14
pergantian audit berfokus padaklien, maka perusahaan akan melakukan auditor switching berdasarkan kondisi kondisi perusahaan klien
pertumbuhan perusahaan klien, kondisi keuangan perusahaan klien dan lain-lain.
2.1.4 Auditor Switching
Auditor Switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan baik itu secara sukarela
maupun secara wajib yang dikarenakan adanya peraturan dari pemerintah.Terjadinya pergantian kantor akuntan publik ini dikarenakan
adanya beberapa faktor penyebab baik itu dari pihak perusahaan sebagai klien dari kantor akuntan publik atau pun faktor dari kantor akuntan publik
itu sendiri. Chadeganiet al 2011:353 menyebutkan ada faktor faktor memiliki
kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pergantian kantor akuntan publik antara lain opini audit yang dikeluarkan oleh auditor,ukuran
perusahaan,ukuran KAPauditor size,finansial distress,biaya audit,dan pergantian manajemen.
Landasan teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi.Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling
1976menggambarkan hubungan keagenan agency relationship sebagai hubunganyang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara
15
principal yangmenggunakan agent untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentinganprincipal.Adanya konflik kepentingan antara agent dan
principal dapat menyebabkan kemungkinan agen tidak melakukan hal hal sesuai dengan kepentingan principal yang mana hal ini akan memicu
timbulnya biaya keagenan agency cost. Dalam teori agensi auditor independen berperan sebagai penengah antara konflik antara principle dan
agent.Auditor independen dengan fungsinya sebagai penengah juga berfungsi secara tidak langsung sebagai pengurang biaya keagenan agency
cost. Selain karena kewajiban untuk mengganti auditor secara berkala maka
kemungkinan pergantian auditor ada dua yaitu auditor mengundurkan diri atau klien memecat auditor nya, namun fokus utama yang harus dilihat ialah
apa alasan alasan yang menyebabkan terjadinya kemungkinan kemungkinan tersebut.
2.1.5Opini Audit Audit Opinion
Opini audit dapat didefenisikan sebagai pendapat yang diberikan oleh akuntan publik dalam rangka menilai kewajaran laporan keuangan klien.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik 2001dijelaskan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas sesuai denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Menurut Arenset al 2008 ada 5 tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor yaitu.
16 1.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualianunqualified opinion report.
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ini dikeluarkan bila kondisi kondisi berikut terpenuhi:
a. Semua laporan neraca,laporan laba rugi,laporan laba ditahan, dan laporan arus kas sudah termasuk dalam laporan keuangan.
b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul,dan auditor telah melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang
memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum. Yang juga berarti
bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian bagian lain dalam laporan keuangan.
e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau
modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
2.
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau modifikasi kata-kataunqualified opinion
report with explanatory language. Opini ini dikeluarkan jika ada sebab sebab seperti :
17
a. Tidak ada aplikasi yang konsisten dari prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Keraguan substansial mengenai going concern. c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prisip akuntansi yang
dirumuskan. d. Penekanan pada suatu hal atau masalah.
e. Laporan yang melibatkan auditor lain.
3.
Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian qualified opinion.
Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk
mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.
4.
Laporan yang berisi pendapat tidak wajar adverse opinion. Pendapat tidak wajar digunakan hanya bila auditor yakin bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar
posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
5.
Menolak memberikan pendapat disclaimer of opinion. Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak
dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.Kebutuhan untuk menolak
memberikan pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang
18
lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan kliennya.
Opini audit yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik biasanya mempengaruhi perusahaan dalam rangka menetapkan langkah perusahaan
apakah tetap memakai jasa kantor akuntan publik tersebut atau menggantinya.
Hal ini dikarenakan perusahaan mengaharapkan opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik ialah opini wajar tanpa
pengecualian unqualified.Ketika opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik yang dipakai jasanya oleh perusahaan adalah opini diluar
opini unqualified,ada kecenderungan perusahaan untuk mengganti kantor akuntan publik yang dipakai agar opini yang dikeluarkan sesuai dengan
kehendak perusahaan.Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan
berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak. Davidsonet al2005:1berpendapat bahwa terkadang perusahaan
melakukan opinion shopping untuk keuntungan perusahaan.Mengapa Perusahaan melakukan opini shopping? Hal ini dikarenakan adanya
hipotesis yang dikenal dengan istilah hipotesis “self-fulfilling prophecy”. Hipotesis ini mengatakan bahwa ketika opini yang dikeluarkan oleh
auditor melaporkan laporan bukan unqualified opinion atau bahkan mengeluarkan laporan audit going concern maka resiko kebangkrutan
akan terjadi. Selain itu alasan perusahaan melakukan opinion
19
shoppingialah untuk mencegah efek yang terjadi ketika mereka memperoleh laporan keuangan unclean.Mathieu Luypaert et al 2012
menemukan bahwa laporan auditor yang unclean memberikan efek negatif semisal menurunnya harga saham perusahaan dan menurunnya
kemampuan perusahaan untuk meminjam dana dari kreditur. Oleh karenanya untuk mencegah hal hal ini perusahaan terkadang melakukan
opinion shopping dengan cara mengganti Kantor Akuntan Publik yang mereka pakai.
Selain itu hal ini juga berkaitan dengan teori lain yaitu signaling theory.Yang mana teori ini berpendapat bahwa informasi yang
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dalam hal ini ialah opini audit dan laporan audit dari kantor akuntan publikakan memberikan signal bagi
investor dalam pengambilan keputusan investasi.Oleh karenanya perushaan membutuhkan opini yang bersih dan laporan keuangan yang
baik untuk menarik investor berinvestasi.
2.1.6 Persentase Perubahan ROA Return on Asset