Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TERJADINYA PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

(

AUDITOR SWITCHING

) PADA PERUSAHAAN MAKANAN

DAN MINUMAN(

FOOD AND BEVERAGES

) YANG

TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

PRIMA SURANTA SEMBIRING 080503108

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Februari 2015

NIM. 080503108


(3)

ii

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR SWITCHING)

PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN(FOOD AND

BEVERAGES) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkanterhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 hingga 2011.

Populasi penelitian ini sebanyak 19 perusahaan makanan dan minuman. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari

perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yait

analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)

Kata Kunci :Persentase Perubahan Return On Asset (ROA), Ukuran Kantor Akuntanpublik (Auditor Size), Opini Audit Yang Dikeluarkan, Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching)


(4)

iii

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS THATAFFECTING AUDITORS SWITCHING AT FOOD AND BEVERAGES COMPANYLISTEDIN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The goals of this research is to analyze and to examine the influence of retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.

The population of this research are 19 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling, so obtained 15 company samples for 3 years (2009-2011) with 45 analysis units by accessing the financial statement of auditee, independent audit report, and annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is descriptive statistics analysis and inferencial statistics analysis with logistic regression method.

The results of this research indicate that retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion don’t have significant influence to to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords :Retun On Assets(ROA)’S Change Percentage,Auditor Size,Auditor Opinion, Auditor Switching


(5)

iv KATA PENGANTAR

Segala puji hormat dan syukur kepada Allah Bapa, Tuhan Kristus, dan Roh Kudus yang telah memberikan kemampuan kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih Yesus Kristus untuk setiap penyertaan-Mu dan kasih-penyertaan-Mu untuk setiap detail pengerjaan skripsi ini

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta dukungan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu,pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi.

4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E, MAFIS, Ak, CPAselaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan perhatian dan waktunya untuk membimbingdan mengarahkan peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan perhatian dan waktunya untuk membacadan menilai skripsi ini.


(6)

v 6. Orangtua Peneliti yang terkasih, alm.Sopan Sembiringdan Rosmita br Surbakti, kakak sayaNia Pulina Ita br Sembiring dan Salsalina Noverimta br Sembiring,kalian inspirasi terbesar ku. Untuk teman-teman saya Rio, Angga, Lita, Henry, Rizky, Adrian, Ema, Andrea, Kak Theresia, Bang Elvis, Samuel, Bansus, Andre, Yudhis, Jefri, Kristina, Moia, Artina, Rani, Ludrio, Imanuel terima kasih buat motivasi dan dukungannya. Juga teman-teman seperjuangan Tamam, Frederina, Marwan, Kak Sarah, Putri, Anastasya, Razi, Andi, Oliv kalian luar biasa!. Dan teman teman CC(Campus Concern) serta orang orang yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah menjadi motivator dan pendoa sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki ketidaksempurnaan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Februari 2015

NIM. 080503108


(7)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Teori Agensi(Agency Theory) ... 9

2.1.2. Teori Trade-off ... 11

2.1.3. Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor 13 2.1.4. Auditor Switching... 14

2.1.5. Opini Audit(Audit Opinion)... 16

2.1.6. Persentase Perubahan ROA(Return on Asset) ... 19

2.1.7 Ukuran KAP(Auditor Size) ... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 24


(8)

vii

2.4. Hipotesis Penelitian ... 29

2.4.1 Pengaruh Persentase Perubahan Return On Asset (ROA) Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)... 29

2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)... 30

2.4.3 Pengaruh Opini Audit terhadap terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching)... 31

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 33

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.3. Jenis Data dan Sumber Data ... 35

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 36

3.5.1. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 36

3.5.1.1. variabel Opini Audit ... 36

3.5.1.2. variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 37

3.5.1.3. Variabel Persentase Perubahan Return On Asset(ROA) . 38 3.5.2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) ... 38

3.6. Metode Analisis Data ... 39

3.6.1. Statistik Deskriptif ... 40

3.6.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 40

3.6.2.1. Uji Multikolinearitas... 40

3.6.2.2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 41

3.6.2.3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 41

3.6.2.4.Menguji Kelayakan Model Regresi ... 42


(9)

viii BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Penelitian... 44

4.2. Analisis Hasil Penelitian ... 44

4.2.1.Statistik Deskriptif ... 44

4.2.2.Pengujian Model ... 48

4.2.2.1. Hasil Uji Multikolinearitas ... 48

4.2.2.2. Menguji kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) .... 49

4.2.2.3.Menguji Model Keseluruhan Model (Overall Fit Model) ... 51

4.2.2.4.Uji Koefisien Determinasi... 54

4.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 55

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

4.3.1. Pengaruh PersentasePerubahan ROA Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 57

4.3.2. PengaruhUkuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 58

4.3.3. Pengaruh Opini AuditTerhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik ... 60

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Keterbatasan ... 62

5.3. Saran ... 62


(10)

ix DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

AuditorSwitching... 27

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel ... 35 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian... 45 Tabel 4.2 Statistik Frekuensi Variabel Penelitian

... 46 Tabel 4.3 Statistik Frekuensi Variabel Auditor Switching

... 46 Tabel 4.4 Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit

... 47 Tabel 4.5 Statistik Frekuensi Variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik

... 48 Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas

... 49 Tabel 4.7 Hasil UjiHosmer and Lemeshow Goodness of fit

... 50 Tabel 4.8 Hasil Uji Overall Fit Model -2 LogLikelihood Awal

... 51 Tabel 4.9Hasil Uji Overall Fit Model -2 LogLikelihood Akhir

... 52 Tabel 4.10Hasil Uji Koefesien Determinasi... 55 Tabel 4.11Hasil Uji Koefesien Regresi Logistik... 56


(11)

x DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

Lampiran 1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 67

Lampiran 2 Sampel Penelitian ... 68

Lampiran 3 Data Sampel Perusahaan ... 69


(13)

ii

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR SWITCHING)

PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN(FOOD AND

BEVERAGES) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkanterhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 hingga 2011.

Populasi penelitian ini sebanyak 19 perusahaan makanan dan minuman. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh 15 perusahaan sampel untuk 3 tahun pengamatan (2009 - 2011) dengan 45 unit analisis. Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit, laporan auditor independen, dan laporan tahunan dari

perusahaan sampel yang diunduh dari website BEI yait

analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan metode regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase perubahan return on asset (ROA),ukuran kantor akuntan publik (auditor size),dan opini audit yang dikeluarkan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian kantor akuntan publik (auditor switching)

Kata Kunci :Persentase Perubahan Return On Asset (ROA), Ukuran Kantor Akuntanpublik (Auditor Size), Opini Audit Yang Dikeluarkan, Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching)


(14)

iii

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FACTORS THATAFFECTING AUDITORS SWITCHING AT FOOD AND BEVERAGES COMPANYLISTEDIN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

The goals of this research is to analyze and to examine the influence of retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange between 2009 to 2011.

The population of this research are 19 manufacture companies. Sampling method that used in this research is purposive sampling, so obtained 15 company samples for 3 years (2009-2011) with 45 analysis units by accessing the financial statement of auditee, independent audit report, and annual report on website www.idx.co.id. Analysis data technique that is used in this research is descriptive statistics analysis and inferencial statistics analysis with logistic regression method.

The results of this research indicate that retun on assets (ROA)’s change Percentage,auditor size,and auditor opinion don’t have significant influence to to the auditor switching at food and beverages company listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords :Retun On Assets(ROA)’S Change Percentage,Auditor Size,Auditor Opinion, Auditor Switching


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Di bagian pendahuluan akan dijelaskan aspek penelitian yang terdiri dari

latarbelakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian.Masing-masing penjelasan adalah sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Profesi akuntan timbul dan berkembang seturut dengan majunya perusahaan-perusahaan yang ada pada umumnya.Seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut, maka perusahaan akan menginginkan laporan keuangan yang wajar.Laporan keuangan adalah suatu media utama yang dapat digunakan

mengkomunikasikan informasi keuangan kepada entitas diluar

perusahaan.Laporan keuangan yang dapat diandalkan merupakan hal yang dibutuhkan oleh perusahaan dan stakeholder karena merupakan salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen sendiri berpotensi dipengaruhi oleh kepentingan kepentingan pribadi.Sementara pihak eksternal perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi perusahaan berkepentingan untuk memperoleh laporan keuangan yang dapat dipercayai.Karenanya dibutuhkan profesi akuntan publik sebagai profesi yang bisa menjamin kualitas dari laporan keuangan tersebut. Akuntan publik


(16)

2 dianggap sebagai pihak yang tidak terikat kepentingan pada pihak manajemen atau pun stake holder sehingga dianggap mampu bertindak sebagai jembatan antara kedua pihak. Tugas seorang akuntan publik sebagai pihak yang independen yang akan memberikan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan.Independensi merupakan kunci utamabagi profesi akuntan publik. Independensi ini mutlak harus ada pada diri auditorketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi penilaian ataskewajaran laporan keuangan kliennya.

Sikap independensi bermakna bahwa auditortidak mudah dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukannyaselama proses pelaksanaan audit. Menurut Arens et al (2008:133)menyatakan bahwa

independensi akuntan publik mencakup dua aspek, yaitu:(1)independence in fact, dan (2) independence in appearance. Independence in factberarti Kemampuan auditor untuk mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam pelaksanaan jasa profesional.Sedangkanindependence in appearance berarti kemampuan auditor untuk mempertahankan sudut pandang yang tidak bias dimata orang lain.

Perusahaan pada umumnya menginginkan opini dari auditor yang menguntungkan pihak perusahaan karena stakeholder akan mengambil keputusaan yang berdasar pada laporan keuangan yang telah diaudit dan diberikan opini oleh auditor.Teoh(1992:1) mengatakan “Perusahaan yang berjalan dengan baik tentunya menginginkan auditor memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas laporan keuangannya”.Teoh(1992:2) juga mengatakan bahwa “Investor lebih merespon positif terhadap clean opinion dan merespon negatif atas qualified opinion”.


(17)

3 Perusahaan yang sedang berkembang akan cenderung beralih dariKantor Akuntan Publik yang lebih prestisius/memiliki nama besar. Peralihan ini cenderung diakibatkan karena stakeholder lebih menyukai perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publikyang memiliki nama besar karena laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publikyang prestisius dianggap lebih reliable dalam mengambil keputusan.

Agar perusahaan klien dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitasserta untuk menjaga independensinya maka harus dilakukan rotasi auditor. Adanyaperaturan di Indonesia yang mengatur tentang rotasi auditor yang dituangkan dalamPeraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3,mengharuskan perusahaan mengganti auditornya secara mandatory untuk mengurangiterjadinya penurunan independensi dan kualitas audit terkait dengan pelaporankeuangan perusahaan.

Adanya kewajiban rotasi auditor tersebut menimbulkan perilaku perusahaanuntuk melakukan penggantian Kantor Akuntan Publik.Perusahaan dalam melakukan penggantian Kantor Akuntan Publiksecara voluntary dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu penggantianmanajemen, opini audit, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik, persentaseperubahan ROA, dan ukuran perusahaan klien.

Fenomena mengenai penggantian auditor atau Kantor Akuntan Publik memang sangat menarik untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapatmempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan penggantian


(18)

4 auditor atauKantor Akuntan Publik. Faktor-faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor klien maupun faktor yangberasal dari auditor.

Rotasi kantor akuntan publik (penggantian KAP)bisa bersifat mandatory karena peraturan yang mengharuskan tetapi juga bisa secara voluntary. Perusahaan yang melakukan penggantian Kantor Akuntan Publik secara voluntaryterkadang disebabkan disebabkan karena Kantor Akuntan Publik yang terdahulu bertindakkonservatif dan tidak sejalan dengan kepentingan manajemen perusahaan, sehinggaperusahaan melakukan penggantian Kantor

Akuntan Publiksecara voluntary. Penggantian Kantor Akuntan

Publikdisebabkan karena perusahaan ingin mencari Kantor Akuntan Publik yang dapat memenuhikepentingannya. Terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publikakan mempengaruhi pihak eksternal perusahaan termasuk investor sehingga perlu diketahui apa faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik.

Penelitian ini telah pernah dilakukan oleh peneliti peneliti lainnya sepertiHudaib dan Cooke (2005),Trisnawati dan Wijaya (2009),Prastiwi dan Wilsya (2009),Sinarwati (2010), Chadeganietal (2011) diIran,Pratitis(2012), Juliantari dan Rasmini (2013), Suyono et al(2013),Khasanah dan Nahumury (2013), Kistini dan Nahumury (2014), Aprillia (2013).

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Trisnawati dan Wijaya (2009), Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury (2013).Variabel dalam penelitian ini menggunakan sebagian varibel-variabel yang juga dipakai dalam penelitian oleh Trisnawati dan Wijaya


(19)

5 (2009),Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury (2013).Variabel-variabel yang digunakan ialah persentase perubahan ROA(return on asset),ukuran Kantor Akuntan Publik (auditor size),dan opini audit(audit opinion).Ada beberapa variabel yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti sebelum nya yang tidak dimasukkan didalam peneliti-penelitian ini. Misalnya audit fee, hal ini dikarenakan karena di Indonesia data audit fee sulit untuk didapatkan.

Motivasi penelitian ini adalah untuk menguji penelitian dariTrisnawati dan Wijaya (2009),Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury (2013) atas faktor-faktor yang mempengaruhi tejadinya pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) pada perusahaan di Indonesia khususnya pada perusahaan food & beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI).

1.2 Rumusan Masalah

Banyak penelitian mengenai auditor switching yang telah dialakukan tetapi memberikan hasil yang berbeda-beda. Misalnya Chadegani et al(2011) yang menemukan bahwa hanya ukuran Kantor Akuntan Publik yang berdampak signifikan terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.Sedangkan menurut Juliantari dan Rasmini (2013) menemukan bahwa opini audit(audit opinion)bukanlah hal yang signifikan yang mempengaruhi terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP).

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini mencoba menguji kembali faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan perusahaan di Indonesia


(20)

6 untukmelakukan auditor switching.Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telahdikemukakan sebelumnya, penelitian ini akan menguji hubungan opini audit(audit opinion), persentase perubahanReturn On Asset(ROA), ukuranKantor Akuntan Publik(auditor size) dengan auditor switching. Perumusan masalah yang akanditeliti diantaranya :

1. Apakah Return on Assets(ROA)berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (auditor switching)pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011?

2. Apakah Ukuran Kantor Akuntan Publik(auditor size) berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik(auditor switching)pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011?

3. Apakah Opini Audit(audit opinion) berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik (auditor switching)pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian


(21)

7

1. Menganalisis dan menguji mengenai pengaruh persentase perubahan Return On Asset (ROA) terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching. 2. Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh opini audit(audit

opinion) terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.

3. Menganalisis dan mengujimengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik (auditor size) terhadap keputusan perusahaan di Indonesia untuk melakukan auditor switching.

1.3.2 Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Profesi Akuntan Publik

Menjadi bahan informasi untuk profesi akuntan publik tentang auditor switching yang dilakukan perusahaan.

2. Bagi Regulator

Menjadi salah satu sumber bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan praktik auditor switchingoleh perusahaan go public. 3. Bagi Akademisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan wawasan terhadap pengembangan mengenai pengauditan khususnya mengenai auditor switching.


(22)

8

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi dan informasi untuk kemungkinan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya mengenai pembahasan auditor switching.


(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Pada bagian ini akan menerangkan mengenai adanya landasan teori yang digunakan untuk penjabaran teori dan argumentasi yang nantinya digunakan untuk melandasi, memperkuat dan membantu dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis. Adapun landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori agensi,teori tentang penggantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching). Ditunjang pula oleh undang-undang nomor 5 tahun 2011, peraturan menteri keuangan Republik Indonesia nomor17/PMK.01/2008 tentang “jasa akuntan publik” pasal 3.

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory )

Menurut Jansen dan Meckling (1976:5) mengungkapkan bahwa

hubungan keagenan ialah suatu kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen tersebut.Dimana dalam hal ini pemilik atau shareholder dikatakan sebagai principal dan pihak manajemen disebut sebagai agent.

Disini dapat disimpulkan bahwa para pemilik perusahaan atau pemegang saham memang menunjuk manajemen yang dimaksudkan untuk mengelola perusahaan yang dimilikinya.


(24)

10 Masalah agensi disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan informasi asimetri antara principal dan agent.Di satu pihak shareholders menginginkan pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka dalam hal ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain pihak, manajemen menginginkan adanya tambahan kompensasi ataupun bonus sehingga dapat menambah kepuasan mereka.

Masalah asimetri informasi yang muncul dalam hubungan agensi dapat juga dikatakan sebagai ketidak lengkapan informasi, yaitu saat tidak semua kondisi diketahui oleh kedua belah pihak. Untuk mengurangi adanya asimetri informasi tersebut, ada solusi yang dapat ditempuh yaitu melakukan perikatan dengan auditor untuk mengevaluasi kinerja manajer atau memberikan insentif kepada manajer, misalnya saham, agar kepentingan investor dan manajer bisa sejalan.

Dalam teori agensi,auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent danprinciple) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untukmengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendirioleh agen (manajer).Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untukkepentingan mereka sendiri.Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti memutuskan untuk


(25)

11 melakukan auditor switching karena adanya ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka agen akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan agen.

2.1.2 Teori Trade-Off

Teori ini muncul sebagai turunan dari teori agensi.Dimana dikatakan dalam teori agensi akan ada 2 pihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan yaitu principal dalam hal ini ialah pemilik perusahaan dan agency dalam hal ini ialah manajemen.Ketika dua pihak ini memiliki kepentingan masing masing akan timbul biaya monitoring yang muncul akibat adanya biaya yang timbul untuk mengawasi masing masing kepentingan baik itu kepentingan pemilik maupun kepentingan manajer.Masalah agensi dapat terjadi karena free cash flow yaitu kelebihan kas atas jumlah yang dibutuhkan untuk mendanai investasi yang positif.Hal isi dikarenakan pihak manajemen yang enggan untuk mengambil resiko.Keberadaan free cash flow yang terlalu banyak akan mempengaruhi perilaku manajer sehingga muncul keputusan keputusan yang tidak mencerminkan kepentingan pemegang saham.Untuk mengatasi hal ini, digunakanlah utang.Karena utang dapat mengontrol kinerja manajer dan sebagai ancaman bagi manajer untuk bekerja lebih keras. Timbulnya utang nantinya akan menimbulkan interest atau bunga.Hal ini akan mempengaruhi laporan keuangan dimana akan muncul interest dan utang didalamnya. Dalam hal ini teori trade off yaitu teori pengorbanan menunjukan bahwa harus dipilih sebagai suatu penyelesaian masalah agensi apakah dipakai


(26)

12 biaya monitoring dalam hal ini jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) atau akan ditimbulkan utang sebagai penyelesaian masalah agensi tersebut.Kedua penyelesaian ini akan berpengaruh terhadap return on asset (ROA).

2.1.3 Peraturan Pemerintah Indonesia Mengenai Rotasi Wajib Auditor.

Ketika muncul keraguan terhadap independensi auditor yang menjadi perdebatan, isu ini menjadi penting ketika independensi merupakan hal yang sangat berkaitan dengan pemberian jasa audit oleh auditor. Menghadapi masalah ini,pemerintah Indonesia selaku regulator telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan audit tenure (masa jabatan dari KAP dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya) dan menetapkan peraturan-peraturan yang membahas mengenai pergatian KAP secara wajib.Aturan ini bertindak sebagai pengatur dan fasilitator kepentingan dari semua pihak, baik pihak auditor, pihak perusahaan, dan pihak eksternal.

Di Indonesia, pergantian KAP dan auditor bersifat mandatory (wajib)dengan ditetapkannya peraturan oleh pemerintah yaitu Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “jasa akuntan publik”. Peraturan tersebut merupakan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002, yang mengatur bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.


(27)

13 Kemudian peraturan tersebut diperbaharui dengan dikeluarkannya

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008tentang “jasa akuntan publik” antara lain yaitu:

1. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

2. Akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menerima kembali penugasan audit umum untuk klien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah 1 (satu) tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan klien tersebut.

3. Jasa audit umum atas laporan keuangan dapat diberikan kembali kepadaklien yang sama melalui KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah1 (satu) tahun buku tidak diberikan melalui KAP tersebut.

Akibat dikeluarkannya peraturan-peraturan diatas, maka timbul perilakuperusahaan untuk melakukan auditor switching. Jika pergantian audit berfokuspada auditor, maka perusahaan akan melakukan auditor switching sesuai denganmasa perikatan audit (audit tenure) yang telah diatur oleh Keputusan PeraturanMenteri Keuangan Republik Indonesia. Tetapi jika


(28)

14 pergantian audit berfokus padaklien, maka perusahaan akan melakukan auditor switching berdasarkan kondisi kondisi perusahaan klien (pertumbuhan perusahaan klien, kondisi keuangan perusahaan klien dan lain-lain).

2.1.4 Auditor Switching

Auditor Switching merupakan pergantian kantor akuntan publik yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan baik itu secara sukarela maupun secara wajib yang dikarenakan adanya peraturan dari pemerintah.Terjadinya pergantian kantor akuntan publik ini dikarenakan adanya beberapa faktor penyebab baik itu dari pihak perusahaan sebagai klien dari kantor akuntan publik atau pun faktor dari kantor akuntan publik itu sendiri.

Chadeganiet al (2011:353) menyebutkan ada faktor faktor memiliki kemungkinan yang menyebabkan terjadinya pergantian kantor akuntan publik antara lain opini audit yang dikeluarkan oleh auditor,ukuran perusahaan,ukuran KAP(auditor size),finansial distress,biaya audit,dan pergantian manajemen.

Landasan teoritis mengenai auditor switching didasarkan pada teori agensi.Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)menggambarkan hubungan keagenan (agency relationship) sebagai hubunganyang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan antara


(29)

15 principal yangmenggunakan agent untuk melaksanakan jasa yang menjadi kepentinganprincipal.Adanya konflik kepentingan antara agent dan principal dapat menyebabkan kemungkinan agen tidak melakukan hal hal sesuai dengan kepentingan principal yang mana hal ini akan memicu timbulnya biaya keagenan (agency cost). Dalam teori agensi auditor independen berperan sebagai penengah antara konflik antara principle dan agent.Auditor independen dengan fungsinya sebagai penengah juga berfungsi secara tidak langsung sebagai pengurang biaya keagenan (agency cost).

Selain karena kewajiban untuk mengganti auditor secara berkala maka kemungkinan pergantian auditor ada dua yaitu auditor mengundurkan diri atau klien memecat auditor nya, namun fokus utama yang harus dilihat ialah apa alasan alasan yang menyebabkan terjadinya kemungkinan kemungkinan tersebut.

2.1.5Opini Audit(Audit Opinion)

Opini audit dapat didefenisikan sebagai pendapat yang diberikan oleh akuntan publik dalam rangka menilai kewajaran laporan keuangan klien. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001)dijelaskan bahwa

tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untukmenyatakan pendapat tentang kewajaran mengenai semua hal yang material,posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai denganakuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Menurut Arenset al (2008) ada 5 tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor yaitu.


(30)

16

1. Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa

pengecualian(unqualified opinion report).

Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian ini dikeluarkan bila kondisi kondisi berikut terpenuhi:

a. Semua laporan (neraca,laporan laba rugi,laporan laba ditahan, dan laporan arus kas) sudah termasuk dalam laporan keuangan. b. Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang

berkaitan dengan penugasan.

c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul,dan auditor telah melaksanakan penugasan audit ini dengan cara yang memungkinkannya untuk menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.

d. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Yang juga berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah tercantum dalam catatan kaki dan bagian bagian lain dalam laporan keuangan. e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu

untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.

2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata(unqualified opinion report with explanatory language).


(31)

17 a. Tidak ada aplikasi yang konsisten dari prinsip prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

b. Keraguan substansial mengenai going concern.

c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prisip akuntansi yang dirumuskan.

d. Penekanan pada suatu hal atau masalah. e. Laporan yang melibatkan auditor lain.

3. Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).

Laporan pendapat wajar dengan pengecualian dapat diterbitkan akibat pembatasan ruang lingkup audit atau kelalaian untuk mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum.

4. Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion).

Pendapat tidak wajar digunakan hanya bila auditor yakin bahwa laporan keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

5. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion).

Menolak memberikan pendapat diterbitkan apabila auditor tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara wajar.Kebutuhan untuk menolak memberikan pendapat akan timbul jika terdapat pembatasan ruang


(32)

18 lingkup audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan kliennya.

Opini audit yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik biasanya mempengaruhi perusahaan dalam rangka menetapkan langkah perusahaan apakah tetap memakai jasa kantor akuntan publik tersebut atau menggantinya.

Hal ini dikarenakan perusahaan mengaharapkan opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik ialah opini wajar tanpa pengecualian (unqualified).Ketika opini yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik yang dipakai jasanya oleh perusahaan adalah opini diluar opini unqualified,ada kecenderungan perusahaan untuk mengganti kantor akuntan publik yang dipakai agar opini yang dikeluarkan sesuai dengan kehendak perusahaan.Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak.

Davidsonet al(2005:1)berpendapat bahwa terkadang perusahaan melakukan opinion shopping untuk keuntungan perusahaan.Mengapa Perusahaan melakukan opini shopping? Hal ini dikarenakan adanya hipotesis yang dikenal dengan istilah hipotesis “self-fulfilling prophecy”. Hipotesis ini mengatakan bahwa ketika opini yang dikeluarkan oleh auditor melaporkan laporan bukan unqualified opinion atau bahkan mengeluarkan laporan audit going concern maka resiko kebangkrutan akan terjadi. Selain itu alasan perusahaan melakukan opinion


(33)

19 shoppingialah untuk mencegah efek yang terjadi ketika mereka memperoleh laporan keuangan unclean.Mathieu Luypaert et al (2012) menemukan bahwa laporan auditor yang unclean memberikan efek negatif semisal menurunnya harga saham perusahaan dan menurunnya kemampuan perusahaan untuk meminjam dana dari kreditur. Oleh karenanya untuk mencegah hal hal ini perusahaan terkadang melakukan opinion shopping dengan cara mengganti Kantor Akuntan Publik yang mereka pakai.

Selain itu hal ini juga berkaitan dengan teori lain yaitu signaling theory.Yang mana teori ini berpendapat bahwa informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dalam hal ini ialah opini audit dan laporan audit dari kantor akuntan publikakan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.Oleh karenanya perushaan membutuhkan opini yang bersih dan laporan keuangan yang baik untuk menarik investor berinvestasi.

2.1.6 Persentase Perubahan ROA(Return on Asset)

ROA (Return on Asset) didefinisikan sebagai rentabilitas ekonomi yangmengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada masa lalu,kemudian diproyeksikan ke masa depan untuk melihat kemampuan perusahaanmenghasilkan laba pada masa-masa mendatang. ROA diperoleh dari total aset(kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biayauntuk mendanai aset tersebut.Persentase


(34)

20 perubahan ROA (Return on Assets) dapat dikatakan merupakan salahsatu indikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaantersebut. Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROA(Return on Assets) yang dihasilkan berartisemakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan.

Ketika ROA(Return on Assets) perusahaan dijadikan suatu indikasi kemampuan perusahaan untuk berkembang dimana ROA (Return on Assets)adalah acuan prospek bisnis perusahaan, perusahaan dengan perubahan persentase ROA(Return on Assets)yang meningkat dari tahun ketahun cenderung membuat perusahaan tidak mengganti kantor akuntan publik yang mereka pakai.Namun ketika perubahan persentase ROA(Return on Assets)menurun maka perusahaan memiliki kemungkinan untuk mengganti kantor akuntan publiknya karena perusahaan mengalami kesulitan keuangan yang mana mereka butuh kantor akuntan publik yang mamapu membantu mereka unutk mengatasi hal ini. Hal lain yang terjadi ketika perusahaan mengalami penurunan persentase ROA(Return on Assets) maka perusahaan yang mana sedang mengalami penurunan efektifitas dan prospek kedepannya tentunya sedang mengalami kesulitan keuangan yang mana menjadi salah satu alasan auditor switchingjuga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.


(35)

21 2.1.7Ukuran KAP(Auditor Size)

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yangdibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four danKAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Ukuran KAP biasanya dikaitkan dengankualitas audit. Dengan demikian, diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAPbesar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehinggamampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi.Lennox(1999:781) menemukan korelasi yang positif antara kualitas audit dengan besarnya kantor akuntan publik.Perusahaan tentu nya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yanglebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan,karena laporan audit dari kantor akuntan yang besar dalam hal ini big four lebih disukai /lebih dipercaya untuk investor .

Namun pergantian KAP dari non big four menjadi KAP big four tentu memiliki konsekuensi yaitu pada biaya yang akan ditimbulkan yaitu biaya untuk memakai jasa dari KAP big four tentu lebih besar jika dibandingkan dengan KAP non big four. Oleh karenanya perlu dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan harus lebih kecil dari manfaat atau keuntungan ketika mereka mengganti KAP yang mereka pakai dari non big four ke KAP big four.


(36)

22 Penelitian yang dilakukah DeAngelo(1981) berfokus pada konsep dimana kantor akuntan publik yang lebih besar laporan yang lebih akurat karena Kantor akuntan publik yang besar akan mengalami “kerusakan“ yang lebih besar pada reputasi mereka ketika laporan yang mereka keluarkan tidak akurat.Alternatif lain dari konsep ini ialah teori “deep pocket “. Teori ini menyatakan bahwa auditor dengan resiko yang lebih besar tehadap reputasi nya ketika memaparkankan laporan keuangan memiliki beban lebih untuk mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kantor akuntan publik yang besar, memiliki resiko yang lebih besar dari ligitasi dan memiliki tuntuntan untuk mengeluarkan laporan keuangan yang akurat.Kerugian yang mungkin timbul dari resiko tersebut ialah tuntutan hukum dan pinalti dari ligitasi.Kantor akuntan publik yang besar juga lebih banyak menerima kritik dan lebih mudah terkena ligitasi tetapi tetap memiliki permintaan yang banyak atas jasa mereka.

Investor sangat bergantung pada laporan keuangan yang dikeluarkan oleh kantor akuntan publik dan opini audit untuk membuat keputusan.Ketika laporan keuangan dan opini yang dikeluarkan tersebut salah,investor bisa saja menuntut auditor. Karenanya auditor dituntut untutk mampu membatasi manager manager yang opportunis agar melaporkan penerimaan yang sesuai dengan kenyataan.Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa kemampuan auditor untuk membatasi manajemen penerimaan tersebut ditentukan oleh kualitas audit. Hal ini diperkuat dengan pendapat Piot(2005:5) yang berpendapat bahwasemakin


(37)

23 tinggi kualitas audit,semakin kecil kemungkinan manipulasi penerimaan,dan semakin besar kredibilitas dari laporan keuangan yang dikeluarkan. Karenanya,kualitas audit merupakan salah satu faktor yang membatasi apakah manager sebuah perusahaan melakukan manipulasi penerimaan.

Namun,kualitas audit sulit untuk diukur dan banyak peneliti memakai batasan proksi pada penelitian mereka. Contohnya,DeAngelo (1981) dan Lennox(1999) menemukan bahwa kualitas kantor akuntan publik berkaitan positif dengan ukuran kantor akuntan publik itu sendiri atau posisi saham dari kantor akuntan publik itu sendiri. Kantor akuntan publik yang besar memiliki lebih banyak sumber daya dan mereka lebih memiliki keinginan atau bahkan kebutuhan untuk melindungi reputasi nya,karenanya mereka melakukan jasa audit yang lebih baik dibanding dengan kantor akuntan publik yang kecil.

Walaupun banyak batasan atau proksi yang digunakan,kebanyakan peneliti secara umum setuju bahwa ukuran atau nama besar dari kantor akuntan publik adalah suatu indikator yang sesuai dan pantas untuk kualitas audit dimana kantor akuntan publik yang besar seharusnya dapat membatasi manajemen laba lebih efektif.


(38)

24 2.2 Penelitian Terdahulu

Fokus dari penelitian yang dilakukan Hudaib dan Cooke (2005) ialah pengaruh dari opini audi,audit fee,ukuran auditor dan pengaruhnya terhadap pergantian auditor.Hudaib, M. dan Cooke (2005) menemukan bahwa opini audit qualified, tipe auditor dalamhal ini ukuran auditorberpengaruh terhadap pergantian kantor akuntan.

Trisnawati dan Wijaya (2009) meneliti mengenai pengaruh pengaruh variabel opini auditor, ukuran KAP, persentase perubahan ROA dan kesulitan keuangan perusahan terhadap pergantian auditor. PenelitianTrisnawati dan Wijaya (2009) menunjukan bahwa hanya ukuran KAP yang berpengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor.

Penelitian oleh Prastiwi dan Wilsya (2009) memfokuskan penelitian pada pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan masalah keuangan perusahaan terhadap pergantian auditor. Hasil penelitian Prastiwi dan Wilsya (2009) menunjukkan bahwa hanya ukuran KAP yang mempengaruhi perubahan auditor sedangkan ukuran perusahaan,pertumbuhan perusahaan dan masalah keuangan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor.

Sinarwati (2010) melakukan penelitian mengenai perpindahan KantorAkuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh opini going concern,pergantian manajemen, reputasi auditor, dan financial distress. Hasil


(39)

25 penelitianmemberikan bukti empiris bahwa hanya variabel pergantian manajemen danfinancial distress yang mempengaruhi perusahaan berpindah Kantor AkuntanPublik.

Penelitian Chadegani et al pada tahun 2011bertujuan meneliti faktor-faktor yang memepengaruhi terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek teheran di Iran. Penelitian ini menemukan bahwa hanya variabel ukuran kantor akuntan publik (KAP) yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya pergantian kantor akuntan publik pada perusahaan perusahaan tersebut dan faktor-faktor lain seperti opini audit, pergantian manajemen,financial distress, perubahan biaya audit dan ukuran klien tidak berpengaruh signifikan.

Penelitian Pratitis (2012) menemukan bahwa pergantian kantor akuntan publik (KAP) dipengaruhi oleh ukuran KAP yang dipakai oleh perusahaan itu sendiri sedangkan faktor lain seperti ukuran klien dan financial distress tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

Penelitian Juliantari dan Rasmini (2013) menghasilkan temuan bahwaukuran KAP dan ukuran perusahaan klien berpengaruh pada pergantian auditor sedangkan opini audit tahun sebelumnya dan pergantian manajemen tidak berpengaruh pada pergantian auditor.

Suyono et al(2013) meneliti pengaruh kondisi keuangan perusahaan, ukuran KAP, audit fee, kompetisi antar KAP, dan audit tenure terhadap pergantian auditor.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan,


(40)

26 kompetisi antar KAP, dan audit tenureyang memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan ukuran KAP, audit feetidak memiliki pengaruh.

Khasanah dan Nahumury (2013) melakukan penelitian dengan variabel opini audit,management turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA, pertumbuhan perusahaan dan ukuran KAP. Penelitian Khasanah

dan Nahumury (2013) menemukan bahwa opini audit,management

turnover,kesulitan keuangan perusahaan, persentase perubahan ROA, pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor. Sedangkan ukuran KAP tidak memiliki pengaruh.

Penelitian oleh Kistini dan Nahumury (2014) dengan variabel ukuran KAP, kesulitan keuangan perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen menghasilkan temuan bahwa hanya ukuran KAP yang memiliki pengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel kesulitan keuangan perusahaan, institutional ownership, dan pergantian manajemen tidak berpengaruh. Aprillia (2013) melakukan penelitan yang berfokus pada pengaruh variabel kesulitan keuangan perusahan, kepemilikan publik, pergantian manajemen dan ukuran KAP terhadap pergantian auditor. Penelitan yang dilakukan Aprillia (2013) menunjukkan bahwa pergantian manajemen, kepemilikan publik,kesulitan keuangan perusahaan dan ukuran KAP secara simultan berpengaruh terhadap pergantian auditor. Hanya variabel ukuran KAP saja yang secara parsial berpengaruh terhadap pergantian auditor sedangkan variabel pergantian manajemen, kepemilikan publik, dan kesulitan keuangan perusahaantidak berpengaruh terhadap pergantian auditor.


(41)

27 Penelitian terdahulu di atas kemudian diringkas dalam Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Ringkasan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Auditor Switching

Peneliti (tahun)

Variabel yang diuji dalam Penelitian Auditor Switching Signifikan Tidak signifikan

Hudaib, M. dan Cooke (2005) Opini audit Audit fee

Ukuran KAP Trisnawati dan Wijaya (2009) Ukuran KAP

Persentase perubahan ROA Opini audit

Kesulitan keuangan Prastiwi dan Wilsya (2009) Ukuran KAP

Ukuran perusahaan Pertumbuhan perusahaan Msalah keuangan perusahaan

Sinarwati (2010) Pergantian Manajemen Opini audit

Financial Distress Ukuran KAP

Chadegani et al (2011) Ukuran KAP

Opini audit

Pergantian manajemen Financial distress Perubahan biaya audit Ukuran klien

Pratitis (2012) Ukuran KAP Ukuran Klien

Financial distress Juliantari dan Rasmini (2013) Ukuran KAP

Opini audit tahun sebelumnya

Ukuran perusahaan Pergantian manajemen

Suyono et al (2013)

Kondisi keuangan

perusahaan Ukuran KAP

Kompetisi antar KAP

Audit fee Audit tenure

Khasanah dan Nahumury (2013)

Opini audit

Ukuran KAP Management turnover

Persentase perubahan ROA Kesulitan keuangan

perusahaan


(42)

28 Kistini dan Nahumury (2014) Ukuran KAP

Kesulitan keuangan perusahaan

Institutional ownership Pergantian manajemen

Aprillia (2013) Ukuran KAP

Pergantian manajemen Kepemilikan publik Kesulitan keuangan perusahaan

Sumber: Review dari beberapa artikel.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini ialah mengenai analis pengaruh return on asset,ukuran KAP, dan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor terhadap auditor switching. Gambar 2.1 akan menunjukan kerangka konseptual untuk pengembangan hipotesis dalam penelitian ini.Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Wijaya (2009),Pratitis (2012),Aprillia (2013),Khasanah dan Nahumury (2013).Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,variabel independen return on asset (ROA) , ukuran KAP,dan opini audit yang dikeluarkan oleh auditor.Sedangkan variabel dependen yang digunakan ialah pergantian kantor akuntan publik (auditor switching).


(43)

29 Gambar 2.1 kerangka konseptual

H1

H2

H3

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Persentase Perubahan Return On Asset (ROA) Terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching)

Return on Asset merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan sebagai suatu ukuran untuk melihat reputasi klien.Selain itu perubahan persentase ROA dari tahun ke tahun dapat juga digunakan sebagai alat ukur atau indikator kondisi perusahaan terutama kondisi keuangan nya serta melihat prospek perusahaan kedepannya. Semakin tinggi nilai ROA dapt dikatakan berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya. Perusahaan yang Persentase Perubahan

ROA (X1)

Ukuran Kantor Akuntan Publik(X2)

Opini Audit (X3)

Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor


(44)

30 mengalami penurunan ROA dari tahun ke tahun biasa nya akan mengganti auditor nya dikarenakan penurunan kinerja yang dialamai perusahaan yang mengakibatkan menurunnya prospek bisnis perusahaan.Hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan kondisi keuangan.Biasanya perusahaan akan mencari audior lain yang dapat menyembunyikan kondisi ini agar tetap dapat menjaga reputasi perusahaan.

Hipotesis untuk perubahan persentase ROA(return on asset) adalah :

H1: Perubahan Persentase ROA (Return On Asset) berpengaruh positif terhadapauditor switching.

2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching).

Manajer dari suatu perusahaan biasanya akan mencari kantor akuntan publik yang ternama karena laporan yang dikeluarkan oleh KAP ternama biasa dianggap memiliki kualitas yang tinggi dan lebih disukai oleh pihak investor sebagai pihak yang memakai laporan keuangan dan dianggap memiliki kredibilitas yang lebih dalam laporan yang dikeluarkan oleh KAP yang memiliki nama besar.

Faktor pengalaman dan reputasi serta kredibilitas yang dimiliki oleh KAP dengan nama besar mengakibatkan perusahaan lebih memilih untuk menggunakan KAP yang memiliki nama besar dibanding KAP yang kecil.Perusahaan yang menggunakan KAP yang besar juga dianggap


(45)

31 memiliki reputasi yang baik oleh pengguna laporan keuangan terutama investor.KAP yang besar juga pastinya akan mempertahaankan reputasi nya dilingkungan bisnis sehingga akan terus berusaha menjaga reputasi nya dengan cara menjaga independensinya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan lebih cenderung memilih untuk menggunakan jasa KAP besar atas dalam kasus ini disebut big-four.Sehingga ketika perusahaan sudah menggunakan jasa KAP besar akan cenderung tetap menggunakannya dan tidak beralih ke KAP dengan reputasi yang lebih rendah (KAP kecil) atau cenderung tidak melakukan pergantian KAP.

Sehingga hipotesis untuk ukuran KAP adalah :

H2: Ukuran KAP berpengaruh positif terhadap auditor switching.

2.4.3 Pengaruh Opini Audit terhadap terhadap Pergantian Kantor Akuntan Publik(Auditor Switching).

Opini audit merupakan informasi yang sangat bermanfaat bagi pengguan laporan keuangan eksternal semisal investor dan masyarakat luas terutama dalam hal keputusan untuk berinvestasi. Opini audit yang kurang diminati oleh klien seperti opini qualified, adverse of opinion dan disclaimer dianggap akan memberikan reputasi yang buruk pada perusahaan yang nantinya akan mengakibatkan efek dimana nilai perusahaan terutama saham perusahaan dapat turun nilainya nantinya.Perusahaan sebagai klien lebih cenderung memilih untuk menerima opini wajar tanpa pengecualian


(46)

32 (unqualified). Oleh karenanya perusahaan akan berusaha untuk menghindari opini opini yang tidak disukai seperti opini qualified, adverse of opinion dan disclaimer tersebut.

Ketika mendapat opini diatas maka perusahaan terutama pihak manajemen akan berfikir untuk mengganti auditornya dengan auditor yang dianggap dapat memberikan opini yang lebih disukai. Sedangkan ketika perusahaan mendapat opini yang sesuai dengan keinginan nya yaitu opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) perusaan akan mempertahan kan auditornya dan cenderung tidak akan mengganti auditor yang mengaudit perusahaan tersebut.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis untuk opini audit adalah :


(47)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian sebab akibat (causal research). Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitan ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antara berbagai variabel.Hubungan sebab-akibat yang dimaksud adalah dapat berbentuk hubungan korelasional atau saling hubungan, sumbangan atau kontribusi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu ukuran kantor akuntan publik, persentase perubahan ROA, opini yang dikeluarkan auditor, sebagai variabel independen dan variabel dependennya adalah pelaksanaan auditor switching.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam


(48)

34 suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah 19 perusahaan dari sektor Food and Beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai dengan 2011.

Menurut Erlina (2011), “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Dengan demikian sampel lebih kecil dari populasi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu (Erlina, 2011).

Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgement) atau berdasarkan kuota tertentu. Adapun kriteria-kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode 2009-2011.

3. Perusahaan tidak mengalami delisting selama periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 15 perusahaan dari 19 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 45 sampel.


(49)

35 Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel

Daftar Sampel Penelitian

Sumber : Indonesia Stock Exchange (IDX), diolah peneliti (2013)

3.3 Jenis Datadan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diukur dalam skala numerik. Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder, berupa laporan tahunan yang dipublikasikan di Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia. Data sekunder merupakan data yang telah diolah dan disajikan kembali. Data

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk √ √ √ 1 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ - √

3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ 2

4 DAVO Davomas Abadi Tbk √ - √

5 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ 3

6 FAST Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ 4

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk - - √

8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ 5 9 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ 6

10 MYOR Mayora Indah Tbk √ √ √ 7

11 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ 8 12 PTSP Pioneerindo Gourmet International Tbk √ √ √ 9 13 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk - - √

14 SIPD Sierad Produce Tbk √ √ √ 10

15 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ 11

16 SMAR SMART Tbk √ √ √ 12

17 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ 13

18 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ 14


(50)

36

sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan studi pustaka dengan cara mengumpulkan jurnal, buku-buku, skripsi terdahulu, serta bahan lain yang berhubungan dengan judul yang sedang diteliti. Tahap kedua yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs

3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel independen ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif . Variabel independen yang digunakandalam penelitian ini adalah opini audit, persentase perubahan ROA,dan ukuran KAP

3.5.1.1 Variabel Opini Audit

Opini audit merupakan pernyataan pendapat yang diberikan oleh auditordalam menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya.


(51)

37 Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klienmenerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikannilai 0. Sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpapengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 1.

3.5.1.2 Variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan besar kecilnya KAP yang dibedakan dalam dua kelompok, yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four. Variabel ukuran KAP menggunakan variabel dummy. Jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP big four maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika sebuah perusahaan diaudit oleh KAP non big four, maka diberikan nilai 0 Adapun auditor yang termasuk dalam kelompok the big fouryaitu (berdasarkan alphabet):

1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan.

2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. 3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi

dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.

4. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan.


(52)

38 3.5.1.3 Variabel Persentase Perubahan Return On Asset(ROA)

Persentase perubahan ROA (Return on Assets) merupakan salah satuindikator keuangan perusahaan untuk melihat prospek bisnis perusahaan tersebut.Semakin tinggi nilai persentase perubahan ROA yang dihasilkan berarti semakinefektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini variabelpersentase perubahan ROA dihitung dengan membagi selisih antara ROA tahuntertentu dan tahun sebelumnya dengan ROA tahun sebelumnya itu kemudianmengalikannya dengan 100%. Adapun caramenghitungnya sebagai berikut :

ROA = ����−����−1

����−1

X 100%

Keterangan:

ROA = persentase perubahan ROA periode t dari periode t-1

ROAt = ROA pada periode t

ROAt-1 = ROA pada periode t-1

3.5.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas dan diukur untuk menetukan ada tidaknya pengaruh (kriteria) dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan dalam


(53)

39 variabel ini ialah auditor switching. Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Variabel auditor switching menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien mengganti auditornya, maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka diberikan nilai 0.

3.6 Metode Analisis Data

Penyelesaian penelitian ini dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Asumsi normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan kategorial (non-metrik). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya.Teknik analisis regresi logistik tidak lagi memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel


(54)

40 bebasnya (Ghozali, 2006:225). Selain itu, regresi logistik juga mengabaikan uji heteroscedary. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Maksimum-minimum digunakan untuk melihat nilai minimum dan maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

3.6.2.1 Uji Multikolinearitas

Seperti yang telah dijelaskan di atas dimana dalam regresi logistik uji normalitas dan uji heteroscedarytidak diperlukan maka uji yang dibutuhkan hanya uji multikolinearitas.Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebasnya sehingga hubungan antar variabel-variabel tersebut menggangu variabel respon. Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Indikasi


(55)

41 adanya multikolinearitas antar variabel adalah nilai yang tinggi yaitu lebih besar dari 0,95.

3.6.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistik diberikan untuk menilai hal ini. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji maka L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.Dengan alpha (α) 5%, cara menilai model fit ini adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai -2LogL < 0,05 maka berarti bahwa model fit dengan data.

2. Jika nilai -2LogL > 0,05 maka yang berarti bahwa model tidak fit dengan data.

Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal (initial-2LL function) dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006).

3.6.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell R squaremerupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik


(56)

42 estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6.2.4 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka berarti


(57)

43 model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya(Ghozali, 2006).

3.6.2.5 Model Regresi Logistik Yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, tingkat pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen, opini audit, dan fee audit terhadap auditor switching pada industri manufaktur.

Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SWITCHt = bo + b1KAP + b2OPAU + b3ROA + e

Keterangan:

SWITCH : auditor switching bo : konstanta

b1-b3 : koefisien regresi KAP : ukuran KAP OPAU : opini audit

ROA : persentase perubahan ROA e : residual error


(58)

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik. Analisis dimulai dengan pengolahan data yang tersimpan di dalam Microsoft Excel yang akan digunakan sebagai input data pada program SPSS 17.0 (aplikasi software pengolah data). Pada program SPSS akan dilakukan regresi logistik.Proses input data terlebih dahulu dilakukan dengan memasukkan data yang ada di dalam Microsoft Excel yang berfungsi sebagai variabel-variabel yang akan diuji dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, penelitian ini memiliki 15 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2009 -2011 dengan 45 unit analisis.

4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis ini untuk menjelaskan karakteristik sampel terutama mencakup nilai rata rata (mean), nilai ekstrim yaitu nilai minimum dan nilai


(59)

45 maksimum, serta standar deviasi.Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi, ukuran KAP, pergantian kantor akuntan publik (Auditor switching), persentase perubahan ROA,dan opini audit yang dikeluarkan.

S

sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperjelas maknanya sebagai berikut :

1. Jumlah perusahaan adalah 15 perusahaan, dengan 45 unit analisis, yaitu 15 perusahaan dikalikan dengan 3 tahun pengamatan penelitian. Terdapat tiga variabel yang merupakan skala nominal, sehingga angka ini adalah sebagai kategori semata tanpa nilai intrinsik, oleh karena itu tidak dapat dihitung rata-rata (mean) dan standar deviasi tersebut.

2. Variabel ROA yang berarti persentase perubahan ROAmemiliki nilai minimum sebesar -211,4494 dan nilai maksimum sebesar 884,2105. Rata-rata untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 45,810687 dengan standar deviasi 154,0200421.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AUSW 45 0 1 .09 .288

ROA 45 -211.4494 884.2105 45.810687 154.0200421

KAP 45 0 1 .40 .495

OPAU 45 0 1 .56 .503


(60)

46 Statistics

AUSW ROA KAP OPAU

N Valid 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid (sah untuk di proses) adalah 45 unit analisis, tanpa satu pun data yang hilang (missing), artinya semua data telah di proses.

Tabel 4.3

Statistik Frekuensi Variabel Auditor Switching

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perusahaan Tidak

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

41 91.1 91.1 91.1

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.3 dideskripsikan bahwa variabel Dependent Auditor Switching merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy dimana perusahaan yang melakukan pergantian kantor akuntan publik diberi kode “1”, sedangkan yang tidak melakukan pergantian kantor akuntan publik diberi kode “0”, serta memiliki data valid karena

Tabel 4.2


(61)

47 seluruhnya telah diproses. Jumlah data yang melakukan pergantian kantor akuntan publik ada sebanyak 4 perusahaan (8,9%) , sedangkan jumlah data tidak melakukan pergantian kantor akuntan publik sebanyak 41 perusahaan (91,1%).

Tabel 4.4

Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Opini Audit Diluar Opini

Wajar Tanpa Pengecualian

20 44.4 44.4 44.4

Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian

25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

Sumber : Hasil Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen opini audit merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy dimana perusahaan yang memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian diberikan kode “1”, sedangkan yang memperoleh opini diluar opini wajar tanpa pengecualian diberi kode “0”, serta memiliki data valid karena seluruhnya telah diproses. Jumlah data yang memperoleh opini wajar tanpa pengecualian ada sebanyak 25 perusahaan (55,6%), sedangkan jumlah data yang memperoleh opini diluar opini wajar tanpa pengecualian ada sebanyak 20 perusahaan (44,4%).


(62)

48 Tabel 4.5

Statistik Frekuensi Variabel Ukuran Kantor Akuntan Publik

Sumber : Hasil Output SPSS

Dari tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen ukuran kantor akuntan publik merupakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy dimana kantor auditor yang berafiliasi dengan KAP big-four diberi kode “1’ dan kantor auditor yang berafiliasi dengan KAP non-big-fourdiberi kode “0”, serta memiliki data valid karena data seluruhnya telah di proses. Jumlah laporan keuangan perusahaan diaudit KAP yang berafiliasi dengan big-four ada sebanyak 18 perusahaan (40%), sedangkan yang tidak berafiliasi dengan big-four ada sebanyak 27 perusahaan (60%).

4.2.2 Pengujian Model

4.2.2.1 Hasil Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas adalah Untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kantor Akuntan

Publik Non Big Four

27 60.0 60.0 60.0

Kantor Akuntan Publik Big Four

18 40.0 40.0 100.0


(63)

49 (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Gejala multikolonieritas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0.90.

Hasil uji multikolinearitas disajikan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix

Constant ROA KAP(1) OPAU(1)

Step 1 Constant 1.000 .000 -1.000 .000

ROA .000 1.000 .000 -.098

KAP(1) -1.000 .000 1.000 .000

OPAU(1) .000 -.098 .000 1.000

Sumber : Hasil Output SPSS

Hasil pengujian dapat menunjukkan bahwa tidak terdapat gejalamultikolonieritas.Matriks korelasi di atas mengungkapkan bahwa korelasi antar variabel independen yang paling besar - 0.098 yang lebih kecil dari 0.90. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa variabelpersentase perubahan ROA, ukuran KAP, dan opini audit bebas dari gejala multikolonieritas.

4.2.2.2 Menguji kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) Menilai kelayakan model regresi dilakukan dengan menilai nilai signifikan pada tabel Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test. Model dikatakan mampu memprediksi nilai observasi karena cocok


(64)

50 dengan data observasinya apabila nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test > 0,05.

Tabel 4.7

Hasil UjiHosmer and Lemeshow Goodness of fit

Sumber : Hasil Output SPSS

Dari tampilan tabel hosmer and lamenshow di atas pada tabel 4.7 ditunjukan bahwa besarnya nilai statistik hosmer and lamenshow Goodness of Fit sebesar 2,347 dengan probabilitas signifikansi 0,938 dimana 0,938 > 0.05). Hal ini berarti model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 2.347 7 .938

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

AUSW = Perusahaan Tidak Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

AUSW = Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 5 5.000 0 .000 5

2 5 5.000 0 .000 5

3 5 5.000 0 .000 5

4 5 4.909 0 .091 5

5 5 4.690 0 .310 5

6 4 4.642 1 .358 5

7 4 4.299 1 .701 5

8 4 4.194 1 .806 5


(1)

71

(Lanjutan Lampiran 4)

Classification Tablea,b

Observed Predicted

AUSW

Percentage Correct Perusahaan

Tidak Melakukan Pergantian Kantor Akuntan

Publik

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan

Publik Step 0 AUSW Perusahaan Tidak Melakukan

Pergantian Kantor Akuntan Publik

41 0 100.0

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

4 0 .0

Overall Percentage 91.1

a. Constant is included in the model. b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.327 .524 19.739 1 .000 .098

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables ROA 5.937 1 .015

KAP(1) 2.927 1 .087

OPAU(1) .672 1 .412


(2)

72

(Lanjutan Lampiran 4)

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant ROA KAP(1) OPAU(1)

Step 1 1 24.918 -1.985 .003 .611 -.336

2 20.646 -3.069 .004 1.407 -.695

3 19.463 -4.069 .004 2.428 -1.016

4 19.085 -5.078 .004 3.459 -1.128

5 18.952 -6.086 .004 4.469 -1.141

6 18.903 -7.089 .004 5.472 -1.141

7 18.886 -8.090 .004 6.473 -1.141

8 18.879 -9.090 .004 7.473 -1.141

9 18.877 -10.090 .004 8.474 -1.141

10 18.876 -11.090 .004 9.474 -1.141

11 18.875 -12.090 .004 10.474 -1.141

12 18.875 -13.090 .004 11.474 -1.141

13 18.875 -14.090 .004 12.474 -1.141

14 18.875 -15.090 .004 13.474 -1.141

15 18.875 -16.090 .004 14.474 -1.141

16 18.875 -17.090 .004 15.474 -1.141

17 18.875 -18.090 .004 16.474 -1.141

18 18.875 -19.090 .004 17.474 -1.141

19 18.875 -20.090 .004 18.474 -1.141

20 18.875 -21.090 .004 19.474 -1.141

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 26,996

d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.


(3)

73

(Lanjutan Lampiran 4)

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 18.875a .165 .366

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 2.347 7 .938

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

AUSW = Perusahaan Tidak Melakukan Pergantian Kantor

Akuntan Publik

AUSW = Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 5 5.000 0 .000 5

2 5 5.000 0 .000 5

3 5 5.000 0 .000 5

4 5 4.909 0 .091 5

5 5 4.690 0 .310 5

6 4 4.642 1 .358 5

7 4 4.299 1 .701 5

8 4 4.194 1 .806 5


(4)

74

(Lanjutan Lampiran 4)

Classification Tablea

Observed Predicted

AUSW

Percentage Correct Perusahaan

Tidak Melakukan Pergantian Kantor Akuntan

Publik

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan

Publik Step 1 AUSW Perusahaan Tidak

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

41 0 100.0

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

3 1 25.0

Overall Percentage 93.3

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a ROA .004 .003 1.644 1 .200 1.004 .998 1.011

KAP(1) 19.474 9256.044 .000 1 .998 2.866E8 .000 .

OPAU(1) -1.141 1.290 .782 1 .376 .319 .025 4.005

Constant -21.090 9256.044 .000 1 .998 .000


(5)

75

(Lanjutan Lampiran 4)

Correlation Matrix

Constant ROA KAP(1) OPAU(1)

Step 1 Constant 1.000 .000 -1.000 .000

ROA .000 1.000 .000 -.098

KAP(1) -1.000 .000 1.000 .000

OPAU(1) .000 -.098 .000 1.000

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AUSW 45 0 1 .09 .288

KAP 45 0 1 .40 .495

ROA 45 -211.4494 884.2105 45.810687 154.0200421

OPAU 45 0 1 .56 .503

Valid N (listwise) 45

Statistics

AUSW ROA OPAU KAP

N Valid 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0

AUSW

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Perusahaan Tidak

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

41 91.1 91.1 91.1

Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik

4 8.9 8.9 100.0


(6)

76

(Lanjutan Lampiran 4)

OPAU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Opini Audit Diluar Opini

Wajar Tanpa Pengecualian

20 44.4 44.4 44.4

Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian

25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

KAP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Kantor Akuntan Publik Non

Big Four

27 60.0 60.0 60.0

Kantor Akuntan Publik Big Four

18 40.0 40.0 100.0


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Pengaruh Auditor Switching, Financial Distress, dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 79 80

Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, Dan Audit Tenure Terhadap Integritas Laporan Keuangan Padaperusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 44 102

Studi empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham pada industri food and beverages di BEI

1 8 175

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 17

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia IMG 20151207 0024

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Pergantian Kantor Akuntan Publik (Auditor Switching) Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman(Food And Beverages) Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (AUDITOR SWITCHING) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN(FOOD AND BEVERAGES) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12