Mengajar yang Efisien dan Efektif

commit to user 18 dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar, yaitu guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa menerimanya. Maka dari itu pembelajaran dapat terjadi apabila terjadi interaksi antara guru dan siswa. Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya alasan untuk belajar dan siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan. Dalam tujuan pembelajaran dapat dicapai sehingga perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran.

b. Mengajar yang Efisien dan Efektif

Efektivitas pengajaran sangat erat hubungannya dengan efisiensi pengajaran. Metode pembelajaran yang efisien didorong oleh kenyataan yang terdapat di sekolah-sekolah terutama kelangkaan fasilitas, sarana dan prasarana serta sumber daya lainnya. Penggunaan ruang kelas yang besar serta jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas merupakan bentuk efisiensi, karena dengan hal tersebut akan menghemat waktu, energi dan biaya. Rusli Lutan 1988; 26 menyatakan kebutuhan akan metode yang efisien dalam pengajaran dilandasi oleh beberapa alasan di antaranya: 1 Efisiensi akan menghemat waktu, energi atau biaya. 2 Metode yang efisien akan memungkinkan para siswa untuk menguasai tingkat keterampilan yang lebih tinggi. 3 Pengalaman yang sukses merupakan umpan balik feedback dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Semakin berhasil siswa dalam kegaiatan belajar, semakin disukainya kegiatan tersebut. Efektivitas pengajaran berkaitan erat dengan kualitas instruksional. Pembelajaran yang berkualitas memberikan dampak efektif pada proses pembelajaran. Kualitas instruksional itu sendiri erat kaitannya dengan penguasaan commit to user 19 pengetahuan dan keterampilan menerapkan teori-teori belajar mengajar keterampilan skill suatu cabang olahraga. Rusli Lutan 1988: 26 menyatakan ada dua kriteria yang dapat dipakai untuk menilai efektivitas pengajaran yaitu: 1 Kriteria korelatif yakni suatu pengajaran dikatakan efektif dalam kaitannya dengan tujuan yang diharapkan. Semakin mendekali tujuan yang ingin dicapai, semakin efektif pengajaran itu. 2 Kriteria yang kedua konsepsi normatif yakni suatu pengajaran dikatakan efektif atau tidak, dinilai berdasarkan suatu model mengajar yang baik yang diperoleh dari teori. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa, efektivitas pengajaran adalah keberhasilan dalam proses pembiasaan atau sosialisasi siswa dan pengembangan sikap serta pengetahuan yang mendukung pencapaian keterampilan yang lebih baik dalam kerangka program pembinaan. Rusli Lutan 1988: 381 mengemukakan pendapatnya bahwa, efektivitas pengajaran meliputi empat unsur yaitu: 1 pemanfaat waktu aktif berlatih, 2 lingkungan yang efektif, 3 karakteristik guru dan siswa, 4 pengelolaan umpan balik. Maka dari itu sebagai tenaga guru dan siswa diharapkan memiliki dorongan dari dirinya sendiri dalam pengelolaan pembelajaran yang efektif. Dari empat hal tersebut dapat menunjukkan bahwa efektifitas belajar dipengaruhi dari dalam maupun luar. Elemen yang dominan pengaruhnya pada efektivitas mengajar adalah pemanfaatan waktu aktif berlatih. Jumlah waktu yang dihabiskan siswa untuk aktif belajar, merupakan indikator utama dan efektivitas pengajaran. Konsep jumlah waktu aktif berlatih erat dengan kemampuan managemen guru dalam mengelola proses belajar dan kesediaan serta ketekunan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang diajarkan. Guru merupakan sosok penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar akan berlangsung baik ketika seorang guru memerankan dirinya sebagai fasilitator. Selain itu seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja susurian pengalaman atau tugas-tugas ajar, tetapi juga penciptaan kondisi commit to user 20 lingkungan belajar yang efektif. Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra 2000: 4 tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Dari pernyataan tersebut menegaskan bahwa seorang guru sangat penting dalam menciptakan atmosfir atau iklim dalam kegiatan belajar mengajar. Kondisi eksternal yang berpengaruh dalam pengaturan pengajaran keterampilan adalah pengaturan lingkungan. Pengaturan lingkungan yang kondusif akan berdampak baik dalam keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang efektif. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan mengajar dapat berhasil. Dari pemaparan teori di atas dapat kita petik bahwa dalam mencapai pengajaran yang efektif dan efisien, seorang guru harus menerapkan strategi mengajar yang tepat. Pengajaran yang efektif dan efisien akan diperoleh hasil belajaran yang optmal, sehingga tujuan pengajaran yang dirumuskan dapat tercapai dengan baik.

c. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN LOMPAT DENGAN RINTANGAN PANJANG DAN TINGGI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH TANPA AWALAN PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI MIPITAN JEBRES SURAKARTA TAHU

0 4 62

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR ABILITY TERHADAP LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN 20010 2011

1 6 58

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

Motivasi Siswa Melakukan Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Menggunakan Rintangan Tali Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Pada Siswa Kelas V SDN Pakintelan 03 Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Tahun 2011.

0 0 1

Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Pendekatan Tidak Langsung dan Langsung Terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Putra Kelas X SMA Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 0 16

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN BERMAIN LOMPAT DAN LONCAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIGENUK KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO.

1 6 128

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LOMPAT RINTANGAN

0 0 11

MENINGKATKAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI LOMPAT RINTANGAN DI 07 PAKIT MULAU

0 0 13