Pengaturan Tegangan Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Tanpa Adanya Distributed Generation

18 Lalu nilai di atas dimasukan ke dalam Persamaan 2.9 untuk mencari besar daya aktif dan daya reaktif pada bus 3 dan bus 1 = −|� ||� || | sin � − � + � − |� | |� | sin � − � + � − |� | | | sin � = |� ||� || | cos � − � + � + |� | |� | cos � − � + � + |� | | | cos � = −|� ||� || | sin � − � + � − |� | |� | sin � − � + � − |� | | | sin � Maka hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut = 1,4085 pu = 2,1842 pu = 1,4617 pu Hasil perhitungan tersebut masih belum akurat sepenuhnya dan dibutuhkan iterasi lanjutan untuk menghasilkan data yang konvergen. Perhitungan iterasi yang terlalu banyak menjadi alasan digunakan simulasi menggunakan program komputer dalam melihat aliran daya pada suatu sistem kelistrikan.

2.3 Pengaturan Tegangan

Tegangan yang konstan merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi dalam penyediaan tenaga listrik bagi konsumen. Penurunan tegangan yang besar pada sisi konsumen dapat menyebabkan kerusakan pada beberapa peralatan listrik. Oleh karenanya, masalah pengaturan tegangan merupakan masalah operasi sistem tenaga listrik yang perlu mendapat penanganan tersendiri. Universitas Sumatera Utara 19 Berbeda dengan frekuensi yang sama dalam semua bagian sistem, tegangan tidak sama dalam setiap bagian sistem sehingga pengaturan tegangan menjadi lebih sulit dibandingkan dengan pengaturan frekuensi. Jika frekuensi hanya dipengaruhi oleh daya nyata MW dalam sistem, di lain pihak tegangan dipengaruhi oleh [6]: a. Arus penguat generator b. Daya reaktif beban c. Daya reaktif yang didapat dalam sistem, misalnya dari kondensator dan dari reaktor d. Posisi tap transformator Pada sistem distribusi tanpa adanya Distirbuted Generation, variasi tegangan pada jaringan umumnya disebabkan oleh kenaikan tegangan pada sisi sumber atau disebabkan oleh variasi beban. Adanya Distributed Generation pada suatu sistem radial dapat merubah keadaan. Sebuah Distributed Generation dengan pembangkitan daya rendahsedang menyuplai beberapa beban lokal, tanpa merubah arah dari aliran daya dan mengakibatkan kenaikan tegangan. Namun, penambahan jumlah pembangkit lokal dapat menyebabkan perubahan arah aliran daya di jaringan yang terhubung dengan Distributed Generation dan di percabangan sistem distribusi lainnya. Di suatu titik percabangan dimana aliran daya telah berbalik reverted, tegangan akan meningkat daripada menurun [7]. Universitas Sumatera Utara 20

2.4 Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Tanpa Adanya Distributed Generation

Pada suatu saluran kelistrikan selalu terdapat jatuh tegangan. Gambar 2.4 menunjukkan one line diagram distribusi tenaga listrik yang mempunyai jatuh tegangan di sepanjang saluran tersebut. Arus I sebagai fungsi dari beban daya nyata kompleks S = P L + jQ L dan tegangan beban U 2 , sehingga: 2 2 I U jQ P U S L L    2.27 Gambar 2.4 One Line Diagram dan phasor diagram dari sebuah sistem distribusi Drop tegangan pada saluran distribusi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.4 diberikan sebagai berikut: | | | | 2 1 LN LN JX R I U U    | | | | 2 2 1 U Q R P X j Q X P R U U L LN L LN L LN L LN      2.28 . �� . �� Universitas Sumatera Utara 21 Untuk aliran daya yang kecil, sudut tegangan � diantara V 2 dan V 1 juga bernilai kecil, dan drop tegangan ∆� = |� − � | bisa dilakukan pendekatan dengan: 2 V Q X P R V L LN L LN    2.29 Dengan semakin bertambahnya jarak dari sebuah jaringan listrik maka semakin tinggi juga jatuh tegangan yang dihasilkan sehingga mengakibatkan tegangan pada ujung kirim menjadi sangat rendah dan tidak sesuai dengan standar kelistrikan. Pada Gambar 2.5 ditunjukkan profil tegangan pada awal pengirman dan pada akhir pengiriman jaringan listrik. Gambar 2.5 Profil Tegangan Akhir Penyulang Awal Penyulang Universitas Sumatera Utara 22

2.5 Profil Tegangan Pada Sistem Distribusi Dengan Adanya Distributed Generation

Dokumen yang terkait

Penentuan Titik Interkoneksi Distributed Generation Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Dengan Bantuan Metode Artificial Bee Colony (Studi Kasus : Pltmh Aek Silau 2)

9 87 165

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

3 8 220

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Koordinasi Fuse Dan Recloser Pada Jaringan Distribusi 20 Kv Yang Terhubung Dengan Distributed Generation (Studi Kasus: Penyulang PM. 6 Gardu Induk Pematangsiantar)

0 0 25

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 14

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 1

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 3

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 41

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 1 2

Studi Regulasi Tegangan Menggunakan Step Voltage Regulator pada Jaringan Distribusi 20 kV yang Terhubung dengan Distributed Generation

0 0 56