Surat BVMBG No. 127043BGL.V2014, tanggal 11 April 2014 penurunan
status AWAS LEVEL IV menjadi status SIAGA LEVEL III.
4.2.2.Wilayah Terkena dan Terdampak
Wilayah kecamatan yang terkena bencana erupsi Gunungapi Sinabung terdiri dari 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Naman Teran, Simpang Empat,
Payung dan Kecamatan Tiganderket. Sedangkan wilayah terdampak mencapai radius 10 Km dari kawah, yakni Kecamatan Munte, Merdeka dan Kecamatan
Dolatrayat.Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi membagi Kawasan Rawan Bencana KRB kedalam KRB I, II dan III.
a. Kawasan Rawan Bencana III 3 Km
Kawasan berpotensi tinggi terlanda awan panas, aliran lava, guguran lava dan gas beracun serta sangat berpotensi tertimpa lontaran batu pijar berdiameter
lebih dari 6 cm dan hujan abu lebat:Desa Sukameriah, Desa Gunung, Desa Simacem, Desa Sigarang-garang, Desa Bekerah, Desa Naman, Desa Kuta
Kebayaken, Desa Sukanalu, Desa Kuta Mbelin, Desa Gamber, Desa Kuta Rakyat dan Desa Gurukinayan.
b. Kawasan Rawan Bencana II 5 Km
Kawasan berpotensi terlanda awan panas, aliran lava dan guguran lava, hujan abu lebat serta berpotensi tertimpa lontaran batu pijar berdiameter 2-6 cm
terdiri dari Desa Kuta Gungpinto, Desa Galoh, Desa Ndeskati, Desa Beras Tepu, Desa Suka Tepu, Desa Perbaji, Desa Deram, Desa Selandi, Desa
Sukandebi.
c. Kawasan Rawan Bencana I 7,5 Km
Universitas Sumatera Utara
Kawasan berpotensi terlanda lahar hujan dan kemungkinan perluasan awan panas, berpotensi tertimpa hujan abu dan kemungkinan dapat tertimpa
material batu pijar berdiameter lebih kecil dari 2 cm, adalah; Desa Kuta Temburun,Desa Cinta Rakyat, Desa Tiganderket, Desa Torong Baru,Desa
Batu Karang, Desa Ujung Payung, Desa Rimo Kayu, Desa Cimbang, Desa Ujung Teran.
4.2.3. Distribusi Dampak Sosial Ekonomi
Jawaban responden atas dampak sosial ekonomi pascaerupsi Gunungapi Sinabung disajikan dalam indikator: risiko kesehatan, trauma, tingkat pendapatan,
pelayanan pendidikan, pelayanan publik, pemenuhan kebutuhan, penerangan dan kebutuhan air bersih. Indikator tersebut disajikan dalam bentuk tabel silang
dengan data sebelum dan setelah erupsi Gunungapi Sinabung terjadi.
a. Risiko Kesehatan
Risiko kesehatan adalah kemungkinan responden menderita suatu penyakit tertentu yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan rendahnya kualitas
lingkungan yang menimbulkan penyakit. Pelayanan penyakit yang diderita terdiri dari ada tidak adanya Rumah SakitPuskesmasPustu, pelayanan dokter dan
paramedis serta kemudahan dalam mendapatkan obat-obatan, yang disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel-14 : Mengidap suatu penyakit sebelum dan setelah Erupsi Gunung
Idap penyakit Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Jarang 91
91,00 1
Jarang 4
4,00 2
Sering 9
9,00 2
Sering 96
96,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100
100,00
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden lebih sering mengidap penyakit setelah terjadi erupsi, yakni sebanyak 96 96,00 sebelum erupsi dan
setelah erupsi mencapai 9 orang 9,00. Perbedaan peningkatan seringnya mengidap penyakit mencapai 93,00 disebabkan karena dampak erupsi
Gunungapi Sinabung mengeluarkan abu vulkanik yang menyebabkan penduduk menderita batuk dan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA, khususnya bagi
masyarakat rentan seperti Balita dan Lansia. Demikian juga bagi responden yang masih berada di pengungsian di jambur-jambur dengan ruangan terbuka dan
hanya terlindung oleh tenda-tenda menyebabkan responden masuk angin dan diare.
Tabel-15 : Pelayanan DokterParamedis
Pelayanan DokterParamedis Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Mudah 90
90,00 1
Mudah 87
87,00 2
Sulit 10
10,00 2
Sulit 13
13,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100
100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pelayanan dokterparamedis setelah erupsi Gunungapi Sinabung justru akses mendapatkan dokter dan
paramedis lebih mudah, yakni sebanyak 87 responden 87,00 menyatakan lebih mudah mendapatkan pelayanan dokterparamedis. Sedangkan sebelum erupsi
kemudahan pelayanan dokterparamedis, yakni 90 responden 90,00. Hal ini disebabkan karena penanganan tanggap darurat erupsi Gunungapi Sinabung
memprioritaskan pelayanan dokterparamedis dengan mengaktifkan Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
dan Puskesmas Pembantu serta menjalin kerja sama rujukan rumah sakit ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Rumah Sakit Swasta di Kabanjahe-Berastagi dan
di RSU Adam Malik Medan bagi masyarakat yang masih berada di pengungsian.
Tabel-16 : Akses Mendapatkan obat-obatan
Mendapatkan obat-obatan Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Mudah 90
90,00 1
Mudah 81
81,00 2
Sulit 10
10,00 2
Sulit 19
19,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100
100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa akses mendapatkan obat-obatan apabila sakit mudah didapatkan sebelum erupsi, yakni mencapai 90 responden
90,00; sedangkan setelah erupsi kemudahan mencapai 81 responden 81,00.
b. Trauma atas kejadian