Data Primer Data Sekunder

populasi yang ada. Sampel diambil secara Random Sampling untuk menentukan responden yang akan dijadikan sampel.

3.4 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan data subyek. Menurut Indriartoro 2001:145, data subyek yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang menjadi subyek penelitian.

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumbernya Marzuki 2000:55, dalam hal ini diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, yaitu para pegawai PT. Bank SUMUT Cabang Padangsidimpuan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari penelitian Marzuki 2000:56, diperoleh dari bagian administrasi Seksi Operasional pada PT. Bank SUMUT Cabang Padangsidimpuan. 3.5 Defenisi Konsep Adapun pengertian defenisi konsep menurut H. Judistira K. Garna 1996:138 adalah kata, istilah ilmiah yang menyatakan suatu ide atau pikiran umum tentang sifat-sifat suatu benda, peristiwa, gejala atau istilah yang mengemukakan tentang hubungan antara satu gejala dengan gejala lain. Tujuan dari defenisi konsep Universitas Sumatera Utara setiap variabel adalah untuk mempermudah pembaca dalam memahami variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini penulis mengemukakan defenisi dari konsep yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Menurut Malayu S.P Hasibuan 2007:170, yaitu: Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, agar mereka mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi konsep variabel dan indikator-indikatornya pada penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Gaya kepemimpinan X a. Gaya Kepemimpinan Otoriter X 1 Kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikut sertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Karakteristik dari Kepemimpinan Otoriter, sebagai berikut : 1. Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana keputusan yang telah ditetapkan pemimpin. 2. Pemimpin menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling pintar dan paling cakap. 3. Pengarahan bawahan dilakukan dengan memberikan instruksi perintah, hukuman serta pengawasan dilakukan secara ketat. Universitas Sumatera Utara b. Gaya Kepemimpinan Partisipatif X 2 Kepemimpinan Partisipatif adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipatif para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan dan menjadi lebih loyal terhadap perusahaan. Karakteristik dari Kepemimpinan Partisipatif, yaitu : 1. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide dan pertimbangan- pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mempertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. 3. Pemimpin menganut sistem manajemen terbuka open management dan desentralisasi wewenang. c. Gaya Kepemimpinan Delegatif X 3 Kepemimpinan delegatif apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaan. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan. Karakteristik dari Gaya Kepemimpinan Delegatif, yaitu : 1. Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan. Universitas Sumatera Utara 2. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak mata dengan bawahannya. 2. Motivasi kerja Y Motivasi kerja adalah sebagai proses mengarahkan dan ketekunan setiap individu dengan tingkat intensitas yang tinggi untuk meningkatkan suatu usaha dalam mencapai tujuan Menurut Robbins dalam buku Sofyandi dan Gunawan 2007:99. Beberapa faktor yang dilakukan seorang pemimpin untuk motivasi kerja : 1 Keberhasilan pelaksanaan archievement Agar seorang bawahan dapat berhasil dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjanya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil. Kesempatan tersebut harus sedemikian rupa sehingga orang-orang berkembang sendiri. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat pada para bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu dirasa bawahan tidak dapat dikuasai. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannya pemimpin harus menyatakan keberhasilan. 2 Pengakuan Recognition Universitas Sumatera Utara Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan tersebut yaitu, dengan cara : a Langsung menyatakan keberhasilan ditempat pekerjaanya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain. b Memberi surat penghargaan c Memberi hadiah berupa uang tunai. d Memberi medali. e Memberi kenaikan gaji dan promosi. 3 Pekerjaan itu sendiri The work it self Pemimpin membuat usaha-usaha yang rill dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya. 4 Tanggung jawab Responsibilities Pemimpin harus menghindari supervise yang ketat dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip partisipasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya. 5 Pengembangan advacement Agar faktor pengembangan benar-benar berfungsi sebagai motivator maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Selanjutnya pemimpin memberi Universitas Sumatera Utara rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan. 3.6 Defenisi Operasional Definisi operasional variabel dan indikator-indikatornya pada penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Gaya kepemimpinan X 1. Gaya Kepemimpinan Otoriter X 1 1 Bawahan hanya bertugas sebagai pelaksana keputusan yang telah ditetapkan pemimpin. 2 Pemimpin menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling pintar dan paling cakap. 3 Pengarahan bawahan dilakukan dengan memberikan instruksi perintah, hukuman serta pengawasan dilakukan secara ketat. 2. Gaya Kepemimpinan Partisipatif X 2 1 Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide dan pertimbangan- pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. 2 Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mempertimbangkan saran atau ide yang diberikan bawahannya. 3 Pemimpin menganut sistem manajemen terbuka open management dan desentralisasi wewenang 3. Gaya Kepemimpinan Delegatif X 3 Universitas Sumatera Utara 1 Pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan. 2 Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit melakukan kontak mata dengan bawahannya. 3. Motivasi kerja Y Beberapa faktor-faktor yang dilakukan seorang pemimpin untuk meningkatkan motivasi kerja : 1 Keberhasilan pelaksanaan archievement Agar seorang bawahan dapat berhasil dalam pelaksanaan pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjanya dengan memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil. Kesempatan tersebut harus sedemikian rupa sehingga orang-orang berkembang sendiri. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat pada para bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu dirasa bawahan tidak dapat dikuasai. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannya pemimpin harus menyatakan keberhasilan. 2 Pengakuan Recognition Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan tersebut yaitu, dengan cara : Langsung menyatakan Universitas Sumatera Utara keberhasilan ditempat pekerjaanya, lebih baik dilakukan sewaktu ada orang lain, Memberi kenaikan gaji dan promosi dan lain sebagainya. 3 Pekerjaan itu sendiri The work it self Pemimpin membuat usaha-usaha yang rill dan meyakinkan, sehingga bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaanya. 4 Tanggung jawab Responsibilities Pemimpin harus menghindari supervise yang ketat dengan membiarkan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. Diterapkannya prinsip partisipasi membuat bawahan sepenuhnya merencanakan dan melaksanakan pekerjaanya. 5 Pengembangan advacement Agar faktor pengembangan benar-benar berfungsi sebagai motivator maka pemimpin dapat memulainya dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan. Universitas Sumatera Utara

3.7 Skala Pengukuran Variabel