5
2009,Pratitis 2012,Aprillia 2013,Khasanah dan Nahumury 2013.Variabel-variabel yang digunakan ialah
persentase perubahan ROAreturn on asset,ukuran Kantor Akuntan Publik auditor size,dan opini
auditaudit opinion.Ada beberapa variabel yang telah diteliti oleh peneliti- peneliti sebelum nya yang tidak dimasukkan didalam penelitian ini. Misalnya
audit fee, hal ini dikarenakan karena di Indonesia data audit fee sulit untuk didapatkan.
Motivasi penelitian ini adalah untuk menguji penelitian dariTrisnawati dan Wijaya 2009,Pratitis 2012,Aprillia 2013,Khasanah dan Nahumury
2013 atas faktor-faktor yang mempengaruhi tejadinya pergantian Kantor Akuntan Publik KAP pada perusahaan di Indonesia khususnya pada
perusahaan food beverages yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaBEI.
1.2 Rumusan Masalah
Banyak penelitian mengenai auditor switching yang telah dialakukan tetapi memberikan hasil yang berbeda-beda. Misalnya Chadegani et al2011
yang menemukan bahwa hanya ukuran Kantor Akuntan Publik yang berdampak signifikan terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.Sedangkan menurut
Juliantari dan Rasmini 2013 menemukan bahwa opini auditaudit opinionbukanlah hal yang signifikan yang mempengaruhi terjadinya pergantian
Kantor Akuntan Publik KAP. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mencoba menguji kembali faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan perusahaan di Indonesia
6
untukmelakukan auditor switching.Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telahdikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menguji hubungan opini
auditaudit opinion, persentase perubahanReturn On AssetROA, ukuranKantor Akuntan Publikauditor size dengan auditor switching.
Perumusan masalah yang akanditeliti diantaranya :
1.
Apakah Return on AssetsROA
berpengaruh
terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik auditor switchingpada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode 2009-2011?
2.
Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publikauditor size
berpengaruh terhadap
pergantian Kantor Akuntan Publikauditor switchingpada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI selama periode 2009-2011?
3. Apakah
Opini Auditaudit opinion
berpengaruh
terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik auditor switchingpada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode 2009-2011?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
7 1.
Menganalisis dan menguji mengenai pengaruh persentase perubahan Return On Asset ROA terhadap keputusan
perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching. 2.
Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh opini auditaudit opinion terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk
melakukan auditor switching. 3.
Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh ukuran
Kantor Akuntan Publik auditor size
terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.
1.3.2 Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Profesi Akuntan Publik
Menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang auditor switching yang dilakukan perusahaan.
2. Bagi Regulator
Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan praktik auditor switchingoleh perusahaan go public.
3. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan mengenai
pengauditan khususnya mengenai auditor switching.
8 4.
Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi
untuk kemungkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai pembahasan auditor switching.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pada bagian ini akan menerangkan mengenai adanya landasan teori yang digunakan untuk penjabaran teori dan argumentasi yang nantinya digunakan
untuk melandasi, memperkuat dan membantu dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. Adapun landasan teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori agensi,teori tentang penggantian Kantor Akuntan Publik Auditor Switching. Ditunjang pula oleh undang-undang nomor 5 tahun
2011, peraturan menteri keuangan Republik Indonesia nomor17PMK.012008 tentang “jasa akuntan publik” pasal 3.
2.1.1 Teori Agensi Agency Theory
Menurut Jansen dan Meckling 1976:5 mengungkapkan bahwa hubungan keagenan ialah suatu kontrak di mana satu atau lebih
orang principal melibatkan orang lain agent untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian mendelegasikan
sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen tersebut.Dimana dalam hal ini pemilik atau shareholder dikatakan
sebagai principal dan pihak manajemen disebut sebagai agent.
Disini dapat disimpulkan bahwa para pemilik perusahaan atau pemegang saham memang menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk
mengelola perusahaan yang dimilikinya.
10
Masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara principal dan agent.Di satu pihak shareholders
menginginkan pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka dalam hal ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain pihak,
manajemen menginginkan adanya tambahan kompensasi ataupun bonus sehingga dapat menambah kepuasan mereka.
Masalah asimetri informasi yang muncul dalam hubungan agensi dapat juga dikatakan sebagai ketidak lengkapan informasi, yaitu saat tidak
semua kondisi diketahui oleh kedua belah pihak. Untuk mengurangi adanya asimetri informasi tersebut, ada solusi yang dapat ditempuh yaitu
melakukan perikatan dengan auditor untuk mengevaluasi kinerja manajer atau memberikan insentif kepada manajer, misalnya saham, agar
kepentingan investor dan manajer bisa sejalan.
Dalam teori agensi,auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak agent danprinciple yang berbeda kepentingan. Auditor
independen juga berfungsi untukmengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendirioleh agen manajer.Teori agensi
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untukkepentingan mereka sendiri.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,prinsipal diasumsikan
hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut sedangkan agen diasumsikan akan menerima
kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti memutuskan untuk
11
melakukan auditor switching karena adanya ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka agen akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat
dengan agen.
2.1.2 Teori Trade-Off
Teori ini muncul sebagai turunan dari teori agensi.Dimana dikatakan dalam teori agensi akan ada 2 pihak yang memiliki kepentingan dalam
perusahaan yaitu principal dalam hal ini ialah pemilik perusahaan dan agency dalam hal ini ialah manajemen.Ketika dua pihak ini memiliki
kepentingan masing masing akan timbul biaya monitoring yang muncul akibat adanya biaya yang timbul untuk mengawasi masing masing
kepentingan baik itu kepentingan pemilik maupun kepentingan manajer.Masalah agensi dapat terjadi karena free cash flow yaitu kelebihan
kas atas jumlah yang dibutuhkan untuk mendanai investasi yang positif.Hal isi dikarenakan pihak manajemen yang enggan untuk mengambil
resiko.Keberadaan free cash flow yang terlalu banyak akan mempengaruhi perilaku manajer sehingga muncul keputusan keputusan yang tidak
mencerminkan kepentingan pemegang saham.Untuk mengatasi hal ini, digunakanlah utang.Karena utang dapat mengontrol kinerja manajer dan
sebagai ancaman bagi manajer untuk bekerja lebih keras. Timbulnya utang nantinya akan menimbulkan interest atau bunga.Hal ini akan mempengaruhi
laporan keuangan dimana akan muncul interest dan utang didalamnya. Dalam hal ini teori trade off yaitu teori pengorbanan menunjukan bahwa
harus dipilih sebagai suatu penyelesaian masalah agensi apakah dipakai
12
biaya monitoring dalam hal ini jasa Kantor Akuntan Publik KAP atau akan ditimbulkan utang sebagai penyelesaian masalah agensi tersebut.Kedua
penyelesaian ini akan berpengaruh terhadap return on asset ROA.
2.1.3 Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor.
Ketika muncul keraguan terhadap independensi auditor yang menjadi perdebatan, isu ini menjadi penting ketika independensi merupakan hal yang
sangat berkaitan dengan pemberian jasa audit oleh auditor. Menghadapi masalah ini,pemerintah Indonesia selaku regulator telah mengeluarkan
peraturan yang berkaitan dengan audit tenure masa jabatan dari KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya dan menetapkan peraturan-
peraturan yang membahas mengenai pergatian KAP secara wajib.Aturan ini bertindak sebagai pengatur dan fasilitator kepentingan dari semua pihak,
baik pihak auditor, pihak perusahaan, dan pihak eksternal. Di Indonesia, pergantian KAP dan auditor bersifat mandatory
wajibdengan ditetapkannya peraturan oleh pemerintah yaitu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359KMK.062003 pasal 2
tentang “jasa akuntan publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423KMK.062002, yang mengatur
bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut-
turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
13
Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17PMK.012008tentang “jasa akuntan publik” antara lain yaitu: 1. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu
entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun buku
berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut.
2. Akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah 1 satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien
tersebut. 3. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali
kepadaklien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setelah1 satu tahun buku tidak diberikan melalui KAP
tersebut.
Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan diatas, maka timbul perilakuperusahaan untuk melakukan auditor switching. Jika pergantian
audit berfokuspada auditor, maka perusahaan akan melakukan auditor switching sesuai denganmasa perikatan audit audit tenure yang telah diatur
oleh Keputusan PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia. Tetapi jika
14
pergantian audit berfokus padaklien, maka perusahaan akan melakukan auditor switching berdasarkan kondisi kondisi perusahaan klien
pertumbuhan perusahaan klien, kondisi keuangan perusahaan klien dan lain-lain.
2.1.4 Auditor Switching
Auditor Switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan baik itu secara sukarela
maupun secara wajib yang dikarenakan adanya peraturan dari pemerintah.Terjadinya pergantian kantor akuntan publik ini dikarenakan
adanya beberapa faktor penyebab baik itu dari pihak perusahaan sebagai klien dari kantor akuntan publik atau pun faktor dari kantor akuntan publik
itu sendiri. Chadeganiet al 2011:353 menyebutkan ada faktor faktor memiliki
kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pergantian kantor akuntan publik antara lain opini audit yang dikeluarkan oleh auditor,ukuran
perusahaan,ukuran KAPauditor size,finansial distress,biaya audit,dan pergantian manajemen.
Landasan teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi.Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling
1976menggambarkan hubungan keagenan agency relationship sebagai hubunganyang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara
15
principal yangmenggunakan agent untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentinganprincipal.Adanya konflik kepentingan antara agent dan
principal dapat menyebabkan kemungkinan agen tidak melakukan hal hal sesuai dengan kepentingan principal yang mana hal ini akan memicu
timbulnya biaya keagenan agency cost. Dalam teori agensi auditor independen berperan sebagai penengah antara konflik antara principle dan
agent.Auditor independen dengan fungsinya sebagai penengah juga berfungsi secara tidak langsung sebagai pengurang biaya keagenan agency
cost. Selain karena kewajiban untuk mengganti auditor secara berkala maka
kemungkinan pergantian auditor ada dua yaitu auditor mengundurkan diri atau klien memecat auditor nya, namun fokus utama yang harus dilihat ialah
apa alasan alasan yang menyebabkan terjadinya kemungkinan kemungkinan tersebut.
2.1.5Opini Audit Audit Opinion
Opini audit dapat didefenisikan sebagai pendapat yang diberikan oleh akuntan publik dalam rangka menilai kewajaran laporan keuangan klien.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2001dijelaskan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Menurut Arenset al 2008 ada 5 tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor yaitu.
16 1.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualianunqualified opinion report.
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ini dikeluarkan bila kondisi kondisi berikut terpenuhi:
a. Semua laporan neraca,laporan laba rugi,laporan laba ditahan, dan laporan arus kas sudah termasuk dalam laporan keuangan.
b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul,dan auditor telah melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang
memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Yang juga berarti
bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian bagian lain dalam laporan keuangan.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
2.
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau modifikasi kata-kataunqualified opinion
report with explanatory language. Opini ini dikeluarkan jika ada sebab sebab seperti :
17
a. Tidak ada aplikasi yang konsisten dari prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Keraguan substansial mengenai going concern. c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prisip akuntansi yang
dirumuskan. d. Penekanan pada suatu hal atau masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lain.
3.
Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion.
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk
mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4.
Laporan yang berisi pendapat tidak wajar adverse opinion. Pendapat tidak wajar digunakan hanya bila auditor yakin bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5.
Menolak memberikan pendapat disclaimer of opinion. Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak
dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.Kebutuhan untuk menolak
memberikan pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang
18
lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan kliennya.
Opini audit yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik biasanya mempengaruhi perusahaan dalam rangka menetapkan langkah perusahaan
apakah tetap memakai jasa kantor akuntan publik tersebut atau menggantinya.
Hal ini dikarenakan perusahaan mengaharapkan opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik ialah opini wajar tanpa
pengecualian unqualified.Ketika opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik yang dipakai jasanya oleh perusahaan adalah opini diluar
opini unqualified,ada kecenderungan perusahaan untuk mengganti kantor akuntan publik yang dipakai agar opini yang dikeluarkan sesuai dengan
kehendak perusahaan.Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan
berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak. Davidsonet al2005:1berpendapat bahwa terkadang perusahaan
melakukan opinion shopping untuk keuntungan perusahaan.Mengapa Perusahaan melakukan opini shopping? Hal ini dikarenakan adanya
hipotesis yang dikenal dengan istilah hipotesis “self-fulfilling prophecy”. Hipotesis ini mengatakan bahwa ketika opini yang dikeluarkan oleh
auditor melaporkan laporan bukan unqualified opinion atau bahkan mengeluarkan laporan audit going concern maka resiko kebangkrutan
akan terjadi. Selain itu alasan perusahaan melakukan opinion
19
shoppingialah untuk mencegah efek yang terjadi ketika mereka memperoleh laporan keuangan unclean.Mathieu Luypaert et al 2012
menemukan bahwa laporan auditor yang unclean memberikan efek negatif semisal menurunnya harga saham perusahaan dan menurunnya
kemampuan perusahaan untuk meminjam dana dari kreditur. Oleh karenanya untuk mencegah hal hal ini perusahaan terkadang melakukan
opinion shopping dengan cara mengganti Kantor Akuntan Publik yang mereka pakai.
Selain itu hal ini juga berkaitan dengan teori lain yaitu signaling theory.Yang mana teori ini berpendapat bahwa informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dalam hal ini ialah opini audit dan laporan audit dari kantor akuntan publikakan memberikan signal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi.Oleh karenanya perushaan membutuhkan opini yang bersih dan laporan keuangan yang
baik untuk menarik investor berinvestasi.
2.1.6 Persentase Perubahan ROA Return on Asset
ROA Return on Asset didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi yangmengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada
masa lalu,kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaanmenghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
ROA diperoleh dari total asetkekayaan yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biayauntuk mendanai aset tersebut.Persentase
20
perubahan ROA Return on Assets dapat dikatakan merupakan salahsatu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis
perusahaantersebut. Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROAReturn on Assets yang dihasilkan berartisemakin efektif pengelolaan aset yang
dimiliki perusahaan. Ketika ROAReturn on Assets perusahaan dijadikan suatu indikasi
kemampuan perusahaan untuk berkembang dimana ROA Return on Assetsadalah acuan prospek bisnis perusahaan, perusahaan dengan
perubahan persentase ROAReturn on Assetsyang meningkat dari tahun ketahun cenderung membuat perusahaan tidak mengganti kantor akuntan
publik yang mereka pakai.Namun ketika perubahan persentase ROAReturn on Assetsmenurun maka perusahaan memiliki kemungkinan untuk
mengganti kantor akuntan publiknya karena perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang mana mereka butuh kantor akuntan publik yang
mamapu membantu mereka unutk mengatasi hal ini. Hal lain yang terjadi ketika perusahaan mengalami penurunan persentase ROAReturn on Assets
maka perusahaan yang mana sedang mengalami penurunan efektifitas dan prospek kedepannya tentunya sedang mengalami kesulitan keuangan yang
mana menjadi salah satu alasan auditor switchingjuga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar
biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.
21
2.1.7Ukuran KAP Auditor Size
Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yangdibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan big
four danKAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengankualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa
dibandingkan dengan KAP kecil, KAPbesar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehinggamampu menghasilkan kualitas
audit yang lebih tinggi.Lennox1999:781 menemukan korelasi yang positif antara kualitas audit dengan besarnya kantor akuntan publik.Perusahaan
tentu nya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yanglebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi
perusahaan di mata pemakai laporan keuangan,karena laporan audit dari kantor akuntan yang besar dalam hal ini big four lebih disukai lebih
dipercaya untuk investor . Namun pergantian KAP dari non big four menjadi KAP big four tentu
memiliki konsekuensi yaitu pada biaya yang akan ditimbulkan yaitu biaya untuk memakai jasa dari KAP big four tentu lebih besar jika dibandingkan
dengan KAP non big four. Oleh karenanya perlu dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan harus lebih kecil dari manfaat atau
keuntungan ketika mereka mengganti KAP yang mereka pakai dari non big four ke KAP big four.
22
Penelitian yang dilakukah DeAngelo1981 berfokus pada konsep dimana kantor akuntan publik yang lebih besar laporan yang lebih akurat karena
Kantor akuntan publik yang besar akan mengalami “kerusakan“ yang lebih besar pada reputasi mereka ketika laporan yang mereka keluarkan tidak
akurat.Alternatif lain dari konsep ini ialah teori “deep pocket “. Teori ini menyatakan bahwa auditor dengan resiko yang lebih besar tehadap reputasi
nya ketika memaparkankan laporan keuangan memiliki beban lebih untuk mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kantor akuntan publik yang
besar, memiliki resiko yang lebih besar dari ligitasi dan memiliki tuntuntan untuk mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kerugian yang mungkin
timbul dari resiko tersebut ialah tuntutan hukum dan pinalti dari ligitasi.Kantor akuntan publik yang besar juga lebih banyak menerima kritik
dan lebih mudah terkena ligitasi tetapi tetap memiliki permintaan yang banyak atas jasa mereka.
Investor sangat bergantung pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik dan opini audit untuk membuat
keputusan.Ketika laporan keuangan dan opini yang dikeluarkan tersebut salah,investor bisa saja menuntut auditor. Karenanya auditor dituntut
untutk mampu membatasi manager manager yang opportunis agar melaporkan penerimaan yang sesuai dengan kenyataan.Beberapa hasil
studi menunjukkan bahwa kemampuan auditor untuk membatasi manajemen penerimaan tersebut ditentukan oleh kualitas audit. Hal ini
diperkuat dengan pendapat Piot2005:5 yang berpendapat bahwasemakin
23
tinggi kualitas audit,semakin kecil kemungkinan manipulasi penerimaan,dan semakin besar kredibilitas dari laporan keuangan yang
dikeluarkan. Karenanya,kualitas audit merupakan salah satu faktor yang membatasi apakah manager sebuah perusahaan melakukan manipulasi
penerimaan. Namun,kualitas audit sulit untuk diukur dan banyak peneliti
memakai batasan proksi pada penelitian mereka. Contohnya,DeAngelo 1981 dan Lennox1999 menemukan bahwa kualitas kantor akuntan
publik berkaitan positif dengan ukuran kantor akuntan publik itu sendiri atau posisi saham dari kantor akuntan publik itu sendiri. Kantor akuntan
publik yang besar memiliki lebih banyak sumber daya dan mereka lebih memiliki keinginan atau bahkan kebutuhan untuk melindungi reputasi
nya,karenanya mereka melakukan jasa audit yang lebih baik dibanding dengan kantor akuntan publik yang kecil.
Walaupun banyak batasan atau proksi yang digunakan,kebanyakan peneliti secara umum setuju bahwa ukuran atau nama besar dari kantor
akuntan publik adalah suatu indikator yang sesuai dan pantas untuk kualitas audit dimana kantor akuntan publik yang besar seharusnya dapat
membatasi manajemen laba lebih efektif.
24
2.2 Penelitian Terdahulu
Fokus dari penelitian yang dilakukan Hudaib dan Cooke 2005 ialah pengaruh dari opini audi,audit fee,ukuran auditor dan pengaruhnya terhadap
pergantian auditor.Hudaib, M. dan Cooke 2005 menemukan bahwa opini audit qualified, tipe auditor dalamhal ini ukuran auditorberpengaruh terhadap
pergantian kantor akuntan. Trisnawati dan Wijaya 2009 meneliti mengenai pengaruh pengaruh
variabel opini auditor, ukuran KAP, persentase perubahan ROA dan kesulitan keuangan perusahan terhadap pergantian auditor. PenelitianTrisnawati dan Wijaya
2009 menunjukan bahwa hanya ukuran KAP yang berpengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap
pergantian auditor. Penelitian oleh Prastiwi dan Wilsya 2009 memfokuskan penelitian pada
pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan masalah keuangan perusahaan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian Prastiwi dan
Wilsya 2009 menunjukkan bahwa hanya ukuran KAP yang mempengaruhi perubahan auditor sedangkan ukuran perusahaan,pertumbuhan perusahaan dan
masalah keuangan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian
auditor.
Sinarwati 2010 melakukan penelitian mengenai perpindahan KantorAkuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar
diBEI. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini going concern,pergantian manajemen, reputasi auditor, dan financial distress. Hasil
25
penelitianmemberikan bukti empiris bahwa hanya variabel pergantian manajemen danfinancial distress yang mempengaruhi perusahaan berpindah Kantor
AkuntanPublik. Penelitian Chadegani et al pada tahun 2011bertujuan meneliti faktor-faktor
yang memepengaruhi terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek teheran di Iran. Penelitian ini menemukan
bahwa hanya variabel ukuran kantor akuntan publik KAP yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan
perusahaan tersebut dan faktor-faktor lain seperti opini audit, pergantian manajemen,financial distress, perubahan biaya audit dan ukuran klien tidak
berpengaruh signifikan. Penelitian Pratitis 2012 menemukan bahwa pergantian kantor akuntan
publik KAP dipengaruhi oleh ukuran KAP yang dipakai oleh perusahaan itu sendiri sedangkan faktor lain seperti ukuran klien dan financial distress tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. Penelitian Juliantari dan Rasmini 2013 menghasilkan temuan
bahwaukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian auditor sedangkan opini audit tahun sebelumnya dan pergantian manajemen tidak
berpengaruh pada pergantian auditor. Suyono et al2013 meneliti pengaruh kondisi keuangan perusahaan, ukuran
KAP, audit fee, kompetisi antar KAP, dan audit tenure terhadap pergantian auditor.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan,
26
kompetisi antar KAP, dan audit tenureyang memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan ukuran KAP, audit feetidak memiliki pengaruh.
Khasanah dan Nahumury 2013 melakukan penelitian dengan variabel opini audit,management turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase
perubahan ROA, pertumbuhan perusahaan dan ukuran KAP. Penelitian Khasanah dan Nahumury 2013 menemukan bahwa opini audit,management
turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA, pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor.
Sedangkan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh. Penelitian oleh Kistini dan Nahumury 2014 dengan variabel ukuran KAP,
kesulitan keuangan perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen menghasilkan temuan bahwa hanya ukuran KAP yang memiliki
pengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel kesulitan keuangan perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen tidak berpengaruh.
Aprillia 2013 melakukan penelitan yang berfokus pada pengaruh variabel kesulitan keuangan perusahan, kepemilikan publik, pergantian manajemen dan
ukuran KAP terhadap pergantian auditor. Penelitan yang dilakukan Aprillia 2013 menunjukkan bahwa pergantian manajemen, kepemilikan publik,kesulitan
keuangan perusahaan dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap pergantian auditor. Hanya variabel ukuran KAP saja yang secara parsial
berpengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan kesulitan keuangan perusahaantidak
berpengaruh terhadap pergantian auditor
.
27
Penelitian terdahulu di atas kemudian diringkas dalam Tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Auditor Switching
Peneliti tahun Variabel yang diuji dalam Penelitian Auditor Switching
Signifikan Tidak signifikan
Hudaib, M. dan Cooke 2005 Opini audit
Audit fee Ukuran KAP
Trisnawati dan Wijaya 2009 Ukuran KAP
Persentase perubahan ROA Opini audit
Kesulitan keuangan Prastiwi dan Wilsya 2009
Ukuran KAP Ukuran perusahaan
Pertumbuhan perusahaan Msalah keuangan perusahaan
Sinarwati 2010 Pergantian Manajemen
Opini audit Financial Distress
Ukuran KAP
Chadegani et al 2011 Ukuran KAP
Opini audit Pergantian manajemen
Financial distress Perubahan biaya audit
Ukuran klien Pratitis 2012
Ukuran KAP Ukuran Klien
Financial distress
Juliantari dan Rasmini 2013 Ukuran KAP
Opini audit tahun sebelumnya
Ukuran perusahaan Pergantian manajemen
Suyono et al 2013 Kondisi keuangan
perusahaan Ukuran KAP
Kompetisi antar KAP Audit fee
Audit tenure
Khasanah dan Nahumury 2013
Opini audit Ukuran KAP
Management turnover Persentase perubahan ROA
Kesulitan keuangan perusahaan
Pertumbuhan perusahaan
28
Kistini dan Nahumury 2014 Ukuran KAP Kesulitan keuangan
perusahaan Institutional ownership
Pergantian manajemen Aprillia 2013
Ukuran KAP Pergantian manajemen
Kepemilikan publik Kesulitan keuangan
perusahaan
Sumber: Review dari beberapa artikel.
2.3 Kerangka Konseptual