25
2.7 Pengaturan Tegangan Dengan Distributed Generation
Pengaturan tegangan pada jaringan distribusi yang terhubung dengan Distributed Generation
dapat dilakukan oleh Distributed Generation itu sendiri. Tegangan pada sisi akhir dari gardu induk umumnya dilakukan regulasi sehingga
tegangan keluaran sepanjang feeder masih berada pada kisaran tegangan yang sesuai dalam keadaan beban penuh. Tetapi, jika daya keluaran dari Distributed
Generation melebihi besar beban pada feeder, akan terjadi peningkatan tegangan
pada feeder. Dengan tegangan pada sisi akhir dari gardu induk yang masih dijaga untuk dapat menahan tegangan pada kisaran maksimum, menyebabkan tegangan
dapat melebihi kisaran tegangan yang diizinkan [1]. Kenaikan tegangan ini dapat diatasi dengan Distributed Generation yang menyerap daya reaktif dari jaringan
[2]. Generator sinkron dapat menyerap atau menghasilkan daya reaktif berdasarkan eksitasi pada generator. Ketika terjadi over eksitasi, generator menyuplai daya
induktif. Dan ketika terjadi under eksitasi, generator meneyerap daya kapasitif [8]. Pengaturan tegangan lokal dengan menggunakan Distributed Generation
dapat meminimalkan atau menghilangkan masalah yang disebabkan oleh penetrasi dari Distributed Generation [9].
Universitas Sumatera Utara
26
2.8 Step Voltage Regulator SVR
Jaringan distribusi harus didesain agar memiliki persen tegangan yang sesuai dengan standar PLN yaitu 90-105 dari tegangan nominal yang
ditetapkan. Untuk memenuhi standar tersebut maka dilakukan berbagai upaya untuk memperbaiki tegangan yang tidak sesuai dengan standar tersebut salah
satunya adalah dengan memasang SVR pada jaringan distribusi primer. Step Voltage Regulator SVR
adalah sebuah peralatan listrik yang memiliki fungsi yang sama dengan auto-transformator dan terdapat pada jaringan distribusi
primer. Step Voltage Regulator terbagi atas 2 yaitu : Step Voltage Regulator Tiga Phasa dan Step Voltage Regulator Satu Phasa. Seperti Gambar 2.7 dapat dilihat
contoh pemasangan Step Voltage Regulator pada jaringan distribusi primer.
Gambar 2.7 Pemasangan SVR Pada Jaringan Distribusi Primer
Kombinasi penggunaan OLTC pada transformator dan SVR sering sekali dilakukan untuk mengatasi tegangan yang tidak sesusai dengan standar PLN
Universitas Sumatera Utara
27 tersebut. Terutama untuk mengatasi rugi-rugi jaringan akibat terlalu panjangnya
konduktor untuk menyalurkan energi listrik. SVR sering sekali disebut-sebut sebagai peralatan induksi yang memiliki belitan seri pada Pengatur Tegangannya
dan memiliki belitan shunt diantara sisi primer dengan sisi yang akan diperbaiki. SVR
yang paling banyak diproduksi dan sering digunakan di berbagai negara adalah SVR
yang memiliki 32 voltage step ataupun 58 tegangan yang diperbaiki di setiap stepnya dimana SVR ini dapat memperbaiki tegangan sebesar ±10.
Beberapa SVR juga memiliki batas untuk memperbaiki tegangan yang diakibatkan karena besarnya rating dari SVR sehingga dapat mengurangi kemampuan SVR
untuk memperbaiki tegangan [12]. Step Voltage Regulator
biasanya disebut sebagai autotransformator yang memiliki tap. Untuk dapat memahami bagaimana SVR bekerja maka kita dapat
membayangkannya seperti transformator dengan 2 beltan. Pada Gambar 2.8 kita dapat melihat rangkaian dasar dari sebuah trafo yang
memiliki perbandingan belitan 10:1. Jika belitan primernya memiliki tegangan 1000V maka belitan sekundernya akan menghasilkan tagangan sebesar 100V atau
sebesar 10 dari tegangan primer. Kedua belitan ini dapat digabungkan maka tegangannya dapat dinaikkan ataupun diturunkan.Transformator tadi sekarang
akann berfungsi sebagai autotransformator yang memiliki kemampuan untuk menaikkan tegangan seperti Gambar 2.9 ataupun menurunkan tegangan primer
seperti Gambar 2.10 sebesar 10.
Universitas Sumatera Utara
28 Gambar 2.8 Transformator dengan perbandingan belitan 10 : 1
Gambar 2.9 Step-down autotransformator
Gambar 2.10 Step-up autotransformator
Universitas Sumatera Utara
29 Pada Voltage Regulator, belitan tegangan tinggi dari kedua belitan
transformator terhubung shuntparalel, dan belitan tegangan rendah terhubung seri. Belitan seri dihubungkan dengan belitan paralel dengan tujuan untuk meningkatkan
dan menurunkan tegangan primer sebesar 10. Polaritas pada koneksi belitan paralel ini dipasang sebuah motor pengatur tap yang dimana motor ini berguna
untuk dapat mengganti tap dari belitan paralel ini secara otomatis. Delapan tap ditambahkan pada belitan seri untuk memperbaiki tegangan dalam skala kecil.
Untuk skala yang lebih baik maka tap pada belitan seri ini menjadi 16 step tap sehingga terdapat 33 posisi termasuk netral, 16 posisi untuk menurunkan tegangan
dan 16 posisi untuk menaikkan tegangan. Dan posisi tap itu ditampilkan pada indikator posisi yang terdapat pada SVR seperti Gambar 2.11
Gambar 2.11 Indikator Posisi Tap-Changer
Universitas Sumatera Utara
30 Pergerakan dari satu kontak menuju kontak yang lainnya akan menentukan
jumlah tap yang akan dihasilkannya, tap changer ini akan berpindah pindah dari satu tap penghubung menuju kedelepan tap sesuai dengan tagangan yang akan
diregulasikan. Terdapat 3 tipe dari tap changer yaitu dua kontak bergerak pada tap yang sama, satu kontak bergerak pada berbagai tap, dua kontak bergerak pada tap
yang berdekatan. Untuk tipe dua kontak bergerak pada tap yang sama maka kedua kontak ini
akan bergerak secara bersamaan menuju tap yang sama. Keadaan ini sering disebut sebagai kondisi yang simetris karena kedua kontak ini akan membentuk posisi yang
semetris. Keadaan ini dapat kita lihat pada Gambar 2.12
Gambar 2.12 Dua Kontak Bergerak pada Tap yang Sama Untuk tipe satu kontak bergerak pada berbagai tap ini memiliki keadaan
dimana satu kontak akan tetap pada satu titik tap dan kontak yang lain yang akan bergerak menuju tap yang lain. Keadaan ini sering disebut sebagai keadaan yang
tidak simetris karena kedua kontak akan membentuk posisi yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13
Universitas Sumatera Utara
31 Gambar 2.13 Satu Kontak Bergerak pada Berbagai Tap
Untuk dua kontak bergerak pada tap yang berdekatan adalah kondisi dimana kedua tap akan bergerak bersama tetapi jarak antar satu kontak dan kontak lainnya
bergerak dalam tap yang berdekatan. Keadaan ini sering disebut sebagai posisi penjembatan. Kondisi ini ditunjukkan pada Gambar 2.14
Gambar 2.14 Dua Kontak Bergerak pada Tap yang Berdekatan
Universitas Sumatera Utara
32
2.9 Step Voltage Regulator Tiga Phasa