7
Gam b
a r
4. 6
Gr a
fik T
ega n
ga n
S et
ia p
B us
de n
g a
n SV
R T
er pa
sa ng
pa da
B
us 111
85 86
87 88
89 90
91 92
93 94
95 96
97 98
99 100
101 102
103 104
105 106
107 Bus2
Bus17 Bus34
Bus49 Bus64
Bus79 Bus94
Bus109 Bus125
Bus140 Bus155
Bus170 Bus186
Bus201 Bus217
Bus232 Bus247
Bus262 Bus277
Bus292 Bus307
Bus322 Bus338
Bus353 Bus368
Bus383 Bus398
Bus413 Bus429
Bus444 Bus459
Bus474 Bus489
Bus505 Bus520
Bus535 Bus551
Bus567 Bus582
Bus599 Bus615
Bus630 Bus645
Bus663 Bus680
Bus695 Bus710
Bus725 Bus740
Bus755 Bus770
Bus786 Bus801
Bus816 Bus832
Bus847 Bus862
G rafi
k Te
g an
g an
P e
masan
g an
S V
R P
ad a
Bus 111
T eg
a n
gan Set
ia p
B u
s
T eg
a n
gan M
a ks
im a
l
T eg
a n
gan H
a ra
pa n
T eg
a n
gan M
in im
um
Universitas
Sumatera
Utara
71 4.2.1 Peletakan SVR Kedua Pada Bus 199
Pada saat dilakukan peletakan SVR kedua pada Bus 199 pada penyulang PM.6 yang terkoneksi dengan terkoneksi dengan Distributed Generation dimana
pembangkit PLTM Aek Silau 2 dalam keadaan beroperasi dan pembangkit PLTmH Tonduhan dalam keadaan tidak beroperasi. Keadaan Distributed Generation ini
disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Setelah dilakukan simulasi aliran daya dengan menggunakan ETAP maka diperoleh profil tegangan
masing-masing bus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.7. Pada Tabel 4.9 ditunjukkan data hasil dari simulasi ETAP terkait dengan
peletakan SVR pada bus 199.
Tabel 4.9
Data Hasil Dengan SVR Dipasang Pada Bus 199
Hasil Simulasi ETAP Nilai
Rugi-Rugi Jaringan
1315,195 kW 3170,765 kvar
Tegangan Tertinggi 1,0554 pu bus 663
Tegangan terendah 0.9132 pu bus 532
Jumlah Bus dengan Tegangan 0,95 pu 54 bus
Standar Deviasi Tegangan
0,37557 FT 2
0,730788
Peletakan SVR kedua pada bus 199 mampu memperbaiki tegangan hingga mencapai nilai terendahnya yaitu 0,9132 pu yang terdapat pada bus 532. Sehingga
persyaratan tegangan yang ditentukan oleh PLN yaitu nilai terendahnya sebesar 0,9 pu sudah terpenuhi. Peletakan SVR kedua pada bus 199 ini hanya memiliki 54 bus
yang nilai persen tegangannya dibawah 0,95 pu. Untuk grafik tegangan keseluruhan bus dari adanya pemasangan SVR kedua ini dapat dilihat pada Gambar 4.7. Untuk
perhitungan Standar Deviasi SVR kedua dapat pada bus 199 dapat dilihat pada Tabel 4.10
Universitas Sumatera Utara
72 Tabel 4.10 Perhitungan Standar Deviasi SVR Kedua pada Bus 199
Bus ID V sebelum SVR Vi0
V nominal - Vio2
V setelah SVR Vif
V nominal - Vif2
Bus2 105
10000
104,88
9525,76
Bus3 104,95
9801
104,82
9292,96
Bus4 103,13
3918,76
102,65
2809
Bus5 102,59
2683,24
102,01
1616,04
Bus6 102,59
2683,24
102,01
1616,04
Bus7 99,62
57,76
98,46
948,64
Bus8 101,46
852,64
100,99
392,04
Bus9 100,4
64
99,83
11,56
Bus10 100,03
0,36
99,46
116,64
Bus11 99,61
60,84
98,45
961
Bus12 99,49
104,04
98,31
1142,44
Bus13 99,6
64
98,45
961
Bus14 100,15
9
98,98
416,16
Bus15 98
1600
96,86
3943,84
Bus16 99,6
64
98,44
973,44
Bus17 99,6
64
98,44
973,44
Bus19 99,6
64
98,44
973,44
Bus20 99,6
64
98,44
973,44
.
. .
. .
.
. .
. .
.
. .
. .
Bus860 95,69
7430,44
97,65
2209
Bus861 93,78
15475,36
95,71
7361,64
Bus862 95,68
7464,96
97,65
2209
Bus863 93,73
15725,16
95,66
7534,24
Bus864 95,67
7499,56
97,64
2227,84
Bus865 94,18
13548,96
96,12
6021,76
Bus866 92,03
25408,36
95,28
8911,36
Bus867 95,67
7499,56
97,64
2227,84
Bus868 94
14400
95,93
6625,96
Bus869 95,67
7499,56
97,64
2227,84
Bus870 95,67
7499,56
97,64
2227,84
Bus871 94,76
10983,04
96,71
4329,64
Bus872 95,67
7499,56
97,64
2227,84
Bus873 99,24
231,04
101,22
595,36
Bus874 93,63
16230,76
95,56
7885,44
Bus877 96,09
6115,24
98,07
1489,96 Total Tanpa SVR
8732785,44
Total SVR
3279769,76 Standar Deviasi Total SVRTotal
Tanpa SVR 0,375569717
Universitas Sumatera Utara
73