kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara serempak terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut diketahui dari hasil uji simultan Uji-t, dimana
nilai t
hitung
sebesar 22,985 lebih besar dari t
tabel
sebesar 3,31 pada tingkat signifikan 5 . Gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling
dominan yakni sebesar 6,007 jika dibandingkan dengan lingkungan kerja sebesar 2,162 dengan tingkat signifikan dibawah 0,05.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Haryani Tri Puteri Hasman 2011 dengan
judu l penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Situasiona Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bank SUMUT Kantor Pusat Medan ”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja, dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nur 2010 dengan judul Pengaruh Prilaku
Kepemimpinan Situasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Medan, terdapat hubungan sebesar 0,830 atau sangat
kuat antara prilaku kepemimpinan sitasional terhadap kinerja. Dari hasil uji determinan maka pengaruh perilaku kepemimpinan situasional terhadap
kinerja karyawan sebesar 68,89 , sehingga ada pengaruh antara perilaku kepemimpinan sitasional terhadap kinerja karyawan dengan hipotesis Ha
positif dapat diterima.
2.5 Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan
Kepemimpinan seorang pemimpin yang diperlihatkan dan diterapkan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan karena dengan gaya kepemimpinan
Universitas Sumatera Utara
pemimpin yang berkompeten akan mendorong, dan mempengaruhi semangat kerja yang baik kepada bawahan. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya
kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya Waridin dan
Bambang Guritno 2005. Gaya kepemimpinan merupakan suatu tindakan dan strategi yang diterapkan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya.
Pada umumnya setiap pemimpin selalu mengharapkan dan mengusahakan agar bawahannya mempunyai kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan serta
menyelesaikan tugas yang diembannya dengan baik, agar sesuai dengan sasaran tertentu yang telah ditetapkan. Kinerja pegawai hanya dapat dicapai dengan
menyesuaikan pemimpin dengan situasi atau dengan mengubah situasi agar sesuai dengan pemimpin, seperti kemampuan dan interaksi sesama pemimpin maupun
bawahan dengan pemimpin. Motivasi merupakan variabel penting, yang dimana motivasi perlu mendapat
perhatian yang besar pula bagi organisasi dalam peningkatan kinerja pegawainya. Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar
mau bekerja secara efektif dan berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi perusahaan sekaligus tercapai. Suharto dan Cahyono 2005, menyebutkan
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang berusaha untuk mencapai tujuan
atau mencapai hasil yang diinginkan. Rivai 2004, menunjukkan bahwa semakin kuat motivasi kerja, kinerja pegawai akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa setiap
Universitas Sumatera Utara
peningkatan motivasi kerja pegawai akan memberikan peningkatan yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
MK Maisardana 2006, Alvi Anbari 2010, para peneliti terdahulu telah melakukan penelitian terhadap gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Berdasarkan dari uraian diatas serta peneliti terdahulu maka hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja
karyawan adalah: Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap motivasi kerja karyawan. 2.6 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana landasan teori yang telah dijabarkan berhubungan secara logis dengan berbagai faktor
yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting dalam Sekaran 2006. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Sumber : Koontz, O’Donnell dan Weihrich Kardaman dan Udaya, 2001 : 144, Hezberg Manullang, 2001 : 179 dan dimodifikasi peneliti.
2.7 Hipotesis