Penentuan Titik Optimasi Penempatan SVR

41 �� = � × 2.32 Apabila SVR dipasang pada jaringan 3 phasa 4 kawat maka V Rated yang digunakan adalah V L-L √ , jika dipasang pada jaringan 3 phasa 3 kawat maka V Rated yang digunakan adalah V L-L . Apabila SVR yang dipasang adalah SVR tiga phasa maka penentuann rating dari SVR dapat ditunjukkan pada persamaan 2.33 �� = � × × √ 2.33

2.12 Penentuan Titik Optimasi Penempatan SVR

Langkah yang diambil dalam penempatan SVR diprioritaskan dengan menggunakann perhitungan aliran daya sebelum dan sesudah terpasangnya SVR dan juga dapat ditentukan dengan menggunakan metode “percentual factor” dalam menghitung setiap konfigurasi untuk menentukan kandidat bus yang terbaik apabila terpasang SVR dengan mempertimbangkan segala faktor. Percentual Factor menggunakan prinsip dasar dari simpangan baku ataupun deviasi standar. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan untuk pemasangan SVR ini adalah faktor tegangan yang kurang ataupun melebihi tegangan nominal. Percentual Factor yang mempertimbangkan keseluruhan tegangan bus disimbolkan dengan “Fat v ” didefenisikan sebagai Persamaan 2.34 [13]. � � = ∑ � − � = ∑ � − = ∙ 2.34 Dimana : N = Jumlah Bus Universitas Sumatera Utara 42 V nom = Tegangan Nominal � = Tegangan pada setiap bus sebelum terpasang SVR � = Tegangan pada setiap bus setelah terpasang SVR Jika Fat v adalah faktor yang menghitung deviasi standar dari seluruh bus yang ada, maka faktor lain yang diperhitungkan adalah dengan menghitung deviasi standar dari setiap bus yang hanya mengalami tegangan kritis yaitu bus yang memiliki tegangan diluar dari tegangan nominal jaringan distribusi PLN 20 kV. Perhitungan menggunakan standart deviasi ini dapat menentukan peletakan SVR terbaik untuk mencapai tegangan nominal jaringan distribusi. Semakin kecil nilai stanndar deviasinya maka semakin baik tegangan yang dapat dihasilkan Faktor kedua yang dapat mempengaruhi peletakkan SVR adalah faktor rugi- rugi daya Power Loss. Faktor rugi-rugi ini dapat dirumuskan pada Persamaan 2.35 � � � = ∑ � � = ∑ � � = ∙ 2.35 Dari kedua faktor tersebut maka untuk mempertimbangkan kandidat bus yang terbaik dapat dilakukan dengan 3 cara, dan 3 faktor ini akan dipertimbangkan dengan menggunakan rumus “Technical Factor” yang dapat dilihat pada Persamaan 2.36, 2.37, 2.38 � = × � � + × � � � 2.36 � = × � � + × � � � 2.37 � = . × � � + , × � � � 2.38 Perhitungan FT dilakukan di setiap kandidat bus selama proses penempatan SVR berlangsung. Semakin kecil nilai dari FT maka semakin baiklah konfigurasi dari penempatan SVR. Universitas Sumatera Utara 43 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penempatan SVR adalah sebagai berikut: 1 Jalankan aliran daya dan tentukan kandidat-kandidat bus yang akan dipasang SVR 2 Letakkan SVR pada kandidat bus dimulai dari titik awal yang berada didalam range 96-99 3 Jalankan perhitungan aliran daya, setting tap position untuk mendapatkan keseluruhan tegangan pada titik kandidat bus tersebut 4 Hitung nilai dari FT untuk konfigurasi ini 5 Ulangi langkah kedua sampai pada kandidat bus terakhir 6 Prosedur selesai sampai akhir dari titik didalam range 96-99 7 Konfigurasi dengan nilai FT terkecil adalah konfigurasi terbaik

2.13 Peletakan dan Pengaturan Tap Pada Step Voltage Regulation

Dokumen yang terkait

Penentuan Titik Interkoneksi Distributed Generation Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Dengan Bantuan Metode Artificial Bee Colony (Studi Kasus : Pltmh Aek Silau 2)

9 87 165

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

3 8 220

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 14

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 1

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 3

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 41

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 1 2

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 56