dan  Puskesmas  Pembantu  serta  menjalin  kerja  sama  rujukan  rumah  sakit  ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, Rumah Sakit Swasta di Kabanjahe-Berastagi dan
di RSU Adam Malik Medan bagi masyarakat yang masih berada di pengungsian.
Tabel-16 : Akses Mendapatkan obat-obatan
Mendapatkan obat-obatan Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Mudah 90
90,00 1
Mudah 81
81,00 2
Sulit 10
10,00 2
Sulit 19
19,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100
100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  akses  mendapatkan  obat-obatan apabila  sakit  mudah  didapatkan  sebelum  erupsi,  yakni  mencapai  90  responden
90,00; sedangkan setelah erupsi kemudahan mencapai 81 responden 81,00.
b.  Trauma atas kejadian
Erupsi  Gunungapi  Sinabung  sejak  tanggal  15  September  2013  yang berlanjut  sampai  saat  ini  membuat  warga  sekitar  lereng  Gunungapi  Sinabung
menjadi trauma dan takut.Hal ini dapat dilihat terdapat beberapa desa  yang tidak direkomendasi  oleh  Pusat  Vulkanologi  dan  Mitigasi  Bencana  Geologi  untuk
mengungsi  tetapi  karena  ketakutan  masyarakat  tersebut  mengungsi,  antara  lain Desa  Rimo  Kayu  dan  Desa  Batukarang  Kecamatan  Payung.  Trauma  masyarakat
sebelum dan setelah erupsi Gunungapi Sinabung dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel-17 : Perasaan TraumaTakut Gunungapi Sinabung kembali erupsi
Traumatakut Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
f 1
Tidak takut 89
89,00 1
Tidak takut 1
1,00 2
Takut 11
11,00 2
Takut 99
99,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100  100,00
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  responden  mayoritas  tidak takuttrauma erupsi Gunungapi Sinabung, yakni sebanyak 89 responden 89,00;
setelah  erupsi  Gunungapi  Sinabung  responden  merasa  takuttrauma  terdapat sebanyak 99 responden 99,00.
c.  Pendapatan Keluarga
Abu  vulkanik,  material  batuan,  lahar  dan  awan  panas  telah  merusak sebagian  besar  tanaman  pertanian  dan  perkebunan  serta  peternakan  masyarakat
yang  merupakan  sumber  utama  pendapatan  masyarakat  di  sekitar  Gunungapi Sinabung.  Akibat  kerusakan  kebun,  tanaman  dan    gagal  panen  menyebabkan
pendapatan  keluarga  yang  umumnya  bermata  pencaharian  tani  mengalami penurunan. Pendapatan yang menurun atau bahkan hilang sama sekali menjadikan
daya beli masyarakat otomatis juga mengalami penurunan. Masyarakat terdampak yang menyelamatkan diri  ke pengungsian juga tidak dapat beraktifitas mengurus
kebunnya  seperti  biasa,  merupakan  faktor  lain  yang  menyumbang  terhambatnya pergerakan  ekonomi  dan  turunnya  daya  beli  korban  bencana.  Untuk  mengetahui
pendapatan dan kemampuan masyarakat dalam daya belinya sebelum dan setelah erupsi Gunungapi Sinabung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel-18 : PendapatanPenghasilan sebelum dan setelah Erupsi
PendapatanPenghasilan Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Rp.2.jt 100
100,00  1 Rp.2.jt
- -
2 Rp.500 rb-Rp 2
jt -
- 2
Rp.500 rb-Rp 2 jt
100 100,00
Jumlah 100
100,00 Jumlah
100  100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Universitas Sumatera Utara
Dari  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  pendapatan  responden  sebelum erupsi  mayoritas  di  atas  Rp2.000.000,-bulan,  yakni  sebanyak  100  responden
100,00;  sedangkan  setelah  erupsi  tidak  ada  yang  memiliki  pendapatan Rp500.000  -  Rp2.000.000,-.  Hal  ini  menujukkan  pendapatan  responden
mengalami  penurunan  setelah  erupsi  Gunungapi  Sinabung,  karena  pendapatan dari sektor pertanian mengalami penurunan dan bahkan kehilangan pendapatan.
Tabel-19 : PendapatanPenghasilan Mampu Memenuhi Kebutuhan
PendapatanPenghasilan dalam memenuhi kebutuhan Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
F 1
Mampu 99
99,00 1
Mampu 45
45,00 2
Tidak mampu 1
1,00 2
Tidak mampu 55
55,00 Jumlah
100 100,00
Jumlah 100  100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  pendapatan  responden  sebelum erupsi  mampu  memenuhi  kebutuhan  sebanyak  99  responden  99,00;  setelah
erupsi  pendapatan  responden  mampu  memenuhi  kebutuhan  menurun  hanya  45 responden 45,00.
Tabel-20 : Pemenuhan Kebutuhan makanan
Makan setiap hari Sebelum Erupsi
Setelah erupsi No
Uraian F
No Uraian
f 1
3 kali 96
96,00 1
3 kali 3
3,00 2
2 kali 4
4,00 2
2 kali 97    97,00
Jumlah 100
100,00 Jumlah
100  100,00
Sumber : Angket Penelitian, 2014
Dari  tabel  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  kebutuhan  makanan  sebelum erupsi  mayoritas  responden  makan  sebanyak  3  kali  sehari,  yakni  sebanyak  96
Universitas Sumatera Utara
responden  96,00  sedangkan  setelah  erupsi  mengalami  penurunan  dimana hanya 3 responden 3,00 makan sebanyak 3 kali sehari.
d.  Pelayanan Pendidikan