pada hari ke tujuh setelah anak dilahirkan. Orang Islam yang berkemampuan disunatkan menyembelih ternak seperti kambing, sapi atau kerbau sebagai akikah anak yang baru lahir. Seorang anak disunatkan berakikah sekali saja seumur hidup. Ada syarat-syarat tertentu dalam memilih hewan untuk akikah dan jumlah ternak untuk akikah juga berbeda menurut jenis kelamin bayi. Untuk bayi pria akikahnya adalah dua ekor kambing dan seekor kambing untuk bayi perempuan. Hikmah akikah adalah sebagai awal kebajikan dan kebaikan bagi pihak bayi tersebut. Akikah sunat dilakukan pada hari ke tujuh kelahiran yaitu dapat dijalankan bersamaan dengan adat mencukur rambut dan adat memberi nama. Namun ia juga dapat dilakukan pada hari yang lain. Universitas Sumatera Utara

7. Upacara turun mandi

Upacara turun mandi dapat dilakukan setelah anak berumur seminggu. Anak yang baru lahir ini ada yang menyebutnya bayi, tapi juga ada yang menyebutnya upiang. Dalam upacara turun mandi ibu dan bayi dibawa ke sungai atau perigi. Di situ ibu dan bayi dimandikan oleh dukun bayi. Ada berbagai bahan dari peralatan yang dipakai dukun bayi dalam upacara itu. Diantaranya memandikan ayam setelah ibu dan bayi dimandikan. Ada pula yang menghanyutkan patung, memasukkan lading ke dalam air, menanam keladi pada tepian dsb. Upacara turun mandi di tepian kira-kira berlangsung satu jam. Setelah itu anak diambil oleh dukun bayi, lalu kembali ke rumah bersama dengan ibunya. Di rumah anak ditidurkan di atas buaian. Sementara itu dihidangkan minuman dan makanan kepada hadirin, sebagai tanda suka cita. Dalam hidangan ini sering dihidangkan ketupat. Sesuai minum-makan itu dibacakan doa sebagai tanda bersyukur kepada Allah serta untuk mendapatkan keselamatan selanjutnya.

8. Naik Buai

Adat ini merupakan satu-satunya majlis yang masih diamalkan dan mendapat sambutan di kalangan masyarakat Melayu hari ini. Upacara ini dilangsungkan dalam suasana penuh meriah terutama sekali jika keluarga itu baru mendapat anak atau cucu sulung. Selama upacara ini dilakukan bayi tersebut akan ditempatkan di dalam buaian yang menggunakan kain songket atau batik dan dihias indah dengan bunga-bungaan. Selendang akan diikat di kiri kanan buaian dan ditarik perlahan selama upacara berlangsung. Ketika itu juga, nazam atau marhaban akan dialunkan oleh sekelompok Universitas Sumatera Utara pria atau wanita. Selanjutnya bunga telur dan bunga rampai akan dihadiahkan kepada kelompok ini. Pada saat ini, masyarakat Melayu menjalankan adat ini serentak dengan adat memberi nama dan adat cukur rambut. Dengan kepercayaan yang masih sangat kental tersebut, maka tidak heran jika masih ada saja masyarakat yang masih memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan. Hal tersebut seakan tidak mau hilang dari masyarakat suku melayu dari dahulu hingga sekarang. Universitas Sumatera Utara 109

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN