73
Gam b
a r
4. 7
Gr a
fik T
ega n
ga n
pa da
S et
ia p
B u
s da ri
P e
m a
sa n
ga n
SV R
K edu
a pa
da B
us 199
85 86
87 88
89 90
91 92
93 94
95 96
97 98
99 100
101 102
103 104
105 106
107 Bus2
Bus19 Bus36
Bus52 Bus68
Bus84
Bus100 Bus116
Bus133 Bus149
Bus165 Bus182
Bus198 Bus215
Bus231 Bus247
Bus263 Bus279
Bus295 Bus311
Bus328 Bus344
Bus360 Bus376
Bus392 Bus408
Bus425 Bus441
Bus457 Bus473
Bus489 Bus506
Bus522 Bus538
Bus555 Bus572
Bus588 Bus606
Bus623 Bus639
Bus656 Bus676
Bus692 Bus708
Bus724 Bus740
Bus756 Bus772
Bus789 Bus805
Bus821 Bus838
Bus854 Bus870
Teg a
n g
a n
T ia
p B
u s d
a ri
P el
et a
ka n
S VR
K ed
u a
P a
d a
B u
s 1 9
9
M AX
T eg
a n
gan H
a ra
pa n
T eg
a n
gan T
ia p
B us
T eg
a n
gan M
in im
a l
Universitas
Sumatera
Utara
74 Pada Tabel 4.11 ditunjukkan perbandingan hasil dari simulasi ETAP antara
jaringan distribusi yang sudah terpasang SVR I dengan jaringan distribusi yang telah terkoneksi dengan SVR tambahan pada bus 199.
Tabel 4.11 Perbandingan Hasil ETAP antara Jaringan yang sudah
dipasang SVR dengan jaringan yang terkoneksi dengan SVR Tambahan pada Bus 199
Hasil Simulasi ETAP SVR I
SVR Tambahan Pada Bus 199
Rugi-Rugi Jaringan
1242,022 kW 1315,195 kW
2902,795 kvar 3170,765 kvar
Tegangan Tertinggi 1,0588 pu bus 664
1,0554 pu bus 663
Tegangan terendah
0.9132 pu bus 532 0.9132 pu bus 532
Jumlah Bus dengan Tegangan 0,95 pu 127 bus
54 bus
Dari Tabel 4.11 terlihat bahwa rugi-rugi jaringan dengan menggunakan SVR tambahan pada bus 199 mengalami peningkatan dibandingkan dengan hanya
menggunakan SVR I tetapi terjadi peningkatan tegangan sebesar 0,94 untuk jaringan yang terpasang SVR untuk tegangan terendahnya. Jumlah bus yang
memiliki tegangan lebih kecil dari 0,95 pu mengalami perbaikan yang sebelumnya hanya menggunakan 1 SVR terdapat 127 bus dengan tegangan kurang dari 0,95 pu
menjadi 54 bus setelah pemasangan SVR pada bus 199.
Universitas Sumatera Utara
75 4.2.2 Rangkuman dan Hasil Pemasangan SVR Kedua
Setelah dilakukan penilitian dengan meletakkan SVR kedua secara bertahap pada setiap bus yang akan diregulasi, maka hasil penelitian untuk penentuan
peletakan SVR kedua dapat dilihat pada Tabel 4.12, dimana kondisi awalnya SVR pertama terletak pada bus 111.
Untuk data hasil pemasangan SVR pada masing-masing bus di penyulang utama cabang kedua diperlihatkan pada tabel dan grafik yang terdapat pada
Lampiran B.
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.12 Data Hasil Pemasangan SVR Kedua pada Setiap Bus pada Cabang Kedua
Daya Aktif kW
Daya reaktif
kvar Tanpa
SVR 1,05
0,8905 8732785
1211,039 2632,943
- 111
1,0588 0,9132
0,465807 1242,022
2902,795 0,745695
199 1,0554
0,9219
0,37557 1315,195
3170,765
0,730788 201
1,0559 0,9237
0,359551 1309,618
3147,71
0,720476 202
1,0559 0,9235
0,362131 1309,957
3148,303 0,721906
239 1,0562
0,9247 0,349315
1306,979 3135,112
0,714268 244
1,0552 0,9296
0,308361 1312,477
3146,168 0,696061
246 1,0553
0,9298 0,307223
1310,816 3143,837
0,694806 249
1,0554 0,93
0,306036 1310,25
3140,549 0,693979
251 1,0554
0,93 0,306923
1310,133 3138,66
0,694374 254
1,0555 0,9302
0,304946 1309,428
3135,236 0,693095
256 1,0545
0,9346 0,272028
1314,812 3146,425
0,678859 258
1,0547 0,9347
0,268697 1313,483
3140,496 0,676644
261 1,0548
0,9347 0,269743
1312,952 3138,284
0,676948 266
1,0549 0,9348
0,26836 1311,236
3133,858 0,675548
268 1,0551
0,9348 0,265868
1310,169 3127,108
0,673861 271
1,0551 0,9349
0,267294 1310,135
3126,315 0,674561
273 1,0543
0,9345 0,240243
1314,247 3132,521
0,662733 275
1,0544 0,9345
0,243043 1313,702
3130,362 0,663908
281 1,0545
0,9346 0,242627
1311,989 3125,871
0,662993 283
1,0546 0,9346
0,244064 1311,73
3124,851 0,663604
286 1,0548
0,9347 0,24165
1310,346 3119,706
0,661826 288
1,055 0,9348
0,23875 1308,901
3110,481 0,659779
290 1,055
0,9348 0,241446
1308,947 3109,76
0,661146 293
1,055 0,9348
0,242849 1309,125
3110,09 0,661921
294 1,0542
0,9343 0,231719
1314,361 3121,285
0,658518 296
1,0543 0,9344
0,236183 1312,914
3120,236 0,660152
301 1,0544
0,9344 0,236908
1312,215 3116,287
0,660226 303
1,0544 0,9324
0,239561 1311,742
3113,613 0,661358
306 1,0549
0,933 0,233815
1308,522 3101,136
0,657155 308
1,058 0,9286
0,327725 1283,818
3032,999 0,69391
Rugi Rugi Jaringan FT
0,5 Fatv +
0,5 Fatp
SVR Pada Bus ke-
Tegangan Tertinggi
pu Tegangan
Terendah pu
Standar Devasi
Tegangan Fatv
Universitas Sumatera Utara
77 Dari tabel data hasil pemasangan SVR kedua pada setiap bus pada cabang
kedua Tabel 4.12 maka didapatlah letak SVR kedua terbaik terdapat pada bus 306. Jika kita melihat penentuan titik lokasi dengan melihat nilai Standar Deviasi
Tegangan, maka bus yang terbaik terdapat pada bus 294. Dimana Standar Deviasi Tegangan mempertimbangkan tegangan keseluruhan bus yang terdapat pada
jaringan terhadap standar tegangan murni yaitu 1 pu. Tetapi apabila melihat nilai FT
maka bus yang terbaik terdapat pada bus 306, dimana FT mempertimbangkan persen standar deviasi tegangan murni dengan persen rugi-rugi jaringan. Oleh
karena itu bus 306 mempunyai kriteria yang terbaik apabila mempertimbangkan kedua faktor tersebut. Bus 306 sudah mencapai nilai tegangan terendah yang cukup
memuaskan yaitu sebesar 0,933 pu atau dengan kata lain tidak ada lagi bus yang berada dibawah tegangan 0,9 pu. Tegangan terendah yang dimiliki oleh bus 306
adalah sebesar 0,933 pu yang berada pada bus 305, tegangan tertinggi yang dimiliki oleh bus 306 adalah sebesar 1,0549 yang terdapat pada bus 663.
Pada penelitian ini batas minimun tegangan terendah terbaik terdapat pada bus 271 yaitu 0,9349 pu seperti yang diperlihatkan Gambar 4.7, sedangkan rugi-
rugi jaringan terkecil terdapat pada bus 308 yaitu sebesar 1283,818 kW seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.8. Pemasangan 2 SVR ini mampu memperbaiki
tegangan sebesar 4,25 dari tegangan sebelum menggunakan SVR yaitu 0,8905 pu menjadi 0,933 pu setelah menggunakan 2 SVR. Gambar 4.9 memperlihatkan
perbandingan tegangan pada seluruh bus sebelum menggunakan SVR dan setelah menggunakan 2 SVR.
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 4.8 Gambar Grafik Tegangan Terendah pada Bus Percobaan
Gambar 4.9 Gambar Grafik Rugi-Rugi Jaringan pada Bus Percobaan
0,86 0,87
0,88 0,89
0,9 0,91
0,92 0,93
0,94
T a
npa SV
R 111
199 201
202 239
244 246
249 251
254 256
258 261
266 268
271 273
275 281
283 286
288 290
293 294
296 301
303 306
308
T e
ga n
ga n
p u
Nomor Bus
Tegangan Terendah
Tegangan Terendah
1140 1160
1180 1200
1220 1240
1260 1280
1300 1320
1340
T a
npa SV
R 111
199 201
202 239
244 246
249 251
254 256
258 261
266 268
271 273
275 281
283 286
288 290
293 294
296 301
303 306
308
Da ya
Ak ti
f k
W
Nomor Bus
Rugi-Rugi Jaringan
Universitas Sumatera Utara
79 Ga
m b
ar 4.
10 Ga
m b
ar Gr
a fik
P er
b eda
a n
T ega
n ga
n An
ta ra
S eb
e lu
m M
e n
ggu n
aka n
SV R
da n
S et
el a
h M
e n
ggu na
ka n
SV R
80 85
90 95
100 105
110 Bus2
Bus19 Bus36
Bus52 Bus68
Bus84
Bus100 Bus116
Bus133 Bus149
Bus165 Bus182
Bus198 Bus215
Bus231 Bus247
Bus263 Bus279
Bus295 Bus311
Bus328 Bus344
Bus360 Bus376
Bus392 Bus408
Bus425 Bus441
Bus457 Bus473
Bus489 Bus506
Bus522 Bus538
Bus555 Bus572
Bus588 Bus606
Bus623 Bus639
Bus656 Bus676
Bus692 Bus708
Bus724 Bus740
Bus756 Bus772
Bus789 Bus805
Bus821 Bus838
Bus854 Bus870
Tegangan pu
P er
ba ndi
ng a
n Teg
a
ng a
n S
ebe lum
da n
S esud
a h
M eng
g una
k a
n S
V R
T eg
a n
gan Seb
e lum
M en
ggu n
a ka
n S
V R
T eg
a n
gan de
ng a
n M
en gg
u na
ka n
1 S
V R
T eg
a n
gan de
ng a
n M
en gg
u na
ka n
2 S
V R
Universitas
Sumatera
Utara
80
4.3 Pengaruh Pemasangan SVR